Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan jasmani adalah salah mata pelajaran di sekolah yang

merupakan media pendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan

fisik, pengetahuan, sikap sportifitas, pembiasaan pola hidup sehat dan

pembentukan karakter (mental, emosional, spiritual dan sosial) dalam rangka

mencapai tujuan sistem pendidikan Nasional, Pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan merupakan satu mata ajar yang diberikan di suatu jenjang sekolah

tertentu yang merupakan salah satu bagian dari pendidikan keseluruhan yang

mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk bertumbuh

dan perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan

seimbang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang

Sistem Keolahragaan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Sistem

Keolahragaan Nasional adalah keseluruhan aspek keolahragaan yang saling

terkait secara terencana, sistimatis, terpadu, dan berkelanjutan sebagai satu

kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan, pengelolaan,

pembinaan, pengembangan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan

keolahragaan nasional. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa

pendidikan merupakan salah satu aspek yang terikat dengan Keolahragaan atau

dengan kata lain pendidikan berada dalam sistem keolahragaan. Jadi, legitimasi

untuk Pendidikan Olahraga di Indonesia sudah nampak yang tertuang dalam

Undang-Undang RI. Kemudian lebih lanjut, Undang-Undang Republik Indonesia

1
Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab VI Ruang

Lingkup Olahraga Pasal 17.

Menurut (Ardiansyah 2019) tujuan pendidikan jasmani adalah untuk

pembentukan anak, yaitu sikap atau nilai, kecerdasan, fisik, dan keterampilan

(psikomotorik), sehingga siswa akan dewasa dan mandiri, yang nantinya dapat

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Pendidikan Jasmani menurut

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 adalah sebagai berikut: Mengembangkan

keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan

kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan

olahraga yang terpilih. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan

psikis yang lebih baik. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai

yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama,

percaya diri dan demokratis. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga

keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Memahami konsep aktivitas

jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk

mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran,

terampil serta memiliki sikap yang positif.

Selanjutnya permainan Mintonette berganti nama menjadi Voli berdasarkan

dari pertimbangan tentang cara memainkan bola, yaitu memvoli yang berarti bola

dipukul sebelum menyentuh tanah. Orientasi pembinaan olahraga pada permainan

bola voli ini lebih mengarah pada pencapaian prestasi, akan tetapi unsur-unsur

2
dari nilai rekreasinya tidak akan hilang didalam permainan bola voli. Seiring

dengan upaya penyempurnaan permainan agar lebih menarik, maka unsur-unsur

dalam permainan bola voli mengalami perubahan. Dalam sejarahnya,

perkembangan bola voli menyangkut empat hal pokok, yaitu : Teknik, Peraturan

Permainan, Sarana dan Perlengkapan,

(Najar 2019) Perkembangan Teknik Perkembangan teknik diarahkan pada

peningkatan upaya bagaimana keterampilan gerak dirancang dengan maksud bola

yang dimainkan dapat dilewatkan melalui jaring ke lapangan lawan sehingga

lawan tidak mampu mengembalikan bola atau mengalami kesulitan untuk

mengembalikan bola dengan baik, tanpa mengabaikan peraturan permainan.

Perkembangan teknik terjadi dalam servis, spike, dan teknik umpan untuk

membuka serangan. Pada awalnya servis dilakukan semata-mata hanya membuka

permainan. Dalam perkembangannya, servis dimanfaatkan sekaligus sebagai

serangan. Pemain yang melompat ke udara setelah bola dilambungkan, mirip

pelaksanaan smash. Kini keterampilan teknik itu sudah menjadi bagian

keterampilan bermain bola voli. Demikian pula teknik smash. Dalam permainan

bola voly sekarang, bukan hanya pemain depan saja yang berfungsi melakukan

serangan, tetapi pemain belakang pun mampu melakukannya. Tentu saja

pelaksanaan serangan seperti itu tidak melanggar peraturan. Telapak kaki saat

tolakan dilakukan tidak didalam daerah depan (daerah tiga meter). Pelaksanaan

spike itu membutuhkan power yang besar untuk mampu melompat ke atas ke

depan melakukan serangan.

3
Permainan bola voli adalah olahraga yang dapat di mainkan anak-anak

sampai orang dewasa. Permainan bola voli pada dasarnya berpegang pada dua

prinsip yaitu teknis dan psikis. Prinsip teknis dimaksudkan permainan bola voli

dengan bagian pinggang ke atas, melambung di udara melewati net agar dapat

menjatuhan bola di atas lapangan lawan dan untuk kemenangan secara sportif.

Secara psikis adalah pemain bermain dengan senang dan kerjasama yang baik

(Ardiansyah 2019)). Setiap cabang olahraga memiliki teknik tersendiri, demikian

pula cabang olahraga bola voli. Adapun permainan bola voli terdapat lima

macam cara bersentuhan dengan bola sehingga timbul juga lima teknik dasar

yaitu: 1). Teknik passing atas, 2). Teknik passing bawah, 3). Teknik servis, 4).

Teknik smes atau spike, 5). Teknik bendungan atau block. Passing merupakan

salah satu teknik dalam permainan bola voli yang penting. Passing adalah

meoprkan bola kepada teman sendiridalam satu regu dan teknik tertentu, sebagai

langka awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Dalam permainan

bola voli passing terdiri dari dua macam, yitu : passing atas dan passing bawah.

Passing bawah adalah memainkan bola dengan sisi dalam lengan bawah

(Murti 2015)). Sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu

lawan. Latihan passing bawah yang dimaksukan dalam penelitian ini adalah cara

memperoleh kecakapan dalam melakukan teknik passing bawah. passing

berpasangan, passing berpasangan adalah bola yang dimainkan oleh dua orang

yang atau bola di mainkan dengan teman. Menurut pendapat (Primayanti 2011).

Bahwa passing berpasangan bola dilempar salah satu kemudian di passing bawah

diarahkan kepada lawannya, setelah melakukan passing bawah posisi tetap

4
menunggu datang bola dari lawan kemudian di arahkan lagi begitu seterusnya.

(2015:18). Dinding tembok adalah dinding yang terbuat dari bata atau batako

yang membentuk bidang yang luas. Dinding tembok adalah dinding yang

digunakan untuk passing bawah dalam permainan bola voli.

Olahraga adalah bagian dari peradaban manusia, sebab pada kehidupan

jaman primitive juga ditemukan latihan-latihan fisik manusia untuk berjuang

mencari makan guna mempertahankan kehidupannya. Oleh karena itu olahraga

atau aktivitas yang mengandung unsur keolaragaan pada manusia pada

hakikatnya adalah kehidupan manusia itu sendiri. Maka apabila saat ini orang

melakukan aktivitas olahraga, hal itu bukan hal yang istimewa, sebab melakukan

aktivitas olahraga adalah melakukan aktivitas hidup pada umumnya.justru aneh

apabila dalam kehidupnya manusia tidak melakukan aktivitas olahraga. Maka

orang mengatakan bahwa hidup adalah aktivitas, tanpa aktivitas berarti kehidupan

akan mati. Fungsi dan kedudukan olahraga itu sendiri selalu berubah-ubah. Hal

ini di sebabkan oleh kondisi-kodisi obyektif dan subyektif yang ada pada suatu

masa dan di sebabkan pula oleh pandangan hidup dan moralitas yang berbeda-

beda, baik yang berlaku pada suatu masa atau yang berlaku pada suatu bangsa.

Tetapi hakikat dari suatu olahraga itu sendiri tidak berubah-ubah. Adapun tujuan

dari olahraga antara lain sebagai profesi, kerja, rekreasi, kesehatan, prestasi,

bisnis, alat persatu, dan alat perjuangan. Permainan bola voli sudah dikenal sejak

abad pertengahan, terutama di Negara-negara Eropa. Dari Italia, permainan ini

diperkenalkan di Jerman dengan nama “Faustball” pada tahun 1893. Faustball

menggunakan lapangan berukuran 20 m x 50 m, sedangkan sebagai pemisah

5
lapangan dipergunakan tali yang tingginya 2 m dari lantai. Bola yang di pakai

pada waktu itu mempunyai keliling 10 cm.jumlah pemain masing-masing regu

terdiri dari 5 orang. Cara memakainya adalah dengan memantul-mantulkan bola

di udara melewati tali tanpa adanya batas sentuhan. Bola diperbolehkan menyentu

lantai sebanyak 2 kali.

Kegunaan passing bawah antara lain, untuk menerima bola servis,untuk

menerima bola lawan yang berupa serangan/smes, untuk pengambilan bola

setelah terjadi block atau pantulan dari net, untuk menyelamatkan bola yang

kadang-kadang terpental dari jauh di luar lapangan permainan, atau untuk

mengambil bola yang rendah dan mendadak datangnya atau bola yang di passing

tidak dapat melewati net sehingga permainan tidak dapat di mainkan dengan

baik.dalam melatih bola voli ada beberapa yang digunakan untuk melatih passing

bawah yang efektif baik menggunakan alat maupun tanpa menggunakan alat.

Diantaranya adalah latihan passing bawah berpasangan dan passing bawah

kedinding tembok terhadap kemampuan passing bawah bola voli. Oleh karena itu

penulis tertarik melakukan penelitian yang berhubungan dengan latihan teknik

dasar passing, khususnya passing bawah dalam permainan bola voli dengan judul

“ Pengaruh Latihan Passing Bawah Berpasangan Dan Passing Kedinding Tembok

Terhadap Kemampuan Passing Bawah Pada Permainan Bola Voli Tim Putra Kilo

Meter 13 Kota Sorong Tahun 2022 “

6
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan penelitian dalam penekitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah ada Pengaruh Latihan passing Bawah Berpasangan Dan Passing

Kedinding Tembok Terhadap Kemampuan Passing Bawah Bola Voli Tim Putra

Kilo Meter 13 Kota Sorong.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di sebut di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk “ Mengetahui Pengaruh Latihan passing Bawah

Berpasangan Dan Passing Kedinding Tembok Terhadap Kemampuan Passing

Bawah Bola Voli Tim Putra Kilo Meter 13 Kota Sorong.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat teorestis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangsih teoritis untuk menambah wawasan dalam memecahkan permasalahan

khususnya mengenai kondisi fisik dalam pencapaian prestasi dan keterampilan

khususnya cabang olahraga bola voli.

Manfaat praktis: Bagi Pelatih, Sebagai bahan pertimbangan dan masukan

bagi pelatih mengenai komponen fisik khususnya cabang olahraga bola voli.

bermanfaat bagi kalangan pelatih khususnya cabang bola voli dalam pembinaaan

atlet. Bagi Mahasiswa / Calon Pelatih Bermanfaat untuk menambah wawasan para

mahasiswa sebagai calon pelatih mengenai cabang olaharaga bola voli.

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Permainan Bola Voli

Permainan bolavoli adalah suatu cabang olahraga beregu yang dimainkan

oleh dua regu yang dipisahkan oleh net. Bola dimainkan di udara dengan

melewati net, setiap regu hanya bisa memainkan bola tiga kali pukulan saja

(Sugandi 2019)). Permainan bola voli adalah suatu permainan yang menggunakan

bola untuk dipantulkan di voli di udara hilir mudik di atas net (jaring), dengan

maksud menjatuhkan bola di dalam petak daerah lapangan lawan dalam rangka

mencari kemenangan. Permainan ini merupakan permainan yang kompleks yang

tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. Sebab, dalam permainan bola voli

dibutuhkan koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan untuk melakukan

semua gerakan yang ada didalamnya. Permainan bola voli sangatlah cepat

berkembang dan merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer di

Indonesia. Dalam permainan bola voli ada beberapa peralatan yang harus

dipersiapkan sebelumnya, yaitu sebagai berikut : 1) bola; 2) kostum; 3)

perlengkapan khusus pemain seperti deker tangan, kaki dan jari guna mendukung

penampilan dan menghindari cidera dalam bermain bola voli. Terdapat versi yang

berbeda tentang jumlah pemain, jenis atau ukuran lapangan, angka kemenangan

yang digunakan, untuk keperluan tertentu. Namun pada hakekatnya permainan

bola voli bermaksud untuk menyebar luaskan kemahiran bermain kepada setiap

orang yang meminatinya. Tujuan dari permainan adalah melewatkan bola diatas

8
net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha

yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk

mengembalikan bola (diluar perkenaan blok). Bola dinyatakan dalam permainan

setelah bola dipukul oleh pelaku servis melewati atas net ke daerah lawan.

Permainan dilanjutkan hingga bola menyentuh lantai, bola “keluar” atau satu tim

gagal mengembalikan bola secara sempurna. Dalam permainan bola voli, tim

yang memenangkan sebuah reli memperoleh satu angka (rally point system).

Apabila tim yang sedang menerima servis memenangkan reli, akan memperoleh

satu angka dan berhak untuk melakukan servis berikutnya, serta para pemainnya

melakukan pergeseran satu posisi searah jarum jam. Dalam memainkannya bola

yang dimainkan di perbolehkan menggunakan seluruh anggota badan dengan

ketentuan yang berlaku sesuai peraturan permainan. Seperti yang dikemukakan

oleh (Simanungkalit 2021) pada prinsipnya permainan tersebut adalah mem-voli

bola melewati net atau jaring dengan menggunakan seluruh anggota badan

dengan syarat pantulan bersih dan setiap pemain berusaha secepat mungkin

menjatuhkan bola dilapangan lawan untuk mencari kemenangan bertanding. Saat

dimulai permainan tersebut posisi servis berada digaris belakang lapangan. Tanda

dimulainya permainan dengan melakukan servis, setelah perintah untuk servis

dan bola harus melewati di daerah net kedalam daerah lapangan lawan. Masing-

masing regu berhak memainkan bola sampai tiga kali sentuhan diluar perkenaan

blok untuk dikembalikan ke daerah lawan. Seorang pemain tidak diperbolehkan

memainkan bola berturut-turut. Pada waktu melakukan blok, sentuhan tersebut

tidak dihitung sebagai sentuhan pertama. Sampai berbunyi peluit dari wasit saat

9
bola yang dimainkan mati dan salah satu tim membuat point. Setelah itu

permainan dilanjutkan sampai salah satu tim mendapatkan skot akhir rally point.

Menurut (SugandI 2019) bahwa permainan bola voli merupakan permainan yang

kompleks yang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. Permainan bolavoli

dibutuhkan koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan untuk melakukan

semua gerakan yang ada dalam permainan bola voli. (Pradipta 2021)

mengemukakan bahwa “bola voli dimainkan oleh dua tim di mana tiap tim

beranggotakan dua sampai enam orang dalam satu lapangan berukuran 30 kaki

persegi (9 meter persegi) bagi setiap tim, kedua tim dipisahkan oleh net”.

Pada umumnya bola voli dimainkan oleh dua tim Ada dua jenis

permainan bola voli, yaitu tim yang beranggotakan dua orang biasa disebut

dengan voli pantai sedangkan permainan bola voli yang beranggotakan enam

orang biasa disebut bola voli indor (Hartono 2016) menegaskan bahwa bola voli

adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam setiap lapangan dengan

melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan

dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan

tiga pantulan untuk mengembalikan bola. Berdasarkan pendapat ahli di atas,

dapat ditarik kesimpulan bahwa bolavoli adalah permainan yang terdiri atas dua

regu yang beranggotakan enam pemain, dengan diawali memukul bola untuk

dilewatkan di atas net agar mendapatkan angka, namun tiap regu dapat

memainkan tiga sentuhan untuk mengembalikan bola. Permainan dilakukan di

atas lapangan berbentuk persegi empat dengan ukuran 9 m x 18 m dan dengan

bentangan net di tengah-tengah lapangan.

10
2.1.2. Teknik kemampuan Dasar Bola Voli

Survey adaalah suatu penelitian dekriptif yang dilakukan terhadap

sekumpulang objek yang biasa cukup banyak dalam jangka waktu tertentu. Pada

umumnya survey bertujuan untuk membuat penelitian terhadap suatu kondisi dan

penyenggaraan suatu program perencanaan perbaikan program tersebut. Jadi

survey bukan semata-mata dilaksanakan untuk membuat deskripsi tentang suatu

keadaan, melainkan juga untuk menjelaskan tentang hubungan antara individu

yang cukup banyak. Oleh sebab itu dalam melaksanakan survey biasanya

hasilnya di buat suatu analisis secara kuantitatif terhadap data yang telah di

kumpulkan.

Menurut (Burhanudin 2019) bahwa survey merupakan cara

mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam jangka waktu (atau

jangka waktu) yang bersamaan, jumlah biasaanya cukup besar. Metode survey

adalah penelitian yang diadakan untuk memproleh fakta-fakta dari gejalayang

ada, mencari keterangan secara nyata dan hasilnya dapat di gunakan dalam

pembuatan rancana dan pengambilan keputusan masa yang akan datang, survey

yang di maksud dalam penelitian ini adalah cara pengumpulan data dari sejumlah

individu untuk memperoleh data dari gejala-gejala yang ada dalam jangka waktu,

untuk pembuatan dan pengambilan keputusan dimasa yang akan dating Hal ini

dikatakan (Darmawan 2012) survey adalah penelitian yang hanya dilakukan atau

sampel. Sedangkan menurut (Isabella 2021) survey adalah penelitian pengamatan

yang berskala besar yang dilakukan kelompok-kelompok manusia.

11
Metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh

fakta-fakta dari gejala-gejala yng ada dan member keterangan-keterangan secara

faktua, baik tentang institusi social, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok

ataupun suatu daerah (Silitonga 2019). Kemampuan motorik dasar sudah dimiliki

seseorang sejak lahir sehingga baik tidaknya kemampuan motor ability seseorang

tergantung dari faktor genetik. Seperti yang diungkapkan oleh (Purnami 2017)

yaitu: “faktor biologis dianggap sebagai kekuatan utama terhadap kemampuan

motorik dasar sesorang.” Kemampuan motorik inilah yang nantinya akan menjadi

landasan bagi perkembangan keterampilan dan berperan dalam melaksanakan

berbagai ketrampilan olahraga. Struktur motor ability terdiri empat atau lima

komponen. Komponen tersebut terdiri dari faktor-faktor yang harus diteliti yaitu

kontrol gerak keseimbangan, koordinasi gerak motorik besar maupun koordinasi

mata-tangan, kekuatan gerak yaitu kecepatan, power dan kelincahan.

Faktor-faktor tersebut memiliki kecenderungan cukup besar dalam

mempengaruhi motor perfomance (penampilan motorik). Menurut (Istyadi 2007)

kemampuan seseorang memang dapat berkembang dengan sendirinya atau tanpa

melalui latihan Kemampuan tersebut berkembang misalnya, karena pengaruh

kematangan dan pertumbuhan. Perubahan kemampuan semacam ini tentu akan

meningkatkan keterampilan, walaupun hanya sampai pada batas minimal.

Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna

meningkatkan kualitas hidup, Menurut (Istyadi 2007), mengatakan bahwa

kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga katagori yaitu: lokomotor, non

lokomotor, dan manipulatif.

12
1) lokomotor Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari

satu tempat ketempat yang lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti

lompat dan loncat,kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari,

skipping, melompat, meluncur.

2) Kemampuan non-lokomotor Kemampuan non lokomotor dilakukan di tempat,

tanpa ada ruang gerak yang memadai.

3) Kemampuan non lokomotor terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong

dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, melingkar,

melambungkan.

4) Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai

macam-macam objek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan

tangan dan kaki, tetapi bagian tubuh yang lain juga dapat digunakan.

Manipulasi objek jauh lebih unggul dari pada koordinasi mata-kaki dan

tangan-mata, yang cukup penting untuk item; berjalan (gerak langkah). Rusli

Lutan (2001: 78), menyatakan bahwa kualitas gerak seseoran bergantung pada

perseptual motorik.

Berkaitan dengan hal tersebut dalam pemberian atau contoh pelaksanaan

tugas gerak kemampuan anak untuk melakukan tugas yang dimaksud bergantung

pada kemampuannya memperoleh informasi dan menafsirkan makna informasi

tersebut. Kemampuan menangkap informasi serta menafsirkan dengan cermat,

maka pelaksana gerak yang serasi akan lebih bagus daripada kemampuan

perseptual motorik yang kurang cermat. Perseptual motorik adalah sebuah proses

pengorganisasian, penataan informasi yang diperoleh dan kemudian disimpan,

13
untuk kemudian menghasilkan reaksi berupa pola gerak. Lebih lanjut dapat

dikatakan bahwa perseptual motorik merupakan sebuah proses perolehan dan

peningkatan keterampilan dan kemampuan untuk berfungsi. Menurut (Darmawan

2012), “ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan)

merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan”.

“kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan

hasil latihan atau praktek. Menurut (Wahyudi 2021), menyatakan bahwa

kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu:

a) Kemampuan intelektual (intelectual ability) Kemampuan melakukan aktifitas

secara mental

b) Kemampuan fisik (physical ability) Merupakan Merupakan kemampuan

melakukan aktifitas berdasarkan stamina kekuatan dan karakteristik fisik.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan (ability) adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian

yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek

dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya.

Suatu kemampuan yang diperoleh dari keterampilan gerak umum yang mendasari

tingkat penampilan yang baik atau tingkat kemampuan gerak (motor ability) akan

mencerminkan kemampuan gerak seseorang dalam memperlajari suatu gerakan

secara kualitas dan kuantitas yang baik. ektual (intelectual ability) Kemampuan

melakukan aktifitas secara mental

14
2.1.3. Teknik Prinsip Dasar Permaianan Bola Voli

Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan.

Permainan bola voli ini tidak hanya dimainkan di kalangan tertentu, tetapi sudah

menyebar luas ke seluruh penjuru tanah air, mulai dari usia remaja sampai usia

dewasa, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Menurut (Rahmat 2020)

permainan bola voli sendiri merupakan jenis permainan yang menggunakan bola

besar, bola voli adalah permainan di atas lapangan persegi empat yang lebarnya

900 cm dan panjangnya 1800 cm, dibatasi oleh garis-garis selebar lima cm. Di

tengahtengahnya dipasang jaring yang lebarnya 900 cm, terbentang kuat dan

sampai pada ketinggian 243 cm dari bawah (khusus anak laki-laki) dan untuk

anak perempuan kurang lebih 224 cm.

Menurut (Purnami 2017) “Permainan bola voli merupakan permainan

yang kompleks yang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. Sebab, dalam

permainan bola voli dibutuhkan koordinasi gerak yang benar-benar bisa

diandalkan untuk melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bola

voli”. (Nono 2021) mengemukakan bahwa “Bola voli dimainkan oleh dua tim

dimana tiap tim beranggotakan dua sampai enam orang dalam suatu lapangan

berukuran 30 kaki persegi (9 meter persegi) bagi setiap tim, dan kedua tim

dipisahkan oleh sebuah net”. Pada umumnya bola voli merupakan permainan tim

atau regu, namun sekarang permainan bola voli dibagi menjadi dua macam, yaitu

permainan bola voli pantai yang hanya beranggotakan dua orang dan permainan

bolavoli indoor yang beranggotakan enam orang.

15
Pengertian Passing Bawah Menurut (Hartono 2016) “Passing dalam

permaian bola voli adalah usaha atau upaya seorang pemain dengan

menggunakan suatu taktik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya

kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri”. Menurut

(Muhammad Zidan Arna 2019) passing adalah usaha ataupun upaya seorang

pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya

adalah untuk menyajikan bola kepada teman seregu yang selanjutnya agar dapat

dilakukan serangan ke regu lawan. Menurut (Hadi 2022) memainkan bola dengan

sisi lengan bawah merupakan teknik bermain yang cukup penting. Kegunaan

teknik lengan bawah antara lain: 1) Untuk penerimaan bola servis. 2) Untuk

penerimaan bola dari lawan yang berupa smash/serangan. 3) Untuk pengambilan

bola setelah terjadi block atau bola dari pantulan net. 4) Untuk menyelamatkan

bola yang kadang-kadang terpental jauh di luar lapangan. 5) Untuk pengambilan

bola yang rendah dan mendadak datangnya. Teknik passing bawah banyak

dipergunakan dalam permainan bolavoli, karena teknik passing bawah ini paling

mudah untuk dipelajari dan merupakan dasar bagi pemain untuk mengembangkan

teknik passing bawah yang lainnya.

Passing bawah merupakan teknik dasar bolavoli. Teknik ini digunakan

untuk menerima servis, menerima spike, memukul bola setinggi pinggang ke

bawah dan memainkan bola yang memantul dari net. Passing bawah merupakan

awal dari sebuah penyerangan dalam bola voli. Keberhasilan penyerangan

tergantung dari baik buruknya passing bawah. Apabila bola yang dioperkan jelek,

maka pengumpan akan mengalami kesulitan untuk menempatkan bola yang baik

16
untuk para penyerang. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,

passing bawah merupakan cara memainkan bola dengan menggunakan kedua

lengan yang saling bertautan atau dengan satu lengan. Perkenaan bola pada

passing bawah yaitu di atas pergelangan tangan. Kemampuan20 seorang pemain

bola voli melakukan passing bawah dengan baik dan benar banyak manfaat yang

diperolehnya, terutama untuk memerima bola-bola yang keras dan tajam seperti

servis atas atau smash.

a) Passing bawah

Passing dalam bola voli adalah usaha/upaya seorang pemain bolavoli

dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu dengan tujuan untuk mengoper

bola yang dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan

sendiri. Bentuk passing terdiri dari passing atas dan passing bawah. Passing

bawah dapat dilakukan dengan satu tangan maupun dengan dua tangan. Menurut

(Supriadi 2018) memainkan bola dengan teknik passing bawah adakalanya harus

dilakukan dengan satu tangan, yang mana posisi bola tidak memunkinkan untuk

di passing dengan dua tangan. Dalam hal ini biasanya bola jatuh jauh dari posisi

pemain baik disamping atau didepan. Berikut akan dikemukakan beberapa teknik

passing bawah dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri kesamping. Teknik

ini dilakukan apabila bola akan jatuh jauh disamping pemain, hingga hanya

memungkinkan dijangkau dengan satu tangan. Adapun prinsip gerakan teknik

passing bawah dengan satu tangan kesamping adalah :

1) sikap menunggu dengan lutut ditekuk,

2) kaki dilangkahkan melebar kearah samping,

17
3) bola dipukul dengan sisi atas lengan bawah, tubuh atas bertumpu pada lutut

yang ditekuk,

4) kemudian berguling kesamping dengan tumpuan berturut-turut pada paha,

pantat, punggung, bahu.

b) Passing bawah dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri kedepan.

Teknik ini dilakukan dengan teknik menjangkau bola kedepan atau dengan

gerakan diving karena bola akan jatuh jauh didepan pemain dan tidak mungkin

dikembalikan dengan passing bawah biasa. Urutan gerakan passing bawah

dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri kedepan adalah sebagai berikut :

1) meloncat dengan bertumpu pada satu kaki,

2) menerpa dengan gerakan mendatar kedepan, bola dipukul dengan punggung

tanga keatas,

3) menyentuh lapangan permainan dengan punggung tangan,

4) tangan mendorong sehingga dada, perut, dan paha meluncur dilantai

sementara betis ditekuk ke atas. Kegunaan teknik passing bawah menurut

(Rahmat 2020) antara lain :

a) Untuk penerimaan bola servis

b) Untuk penerimaan bola dari lawan yang berupa serangan/smash

c) Untuk pengambilan bola setelah terjadi blok atau bola dari pantulan net

d) Untuk menyelamatkan bola kadang-kadang terpental jauh diluar

lapangan permainan

e) Untuk pengambilan bola yang rendah dan mendadak datangnya.

18
2.1.4. Rangkaian gerakan passing bawah

Adapun cara melakukan passing bawah normal atau passing bawah

dengan dua tangan sebagaimana yang dikatakan oleh (Hadi 2022) yaitu sikap

permulaan, gerak pelaksanaan, dan gerak lanjutan. Selain itu dalam melakukan

passing bawah juga ada bentuk sikap tangan The Dig dan mengemis. sikap awal

ambil sikap siap normal dalam permainan bola voli, kedua lutut ditekuk dengan

badan sedikit dibungkukan kedepan, berat badan menumpu pada telapak kaki

bagian depan untuk mendapatkan suatu kesetimbangan labil agar dapat lebih

mudah dan lebih cepat bergerak ke segala arah. Kedua tangan saling berpegangan

dengan punggung tangan kanan diletakkan di atas telapak tangan kiri kemudian

saling berpegangan.

Sikap saat perkenaan ayunkan kedua lengan kearah bola, dengan sumbu

gerak pada persendian bahu dan siku betul-betul dalam keadaan lurus. Perkenaan

bola pada bagian prosimal dari lengan, di atas dari pergelangan tangan dan pada

waktu lengan membentuk sudut sekitar 45 derajat dengan badan, lengan

diayunkan dan diangkat hampir lurus. Sikap akhir setelah ayunan lengan

mengenai bola, kaki belakang melangkah ke depan untuk mengambil posisi siap

kembali dan ayunan lengan untuk passing bawah ke depan tidak melebihi sudut

90 derajat dengan bahu atau badan.

19
Gambar 2.6 Saat perkenaan bola passing bawah

2.2. Pengertian Latihan pasing bawah

2.2.1. Pengertian Latihan

Istilah latihan berasal dari kata dalam bahasa inggris yang dapat

mengandung beberapa makna seperti practice, exercises, dan training. Dalam

bahasa Indonesia kata-kata tersebut mempunyai arti yang sama yaitu latihan .

Menurut (Pradipta 2021) latihan adalah suatu proses menyiapkan fisik dan mental

anak, atih secara sistematis untuk mencapai mutu prestasi optimal dengan

diberikan beban latihan yang teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang

waktunya. Berulang-ulang maksudnya adalah agar gerakan- gerakan yang semula

sukar dilakukan semakin mudah, otomatis dan relaktif pelaksanaannya sehingga

semakin menghemat energi. Latihan yang sistematis dilakukan secara teratur,

latihan tersebut berlangsung beberapa kali dalam satu minggu, tergantung pada

standart atlet dan periode latihan. Selanjutnya latihan tersebut dilaksanakan

berdasarkan suatu sistem yang mengikuti prinsip latihan yang bersifat dasar.

Dalam pnelitian ini latihan dilaksanakan tiga kali pertemuan dalam satu minggu

yakni senin, rabu, jumat.

20
2.2.2. Tujuan Latihan

Tujuan latihan secara umum adalah untuk membantu pembina, pelatih,

guru olahraga agar dapat menerapkan dan memiliki kemampuan secara

konseptual serta ketrampilan dalam membantu mengungkapkan potensi

olahragawan mencapai puncaik prestasi. Tujuan utama latihan adalah untuk

membantu atlet meningkatkan ketrampilan dan prestasinya semaksimal mungkin.

Oleh karena itu anak latih merupakan satu totalitas sistem psiko-fisik yang

kompleks, maka proses latihan sebaiknya tidak hanya menitikberatkan kepada

aspek fisik saja, melainkan juga harus melatih aspek psikisnya secara seimbang

dengan fisik. Untuk dapat mencapai hal itu ada empat aspek latihan yang perlu

diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu : latihan fisik dalam

setiap proses latihan selalu berorientasi untuk meningkatkan kualitas fisik dasar

secara umum dan menyeluruh (Isabella 2021). Latihan fisik (physical training)

ini sangat penting dikarenakan tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak dapat

mengikuti latihan-latihan dengan sempurna. Latihan fisik haruslah menunjang

perkembangan kondisi fisik secara menyeluruh. Beberapa komponen fisik yang

sering ditemui dalam permainan bola voli, yaitu :

a) Kelincahan (agility)

Permainan bola voli memerlukan kelincahan yang sangat baik untuk

membantu pemain memainkan permainan ini dengan peforma yang baik.

Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah dalam

posisi-posisi di arena tertentu, seorang yang mampu merubah satu posisi kesuatu

21
posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi yang baik, berarti

kelincahannya cukup tinggi. Pada saat bermain para pemain tidak hanya diam di

lapangan, tetapi bergerak aktif dengan lincah untuk mengantisipasi ke mana bola

yang akan dipukul itu diarahkan ataupun saat akan membendung dan menerima

bola dari lawan (Darmawan 2012)

b) Keseimbangan (balance)

Keseimbangan badan dalam permainan bola voli sangat diperlukan.

Keseimbangan adalah kemampuan seseorangmengendalikan organ-organ syaraf

ototnya, selama melakukan gerak-gerak yang cepat, dengan perubahan letak titik-

titik berat badan yang cepat pula, baik dalam keadaan statis maupun dinamis.

Dalam bidang olahraga, banyak sekali hal-hal yang harus dilakukan atlet dalam

mempertahankan maupun menghilangkan keseimbangan. Pada saat melakukan

passing bola dimana datangnya bola dengan cepat dan keras dari pihak lawan

maka keseimbangan badan yang didukung oleh posisi kaki tangan dan badan.

Pada saat melakukan smash lalu mendarat diperlukan cara mendarat yang baik

sehingga jatuhnya badan tetap berada dalam keseimbangan yang baik.

1) Kekuatan (strength)

Kekuatan atau strenght adalah komponen kondisi fisik, yang menyangkut

masalah kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya,

menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Daya ledak otot adalah kemampuan

seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usahanya yang

dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Beberapa contoh dilapangan yang

memerlukan kekuatan antara lain saat pemain melakukan smash. Spiker tidak

22
hanya membutuhkan kekuatan saat memukul bola tapi juga memerlukan daya

ledak otot tungkai saat melakukan lompatan.

2) Daya tahan (endurance)

Daya tahan atau endurance dibedakan menjadi dua golongan, masing-

masing adalah daya tahan otot setempat atau local endurance kemampuan

seseorang dalam mempergunakan suatu kelompok ototnya, untuk berkontraksi

terus menerus dalam waktu yang relatif cukup lama, dengan beban tertentu. Daya

tahan umum atau cardiorespiratory endurance kemampuan seseorang dalam

mempergunakan sistem jantung, pernapasan dan peredaran darahnya, secara

efektif dan efisien dalam menjalankan kerja terus menerus. Di dalamnya

melibatkan kontraksi sejumlah otot-otot besar, dengan intensitas tinggi dalam

waktu yang cukup lama.

3) Kelentukan (flexibility)

Pemain bola voli yang sedang melakukan smash bola berda diudara dengan

posisi sedemikian rupa membutuhkan keseimbangan yang baik dikarenakan

umpan saat akan melakukan smash tidak selalu pas sehingga pemain diharuskan

melakukan lompatan dan meliukkan badan untuk menjangkau umpan tersebut.

Kelentukan adalah keefektifan seseorang dalam penyesuaian dirinya, untuk

melakukan segala aktivitas tubuh dengan penguluran seluas-luasnya, terutama

otot-otot, ligamen-ligamen disekitar persendianuntuk mengetahui tingkat

krlrntukan badan seorang pemain bisa diukur mrnggunakan alat flexibity meter.

23
4) Kecepatan-gerak-reaksi (speed)

Kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan yang berkesinambungan,

dalam bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-singkatnya, seperti gerak lari

cepat atau sprint, gerak pukulan atau smash dalam bola voli, gerak mengayuh

pedal dalam balap sepeda dan lain-lain. Dalam masalah kecepatan ini, ada

kecepatan gerak dan kecepatan explosive. Reaksi adalah kemampuan seseorang

segera bertindak secepatnya, dalam menanggapi rangsangan-rangsangan datang

lewat indera, syaraf atau feeling lainnya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya

bola, untuk kemudian ditangkap, dipukul atau ditendang.

5) Koordinasi (coordination)

Permainan bola voli adalah permainan yang dimainkan oleh tim sehingga

diperlukan koordinasi yang baik antara pemain satu dengan lainnya. Koordinasi

adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda ke

dalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif. Misalnya dalam permainan bola

voli, seorang pemain akan kelihatan mempunyai koordinasi gerak yang baik, bila

ia dapat bergerak ke arah bola sambil melakuakn passing, kemudian diumpan

kepada tosser.

6) Ketepatan atau accuracy

Kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap

suatu sasaran. Sasaran dapat berupa jarak atau mungkin suatu obyek langsung

yang harus dikenai. Dalam permainan bola voli ketepatan saat mengumpan,

melakukan smash sangat diperlukan agar arah tujuan bola terarah dengan baik.

24
7) Latihan teknik

Latihan teknik (technical training) yang dimaksud disini adalah latihan

untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk mampu

melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet. Latihan teknik juga dimaksud

membentuk dan memperkembangkan kebiasaan motorik. Sebab teknik yang

benar dari awal selain akan menghemat tenaga untuk gerak sehingga mampu

bekerja lebih lama dan berhasil baik juga merupakan landasan menuju prestasi

yang lebih tinggi.

2.2.3. Latihan Taktik

Dalam latihan sebaiknya selalu mengajarkan strategi, taktik, dan pola

permainan. Untuk melakukannya dibutuhkan ketajaman dan kejelian

menganalisis kelebihan dan kekurangan lawan (Istyadi 2007). Latihan taktik

(tactical training) mempunyai tujuan untuk menumbuhkan perkembangan

interpretative atau daya tafsir pada atlet. Teknik Gerakan-gerakan yang telah

dikuasai dengan baik harus dituangkan dan diorganisir dalam pola-pola

permainan, bentuk-bentuk dan formasi permainan, serta strategi-strategi dan

taktik-taktik pertahanan serta penyerangan, sehingga berkembang menjadi satu

kesatuan gerak yang sempurna. Pengertian strategi dan taktik pada dasarnya

mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencapai kemenangan dalam pertandingan

(Rahmat 2020) Strategi dan taktik yang tepat dapat berfungsi dalam beberapa hal,

yaitu sebagai berikut :

25
a) Dapat memperkecil kesenjangan antara tim sendiri dengan tim lawan yang

prestasinya lebih baik.

b) Dapat mengendalikan lawan sesuai dengan irama dan kehendak tim yang

mengambil inisiatif untuk menerapkan strategi sebagai pengendali tempo

dan arah permainan.

2.3. Model Latihan Pasing Bawah

2.3.1. Latihan dengan dinding

Sikap permulaan pemain memegang bola dengan kedua tangan

menghadap dinding, pelaksanaannya bola dilemparkan atau dipantulkan ke

dinding dan pantulannya berusaha untuk di passing ketembok sasaran lagi

demikian seterusnya (Burhanudin 2019). Bila bola melenceng atau tidak dapat di

passing maka bola di ambil dan dilemparkan atau dipantulkan lagi ke dinding dan

di passing lagi secara berulang-ulang. Menurut (Istyadi 2007) pertama diawali

dengan berdiri di depan dinding ambil posisi melempar dan siap menerima

passing bola setelah terpantul kedua tangan mnerima bola dengan meluruskan

kedua lengan. Kedua kaki dibuka selebar bahu dan lutut agag ditekuk persis

melakukan passing bawah. Kedua kaki harus bisa menyesuaikan hasil pantulan

bola yang terpantul didinding. Bila pemasing dapat mengimbangi pantulan bola

dan bisa mengendalikan pantulan bola tersebut dapat diperkirakan bisa

mempunyai kemampuan passing yang baik, meskipun itu baru tahap awal.

26
Gambar 2.3.1 Passing bawah dengan dinding

Keuntungan latihan ini adalah mudah mengantisipasi bola karena tidak

terpancang oleh teman pasangannya dan mudah diarahkan bola pantulannya.

Sedangkan kelemahannya karena tembok benda mati maka bila sudut datangnya

bola tidak tepat maka hasil pantulannya juga tidak tepat.

2.3.2. Latihan Berpasangan

Latihan berpasangan disini dimaksudkan pemain berpasangan dengan

temannya dan melakukan passing bawah usahakan bola tidak jatuh dan pantulan

bola selalu ajek. Sikap permulaan berdiri berhadapan lalu melakukan umpan

setelah itu di passing bawah secara berulang-ulang. Dilakukan sesuai dengan

program latihan yang sudah ditetapkan. Keuntungan pada latihan ini adalah

banyak sisi yang mengharuskan passing sesuai dengan keberadaan pasangannya

feel the ball salah satu hal yang penting saat melakukan latihan.

27
Gambar 2.3.2. passing bawah berpasangan

2.3.3. Kesalahan Umum Saat Melakukan Passing Bawah

Terdapat beberapa kesalahan umum saat melakukan passing bawah yaitu

perkenaan bola pada kepalan telapak tangan, lengan pemukul diayun atau

digerakkan dua kali yang semestinya hanya gerakan satu pukulan, sebelum

perkenaan bola sendi siku ditekuk terlebih dahulu, lengan pemukul diayun lebih

tinggi dari bahu terkecuali passing bawah ke belakang, kurang konsentrasi dalam

melakukan passing bawah, kurang berani jatuh atau guling di lapangan (Isabella

2021)

2.3.4. Ketepatan ( accuracy )

Secara garis besar dalam permainan bolavoli akurasi pukulan sangat

penting dalam menempatkan bola yang dituju. Ketepatan dalam kamus besar

bahasa indonesia memiliki arti tepat, ketelitian, jitu. Ketepatan adalah

kemampuan tubuh untuk menempatkan meletakan suatu benda dengan efektif,

efesiensi sesuai dengan kehendak dan mengurangi kesalahan sekecil mungkin.

28
Ketepatan (accuracy) ialah kemampuan seseorang untuk mengarahkan sesuatu

gerak ke suatu sasaran sesuai dengan tujuannya (Muhammad Zidan Arna 2019)

Hubungannya dengan permainan bolavoli, ketepatan passing bawah merupakan

penentu faktor pertahanan. Latihan ketepatan merupakan bagian integral bagi

pemain yang berhasil menempatkan bola tepat ke sasaran, dan membantu dalam

menampilkan berbagai passing bawah dalam bola voli.

Dalam cabang olahraga bolavoli, ketepatan merupakan salah satu

komponen yang penting untuk dikembangkan. Dijelaskan dalam pengetahuan

tentang bola voli bahwa dalam permainan bola voli ketepatan dan bergerak cepat

ke semua arah lebih penting daripada hanya reflek dan berlari mengejar jatuhnya

bola. Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ketepatan adalah

kemampuan seseorang untuk menentukan dan mengubah arah bola dengan cepat

dan tepat. Pada waktu bola sedang bergerak tanpa kehilangan arah sehingga

penempatan bola dan tujuan jatuhnya bola yang diharapkan.

2.3.4.1. Variasi Passing Bawah

Passing Bawah ke depan saat bola rendah ( crouching underhand pass )

kunci pelaksanaan gerakan ini adalah cepat merendah dan bergerak ke bawah

bola.

29
Gambar 2.3.4.1 Passing Bawah

2.3.4.2. Passing Bawah Bergeser Diagonal 45 Derajat

Ke depan ( 45 degree diagonal Underhand ) kunci pelaksanaan gerakan

ini adalah jangan lari menghadap bola, gunakan langkah silang atau langkah

samping.

Gambar 2.3.4.2 Passing Bawah Bergeser 45 Diagonal Derajat

2.3.4.3. Passing Bawah Pada Bola Jauh Di Samping Badan

30
( underhand pass hitting ball away ) kunci pelaksanaanya adalah

melangkah panjang kesamping depan diagonal 45 derajat dengan merendah.

Gambar 2.3.4.3 Gambar Passing Bawah Pada Bola Jauh DiSamping Badan

2.3.4.4. Passing Bawah Dengan Bergerak Mundur

( backward underhand pass ) kunci pelaksanaanya adalah jika bola datang

relatif tinggi ( setinggi dada ) dan akan diterima dengan passing bawah makan

didahului dengan langkah mundur, badan merendah dan jangan di tegangkan

lakukan langkah kecil ke belakang kemudian lakukan passing bawah dengan

ayunan lengan dan mengangkat badan dengan rileks.

31
Gambar 2.3.4.4 Passing Bawah Dengan Bergerak Mundur

2.3.4.5. Passing Bawah Dengan Bergerak Mundur Diagonal 45 Derajat

( 45 degree diagonal backward underhand pass ) kunci pelaksanaanya

adalah pusatkan pandangan kearah bola, gunakan langkah silang diagonal

kebelakang sambil merendahkan badan.

Gambar 2.3.4.5 Passing Bawah Dengan Bergerak Mundur 45 Diagonal Derajat

2.3.4.6. Passing Bawah Ke Belakang ( Underhand – Back Pass )

32
kunci pelaksanaanya putar badan dengan cepat, dan dengan badan

merendah ayunkan lengan ke arah bola. Kontak bola dengan lengan dilakukan

saat sudut antara lengan dan badan

Gambar 2.3.4.6 Passing Bawah Ke Belakang

2.3.4.7. Manfaat ketepatan dalam permainan bola voli

Ada beberapa manfaat ketepatan dalam permainan bolavoli yaitu

meningkatkan prestasi atlit, gerakan anak latih sangat efisien dan efektif,

mencegah terjadinya cidera, dan mempermudah menguasai tehnik dan taktik

(Najar 2019)

2.3.4.8. Faktor – faktor yang mempengaruhi kemampuan

Menurut (Pradipta 2021) ada beberapa faktor-faktor penentu baik atau

tidaknya ketepatan (accuracy) yaitu :

1) besar dan kecilnya (luas dan sempitnya) sasaran,

2) ketajaman indera dan pengaturan syaraf,

33
3) jauh dan dekatnya bidang sasaran,

4) cepat dan lambatnya gerakan yang dilakukan,

5) feeling dari anak latih serta ketelitian,

6) koordinasi tinggi berarti ketepatan tinggi korelasinya sangat positif,

7) kuat dan lemahnya suatu gerakan,

8) penguasaan teknik yang benar akan mempunyai ketepatan

2.4. Kerangka Berpikir

Olahraga merupakan salah satu cara agar tubuh kita melakukan gerakan

yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. Berbagai macam olahraga yang

terkenal di masyarakat luas salah satunya permainan boal voli. Terdapat berbagai

macam teknik dalam permainan tersebut. Banyak teknik dasar dalam bola voli

yaitu passing, smash, service, block. Passing merupakan salah satu teknik dasar

dalam permainan bola voli yang harus dikuasai oleh pemain bola voli. Passing

dalam bola voli dibagi menjadi dua yaitu passing bawah dan passing atas. Passing

bawah sangat dibutuhkan dalam permainan ini. Ada berbagai jenis latihan passing

bawah yang dapat dilakukan dalam latihan. Salah satu contoh jenis latihan

passing bawah adalah latihan passing bawah berpasangan dan latihan passing

bawah dengan dinding. Latihan dengan dinding merupakan latihan passing bawah

yang dilakukan atlet dengan memantulkan bola ke dinding dan begitu seterusnya.

Latihan berpasangan merupakan latihan passing oleh atlet berpasangan dengan

temannya melakukan passing bawah dengan pantulan yang ajek. Dalam jenis

latihan ini diduga ada pengaruh latihan passing bawah berpasangan dan passing

34
kedinding tembok terhadap kemampuan passing bawah pada permianan bola voli

tim putra kilo meter 13 kota sorong.

2.5. Hipotesis Penelitian

Menurut (Purnami 2017) hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban

yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti

melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kajian kerangka berpikir maka dapat

ditarik hipotesis sebagai berikut :

1) Ada pengaruh latihan passing bawah berpasangan dan passing kedinding

tembok terhadap kemampuan passing bawah pada permainan bola voli .

2) Ada pengaruh latihan passing bawah berpasangan dan passing kedinding

tembok terhadap kemampuan passing bawah pada permainan bola voli.

3) Latihan passing bawah berpasangan lebih berpengaruh terhadap

kemampuan kedinding tembok dalam permainan bola voli.

35
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Dan Desain Penelitian

3.1.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Menurut perlakuan

pada sampel penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

adalah salah satu penelitian yg benar-benar dapat menguji hipotesis hubungan

sebab akibat (Hartono 2016) Metode ini menyajikan pendekatan yang paling

valid untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam suatu penelitian.

Menurut (Iqbal 2021) metode eksperimen adalah kegiatan yang meliputi tes awal,

pemberian latihan dan tes akhir dan tiap-tiap eksperimen pada akhirnya harus

membandingkan sedikitnya dua kelompok atau l ebih menjadi kegiatan utama

dalam penyelidikan - penyelidikan ilmiah. Penelitian eksperimen banyak

dilakukan diluar laboratorium, karena mempunyai beberapa keunggulan seperti:1)

variabel eksperimen dapat lebih kuat dilapangan dibanding penelitian di

laboratorium,2) lebih mudah dalam memberikan perlakuan,3) dapat dilakukan

proses eksperimen dengan pengaturan yang mendekati keadaan sebenarnya, 4)

hasil eksperimen lebih aktual dengan permasalahan yang dihadapi oleh para

pendidik. Design penelitian ini menggunakan Matched by Subject design, dimana

menggambarkan terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan, namun sebelum

yang diberi perlakuan dan dilakukan pretest terlebih dahulu.

36
Menurut (Nono 2021) pre-test – post-test design merupakan design

dengan cara melakukan satu kali pengukuran didepan (pre-test) sebelum adanya

perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakuakan pengukuran lagi (posttest).

Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Pembagian kedua

kelompok tersebut menggunakan cara ordinal pairing yaitu menggunakan cara

yang didasarkan atas hasil tes awal telah dirangking (Hadi 2022) Untuk lebih

jelasnya dapat digambarkan dengan rancangan sebagai berikut :

Variabel Tes awal Perlakuan Tes akhir


Passing bawah
Berpasangan X1 0 X2

Passing bawah
Kedinding tembok X2 0 X2

Tebel 3. 1 Rancangan penelitian

3.1.2. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk

diselidiki dan dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit

mempunyai satu sifat yang sama (Purnami 2017) desain dalam penelitian ini

37
adalah Tim Putra Bola Voli Kilo Meter 13 Kota Sorong yang berjumlah 15

pemain. Jadi dalam penelitian ini mempunyai kesamaan sifat yaitu : 1)

mempunyai jenis kelamin yang sama yaitu putra, 2) mempunyai tingkat

kemampuan yang cenderung sama, 3) desain ini adalah pemain bola voli yang

mendapatkan latihan pada waktu, tempat dan materi yang sama, serta oleh pelatih

yang sama.

3.2. Variabel penelitian

Variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi (Supriadi 2018) Dalam

penelitian ini terdapat dua macam variabel yaitu:

1. Variabel Bebas atau yang sering disebut dengan variabel (X) adalah

variabel yang ada hubungan dengan variabel lain. Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel bebas yaitu :

a) Latihan passing bawah dengan dinding

b) Latihan passing bawah berpasangan

2. Variabel Terikat Variabel terikat atau yang sering disebut dengan variabel

(Y) adalah variabel yang dipengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini

adalah ketepatan passing bawah dalam permainan bola voli.

3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik penarikan sampel

3.3.1. Populasi

Menurut (Rahmat 2020) bahwa populasi adalah keseluruhan obyek

penelitian. Sedangkan menurut (Hadi 2022) populasi merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri dari obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

38
karaktrisitik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Suatu populasi menunjukkan kepada sekelompok subjek

yang menjadi objek sasaran penelitian (Isabella 2021) Dari pengertian diatas

terkandung arti bahwa populasi yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah

seluruh pemain putri yang berlatih di klub bolavoli Ivokas Kabupaten Semarang

yang berjumlah 42 atlet, 30 atlet putra dan 12 atlet putri. Disini peneliti

menentukan sampel dari sebagian populasi dengan syarat tertentu yaitu 1) altet

yang berlatih diklub IVOKAS, 2) berjenis kelamin perempuan, 3) merupakan tim

putri IVOKAS, 4) pernah mendapatkan materi latihan passing bawah

sebelumnya.

3.3.2. Sampel dan Teknik penarikan sampel

Menurut (Muhammad Zidan Arna 2019) dikatakan bahwa sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel yang

digunakan adalah atlet putri tim bola voli IVOKAS. Teknik penarikan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sample atau sampel

bertujuan yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan strata,

random atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu. Menurut (Murti 2015)

purposive sample adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Peneliti bisa menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada

syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu 1) pengambilan sampel harus didasarkan

atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri pokok

populasi, 2) subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek

yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi, 3)

39
penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat didalam studi

pendahulan. Dari syarat tersebut peneliti mengambil beberapa kesamaan sifat

untuk sampel yaitu 1) terdiri dari pemain putri klub ivokas kabupaten Semarang,

2) berjenis kelamin sama yaitu putri, 3) mempunyai tingkat kecakapan yang

sama, yaitu pernah mendapatkan materi latihan passing bawah bola voli Untuk

sampel dalam penelitian ini adalah seluruh atlet putri club bolavoli ivokas

Kabupaten Semarang sejumlah 12 atlet.

3.4. Instrumen penelitian

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah

(Purnami 2017) Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

instrument adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data

yang berkaitan dengan permasalahan peneliti.

Instrumen validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Tinggi rendahnya validitas

instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang

dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Istyadi 2007) Reliabilitas

menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena intrumen tersebut sudah

baik. Instruman yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Dari

berbagai syarat instrumen peneliti menggunakan instrumen Voli Skill test “

passing “

40
Gambar 3.1 Instrument Passing Test

Instrument ini mempunyai tujuan untuk mengetahui kemapuan passing

bawah bola voli seseorang dengan validitas isi dan reliabilitasnya disini aahper

menunjukkan bahwa koefisien korelasi yang tidak kurang dari . 80 untuk moment

nilai pada dasar jarak dan tidak kurang dari .70 untuk nilai pada dasar keakuratan

dan bentuk. Tidak ada koefisien reliabilitas spesifik disajikan oleh apher. Norma

tes untuk laki-laki dan perempuan melakukan semua item test ( usia 10- 18 ). Tes

ini mengharuskan pemain untuk melakukan passing bawah melewati net dan

mengarahkan bola agar jatuh pada area target. Pemain (X pada gambar) berdiri

ditengah-tengah kotak dengan ukuran 10feet(3,048m) x6feet(1,828m) seperti

digambar. Setiap pemain menerima umpan dari pengumpan (T pada gambar) dan

kemudian melakukan passing bawah hingga melewati tali setinggi 8feet (2,438m)

dan jatuh sesuai target berukuran 6feet (1,828m)x4feet (1,219m). Sepuluh kali

percobaan diberikan untuk daerah sasaran yang kanan dan sepuluh yang kiri. Satu

41
pion diberikan untuk passing bawah yang mendarat di daerah sasaran. Nilai akhir

total semua setelah 20 percobaan. Alat dan perlengkapan yang digunakan untuk

melakukan tes ini adalah bola voli, tali/rafia, blangko penilaian, meteran,

stopwatch, lapangan bola voli, solasi/lakban, kapur tulis/tabur, 2 tiang penyangga

untuk tali.

3.5. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan sebagai berikut :

1) Langkah awal :

a) Mengajukan tema kepada jurusan

b) Mengajukan proposal kepada dosen pembimbing

c) Meminta ijin kepada pihak yang terkait ( universitas/jurusan dan klub yang

dituju untuk penelitian

2) Melakukan pre test untuk mendapatkan data sebelum melakukan metode

latihan. Tes Awal ( pre-test ) dalam penelitian ini adalah tes passing bawah

awal, kemudian sampel dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok

eksperimen I dan kelompok eksperimen II.

3) Melakukan perlakuan (treatment) sesuai jadwal klub Ivokas. Perlakuan

(treatment) dalam penelitian ini adalah latihan passing bawah dengan

dinding (kelompok eksperimen I) dan latihan passing bawah berpasangan

(kelompok eksperimen II), selama 16 kali pertemuan. Program latihan

dalam penelitian ini hanya dilakukan selama 16 kali pertemuan dengan

frekuensi tiga kali dalam seminggu yang sesuai dengan jadwal latihan klub

Ivokas kabupaten semarang.

42
4) Melakukan post test untuk mengetahui hasil sesudah dilakukannya metode

latihan. Setelah mendapatkan perlakuan ( treatment ) dalam 16 kali

pertemuan, kemudian dilakukan tes akhir, cara pelaksanaannya.

5) Melakukan analisis data dan menyimpulkannya. 6) Penyusunan laporan

penelitian

3.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi penelitian kali ini, yaitu :

1) Anak kurang serius saat melakukan latihan Keseriusan setiap sampel dalam

latihan tidak mungkin akan sama, sehingga akan mempengaruhi hasil

penelitian. Untuk itu penulis berusaha agar anak coba bersungguh-sungguh

dalam melakukan latihan. Dengan cara memberikan pengarahan dan

penjelasan dengan lebih jelas agar faktor diluar penelitian dapat

dikendalikan. Selain usaha tersebut juga diberikan motivasi dan perangsang

yang berupa air minum setiap kali latihan agar mereka lebih bersemangat

dalam melakukan latihan.

2) Faktor Cuaca

Cuaca yang kurang bersahabat disini menyebabkan anak-anak kurang

bersemangat melakukan latihan terkadang mereka memilih tidak berangkat

karena hujan. Karena saat penelitian dilakukan saat bersamaan dengan

datangnya musim hujan.

3. Kegiatan anak ( bimbingan belajar/les )

Kegiatan anak coba yang dilakukan diluar penelitian sangant sulit untuk

diawasi. Untuk mengatasi hal ini diusahakan dengan cara memberikan

43
pengertian kepada anak coba agar tidak melakukan kegiatan yang

samadiluar jam latihan. Hal ini untuk menghindari porsi latihan yang

berbeda dari masing-masing anak coba.

4. Faktor kebosanan

Karena latihan dari hari-kehari hanya passing bawah saja, maka anak coba

pasti merasakan kebosanan. Hal ini wajar terjadi karena kegiatan ini

dilakukan selama kurang lebih enam minggu. Untuk menghindari

kebosanan ini diusahakan agar didalam melakukan pemanasan dengan

menggunakan variasi yang menarik asalkan tidak berlebihan dan setelah

selesai latihan diselingi dengan permainan bolavoli yang sesungguhnya,

sehingga anak akan merasa senang sehingga rasa bosan dapat dihilangkan.

3.7. Teknik analisis data

Analisis data merupakan bagian yang terpenting dalam sebuah penelitian

karena dengan adanya analisis data hipotesis bisa diuji kebenarannya dan

selanjutnya ditarik kesimpulan. Jika semua data terkumpul, langkah selanjutnya

adalah menganalisis data, teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab

permasalah penelitian yang dirumuskan, data yang dikumpulkan di analisis

dengan menggunakan rumus tertentu. Sebelum melakukan uji hipotesis peneliti

melakukan uji prasayarat yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas

(Murti 2015) dengan menggunakan SPSS versi 20. Setelah melakukan uji

prasyarat peneliti akan melanjutkan dengan uji hipotesis atau uji perbedaan

dengan menggunakan rumus t-test. Data-data yang diperoleh dari penelitian

44
selanjutnya akan dimasukkan kedalam tabel, yaitu tabel perhitungan statistik

sebagai berikut :

Tabel 3.7 Teknik Analisis Data

Keterangan :

Xa : hasil tes awal pre-test

Xb : hasil tes akhir post-test

D : perbedaan

D : deviasi mean perbedaan

d² : kuadrat dari deviasi perbedaan

∑N : jumlah pasangan subjek

Langkah – langkah cara pengisian kolom adalah sebagai berikut :

1. Catat nomor subjek pada kolom (1)

2. Pasangan subjek pada kolom (2)

3. Nilai awal pre-test pada kolom (3)

4. Nilai akhir post-test pada kolom (4)

45
5. Selisih nilai Xa dan Xb pada kolom (5)

6. Selisih antara D dan mean perbedaan pada kolom (6)

7. Kuadrat dari deviasi mean perbedaan pada kolom (7)

Selanjutnya dari hasil tabel diatas untuk memasukan dalam rumus t-test harus

diketahui terlebih dahulu nilai Mean Perbedaan (MD) yang dapat dicari dengan

rumus sebagai berikut :

Keterangan :

MD : Mean Difference

𝞢D : Jumlah Deviasi

N : Jumlah Sampel

Untuk menganalisis data selanjutnya dapat digunakan rumus t-test sebagai berikut
:

46
Keterangan :

t : t-hitung

MD : Mean Perbedaan

∑d 2: jumlah deviasi mean perbedaan

N : jumlah pasangan atau subjek

Dari hasil analisis statistik rumus t-test kemudian dimasukkan dalam t-tabel

pada taraf signifikansi 5% db 5 . Menolak hipotesis atas dasar taraf signifikansi

5% sama halnya dengan menolak hipotesis atas dasar taraf kepercayaan 95%

(Istyadi 2007) dari analisis tersebut akan diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Apabila nilai t-hitung yang diperoleh dari perhitungan 47tatistic sama atau

lebih besar dari t-tabel berarti signifikan, maka hipotesis nihil (Ho) ditolak

dan dengan ditolaknya hipotesis nihil maka hipotesis kerja (Ha) diterima.

2. Apabila nilai t-hitung yang diperoleh dari perhitungan 47tatistic lebih kecil

dari t-tabel berarti tidak signifikan, dan hipotesis nihil (Ho) diterima,

dengan diterimanya hipotesis nihil maka hipotesis kerja (Ha) ditolak.

47
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Danang. 2019. “Pengaruh Latihan Variasi Terhadap Kemampuan


Passing Atas Bola voli Siswa Putra Kelas X.1 Jurusan Teknik Sepeda Motor
Smk Telkom Pekanbaru.”

Burhanudin, Muhammad. 2019. “Pengaruh Kecepatan Terhadap Tinggi Loncat


Tegak Pada Atlet Bola Voli Putri Remaja Di Klub Yuso Sleman.”.

Darmawan, Agung Rahmat. 2012. “Pengaruh Metode Bermain Terhadap


Kemampuan Passing Atas Bola Voli Peserta Ekstrakurikuler Di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Bantul.”

Hadi, Ahmad Nur. 2022. “Pengaruh Latihan Passing Berpasangan, Passing Bebas
Terhadap Kemampuan Passing Bawah Bolavoli Anak Smp Di Dusun Tugu

Hartono, Ibnu Iskandar. 2016. Pengaruh Bentuk Permainan Bola Pantul Terhadap
Keterampilan Passing Bawah Bola voli Kelas Xi Ips 1 Sma Negeri 1
Cangkringan Tahun Ajaran 2015/2016.

Iqbal, Muhammad. 2021. “Pengaruh Latihan Passing Bawah Dengan Dinding


Dan Berpasangan Terhadap Ketepatan Permainan Bola Voli.”

Isabella, Alfaza Putri. 2021. “Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai Dan Kekuatan
Otot Lengan Terhadap Accuracy Smash Bola Voli.”

Istyadi, A R I. 2007. “Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dan Panjang Lengan


Dengan Hasil Servis Atas Bola Voli Pada Siswa Putera Ekstrakurikuler Ma
Darul Ma’arif Pringapus Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.”

Muhammad Zidan Arna. 2019. 3 “Perbedaan Latihan Pukulan Sasaran Tetap Dan
Sasaran Berpindah Terhadap Kemampuan Forehand Volley Pada Petenis
Putra Klub Pelti Kota Langsa Tahun 2021.”

Murti, Nastiti Ari. 2015. “Pengaruh Latihan Passing Bawah Dengan Dinding Dan
Berpasangan Terhadap Ketepatan Passing Bawah Dalam Permainan Bola

48
Voli

Najar, Khabibun. 2019. “Pengaruh Latihan Pasing Bawah Berpasangan Dan


Pasing Bawah Tembok Sasaran Terhadap Hasil Pasing Bawah Siswa

Nono, Thomas Aquino. 2021. “Pengaruh Latihan Passing Bawah Menggunakan


Media Tembok Pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Voli Smps
Soegijapranata.”

Pradipta, Galih Dwi. 2021. “Pengaruh Latihan Drill Untuk Meningkatkan


Keterampilan Passing Bawah Bola Voli Pada Kegiatan Ekstrakulikuler.”

Primayanti, Intan. 2011. “Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Plyometrik Dan


Berbeban Terhadap Peningkatan Kecepatan Smash Bolavoli Ditinjau Dari
Kekuatan Otot Lengan.”

Purnami, Sri. 2017.“Pengaruh Latihan Passing Dipantulkan Ke Dinding Terhadap


Hasil Tes Keterampilan Passing Dalam Pembelajaran Bolavoli Pada Kelas
X1 Dan X2 Sma Negeri 1 Sampung Kabupaten Ponorogo.”

Rahmat, Arif. 2020. “Pengaruh Latihan Passing Bawah Dengan Bantuan Tembok
Langsung Terhadap Kemampuan Passing Bawah Bola Voli Siswa Putra
Kelas Xi Ips Sma Negeri 1 Salo.”

Silitonga, Arisman. 2019. “Efektivitas Latihan Shortpass Berpasangan Dan


Shortpass Dengan Target Gawang Kecil Terhadap Keterampilan Shortpass
Dalam Permainan Sepakbola Di Ssb Gelora Muda Sleman Usia 11-12
Tahun.”

Simanungkalit, Nadia. 2021. “Pengaruh Latihan Push Up Terhadap Hasil Passing


Atas Bola Voli Pada Club Rbo (Regional Batterment Office) Kota
Palembang.”

Sugandi, Akhmad. 2019. “Perbandingan Antara Latihan Operan Berpasangan


Dan Operan Ke Dinding Terhadap Keterampilan Operan Atas Dalam
Permainan Bolavoli Di Ekstrakurikuler Smp Negeri 1 Palangka Raya.”

Supriadi. 2018. 1 “Survei Kemampuan Passing Bawah Bola Voli Siswa Kelas VII

49
Smp Negeri 26 Makassar.”

Wahyudi. 2021. 11 “Penerapan Metode Drill Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan


Ketrampilan Passing Atas Bola Voli Dengan Menggunakan Media
Dinding.”.

50

Anda mungkin juga menyukai