Anda di halaman 1dari 44

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINTA BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


KELAS VII C SMP NEGERI 01
KABUPATEN SORONG

Proposal Penelitian

OLEH

BARENS MARATU

148620615026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
SORONG
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal penelitian ini telah disetujui tim pembimbing


Pada :…………………………………………

Pembimbing I

Mursalim, M.Pd. ………………………


NIDN.1409058901

Pembimbing II

Firman, M.Pd. .……………………….


NIDN.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
maha luas ilmu-Nya yang telah memberikan rahmat serta kekuatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian dengan judul “PENGARUH
LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINTA BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII C SMP
NEGERI 01 KABUPATEN SORONG”. Penulis menyadari dalam penyusunan
proposal penelitian ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, baik secara materi
maupun moral. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong Bapak Dr.

Rustamadji, M.Si., yang telah memberikan kesempatan untuk

menyelesaikan studi.

2. Nursalim, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong yang telah memberikan

ilmunya dan membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini.

3. Alman, M.P.d., selaku Ketua Prodi PGSD yang telah memberikan banyak

masukan dan motivasi dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

4. Mursalim, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

ilmunya dan membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini.

5. Firman, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

ilmunya dan membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini.

6. Orang tua tercinta yang senantiasa memberikan doa dan dukungan.

7. Teman-teman seperjuangan PGSD angkatan III yang selalu memberikan

dukungannya.
Tidak satupun yang dapat penulis berikan selain untaian doa semoga

Tuhan memberikan balasan yang sebaik – baiknya serta rahmat yang melimpah.

Penulis menerima kritik dan saran yang membangun sebagai masukan untuk lebih

baik kedepannya. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada pembaca

yang telah berkenan membaca ini, semoga proposal penelitian ini dapat

bermanfaat dan memberi wawasan pengetahuan.

Sorong, 14 Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ii

KATA PENGANTAR.........................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................v

DAFTAR ISI........................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................

1.1. Latar Belakang Masalah ………………………………………………….

1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………………..

1.3. Pembetasan Masalah ……………………………………………………..

1.4. Tujuan Penelitian ………………………………………………………...

1.5. Manfaat Penelitian …………………………………………………........

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................

2.1 KajianTeori................................................................................................

2.1.1. Media Pembelajaran ………………………………………………

2.1.1.1. Defenisi Media Pembelajaran …………………………….

2.1.1.2. Manfaat Media Pembelajaran …………………………….

2.1.1.3. Fungsi – Fungsi Media Pembelajaran ……………………

2.1.1.4. Jenis – Jenis Pembelajaran ……………………………….

2.1.2. Video Animasi ……………………………………………………


2.1.2.1. Sparkol ( videoscribe ) ……………………………………

2.1.2.2. Manfaat Sparkol …………………………………………..

2.1.2.3. Fungsi Sparkol ……………………………………………

2.1.2.4. Kelebihan Dan Kekurangan Sparkol ( videoscribe ) …….

2.1.2.5. Langkah – Langkah Mengoperasikan Sparkol …………..

2.1.3. Pengembangan IPS ……………………………………………….

2.2. Penelitian Relevan ……………………………………………………….

2.3. Kerangka Berpikir ……………………………………………………….

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................

3.1. Model Pengembangan ……………………………………………………

3.2. Prosedur Pengembangan ………………………………………………...

3.3. Uji Coba Produk …………………………………………………………

3.4. Jenis Data ………………………………………………………………..

3.5. Instrument Pengumpulan Data …………………………………………..

3.6. Teknik Analisis Data …………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja di rancang untuk

melaksanakan pendidikan. Seperti setelah dikemukakan bahwa karena kemajuan

zaman, keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi

generasi muda terhadap ilmu pengetahuan teknologi dan komunikasi (IPTEK).

Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peran sekolah dalam

mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan di

masyarakat. Lingkungan sekolah sangatlah berpengaruh terhadap sebuah proses

pembelajaran bagi anak didik, karena bagaimanapun lingkungan sekitar yang

dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan. Pada dasarnya

lingkungan mencakup: Tempat (lingkungan fisik : keadaan iklim, keadaan tanah,

keadaan alam), kebudayaan (lingkungan budaya: dengan warisan budaya tertentu

bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan dan tempat beribadah), kelompok hidup

bersama (lingkungan sosial dan masyarakat: keluarga, kelompok bermain, desa

dan perkumpulan).

Maka dari itu sekolah mempunyai tanggung jawab yang sangat besar

dalam keberlangsungan pendidikan bagi anak-anak, menjadi kepercayaan

masyarakat terhadap lingkungan sekolah, cerminan dari keberhasilan pendidikan

adalah output (lulusan) pendidikan dari sekolah itu sendiri, semakin output yang

dihasilkan semakin baik artinya Sumber daya manusia mampu bersaing dan
bermanfaat bagi masyarakat, maka sekolah tersebut di pandang sekolah

berkualitas. Selain itu mutu sekolah tidak hanya dilihat dari outputnya saja

melainkan lingkungan sekolah, di mulai dari pengelolaan sekolah yaitu kepala

sekolah beserta jajaran dan guru-guru yang harus memberikan kenyamanan

kepada siswa, baik kenyamanan bersifat fisik maupu non fisik, lingkungan

sekolah yang sehat dan di dukung dengan fasilitas yang memadai maka akan

mendukung tumbuh kembangnya anak secara optimal, anak-anak lebih terjaga

kesehatannya, leluasa mengeksplorasi dan mengimplementasikan ilmunya dari

hasil belajar di kelas. Karena itu lingkungan sekolah harus semaksimal mungkin

di rancang agar dapat memberikan kenyamanan kepada peserta didik dalam

proses suasan belajar dan proses pembelajaran.

Fakta sementara yang ada di setiap sekolah-sekolah masih banyak

linkungan sekolah yang kurang sehat dan kurang layak untuk mendukung suasana

proses belajar dan mengajar termasuk di sekolah yang akan diteliti di smp negeri

01, dari hasil observasi pada magang III lingkungan sekolah ini masih terbatas

tidak banyak fasilitas saran dan prasarana (SARPRAS) yang memadai diantaranya

kurangnya ruang kelas, ruang multimedia, laboratorium yang tidak terawat,

perpustakaan yang kurang terkelola, kurangnya pengelolaan kegiatan

ekstrakulikuler dll, begitupun porses belajar dan mengajarnya yang kurang terlihat

menarik. Sehingga menjadi penghambat bagi siswa yang ingin mengeksplorasi,

mengasah ilmu pengetahuannya dan memberikan pengaruh terhadap kurang

minatnya siswa terhadap proses belajar di sekolah. Dalam lingkungan sekolah ada

beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, dan salah satunya adalah
minat belajar, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar

digolongkan menjadi dua faktor diantaranya adalah faktor intern dan faktor

ekstern.

Minat belajar siswa antara yang satu dengan yang lainnya berbeda maka

sekolah merupakan wahana kedua mereka untuk memperoleh pendidikan setelah

sebelumnya dengan keluarga. Dalam proses keberahasilan belajar disebabakan

oleh banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Dengan

demikian, dalam menanamkan pendidikan pada siswa maka diperlukan proses

pembelajaran yang efektif, sehingga dapat menimbulkan atau menarik siswa

dalam mengikuti pembelajaran, dengan begitu hasil belajar yang baikpun tercapai.

Sementara masih banyak siswa yang kurang minat belajar di sekolah, sehingga

masih banyak siswa yang merasa tidak senang pergi ke sekolah untuk belajar,

termasuk di sekolah yang akan diteliti, masih banyak siswa yang tidak hadir

dalam poses belajar di kelas, begitupun kurang minat mengikuti kegiatan ekstra

yang diadakan oleh sekolah, lebih asik bermain di luar sana, kumpul-kumpul di

jalanan, bahkan sudah menjadi hal biasa yaitu tawuran antar sekolah.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis

bermaksud untuk meneliti sebuah penelitian yang penulis beri judul “Pengaruh

Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VII SMP NEGERI 01

KABUPATEN SORONG ”
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat ditentukan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Belajar Siswa?

2. Apakah Ada Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Belajar Siswa?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah tersebut, dapat diketahui tujuan penelitian

sebagai berikut: Mengetahui kondisi Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap

Minat Belajar Siswa Kelas VII SMP NEGERI 01 Kabupaten Sorong..

1.4. Manfaat penelitian

Manfaat teorestis: Penelitian ini sebagai tambahan informasi dan dapat

pula dijadikan bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih dalam Membantu siswa

dalam pembelajaran.

Manfaat praktis: Bagi peneliti, Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan

dan kajian keilmuan tentang lingkungan sekolah dan minat belajar. Sebagai

tambahan pengetahuan dan informasi mengenai pengaruh lingkungan sekolah

terhadap minat belajar.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Lingkungan Sekolah

2.1.1.1. Defenisi Lingkungan Sekolah

Pendapat (Rizal 2018) inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan

pembelajaran yang berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang

diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi

dari hasil menemukan sendiri. Inkuiri yang dalam bahasa inggris Inquiry, berarti

pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum

yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi

(Hasanah 2015) mengemukakan bahwa inquiry adalah suatu proses

penemuan dan penyelidikan masalah-masalah, menyusun hipotesa, merencanakan

eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil

pemecahan masalah. Kegiatan pembelajaran semacam ini menjadikan siswa aktif

dalam proses pembelajaran, guru hanya berperan sebagai fasilitator untuk

mengatur jalannya pembelajaran. Proses pembelajaran yang demikian membawa

dampak positif pada pengembangan kreativitas berpikir siswa.

(Wati 2016) mengemukakan bahwa “inkuiri sebagai suatu proses

umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Metode

inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal

seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,
logis, analisis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan

penuh percaya diri”.

Menurut (Safitri 2018) inkuiri adalah suatu proses untuk

memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau

eksperimen guna mencari jawaban maupun memecahkan masalah terhadap

pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir

kritis dan logis.

(Arisca 2017) kata inkuiri sering juga dinamakan heuriskin yang

berasal dari bahasa yunani, yang memiliki arti saya menemukan. Model inkuiri

berkaitan dengan aktifitas pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk

memuaskan rasa ingin tahu sehingga siswa akan menjadi pemikir kreatif yang

mampu memecahkan masalah.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka penelti

mengemukakan bahwa pembelajaran inkuiri didasari oleh teori belajar

kontruktivistik yang dikembangkan oleh pengetahuan itu akan bermakna apabila

dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Pengetahuan yang diperoleh dengan

menemukan sendiri akan berdampak baik pada diri siswa karena pengetahuan itu

akan bertahan lama sehingga berdampak pada hasil belajar yang lebih baik.

2.1.1.2. Ruang Lingkup Lingkungan Sekolah

Dari penjelasan ruang lingkup diatas maka dapat dijelaskan bahwa

ruang lingkup sekolah:


a. Lingkungan fisik sekolah: bangunan sekolah, sarana dan prasaran sekolah,

keadaan geografis di sekitar sekolah.

b. Lingkungan budaya sekolah: Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler.

c. Lingkungan sosial sekolah: kelompok belajar siswa, proses belajar mengajar

di dalam kelas, Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler.

Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam

proses pendidikan (pakaian, kedaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat

peraga dan lain-lain) dinamakan lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan

merupakan tempat manusia berinteraksi timbal balik sehingga kemampuannya

dapat terus dikembangkan ke arah yang lebih baik lagi. Terdapat tiga, yang paling

utama, jenis lingkungan pendidikan yang paling besar memberikan pengaruh

terhadap kemampuan dan pengalaman manusia, yaitu keluarga, sekolah, dan

masyarakat (biasa disebut sebagai tri pusat pendidikan). Ketiganya merupakan

media bagi manusia untuk melakukan sosialisasi. Dalam sosialisasi indvidu

manusia mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide dan standar tingkah laku dalam

keluarga, sekolah dan masyarakat

2.1.1.3. Sifat dan Ciri Sekolah

Pada dasarnya penyelenggara pendidikan di sekolah merupakan

bagian dari pendidikan keluarga, yang sekaligus merupakan lanjutan dalam

keluarga. Berkenaan dengan perkembangan sekolah terhadap pendidikan itulah,

maka sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai sifat- sifat sebagai berikut:

a. Tumbuh sesudah keluarga


b. Lembaga pendidikan formal

c. Lembaga pendidikan yang bersifat kodrati Di samping itu, pendidikan

sekolah juga mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut :

1) Diselenggarakan secara khusus dan bagi atas jenjang yang memiliki

hubungan hierarkis.

2) Usia siswa (anak didik) disuatu jenjang relatif homogen.

3) Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang

harus diselesaikan.

4) Isi pendidikan (materi) lebih banyak bersifat akademis dan umum.

5) Mutu pendidikan sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan

di masa yang akan datang.

Jadi dari beberapa sifat dan ciri sekolah dapat dipahami bahwa sekolah

memiliki kapabilitas dan peran yang sangat penting bagi penujang pelaksanaan

pendidikan bagi peserta didik yang merupakan lanjutan dari pendidikan di

keluarga dan masyrakat.

2.1.1.4. Syarat-Syarat Lingkungan Sekolah Yang Sehat

Selain melakukan proses kegiatan belajar mengajar sekolah juga

memerlukan suasan yang sehat dan nyaman. Adapun syarat-syarat lingkungan

sekolah yang sehat adalah :

a. Lapangan bermain

Fasilitas lapangan bermain adalah sesuatu hal yang sangat penting bagi

kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya yang berhubungan dengan


ketangkasan dan pendidikan jasmani. Selain itu lapangan bermain juga dapat

digunakan untuk kegiatan bermain siswa, kegiatan upacara/apel pagi, dan

kegiatan perayaan/pentas seni yang memerlukan tempat yang luas.

b. Pepohonan rindang

Semakin pesatnya pertumbuhan sebuah daerah menyebabkan pepohonan

rindang habis ditebangi untuk dijadikan bangunan, terlebih jika harga tanah

ikut melonjak naik. Inilah yang menjadikan jumlah oksigen berkurang.

Oksigen adalah salah satu pendukung kecerdasan anak. Kadar oksigen yang

sedikit pada manusia akan menyebabkan suplai darah ke otak menjadi lambat,

padahal nutrisi yang kita makan sehari-hari disampaikan oleh darah ke seluruh

tubuh kita. Karena itulah dibutuhkan banyaknya pohon rindang di lingkungan

pekarangan sekolah dan lingkungan sekitar sekolah.

c. Sistem sanitasi dan sumur resapan air

Sistem sanitasi yang baik adalah syarat terpenting sebuah lingkungan layak

untuk ditinggali. Dengan sistem sanitasi yang bersih, maka seluruh warga

sekolah akan dapat lebih tenang dalam mengadakan proses belajar mengajar.

Selain itu diperlukan juga sistem sumur resapan air untuk mengaliri air hujan

agar tidak menjadi genangan air yang dapat menjadikan kotor lingkungan

sekolah, atau bahkan membahayakan apabila didiami oleh jentik-jentik

nyamuk.

d. Tempat pembuangan sampah

Sampah adalah salah satu musuh utama yang mempengaruhi kemajuan suatu

peradaban. Semakin bersih suatu tempat, maka semakin beradab pula orang-
orang di tempat itu. Terbukti dari kesadaran penduduk- penduduk di negara

maju yang sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan. Dalam masalah

sampah di sekolah, perlunya ditumbuhkan kesadaran bagi seluruh warga

sekolah untuk turut menjaga lingkungan. Caranya adalah dengan menyediakan

tempat pembuangan sampah berupa tong-tong sampah dan tempat

pengumpulan sampah akhir di sekolah, dan memberikan contoh kepada siswa

untuk selalu membuang sampah pada tempatnya.

e. Lingkungan sekitar sekolah yang mendukung

Adanya kasus di beberapa daerah, misalnya lingkungan sekolah yang dekat

dengan pabrik yang bising dan berpolusi udara, atau lingkungan sekolah yang

berada di pinggir jalan raya yang selalu padat, atau bahkan lingkungan sekolah

yang letaknya berdekatan dengan tempat pembuangan sampah atau sungai

yang tercemar sampah sehingga menimbulkan ketidaknyamanan akibat bau-

bau tak sedap. Kasus-kasus tersebut adalah kasus yang perlu penanganan

langsung dan serius dari pemerintah. Lingkungan sekitar sekolah yang seperti

itu akan dapat menyebabkan siswa cenderung tidak nyaman belajar, atau

bahkan penurunan kualitas kecerdasan akibat polusi tersebut. Karena itulah

sudah saatnya pemerintah memperhatikan generasi penerusnya ini, karena

beberapa kasus terjadi malah diakibatkan pemerintah itu sendiri. Contohnya,

sebuah sekolah yang sudah berada di lingkungan yang mendukung, tapi tiba-

tiba harus merasakan imbas dari pembangunan proyek di sekitar sekolah itu

akibat pemerintah yang tidak mengindahkan sistem tata kota yang sudah ada.
f. Bangunan sekolah yang kokoh dan sehat

Banyak sekali adanya kasus tentang bangunan sekolah yang roboh di Indonesia.

Entah itu karena bangunannya sudah tua, ataupun bangunan baru yang dibangun

dengan asal-asalan. Ini juga adalah kewajiban pemerintah untuk mengatasinya.

Karena bangunan sekolah sudah semestinya dibangun dengan kokoh dan memiliki

syarat-syarat bangunan yang sehat, seperti ventilasi yang cukup dan luas masing-

masing ruang kelas yang ideal.

Jadi lingkungan sekolah dikatakan sehat apabila lingkungan disekitarnya memadai

dan memenuhi kubutuhan dalam menujang proses belajar di sekolah..

2.1.1.5. Tanggung Jawab Sekolah

Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama

mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai

lembaga terhadap pendidikan, di antaranya adalah sebagai berikut :

a. Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik

serta menanamkan budi pekerti yang baik.

b. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam mayarakat yang

sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.

c. Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti

membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu- ilmu lain yang

sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.

d. Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membedakan

benar atau salah, dan sebaginya.


Sebagai pendidikan yang bersifat formal, sekolah menerima fungsi

pendidikan berdasarkan asas-asas berikut :

a. Tanggung jawab formal kelembagaan, sesuai dengan fungsi dan tujuan yang

ditetapkan menurut ketentuan yang berlaku, Undang- undang Sistem

Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.

b. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan, dan tingkat

pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa.

c. Tanggung jawab fungsional, ialah tanggung jawab profesional, pengelola,

dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan

ketentuan-ketentuan jabatannya.

Jadi Tanggung jawab sekolah sangatlah besar bagi pendidikan anak, orang

tua sudah mempercayakan anaknya pada sekolah, bahwa sekolah bisa

memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik bagi anak, besar harapan

perkembangan anak dari segi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan prilaku

(Pisikomotorik) sekolah dapat meberikan perubahan yang baik bagi anak

2.1.1.6. Fungsi dan Peran Sekolah Peranan

Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan

keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan

memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Sementar

itu, dalam perkembangan kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui

kurikulum, antara lain sabagai berikut :


a. Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, anatar guru dengan anak didik,

dan anatara anak didik dengan orang yang bukan guru (karyawan).

b. Anak didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah.

c. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna

bagi agama, bangsa dan negara.

Jelasnya bisa dikatakan bahwa sebagai besar pembentukan kecerdasan

(pengertian), sikap dan minat sebagai bagian dari pembentukan kepribadian,

dilaksankan oleh sekolah. Kenyataan ini menujukan, betapa penting besar

pengaruh dari sekolah. Fungsi sekolah itu, sebagaimana diperinci oleh Suwarno

dalam bukunya Pengantar Umum Pendidikan adalah sebagai berikut :

a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan.

b. Spesialisasi Sekolah mempunyai fungsi sebagai lembaga sosial yang

spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

c. Efisiensi Pendidikan sekolah dilaksanakan dalam program yang tertentu dan

sistematis

d. Sosialisasi Proses membantu perkembangan individu menjadi makhluk sosial,

makhluk yang dapat beradaptasi dengan baik di masyarakat.

e. Konserfasi dan transmisi kultural. Fungai lain dari sekolah adalah memelihara

warisan budaya yang hidup dalam msyarakat dengan jalan menyampaikan

warisan kebudayaan tadi (transmisi kultural) kepada generasi muda, dalam

hal ini tentunya adalah anak didik.

f. Transisi dari rumah ke masyarakat Ketika berada di keluarga, kehidupan anak

serba menggantungkan diri pada orang tua, maka memasuki sekolah di mana
ia mendapat kesempatan untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab

sebagai persiapan sebelum ke masyarakat.

Dapat dipahami bahwa fungsi dan peran sekolah sangatlah membantu dalam

mendidik anak untuk meberikan pendidikan dan perubahan yang baik, sekolah

haurus bisa meberikan layanan yang baik bagi peserta didik fungsi serta peran

sekolah harus bisa direalsasikan sebaik mungkin sesuai fungsi dan peran sekolah

yang sudah ada.

2.1.2. Minat Belajar

2.1.2.1. Defenisi Minat Belajar

(Haryanti 2014) mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan prestasi

belajar peserta didik secara keseluruhan, yang menjadi indikator kompetensi dasar

dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Penilaian ini bisa langsung

dilakukan oleh guru setelah semua materi selesai atau juga setelah beberapa

materi selesai. Perubahan perilaku dalam belajar terdiri dari aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat dari

adanya proses belajar yang terdiri aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan yang diperoleh

seseorang setelah mengikuti kegiatan belajar. (Rizal 2018) mengemukakan bahwa

“hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik

menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan

belajar”. (Wati 2016) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan tujuan akhir
dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat

ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah

kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar.

(Pulungan 2017) Belajar dimaksudkan untuk menimbulkan perilaku yaitu

perubahan dalam aspek kognitif, efektif dan psimotorik. Perubahan- perubahan

dalam aspek itu menjadi hasil dari proses belajar. Perubahan perilaku hasil belajar

itu merupakan perubahan perilaku yang relevan dengan tujuan pengajaran. Belajar

adalah tindakan dan perilaku siswa yang kompleks (Kurniawati 2018) Belajar

berarti proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Proses belajar

terjadi saat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.

(Hasanah 2015) mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan pola-

pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan yang menghasilkan perubahan dari diri individu yang belajar.

(Rahayu 2011) mengemukakan bahwa Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,

nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Hasil-

hasil belajar tersebut mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

(Zulliadi 2014) Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan

menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar

sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam

rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh

kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri.

2.1.2.2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Perolehan hasil belajar antarsiswa tidak sama karena banyak faktor

yang mempengaruhi proses belajar. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan

menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang terdapat di dalam diri siswa yang

meliputi:

1. Faktor fisiologis Secara umum kondisi fisiologis seperti kesehatan yang

prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat

jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan

hasil belajar. Siswa yang dalam keadaan kurang sehat dan kekurangan

2. Faktor psikologis Setiap peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi

psikologis yang berbeda-beda dan ini akan berpengaruh pada proses dan

hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor yang termasuk ke dalam

psikologis antara lain meliputi : a) Intelegensi Intelegensi merupakan

kemampuan peserta didik dalam menghadapi dan menyesuaikan diri

terhadap situasi baru secara cepat dan efektif, kemampuan menggunakan

konsep abstrak secara efektif, dan kemampuan memahami pertalian-

pertalian dan belajar dengan sangat cepat. b) Perhatian Keaktifan peserta

didik yang terfokus keapada suatu objek. Oleh karena itu, guru harus

memberikan objek-objek yang menarik agar mendapat perhatian penuh

dari peserta didik.

c) Minat dan bakat Minat dan bakat berkaitan dengan keinginan dan

kemampuan peserta didik untuk belajar. d) Motif dan motivas Motif dan
motivasi akan mendorong peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar

sehingga tujuan pembelajaran tercapai. e) Kognitif dan daya nalar. Daya

nalar siswa pada umumnya berbeda-beda satu sama lain sehingga hasil

belajar yang didapat pun berbeda pula.

3. Faktor eksternal (faktor yang terdapat dari luar diri siswa ) yang meliputi

lingkungan sosial dan nonsosial. 1) Lingkungan sosial meliputi lingkungan

sekolah, keluarga, dan masyarakat sekitar rumah dan sekolah. 2)

Lingkungan nonsosial meliputi gedung sekolah beserta saran dan

prasarananya, faktor cuaca, dan alat-alat atau media belajar siswa.

4. Faktor instrumental berupa sarana untuk mencapai tujuan belajar yang

telah direncanakan. Faktor-faktor ini berupa kurikulum, sarana dan

fasilitas, dan guru. Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil

belajar adalah faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis

upaya bealajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan

siswa untuk melakukan kegiatan dalam mempelajari materi pelajaran.

2.1.3. Pembelajaran IPS

Pembelajaran IPS merupakan suatu istilah yang memiliki pengertian yang

sangat luas dalam dunia pendidikan. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai

suatu sistem atau sebagai suatu proses membelajarkan peserta didik yang

direncanakan atau didesain, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar

peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Selain itu safrudin (Agustina 2016) juga berpendapat bahwa pembelajaran


IPS adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang

pendidikan dasar sampai ke pendidikan menengah. IPS merupakan integrasi dari

berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,

politik, hukum dan budaya yang dirumuskan atas dasar kenyataan dan fenomena

sosial dan diwujudkan dalam suatu pendekataan interdisipliner dari aspek dan

cabang ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang

diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial.

Supardan (Karsiwan 2016), Menyatakan bahwa yang dimaksud pelajaran

IPS adalah program pembelajaran yang bertujuan untuk membantu dan melatih

anak didik, agar mampu memiliki kemampuan untuk mengenal dan menganalisis

suatu persoalan dari berbagai sudut pandang secara komperhensip.

Jadi kesimpulan berdasarkan poendapat diatas bahwa pembelajaran IPS

adalah interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara

keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu

tujuan pembelajaran IPS yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.2. Penelitian Relevan

Penelitian yang baik adalah penelitian yang memiliki kajian serupa dengan

hasil yang relevan. Hal tersebut dapat digunkan sebagai pedoman awal sebagai

kerangka pemikiran guna menambah, mengembangkan, dan memperbaiki

penelitian yang telah ada sebelumnya. Adapun hasil penelitian yang relevan

dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Apriyanti 2017 dengan judul skripsi ”Pengaruh Model


Pembelajaran Inkuiri Sosial Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V sd

Negeri 1 Kampung Baru Kota Bandar Lampung” Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan model inkuiri

sosial terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Kampung

Baru Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017. Metode penelitian

ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimen). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Negeri 1 Kampung

Baru yang berjumlah 42 siswa dan menjadi sampel penelitian adalah 20

siswa. Pada kelas eksperimen menggunakan model inkuiri sosial dengan

langkah-langkah orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

2. Penelitian Nuraini 2012 dengan judul skripsi “Pengaruh Penggunaan

Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Negeri Cepit Sewon Bantul Tahun Ajaran 2011/2012” Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri

terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Cepit Sewon Bantul

tahun ajaran 2011/2012. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kuantitatif dengan metode pre-experimental designs.

Desain penelitian ini adalah Intact-Group Comparison. Subjek yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 51 siswa, yang terdiri dari 25

siswa kelas IVA dan 26 siswa kelas IVB

3. Penelitian Rofiqah 2016 dengan judul skripsi “Pengaruh Pendekatan

Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Mata Pelajaran Ipa

Kelas 1v Sd Negeri Mannuruki”. ini bertujuan untuk mengetahui : Hasil


belajar ipa sebelum menggunakan pendekatan inkuiri peserta didik SD

Negeri Mannuruki, seberapa besar peningkatan hasil belajar IPA setelah

menggunakan pendekatan inkuiri peserta didik SD Negeri Mannuruki,

Apakah menggunakan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil

belajar IPA pada SD Negeri Mannuruki. Adapun jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu Quasi Experimental

Design, adapun statistik yang digunakan yaitu statistik deskriptif dan

inferensial. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

diuraikan maka dapat.

2.3. Kerangka Berpikir

Proses belajar adalah suatu proses interaksi antara peserta didik

dengan pendidik selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran

merupakan bentuk bantuan yang diberikan pendidik supaya bisa terjadi

proses mendapatkan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran serta

tabiat, pembentukan sikap dan kepercayaan pada murid. Dapat dikatakan

bahwa pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik supaya

bisa belajar secara baik, Jadi belajar pada intinya bertumpu pada kegiatan

memberi kemungkinan kepada peserta didik agar terjadi proses belajar yang

efektif atau dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan.

Pendekatan inkuiri adalah pendekatan yang merangsang murid

untuk berfikir menganalisa suatu persoalan sehingga menemukan

pemecahan. Pendekatan inkuiri membina kecakapan untuk melihat alasan-


alasan yang tepat dari persoalan, sehingga pada akhirnya dapat ditemukan

bagaimana cara penyelesaian. Pendekatan inipun adalah membina peserta

didik untuk berpikir ilmiah yaitu cara berfikir yang mengikuti jenjang-

jenjang tertentu di dalam penyelesaian. Dalam pendekatan inkuiri proses

pembelajaran di kelas cenderung menitik beratkan kegitan pembelajaran

yang berpusat pada peserta didik, pendidik tidak lagi berperan sebagai

pemberi informasi, sekalipun hal itu sangat diperlukan.

Melalui proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terhadap

pembelajaran IPS, maka pengaruh pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar

diperoleh dengan baik. Untuk lebih jelasnya perhatikan kerangka pikir yang

terdapat pada bagan dibawah ini:


Proses Belajar

Pendekatan Inkuiri Pembelajaran IPA

Hasil Belajar

Tabel Bagan Kerangka Berpikir 2.3


BAB III

METODE PENELITIAN

3.
3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment design. Penelitian ini

bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan

terhadap peserta didik. Di sini dilihat apakan ada pengaruh yang ditimbulkan dari

suatu treatment tertentu terhadap gejala suatu kelompok dibandingkan dengan

kelompok lain yang tidak diberikan treatment. Dalam quasi eksperimen design

terdapat kelompok eksperimen dan kontrol akan tetapi kelompok kontrol tidak

dapat berfungsi sepenuhya untuk mengontrol variable dari luar yang berpengaruh

terhadap penelitian.Penelitian ini akan dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan

dimana 2 kali pertemuan dilakukan untuk mengambil data pre test dan post test.

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres 03 yang berlokasi di Jl. Makbon

Kabupaten Sorong. Alasan peneliti melakukan penelitian di SD Inpres 03 karena

dekat dengan lokasi tempat tinggal didalam kampung. Sasaran dalam penelitian

ini adalah peserta didik kelas IV B. Penelitian diawali dengan adanya observasi

pada bulan November 2019 . Pelaksanaan eksperimen dilakukan pada bulan

April 2020.
3.3. Variabel Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan pendidikan

suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan pradigma

postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran

tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis dan pertanyaan

spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori),

menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survey yang

memerlukan data statistik Dilihat dari jenisnya penelitian, maka penelitian ini

termasuk jenis penelitian Quasi Experimental Design yang sifatnya

melukiskan:

1. Variabel X atau pendekatan inkuiri adalah menuntun peserta didik

menemukan sendiri masalah. Peserta didik diajak untuk berpikir kritis dari

permasalahan tersebut maka dapat dijadikan satu topik pembahasan yang

akan diajarkan melalui pendekan inkuiri.

2. Variabel Y atau hasil belajar peserta didik adalah suatu yang dicapai oleh

peserta didik berdasarkan kemamapuan peserta didik masing- masing.

1.

2.

3.

3.1.

3.2.

3.3. Populasi Dan Sampel


a. Populasi

Populasi dapat dimaknai sebagai keseluruhan objek/subjek yang dijadikan

sebagai sumber data dalam suatu penelitian. Jadi populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek/ subjek yang mepunyai kualitas dan

karekteristik oleh tertentu yang ditetapkan oleh peneliti guna dipelajari kemudian

ditarik kesimpulannya untuk dijadikan sebagai sumber data dalam suatu

penelitian. populasi adalah sekumpulan orang, hewan, tumbuhan, atau benda yang

mempunyai karekteristik tertentu yang akan diteliti. Populasi akan menjadi

wilayah generalisasi kesimpulan hasil penelitian.

KELAS JUMLAH PESERTA DIDIK

1. Kelas IV A 20 Siswa

2. Kelas IV B 20 Siswa

40 Siswa

Tabel 3.3 distribusi populasi

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu maka peneliti dapat menggunakana sampel yang diambil dari populasi itu.

Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan

untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representative (mewakili). Dalam penelitian ini yamg menjadi sampel adalah

seluruh peserta didik Kelas IV SD Inpres 03 Makbon. Dalam menentukan sampel

yang diteliti adalah sampling jenuh yaitu keseluruhan populasi dijadikan sebagai

sampel berjumlah 20 peserta didik..

3.4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumem Penelitian adalah Suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati.Secara spesifik semua fenomena ini disebut

Variabel penelitian. Adapun Instrumen penelitian yang digunakan adalah:

a) Tes Hasil Belajar IPA Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Penelitian ini merupakan penelitian

Quasi Experimental Design, sehingga untuk mengetahui hasil belajar ipa peserta

didik maka digunakan tes yaitu pre-test dan post-tes. Pre-test digunakan untuk

mengukur hasil belajar ipa peserta didik sebelum menggunakan pembelajaran

dengan pendekatan inkuiri. Sedangkan post-tes digunakan untuk mengukur hasil

belajar peserta didik setelah menggunakan pembelajaran dengan pendekatan

inkuiri. Dimana dalam penelitian ini tes hasil belajar ipa merupakan instrument

yang digunakan untuk mengukur kemampuan ipa peserta didik kelas IV SD

Inpres 03 Makbon.
b) Lembar Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan

pencatatan perilaku subjek penelitian yang dilakukan secara sistematik. Alat yang

digunakan untuk mengobservasi dapat berupa lembar pengamatan atau check list.

Pada alat tersebut, perilaku yang akan diamati sudah ditulis sehingga pada saat

peneliti melakukan pengamatan, peneliti tinggal memberi tanda cek atau skor

nilaiObservasi ini berupa lembar pedoman pengamatan untuk mengukur respon

pesrta didik terhadap pendekatan inkuiri dengan mengamati semua aktifitas

dikelas selama proses pembelajaran berlangsung, berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan

c) Lembar Dokumen

Dokumen adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat

penelitian meliputi data yang relevan peneliltian. Dokumen penelitian ini

digunakan untuk mendapatkan dokumen kelengkapan mengajar pendidik yaitu

RPP, silabus, Program Semester, Program Tahunan. Dokumen ini berupa lembar

dokumentasi atau chek list, lembar dokumen ini digunakan untuk menggali

informasi tentang dokumen sekolah dan lain sebagainya

3.5. Teknik Analisis Data

Setelah instrumen disusun, kemudian diujicobakan untuk dianalisis

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal.

a) Uji Validitas Instrumen


Validitas berhubungan dengan ketepatan dari sebuah instrumen

penilaian apakah instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak

diukur. Sebelum instrumen digunakan untuk mengambil data terlebih

dahulu instrumen tersebut harus diuji validitasnya. Untuk pengujian

validitas instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan korelasi

product moment dibantu dengan menggunakan alat analisis SPSS for

Windows 17.0. Syarat validitas instrumen adalah jika r lebih besar dari

0.3. jika korelasi butir soal kurang dari 0.3 maka instrument dinyatakan

tidak valid. Dari 30 instrumen yang diuji cobakan pada 20 peserta didik di

SD Inpres 03 Makbon 1 terdapat 5 pernyataan yang tidak valid.

N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r XY =
√ {N ∑ X −(∑ X ) }{N ∑ Y −(∑ Y ) } (Arikunto, 2012: 87)
2 2 2 2

Dimanarxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y,

dua variabel yang dikorelasikan. Dasar pengambilan keputusan dilakukan

dengan membandingkan nilai signifikansi yang terdapat pada output SPSS

versi 17.0, dengan α = 0,05. Dengan kriteria, nilai signifikansi lebih kecil

dari α = 0,05, maka butir instrumen valid dan nilai signifikansi lebih besar

dari α = 0,05, maka butir instrumen tidak valid.

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

instrumen tersebut sudah baik.


Reliabilitas instrumen lembar observasi dan rubrik penilaian menggunakan

rumus koefisien korelasi Spearman yaitu sebagai berikut:

6 . ∑ bi
2
'
r =1− 2
Keterangan: n.( n −1 )

r’= reliabilitas instrumen

n= banyaknya butir pernyataan

∑ σ 2i = jumlah selisih antara skor penilai 1 dengan penilai 2


Kriteria pengujian jika r’hitung≥ r’tabel maka H0 ditolak artinyakedua

penilai tidak terjadi perbedaan atau sepakat dengan instrumen yang telah

disusun.

Reliablitas instrumen angket dihitung menggunakan rumus KR-20 yaitu

sebagai berikut:
r 11= (
n
n−1 )( s2 −∑ pq
s
2 )
Keterangan:

r 11 = reliabilitas instrument

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)

s2 = varians tes

c) Tingkat Kesukaran Soal


Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar

suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu, yang biasa dinyatakan

dengan indeks. Indeks ini biasa dinyatakan dengan proporsi yang


bersarnya antara 0,00 sampai 1,00. Semakin besar indeks tingkat

kesukaran, berarti soal tersebut semakin mudah. Untuk menghitung tingkat

kesukaran soal essay ditempuh langkah:

1) Menghitung rata-rata skor (mean) untuk suatu butir soal, yang dapat

dihitungdengan rumus:

Jumlah Skor Siswa Pada Suatu Soal


Rata-rata =
Jumlah Siswa Yang Mengikuti Tes

2) Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus sebagai berikut:

Rata−Rata
Tingkat kesukaran =
Skor Maksimum Suatu Soal

Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal menggunakan tabel

tingkat kesukaran berikut ini (Arikunto, 2012: 225).

Tabel 3.3 Kriteria Indeks Kesukaran Soal

No Indeks Kesukaran (P) Kriteria


1 0,00 ¿ P ¿ 0,31 Soal sukar
2 0,31 < P ¿ 0,71 Soal sedang
3 0,71 < P ¿ 1,00 Soal mudah

d) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa menguasai materi yang ditanyakan dengan

siswa belum/tidak menguasai materi yang ditanyakan. Indeks daya

pembeda biasanya dinyatakan dengan proporsi. Untuk menguji Daya

Pembeda (DP) ini perlu ditempuh langkah:


1) Menghitung dan mengurutkan skor total siswa dari yang terbesar

sampai terkecil, sehingga dapat diklasifikasikan menjadi kelompok atas

dan kelompok bawah.

2) Jika jumlah peserta tes cukup banyak, masing-masing kelompok (atas –

bawah) dapat ditetapkan sebanyak 27%.

3) Hitung skor rata-rata (mean) untuk masing-masing kelompok (rata-rata

kelompok atas dan rata-rata kelompok bawah)

4) Hitung daya pembeda soal dengan rumus:

Rata−rata kelompok atas−rata−rata kelompok bawah


Daya Beda =
Skor maksimum soal

Kriteria daya beda soal dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4 Kriteria Penentuan Daya Pembeda


Interval Daya Pembeda Kriteria
D ¿ 0,00 Daya pembeda jelek sekali
0,00 < D ¿ 0,20 Daya pembeda jelek
0,21 < D ¿ 0,40 Daya pembeda cukup
0,41 < D ¿ 0,70 Daya pembeda baik
0,71 < D ¿ 1,00 Daya pembeda baik sekali

e) Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui populasi berdistribusi

normal atau tidak. Hipotesis nihil yang akan diuji mengatakan bahwa data

penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas

dilakukan pada skor hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Untuk keperluan ini digunakan statistik uji Kolmogorov-Smirnov.


Pengolahan data digunakan program SPSS versi 17.0. Dasar

pengambilan keputusan: tolak H0, jika nilai signifikansi (probabilitas) lebih

kecil dari α = 0,05 yang berarti data tidak berdistribusi normal, dan terima H 0,

jika nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 yang berarti data berdistribusi

normal.

f) Uji Homogenitas
Ujihomogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah varians

data kedua kelompok yang diteliti mempunyai varians yang homogen atau

tidak. Uji homogenitas varians dilakukan dengan uji-F dengan rumus:

VariansTerbesar
Fhit = (Sudjana, 2005: 250)
Varians Terkecil

F<F 1
α (n 1−1, n 2−1)
Kriteria uji homogenitas data adalah jika 2 , maka H0

diterima. Ini berarti bahwa kedua kelompoksampel yang diselidikimempunyai

F≥F 1
α (n1−1 ,n2−1)
varians yang homogen. Sebaliknya, jika 2 , maka H0 ditolak. Ini

berarti bahwa kedua kelompok sampel yang diselidiki mempunyai varians

yang tidak homogen.

g) Uji Perbedaan Rata-Rata


Uji perbedaan rata-rata yang digunakan dalam analisis ini adalah uji

independent sample t test (pihak kanan). Rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut: X1 − X 2
t hitung =
S gab
√ 1
+
1
n1 n2
Keterangan :

X 1 = rata-rata skor siswa kelas eksperimen

X 2 = rata-rata skor siswa kelas kontrol

S gab = standar deviasi gabungan

n1 = jumlah siswa pada kelas eksperimen

n2 = jumlah siswa pada kelas kontrol

dengan,
2
( n1 − 1 ) S 12 + ( n2 − 1 ) S2 2
Keterangan : S gab =
n1 + n 2 − 2
S
12 =kuadrat standar deviasi pada kelas eksperimen

S
22 = kuadrat standar deviasi pada kelas kontrol

n1 = jumlah siswa pada kelas eksperimen

n2 = jumlah siswa pada kelas kontrol


DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Cahya Wulan. 2016. “Problematika Pembelajaran IPS Bagi Siswa SMP
Negeri 2 Nguling Pasuruan.” UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG.
APRIYANTI, BUNGA. 2017. “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS
VSD NEGERI 1 KAMPUNG BARU KOTA BANDAR LAMPUNG.”
ARISCA, MONA. 2017. “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK
PADA PESERTA DIDIK KELAS V DI MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV
Sukabumi Bandar Lampung.” FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN
INTAN LAMPUNG 1438 H / 2017 M.
Haryanti, Dwi. 2014. 39 Implementation Science “PENGARUH STRATEGI
PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL
BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA KELAS V SD
SE-GUGUS DEWI SARTIKA PURWODADI PURWOREJO.”
http://dx.doi.org/10.1016/j.biochi.2015.03.025%0Ahttp://dx.doi.org/
10.1038/nature10402%0Ahttp://dx.doi.org/10.1038/nature21059%0Ahttp://
journal.stainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/
1268/1127%0Ahttp://dx.doi.org/10.1038/nrmicro2577%0Ahttp://.
Hasanah, Ulfatul. 2015. “PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING
(GUIDED INQUIRY) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN IPA DI MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL
HUDA TUREN MALANG.” UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG.
KARSIWAN. 2016. “PENGEMBANGAN BUKU AJAR IPS PADA MATERI
SEJARAH BERBASIS NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL UNTUK
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA.” IOSR Journal of
Economics and Finance 3(1): 56.
KURNIAWATI, LILIK. 2018. “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA KARTU BERGAMBAR
TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU
MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH SISWA DI SMP N 3
KENDAL.” FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG.
Nuraini, Evi. 2012. “PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI
TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH
DASAR NEGERI CEPIT SEWON BANTUL TAHUN AJARAN
2011/2012.” PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH
DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA.
PULUNGAN, SITI RAHMADANI. 2017. “PENERAPAN STRATEGI
PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM MATERI PESAWAT SEDERHANA DI KELAS V MIN
BELAWAN KECAMATAN MEDAN BELAWAN 2016/2017.” JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA MEDAN.
Rahayu, Fajar Fitri. 2011. “PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI
TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA PADA
POKOK BAHASAN UNSUR INTRINSIK NASKAH DRAMA.”
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA.
RIZAL, M KHAIRU. 2018. “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA PEMBELAJARAN
TERPADU SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 METRO TIMUR.”
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG.
ROFIQAH. 2016. “PENGARUH PENDEKATAN INKUIRI TERHADAP
HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN IPA
KELAS 1V SD NEGERI MANNURUKI.” FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR.
Safitri, Agustina Niki. 2018. “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MUATAN
IPA TENTANG MORFOLOGI TUMBUHAN DI SDN DERESAN.”
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA.
WATI, MUTIA. 2016. “PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III MIN
BUKIT BARO II INDRAPURI ACEH BESAR.” FAKULTAS TARBIYAH
DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM - BANDA ACEH.
ZULLIADI, REMON. 2014. “PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD
NEGERI 121 ULU MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN
SKRIPSI Oleh : REMON ZULLIADI NIM A1G111143.” PROGRAM
SARJANA KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
BENGKULU.
Agustina, Cahya Wulan. 2016. “Problematika Pembelajaran IPS Bagi Siswa SMP
Negeri 2 Nguling Pasuruan.” UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG.
APRIYANTI, BUNGA. 2017. “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS
VSD NEGERI 1 KAMPUNG BARU KOTA BANDAR LAMPUNG.”
ARISCA, MONA. 2017. “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK
PADA PESERTA DIDIK KELAS V DI MIS Masyariqul Anwar (MMA) IV
Sukabumi Bandar Lampung.” FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN
INTAN LAMPUNG 1438 H / 2017 M.
Haryanti, Dwi. 2014. 39 Implementation Science “PENGARUH STRATEGI
PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL
BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA KELAS V SD
SE-GUGUS DEWI SARTIKA PURWODADI PURWOREJO.”
http://dx.doi.org/10.1016/j.biochi.2015.03.025%0Ahttp://dx.doi.org/
10.1038/nature10402%0Ahttp://dx.doi.org/10.1038/nature21059%0Ahttp://
journal.stainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/
1268/1127%0Ahttp://dx.doi.org/10.1038/nrmicro2577%0Ahttp://.
Hasanah, Ulfatul. 2015. “PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING
(GUIDED INQUIRY) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN IPA DI MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL
HUDA TUREN MALANG.” UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG.
KARSIWAN. 2016. “PENGEMBANGAN BUKU AJAR IPS PADA MATERI
SEJARAH BERBASIS NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL UNTUK
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA.” IOSR Journal of
Economics and Finance 3(1): 56.
KURNIAWATI, LILIK. 2018. “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA KARTU BERGAMBAR
TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU
MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH SISWA DI SMP N 3
KENDAL.” FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG.
Nuraini, Evi. 2012. “PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI
TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH
DASAR NEGERI CEPIT SEWON BANTUL TAHUN AJARAN
2011/2012.” PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH
DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA.
PULUNGAN, SITI RAHMADANI. 2017. “PENERAPAN STRATEGI
PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM MATERI PESAWAT SEDERHANA DI KELAS V MIN
BELAWAN KECAMATAN MEDAN BELAWAN 2016/2017.” JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA MEDAN.
Rahayu, Fajar Fitri. 2011. “PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI
TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA PADA
POKOK BAHASAN UNSUR INTRINSIK NASKAH DRAMA.”
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA.
RIZAL, M KHAIRU. 2018. “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA PEMBELAJARAN
TERPADU SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 METRO TIMUR.”
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG.
ROFIQAH. 2016. “PENGARUH PENDEKATAN INKUIRI TERHADAP
HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN IPA
KELAS 1V SD NEGERI MANNURUKI.” FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR.
Safitri, Agustina Niki. 2018. “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MUATAN
IPA TENTANG MORFOLOGI TUMBUHAN DI SDN DERESAN.”
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA.
WATI, MUTIA. 2016. “PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III MIN
BUKIT BARO II INDRAPURI ACEH BESAR.” FAKULTAS TARBIYAH
DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM - BANDA ACEH.
ZULLIADI, REMON. 2014. “PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD
NEGERI 121 ULU MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN
SKRIPSI Oleh : REMON ZULLIADI NIM A1G111143.” PROGRAM
SARJANA KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
BENGKULU.

Anda mungkin juga menyukai