Anda di halaman 1dari 17

KURIKULUM TERPADU PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR

TUGAS MATA KULIAH :

Teori Penembangan Kurikulum

DOSEN :

Dr.Cepi Riyana, M.Pd

Disusun oleh :

IKA AYUDYA PURNAMA SARY

1802921
PROGRAM MAGISTER (S2)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Kurikulum Terpadu Pada Jenjang Pendidikan Dasar”. Tak lupa pula shalawat
dan salam tercurah kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat
dan semua umat nya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori
Pengembangan Kurikulum Sekolah dasar dengan dosen pengampu Dr. Cepi Riyana, M. Pd.
Mohon maaf yang sebesar-besarnya penulis sampaikan apabila ada kesalahan atau kekeliruan
dalam materi yang dibahas.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca supaya
selanjutnya penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Semoga materi yang
penulis bahas dapat bermanfaat bagi semuanya.

Bandung, 11 Desember 2018


Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Student Active Learning...................................................... 3
2. Prinsip-prinsip Student Active Learning............................................... 3
3. Impementasi Student Active Learning dipendidikan dasar………….. 9
BAB III KESIMPULAN
1. Kesimpulan.......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 19
BAB I
Pendahuluan

A. LATAR BELAKANG
Saat ini perbincangan mengenai Kurikulum masih merupakan topik terhangat dalam
dinamika pendidikan di Tanah Air. Dalam system pendidikan di Indonesia perubahan
kurikulum sudah terjadi beberapa kali mulai dari kurikulum 1947 sampai dengan
kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 dengan konsep baru yaitu Kurikulum Terpadu.
setelah diberlakukannya kurikulum KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan ) merupakan
kurikulum yang dijalankan pemerintah pada tahun 2006, dalam uji coba kurikulum baru ini
banyak kalangan yang ber antusias untuk membahas konsep kurikulum ini termasuk
pengamat dan pemerhati pendidikan. Seminar, diskusi, dan berbagai bentuk penataran
berkaitan akan diberlakukannya konsep ini ramai dilakukan banyak kalangan. Dari sejumlah
kegiatan itu muncul satu kesimpulan bahwa alasan utama lahirnya konsep ini karena selama
ini guru dipandang tidak memiliki kompetensi, tidak profesional, dan tidak memenuhi kriteria
sebagai guru (digugu dan ditiru) termasuk menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan.
Dengan konsep ini, ada setitik harapan untuk terjadinya peningkatan mutu pendidikan di
Tanah Air pada masa yang akan datang.

Kurikulum terpadu, daapat menambah wawasan tersendiri untuk mendalami sebuah


kurikulum, ditambah lagi pada saat ini sebagian sekolah telah menerapkan kourikulum 2013
berbasis kurikulum terpadu. Kurikulum terpadu pada hakekatnya bukan merupakan istilah
tersendiri tetapi merupakan bagiaan dari konsep kurikulum. Mengutip pendapat Forgaty
(dalam Nurjanah.2016) mengemukakan bahwa kurikulum terpadu (integrated Curriculum)
sebagai suatu model kurikulum yang dapat mengintegrasikan Skills, Themes, concepts, dan
topics secara inter dan antar disiplin atas penggabungan keduanya. Agar kurikulum dapat
dilakukan secara baik . pengembangan kurikulum harus memahami berbagai jenis model
pengembangan kurikulum. Model kurikulum merupaka suatu alternative prosedurdalam
rangka mendisain,menerapkan, dan mengevaluasi suatu kurikulum. Oleh karenanya model
kurikulum harus dapat menggambarkan suatu peroses system perencanaan pembelajaran
yang memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan dalam pendidikan.

Model kurikulum terpadu, merupakan salah satu


Sebagai bagian dari Kurikulum Terpadu, KBK dinilai oleh sebagian guru sebagai
konsep yang tidak menyentuh persoalan dasar para guru sebagai pelaksana pendidikan di
lapangan, sehingga belum tentu akan mengangkat citra pendidikan. Dari sejumlah kegiatan
yang diikuti para guru selama ini, seperti melalui Kelompok Kerja Guru (KKG), justru
“menggiring” para guru untuk terus terbentur pada hal-hal yang keliru, yaitu bagaimana
menyiapkan dan mengerjakan administrasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang baik dan
lengkap.
Memperhatikan hal tersebut serta mengacu pada berbagai usulan mengenai usaha
perbaikan sistem pendidikan nasional, Pusat Kurikulum Balitbang Diknas melakukan pilot
study pengembangan model pendidikan hak asasi manusia khusus di tingkat SD di Sektor
pendidikan pun tak luput dari gerakan reformasi. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan berbagai praktik pendidikan dikritik tajam dan
dituntut untuk direformasi. Salah satu tuntutan menonjol yaitu kurikulum 1994 dan
suplemennya harus ditinjau kembali. Pelajaran Budi Pekerti dipertanyakan mengapa
dihilangkan. Kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa Orde Baru yang sentralistis,
tertutup dan represif harus direformasi menjadi pendidikan yang demokratis, terbuka dan
memberikan otonomi yang luas bagi daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah, sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah harus mengembangkan
kurikulum tersebut berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan
berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
Satuan Pendidikan yang telah melakukan uji coba kurikulum 2004 secara menyeluruh
diperkirakan mampu secara mandiri mengembangkan kurikulumnya berdasarkan SKL, SI
dan Panduan  Umum. Panduan Umum yang diterbitkan oleh Depdiknas, dalam hal ini Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) memungkinkan satuan pendidikan tersebut, dan juga
sekolah/madrasah lain yang mempunyai kemampuan, untuk  mengembangkan kurikulum
mulai tahun ajaran 2006/2007.
Kenyataan di lapangan pemberlakuan KTSP tidak seperti yang diharapkan oleh
pemerintah, banyak kendala dan permasalahan-permasalahan yang ditemui oleh para guru
dan pelaku pendidikan di sekolah. Sejak kemunculannya, KTSP telah mengundang pro dan
kontra di kalangan akademisi dan praktisi pendidikan. Menurut pengamatan penulis,
pemberakuan KTSP merupakan paling banyak mengundang perhatian masyarakat Indonesia
dibanding kurikulum-kurikulum yang lain.
 

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian-uraian permasalahan di atas, penulis dapat merumuskan masalah,
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum Terpadu untuk Pendidikan Dasar?
2. Bagaimana penerapan Kurikulum Terpadu Pendidikan Dasar?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui maksud dari Kurikulum Terpadu untuk Pendidikan Dasar.
2. Untuk mengetahui penerapan Kurikulum Terpadu untuk Pendidikan Dasar.

Bab II
Pembahasan

A. Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum)


Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum) dari istilah mengaartikan perpaduan,
koordinasi, harmoni, kebulatan, keseluruhan, kurikulum terpadu ialah meniadakan batas –
batas antaara berbaagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit
atau keseluruhaan .dengan kebulatan bahaan pelajaran diharapkan mampu membentuk
kepribadian murid yang integral, selaras dengan kedupan sekitarnya, apa yang diajarkan di
sekolah disesuaikan dengan kehidupan anak diluar sekolah, (Drs.S.Nasution,hal 92)

B. Komponen-komponen kurikulum terpadu


Kurikulum terpadu menyediakan kesempatan dan kemungkinan belajar bagi para
peserta didik. Kesempatan belajar tersebut dirancang dan dilaksanakan secara menyeluruh
dengan mempertimbangkan hal-hal yang berpengaruh, oleh karena itu diperlukan pengaturan,
kontrol, bimbingan agar proses belajar terarah ketercapaian tujuan-tujuan kemampuan yang
diharapkan. Kurikulum dirancang berdasarkan sistem keterpaduan yang mempertimbangkan
komponen-komponen masukan, proses dan produk secara seimbang dan setaraf.
Pada komponen masukan, kurikulum dititikberatkan pada mata mata pelajaran logis
dan sistematis agar peserta didik menguasai struktur pengetahuan tertentu. Pada komponen
proses, kurikulum dititikberatkan pada pembentukan konsp berfikir dan cara belajar yang
diarahkan kepada pengembangan peta kognitif. Pada komponen produk, kurikulum
dititikberatkan pada pembentukan tingkah laku spesifik.
Ketiga komponen tersebut berinteraksi dalam kurikulum secara terpadu, sehingga
tujuan kurikulum terpadu untuk mengembangkan kemampuan yang merupakan gejala
tingkah laku berkat pengalaman belajar. Tingkah laku yang diterapkan adalah integrasi atau
behavior is the better integrated, terjadi dikarenakan pengalaman-pengalaman dalam situasi
tertentu, bukan karena kecenderungan alami atau kematangan kondisi temporer, sehingga
perubahan tingkah laku bersifat permanen dan bertalian dengan situasi tertentu (Hilgard &
Bower, l977:17).
Untuk mencapai perubahan-perubahan perilaku, sistem keterpaduan dikembangkan
berdasarkan prisip-prinsip sebagai berikut: suasana lapangan (field setting) yang
memungkinkan siswa menampilkan kemampuannya di dalam kelas, pengembangan diri
sendiri (self development), pengembangan potensi yang dimiliki masing-masing individu
(self actualization), proses belajar secara kelompok (social learning), pengulangan dan
penguatan (reinforcement), pemecahan masalah-masalah (heuristik learning), dan sikap
percaya diri sendiri (self confidence).

C. Ciri-ciri Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum)


Ciri-ciri kurikulum terbagi menjadi dua yaitu ciri-ciri Integrated Curriculum dilihat
dari sudut bahan, ciri- ciri Integrated Curriculum dilihat dari sudut Guru dan ciri- ciri
Integrated Curriculum dilihat dari sudut peserta didik.
a. Ciri- ciri Integrated Curriculum dilihat dari sudut bahan:
1. bahan yang disajikan secara menyeluruh.
2. sumber bahan tidak hanya terbatas pada buku sumber, bahkan mementikan
sumber dari pengalaman baik dari pihak guru maupun dari pihak peserta didik.
3. bahan langsung berhubungan dengan masalah yang diperlukan oleh peserta didik
dimasyarakat .
4. bahan ditentukan secara demokratis antara guru dan peserta didiknya.
5. bahan dapat diambil dari hal-hal yang dianggap actual dan memperhatikan situasi
dan konsii sekitar.
6. Dan sebagainya.
b. Ciri- ciri Integrated Curriculum dilihat dari sudut Guru, diharapkan guru mampu
sebagai berikut:
1. Manager, tugasnya sebagai berikut:
a) sebagai Organisator, guru hendaknya dapat membuat program yang
direncanaknakan , mengatur berbagai kegiatan antar peserta didik, mengatur
bagaaimana bahan disajikan ,mengatur berbagai tugas peserta didik.
b) Sebagai motivator, guru hendaknya mampu memberi semangat belajar dan
bekerja pada peserta didiknya.
c) Sebagai coordinator, guru hendaknya mampu mengatur agar tugas yang
diberikan tidak tumpang tindih atau overload antar kelompok.
d) Sebagai conductor, guru mhendaknya mampu memberi pimpinan yang tegas
sehingga tidak membingungkan bagi yang melaksanakannya.
2. Administrator, tugasnya sebagai:
a) Sebagai dokumentator, guru hendaknya mencatat segala kegiatan yang
dilaksanakan,menyimpan secara sistematis semua file yang diperlukan.
3. Supervisor, tugasnya sebagai:
a) Sebagai concelor, guru hendaknya dapat memberi bimbingan dan arahan yang
positif.
b) Sebagai korektor, guru hendaknya dapat menunjukkan tugas yang baik untuk
dilakukan dan dan mana tugas yang harus dihindari.
c) Sebagai evaluator, guru hendaknya dapat menilai baik dan buruk baik dari segi
proses maupun dari segi produk.
4. Instruktor , tugasnya sebagai:
a) Sebagai fasilitator, guru hendaknya tidak menjadikan diri no,or satu dimuka
kelas dapat menciptaakaan situasi yang kondusif, sehingga peserta didik dapat
aktif dan inisiatif sendiri.
b) Sebagai moderator, hendaknya guru hanya sebagai perantara dalam hal untuk
memusatkan sesuatu yang akan diambil oleh peserta didik.
c) Sebagai komunikator, guru hendaknya mampu menciptakan hubungan yang
harmonis baik dengan pihak -pihat didalam sekolah maupun pihak-pihaak
diluar sekolah dan hal-hal yang berhubungan dengan tugas pembelajaran
maupun tugas lain yang relevan.
5. Inovator , tugasnya sebagai:
a) Sebagai dinamisator, sekolah hendaknya sebagai laboraturium hidup bagi
masyarakat sekitar. Artinya penemuan penemuan baru yang dipimpin oleh
guru hendaknya dapat disebarluaskan diluar lingkungan sekolah.
c. Ciri- ciri Integrated Curriculum dilihat dari sudut peserta didik, dampaknya akan
berupa sebagai berikut jika dalam pelaksanaannya guru berfungsi sebagaimana di
sebutkan diatas maka peserta didik diharapkan dalam belajar akan bersikap:
1. learn to know, yaitu belajar yang menentukan berbagai cara agar lebih
mengetaahui segala sesuatu, sehingga akan terjadi how to learn yang berlangsung
terus menerus.
2. Learn to do, yaitu belajar untuk berbuat sebagaimana semestinya, terutama dalam
hal pemecahan masalah dalam hidup yang bermanfaat pada dirinya sendiri.
3. Learn to live together atau live with other , yaaitu belajar untuk beradaptasi
dengan sekitar sehingga yang bersangkutan dapaat menyesuaikan diri bekerjasama
dengan orang lain dan bersifat toleran.
4. Learn to be, yaitu belajar yang dapat mengembangkan segala potensi yang
dimiliki sehingga menjadi pribadi yang bulat dan utuh (the complete fulfilment of
men).

D. Dampak Positif Pada Peserta Didik dan Kesulitan Pelaksanaan


Kurikulum

Jika pelaksanaan kurikulum terpadu dilaksanakan secara benar akan


memberikan dampak positif pada peserta didik diantaranya adalah:
1. Mendorong peserta didik untuk lebih mandiri, percaya diri, kreatif
dan punya harga diri.
2. Karena dalam kegiatan dituntut laporan baik lisan maupun tulisan
akan berdampak pada perkembangan kemampuan berfikir dan
kemampuan berbahasa.
3. Menghargai perbedaan individual.
4. Peserta didik punya pengalaman yang luas dan fungsional.

Dilihat dari pelaksanaan evaluasi , diantaranya yaitu :


1. Yang dievaluasi adalah mengenai berbagai kelemahan atau
kekurangan baik dalam perosesnya maupun hasil nyatanya
(produknya).
2. Keefektifan pencapaian hasil.
3. Penilaian di dalam kelas, yang dinilai dari segi hal hubungan
kerjasama, sifat toleren anggota nya.
4. Penilaian didalam kelompok, yang dinilai dari segi mutu laporan
tertulis ataupun lisan, kerjasama didalam kelompok
5. Penilaian kerjasama antar group dari hasil nyata yang telah
dihasilkan.
6. Penilaian individual atas dasar pengamatan guru dalam hal kereatif,
toleransi, peran serta terhadap proses maupun produk yang dihasilkan.
7. Hasil nyata kelas di pamerkan untuk umum dan disebarluaskan pada
masyarakat.
Berbagai kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum terpadu diantaranya sebagai
berikut:
1. Guru kurng siap untuk melaksanakan kurikulum terpadu.
2. Selama ujian ( ujian negara) masih dilaksanakan dengan cara subject
matter, kurikulum terpadu tidakk mungkin dilaksanakan.
3. Di sekolah negeri diwajibkan mentaati berbagai peraturan yang
seragam terutama pada kurikulumnya.
4. Terkadang terhambatnya karena sarana dan prasarana yang
diperlukaan, misalnya: Laboraturium, kebun percobaan dan berbagai
peralatan lain yang dibutuhkan.
5. Pelaksanaan mengajar mengajar secara tim masih belum biasa, dan
sebagainya.

Kurikulum terpaduu dilaksanakan dalam bentuk unit yang merupakan satu


kessatuan atau satu kebulatan. Pelaksanaan pengajaran secara unit disebut metode
proyek.

D. Fase-Fase Pelaksanaan Pembelajaran Unit


Dalam fase-fase pelaksanaan pembelajaran unit terdapat tiga tahapan, tiga tahapan
tersebut yakni tahap persiapan, tahap perlaksanaan. Tahap akhir. Secara singkat pelaksanaan
tahap tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut (Engkoswara dkk. 1972)
1. Tahap Persiapan
a) Guru dan peserta didik Bermusyawarah dalam menentukan suatu topik
kpembahasan, dengan kriteria sebgai berrikut:
b) Sesuai dengan minat, kemampuan, dan latar belakang masalah.
c) Masalah tersebut dipertimbangkan layak ujntuk dibahas.
d) Berbagai sumber pendukung tersedia.
e) Waktu, situasi dan kobdisi tersedia. Dan sebagainya.
f) Bahan yang telah ditentukan dibuat program- program untuk diselesaikan.
g) Tiap program dibuat lembar pedoman petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis.
h) Peserta didik dikelompokkan sebanyak program yang ada.
i) Disusun kepengurusan kecil dengan pengawasan dari pihak guru, agar dalam
pelaksaanaan tugas ada koordinasi . maka dibuatlah susunan kepengurusan seperti
ketua, sekertaris, dan seksi-seksi yang relevan.
2. Tahap Pelaksanaan
a) Tiaap Kelompok ditentukan tempat kerja masing- masing dalam penggunaan
ssarana dan prasaranaa yang diperlukan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
b) Guru mengadakan koordinasi antar kelompok.
c) Tiap kelompok/individu bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan.
d) Tiap kelompok mengumpulkan berbagai masalah yang ditemukan yang di
konsultasikan pada guru atau narasumber yang relevan.
e) Peserta didik berdiskusi dan bermusyawarah untuk menyimpulkan pemecahan
masalah yang dihaadapi.
f) Setiap kelompok membuat laporan tertulis.
g) Setiaap kelompok menyerahkan laporan tertulis dan mempresentasikannya.
h) Dibentuknya tim perumus untuk menyimpulkan langkah-langkah pelaksanaan
kegiatan yang efesien.
i) Kemudian diterapkan dilapangan.
j) Guru memonitor kelemahan dan mencari cara pemecahannya.
k) Hasil berbagai kelemahan dan mencari cara pemecahannya.
l) Hasil kongkretnya dilaporkaan.
m) Hasil di pamerkan pada masyarakat.

3. Tahap Akhir
Hal-hal yang diperhatikan dalam tahapan akhir sebagai berikut:
a. Proses dari langkah persiapan hingga langkah terakhir harus dimonitor
b. Seberapa jauh kelayakan pelaksanaan terutama dalam penggunaaan sarana atau
perasarana, tenaga, waktu dan biaya yang dikeluarkan.
c. Hasil laporan secara tertulis
d. Pelaksanaan dilaksanakan secara musyawarah.
e. berbagai kegiatan kelompok dan individual.
f. Adaakah perubahan dari peserta didik untuk lebih meningkat.
g. Kuantitas dan kualitas pridak yang dihasilkan
h. Penguasaan bahan pelajaran terhadap pelaksanaan pembelajaran unit.
i. Kesan orang tua dan masyarakat terhadap pelaksaan pembelajaran unit.
1. Model pembelajaran terpadu.
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit
tematisnya, menurut seorang ahli yang bernama Robin Fogarty (1991) terdapat
sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu.
Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3)
nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9)
immersed, dan (10) networked.
Secara singkat kesepuluh cara atau model tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut. Gambar atau ilustrasi digunakan untuk memebantu memehami uraian
dari setiap model.

1.Model Penggalan (Fragmented)

Model fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada
satu mata pelajaran saja. Misalnya, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia,
materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
dapat dipadukan dalam materi pembelajaran keterampilan berbahasa. Dalam
proses pembelajarannya, butir-butir materi tersebut dilaksanakan secara
terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda.
2. Model Keterhubungan (Connected)

Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran


dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu.
Butir-butir pembelajaran kosakata, struktur, membaca dan mengarang
misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan
dalam membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Hanya saja
pembentukan pemahaman, keterampilan dan pengalaman secara utuh tersebut
tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu, guru harus menata butir-butir
pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.
3. Model Sarang (Nested)
Model nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep
keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada satuan
jam tertentu seorang guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada
pemahaman tata bentuk kata, makna kata, dan ungkapan dengan saran
pembuahan keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya
berpikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi,
membuat ungkapan dan menulis puisi. Pembelajaran berbagai bentuk
penguasaan konsep dan keterampilan tersebut keseluruhannya tidak harus
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Keterampilan dalam mengembangkan
daya imajinasi dan berpikir logis dalam hal ini disikapi sebagai bentuk
keterampilan yang tergarap saat siswa memakai kata-kata, membuat ungkapan
dan mengarang puisi. Penanda terkuasainya keterampilan tersebut dalam hal
ini ditunjukkan oleh kemampuan mereka dalam membuat ungkapan dan
mengarang puisi.

4. Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)


Model sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antarmata
pelajaran yang berbeda secara paralel. Isi cerita dalam roman sejarah
misalnya, topik pembahasannya secara paralel atau dalam jam yang sama
dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa, karakteristik
kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang
menyangkut perubahan makna kata. Topik-topik tersebut dapat dipadukan
pembelajarannya pada alokasi jam yang sama.

5. Model Bagian (Shared)


Model shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya
“overlapping” konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Butir-butir
pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PPKN misalnya, dapat
bertumpang tindih dengan butir pembelajaran dalam Tata Negara, PSPB, dan
sebagainya.

6. Model Jaring Laba-laba (Webbed)


Selanjutnya, model yang paling populer adalah model webbed. Model ini
bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan
pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan
pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata
pelajaran.

7. Model Galur (Threaded)


Model threaded merupakan model pemaduan bentuk keterampilan
misalnya, melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan
terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita dalam novel, dan
sebagainya. Bentuk threaded ini berfokus pada apa yang diesbut meta-
curriculum.

8. Model Keterpaduan (Integrated)


Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran
yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik
evidensi yang semula terdapat dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa
Indonesia, Pengetahuan Alam, dan Pengetahuan Sosial, agar tidak membuat
muatan kurikulum berlebihan cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu,
misalnya Pengetahuan Alam. Contoh lain, dalam teks membaca yang
merupakan bagian mata pelajaran. Bahasa Indonesia, dapat dimasukkan butir
pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan Matematika, Pengetahuan
Alam, dan sebagainya. Dalam hal ini diperlukan penataan area isi bacaan yang
lengkap sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir
pembelajaran dari berbagai mata pelajaran yang berbeda tersebut.

9. Model Celupan (Immersed)


Model immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan
memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan
medan pemakaiannya. Dalam hal ini tukar pengalaman dan pemanfaatan
pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
10. Model Jaringan (Networked)
Terakhir, model networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang
mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan
masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa
mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang
berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung secara terus-
menerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan
kenyataan yang dihadapi siswa.

Anda mungkin juga menyukai