Anda di halaman 1dari 73

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Olahraga dalam sebuah kerangka sistematik berarti sebuah usaha sadar

untuk membentuk dan mendirikan komponen-komponen masukan, proses, dan

luaran pembangunan olahraga. Sistem keolahragaan nasional adalah keseluruhan

aspek keolahragaan yang saling terkait secara terencana, sistematis, terpadu, dan

berkelanjutan sebagai satu kesatuan yang meliputi: pengaturan, pendidikan,

pelatihan, pengelolaan, pembinaan pengembangan, dan pengawasan untuk

mencapai tujuan keolahragaan nasional.

Pendidikan jasmani adalah satu fase dari proses pendidikan


keseluruhan yang menggunakan kemampuan gerak individu secara
sukarela, tetapi bermakna langsung terhadap perkembangan mental,
emosional, dan sosial Nixon dan Jewett (dalam Agus Kristiyanto,
2012:13). Konskuensinya, pendidikan jasmani harus dirancang secara
khusus untuk memberikan pengaruh yang baik terhadap jasmani,
emosional, sosial dan intelektual.

Dalam memahami arti pendidikan jasmani dan olahraga, kita juga harus

mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai

istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam konteks

kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau

masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih

kontekstual.

1
2

Menurut pendidikan dan ahli psikologi, “bermain merupakan pekerjaan

masa anak-anak dan cermin pertumbuhan anak.” Gordon dan browne, (dalam

Sugianto, 2006:64). Bermain merupakan kegiatan yang memberi kepuasan bagi

diri sendiri.

Melalui bermain anak memperoleh pembatasan dan memahami


kehidupan. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan
kesenangan dan di lakasanakan untuk kegiatan itu sendiri, yang lebih
ditekankan pada caranya dari pada hasil yang di peroleh dari kegiatan
itu, Dworesky, (dalam Sugianto, 2006:65).Kegiatan bermain di
laksanakan tidak serius dan fleksibel. Bermain berarti berlatih,
mengesplorasi, merekayasa, mengulang latihan apapun yang dapat
dilakukan untuk mentransformasi secara imajinatif hal-hal yang sama
dengan dunia orang dewasa, Hildebrand (dalam Sugianto, 2006:65).

Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan.

Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak

kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah

berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat

ditemukan di dalam keduanya.

Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari

masyarakat Indonesia dan banyak dimainkan oleh seluruh lapisan masyarakat,

baik itu anak-anak, remaja, dan orang tua. Selain itu olahraga sepakbola juga

banyak di mainkan oleh kaum perempuan baik di luar negeri maupun dalam

negeri. Untuk pembinaan para pemain yang berpotensi dan berbakat akan dibina

atau dilatih. Untuk meningkatkan keterampilan pemain perlu adanya organisasi

sebagai tempat pembinaan. Organisasi tersebut biasa disebut dengan klub, dalam

klub sepakbola tersebut perlu adanya manajemen organisasi untuk kelangsungan


3

organisasi sepakbola tersebut. Karena dalam unsur manajemen itu meliputi

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan sehingga tujuan

dari organisasi tersebut dapat tercapai. Dalam organisasi sepakbola tersebut juga

mencakup pembinaan bagi para pemain. Pembinaan para pemain sepakbola

dimulai dari masing-masing klub, kemudian klub daerah dan yang terakhir klub

tingkat nasional.

Pertandingan sepakbola dimainkan oleh dua tim yang masing-masing

beranggotakan sebelas pemain. Masing-masing tim mempertahankan sebuah

gawang dan mencoba memasukkan bola ke gawang lawan. Setiap tim memiliki

kiper yang diperbolehkan mengontrol bola dengan tangannya di daerah pinalti

yaitu daerah yang berukuran lebar 44 meter dan 18 meter pada garis akhir.

Pemain lainnya tidak diperbolehkan menggunakan tangan dan lengan mereka

untuk mengambil bola, tetapi mereka dapat menggunakan kaki, tungkai dan

kepala. Gol diciptakan dengan menendang atau menanduk bola kedalam gawang

lawan. Setiap gol dihitung dengan skor satu dan tim yang paling banyak

menciptakan gol memenangkan permainan. (Luxbacher, 1998:2).

Walaupun permainan sepakbola bersifat beregu namun penguasaan teknik

dasar sangat diperlukan. Hampir seluruh permainan dimainkan dengan

keterampilan kaki, badan dan kepala untuk memainkan bola. Namun demikian

agar dapat bermain sepakbola yang baik perlu bimbingan dan tuntunan tentang

teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola.


4

Keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai

suatu tujuan dengan efektif dan efisien. Semakin tinggi kemampuan seseorang

mencapai tujuan yang diharapkan, maka semakin terampil orang tersebut Amung

Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000:57). Keterampilan merupakan kemampuan

untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum, tetapi dengan

pengeluaran energi dan waktu yang minimum Schmidt (dalam Amung Ma’mun

dan Yudha M. Saputra 2000: 61).

Dalam permainan sepakbola selain menendang kita juga harus bisa

menggiring bola atau dalam kata lain dribbling “Menggiring atau men-dribbling

bola adalah menendang terputus-putus atau pelan-pelan”. (Sucipto 1999:28). Dari

pendapat tersebut kita bisa mengetahui bahwa menggiring bola (dribbling) adalah

suatu upaya mendorong bola secara terputus-putus, dengan posisi bola tidak jauh

dari kaki kita sambil berlari untuk mencapai tujuan tertentu dalam permainan

sepakbola.

Namun pada anak kelompok usia 13-14 tahun atau yang popular
disebut dengan junior c adalah masa usia krisis (age of crisis)
penyebabnya ialah di usia tersebut, anak-anak mengalami pubertas,
pertumbuhan fisiologis sangat cepat sehingga pemain sering asing
dengan tubuhnya sendiri. Pertumbuhan cepat dimana tubuh menjadi
lebih tinggi dan besar, membuat tubuh tidak proposional dan kaku.
Oleh karenanya dimasa ini pemain sulit belajar teknik sepakbola baru.
Disisi lain pemain harus sudah mulai dilatih kekuatan untuk
membiasakan diri dengan tubuhnya yang besar.

Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler diharapkan anak akan lebih

banyak bergerak sehingga tidak merasa asing dengan dirinya. Kegiatan

ekstrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran di luar kegiatan intrakurikuler


5

yang diselenggarakan secara kontekstual dengan keadaan dan kebutuhan

lingkungan untuk memenuhi tuntutan penguasaan kompetensi mata pelajaran,

pembentukan karakter dasar dan peningkatan hidup yang alokasi waktunya diatur

secara tersendiri berdasarkan pada kebutuhan, kondisi sekolah, madrasah atau

daerah M. Nurrachmat (dalam Dimas 2010:13).

Tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler sepakbola adalah untuk menambah

keterampilan, pengetahuan serta menyalurkan bakat yang dimiliki siswa

serta membentuk pribadi siswa yang sesuai dengan perkembangan siswa,

menurut jenjang atau tingkatan sekolah dengan kehidupan berbangsa berdasar

pandangan hidup rakyat Indonesia. Keikutsertaan anak pada ekstrakurikuler

merupakan suatu upaya yang sangat tepat untuk memperkenalkan anak pada

kehidupan yang tidak terikat oleh aturan-aturan dalam kelas.

SMP Negeri 3 maospati merupakan salah satu sekolah yang juga memiliki

beberapa kegiatan ekstrakurikuler salah satunya ekstrakurikuler sepakbola, SMP

Negeri 3 maospati belum pernah mendapatkan gelar juara dalam setiap

pertandingan sepakbola, pada tahun 2014 SMP Negeri 3 mengikuti pertandingan

sepakbola Bupati Cup yang dilaksanakan di lapangan Maospati, namun gagal

dalam babak penyisihan, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di

sekolah tersebut. Studi pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya oleh

peneliti di SMP Negeri 3 maospati menunjukan bahwa bola standar yang

digunakan sebagai media pada waktu latihan anak terlalu kaku dan bola tidak

terkontrol pada saat menggiring bola. Bola sebagai media utama kurang
6

menjalankan perannya dengan baik, sebab bola yang digunakan kurang dapat

memberikan pengetahuan, keterampilan, yang seharusnya dimiliki siswa dalam

menggiring bola.

Banyak cara untuk meningkatkan teknik dribbling anak dengan baik, salah

satunya dengan menggunakan alat bantu dalam bermain, dalam hal ini bermain

menggunakan alat bantu bola plastik, karena dengan bola plastik anak dapat lebih

banyak menggunakannya, dan juga bola plastik relatif lebih murah, serta

karakteristik bola plastik lebih ringan sehingga anak lebih leluasa

menggunakannya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas peneliti ingin

mencoba membandingkan dua media dalam penelitian ini. Media yang akan

digunakan dalam penelitian adalah bola plastik dan bola standar. Oleh karena itu

peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Bermain

Bola Plastik dan Bola Standar Terhadap Keterampilan Menggiring dalam

Permainan Sepakbola Siswa di SMP Negeri 3 Maospati Kecamatan Maospati

Kabupaten Magetan Tahun 2014/2015”

B. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan masalah yang diteliti maka penulis membatasi ruang

lingkup permasalahan meliputi:

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah bermain dengan bola plastik dan

bola ukuran standar.


7

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil menggiring dalam permainan

sepakbola.

3. Penelitian ini menggunakan penelitian experimen.

4. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Putra SMP Negeri 3 Maospati

Kecamatan Maospati kabupaten Magetan Tahun 2014/2015

5. Sampel dalam penelitian ini adalah Siswa Putra SMP Negeri 3 Maospati

Kecamatan Maospati kabupaten Magetan Tahun 2014/2015 yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler sepakbola sebanyak 40 orang.

6. Jenis bola yang digunakan adalah bola plastik dan bola standar.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan bola plastik memberikan pengaruh yang lebih baik

terhadap keterampilan menggiring dalam permainan sepakbola siswa di SMP

Negeri 3 Maospati Kecamatan Maospati kabupaten Magetan Tahun

2014/2015?

2. Apakah penggunaan bola standar memberikan pengaruh yang lebih baik

terhadap keterampilan menggiring dalam permainan sepakbola siswa di SMP

Negeri 3 Maospati Kecamatan Maospati kabupaten Magetan Tahun

2014/2015?
8

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah penggunaan bola plastik memberikan pengaruh

yang lebih baik terhadap keterampilan menggiring dalam permainan

sepakbola siswa di SMP Negeri 3 Maospati Kecamatan Maospati Kabupaten

Magetan Tahun 2014/2015.

2. Untuk mengetahui apakah penggunaan bola standar memberikan pengaruh

yang lebih baik terhadap keterampilan menggiring dalam permainan

sepakbola siswa di SMP Negeri 3 Maospati Kecamatan Maospati kabupaten

Magetan Tahun 2014/2015.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan atau manfaat

penelitian sebagai berikut:

1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan keilmuan dan informasi bagi

lembaga STKIP DR. Nugroho Magetan, berkaitan dengan mata kuliah cabang

olahraga sepakbola, strategi belajar mengajar pendidikan jasmani, dan

olahraga mengenai pentingnya proses pembelajaran menggunakan alat bantu

bola plastik dan bola ukuran standar terhadap keterampilan menggiring dalam

permainan sepakbola.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi siswa, dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan menggiring dalam permainan sepakbola.


9

b. Bagi Pembina ekstrakurikuler sebagai bahan masukan dan pedoman

mengenai cara-cara dalam meningkatkan keterampilan menggiring dalam

permainan sepakbola.

c. Bagi sekolah, dengan adanya kegiatan penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan prestasi olahraga khususnya di bidang olahraga sepakbola.


10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Sepakbola

a. Pengertian Sepakbola

Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang

digemari masyarakat Indonesia, dan banyak dimainkan oleh seluruh

lapisan masyarakat, baik itu anak-anak, remaja, dan orang tua. Selain itu

olahraga sepakbola juga banyak di mainkan oleh kaum perempuan baik di

luar negeri maupun dalam negeri. Untuk pembinaan para pemain yang

berpotensi dan berbakat akan dibina atau dilatih untuk meningkatkan

keterampilan pemain perlu adanya organisasi sebagai tempat pembinaan.

Organisasi tersebut biasa disebut dengan klub, dalam klub sepakbola

tersebut perlu adanya manajemen organisasi untuk kelangsungan

organisasi sepakbola tersebut. Karena dalam unsur manajemen itu

meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan

sehingga tujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai. Dalam organisasi

sepakbola tersebut juga mencakup pembinaan bagi para pemain.

Pembinaan para pemain sepakbola dimulai dari masing-masing klub,

kemudian klub daerah dan yang terakhir klub tingkat nasional.

10
11

Pada hakikatnya pertandingan sepakbola dimainkan oleh dua tim

yang masing-masing beranggotakan sebelas pemain. Masing-masing tim

mempertahankan sebuah gawang dan mencoba memasukkan bola

kegawang lawan. Setiap tim memiliki kiper yang diperbolehkan

mengontrol bola dengan tangannya didaerah pinalti yaitu daerah yang

berukuran lebar 44 meter dan 18 meter pada garis akhir. Pemain lainnya

tidak diperbolehkan menggunakan tangan dan lengan mereka untuk

mengambil bola, tetapi mereka dapat menggunakan kaki, tungkai dan

kepala. Gol diciptakan dengan menendang atau menanduk bola kedalam

gawang lawan. Setiap gol dihitung dengan skor satu dan tim yang paling

banyak menciptakan gol memenangkan permainan (Luxbacher, 1998:2).

Sepakbola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan

menyepak, yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola kegawang

lawan dengan mempertahankan gawang tersebut agar tidak kemasukan

bola, (muhajir 2007:22).

Walaupun permainan sepakbola bersifat beregu namun penguasaan

teknik dasar sangat diperlukan. Karena keburukan penguasaan teknik

dasar oleh pemain dalam satu tim atau kesebelasan, akan mengurangi

keutuhan dari tim atau kesebelasan tersebut baik dalam serangan maupun

dalam pertahanan, dalam usaha meningkatkan mutu permainan kearah

prestasi permainan sepakbola.


12

Hampir seluruh permainan dimainkan dengan keterampilan kaki,

badan dan kepala untuk memainkan bola. Namun demikian agar dapat

bermain sepakbola yang baik perlu bimbingan dan tuntunan tentang teknik

dasar dan keterampilan bermain sepakbola. Sepakbola merupakan cabang

olahraga yang sangat populer di dunia dan olahraga ini sangat mudah

dipahami. Pada tanggal 21 Mei 1904 berdirilah federasi sepakbola dunia

yang disingkat FIFA (Federation Internasional The Football Association).

Dan di Indonesia, organisasi yang menaungi sepakbola adalah PSSI

(Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). PSSI berdiri pada tanggal 19

April 1930.

Permainan sepakbola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu dua

hakim penjaga garis. Lama permainan sepakbola adalah 2 kali 45 menit

dengan istirahat 15 menit, lapangan permainan empat persegi panjang,

panjangnya tidak boleh lebih dari 120 meter dan tidak boleh kurang dari

90 meter, sedang lebarnya tidak boleh lebih dari 90 meter dan tidak boleh

kurang dari 45 meter (dalam pertandingan internasional panjangnya

lapangan tidak boleh lebih dari 110 meter dan tidak boleh kurang dari 100

meter, sedang lebarnya tidak lebih dari 75 meter dan tidak boleh kurang

dari 64 meter).

Seluruh pemain boleh memainkan bola dengan seluruh anggota

badannya kecuali tangan. Penjaga gawang boleh memainkan bola dengan

tangan, tetapi hanya di daerah gawangnya sendiri. Setiap regu berusaha


13

untuk memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan

berusaha untuk mencegah lawan untuk memasukkan bola ke gawangnya.

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sepakbola adalah

permainan antara dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 11 orang

dan dimainkan dengan kaki, kecuali penjaga gawang, boleh menggunakan

tangan dan lengan. Setiap tim berusaha untuk memasukkan bola ke

gawang lawan sebanyak-banyaknya dan menjaga gawangnya dari

kemasukan bola oleh serangan lawan.

permainan ini dilakukan selama 2 kali 45 menit, dan di saat-saat

tertentu bisa ditambah lagi 2 kali 15 menit, apa bila kedua tim kesulitan

dalam membobolkan gawang lawannya, hal seperti ini biasanya dilakukan

dalam perebutan posisi 16 besar, 8 besar, 4 besar dan di putaran final.

b. Lapangan dan Perlengkapan Permainan Sepakbola

a) Lapangan Permainan

Lapangan sepak bola harus memiliki ukuran panjang 100

hingga 130 meter dan lebar 50 hingga 100 meter. Ukuran panjangnya

harus lebih besar dari lebar. (Untuk pertandingan internasional,

panjangnya harus 110 hingga 120 meter dan lebarnya 70 hingga 80

meter). Garis pemisah yang lebarnya tidak lebih panjang dari 5 inchi

membatasi daerah lapangan. Garis batas akhir dari lapangan disebut

goal lines, dan garis sampingnya disebut touchlines. garis tengah

membagi lapangan menjadi dua bagian yang sama, dan titik tengah
14

menandai bagian tengah dari lapangan. Lingkaran tengah dengan

radius 10 meter mengelilingi titik tengah.

Gambar 2.1: Lapangan permainan sepakbola


Sumber: (www.google.com)

Gawang ditempatkan pada kedua ujung lapangan pada bagian

tengah goal line (garis gawang). Masing-masing gawang memiliki

tinggi 8 kaki dan lebar 24 kaki. Goal area (daerah gawang) adalah

sebuah kotak persegi panjang pada masing-masing goal line. Daerah

ini dibatasi dengan dua garis yang dibuat pada sudut-sudut yang tepat

ke arah goal line, jaraknya 6 meter dari masing-masing bagian tengah

gawang. Garis ini diperpanjang sejauh 6 meter ke arah lapangan

permainan dan bergabung dengan garis yang parallel dengan goal

line.
15

Gambar 2.2: Tiang gawang


Sumber: (www.google.com)

Penalty area (daerah penalti), yang merupakan kotak segi empat

pada goal line, dibatasi dengan dua garis yang dibuat pada sudut-sudut

yang tepat ke area goal line, jaraknya 18 meter dari masing-masing

bagian tengah gawang. Garis ini diperpanjang sejauh 18 meter ke arah

lapangan permainan dan bergabung dengan garis yang parallel dengan

goal line. Daerah gawang terdapat didalam daerah penalti. Yang

terdapat pada daerah penalti adalah penalty sport (titik penalti). Titik

penalti ditentukan 12 meter dari depan pertengahan goal line.

Tendangan penalti dilakuan dari titik penalti. Lingkaran penalti dengan

radius 10 meter dari titik penalti dibuat diluar daerah penalti. Daerah

sudut dengan radius 1 meter, terdapat pada setiap sudut lapangan.

Tendangan sudut dilakukan dari bagan dalam daerah sudut.


16

b) Perlengkapan Permainan

Bola sepakbola berbentuk bulat dan terbuat dari kulit atau bahan

lainnya yang disetujui. Bola FIFA yang resmi berdiameter 27 hingga

28 inchi dan beratnya antara 14 dan 16 ons. Ukuran bola untuk dewasa

ditetapkan secara internasional sebagai bola ukuran #5. Bola yang

lebih kecil (ukuran #4 dan #3), yang kadang-kadang digunakan untuk

permainan tingkat remaja.

Gambar 2.3 : Perlengkapan pemain sepakbola


Sumber: (www.google.com)

Perlengkapan yang dibutuhkan dalam permainan sepakbola

(selain kiper) mencakup baju kaos atau baju olahraga, celana pendek,

kaos kaki, pelindung tulang kering dan sepatu bola. Kiper

menggunakan baju olahraga dan celana pendek dengan lapisan

berwarna lain untuk membedakan dari pemain lain dan wasit. Para

pemain tidak diperbolehkan untuk menggunakan pelengkap pakaian


17

yang dianggap dapat membahayakan pemain lainnya, seperti: jam

tangan, kalung atau bentuk-bentuk perhiasan lainnya.

2. Bola

a. Bola Plastik

Bola plastik adalah tiruan dari bola yang sesungguhnya yang terbuat

dari bahan plastik dengan ukuran yang berbeda-beda dan mempunyai

tujuan yang sama, kelebihan media bola plastik yaitu bola plastik dapat

lebih banyak penggunaan alatnya karena harganya relatif murah, dan

karakteristik bolanya lebih ringan dari bola yang sesungguhnya, sehingga

siswa lebih banyak menggunakannya dalam pembelajaran. Namun

kelemahan bola plastik yaitu bola plastik kurang banyak menghasilkan

pantulan dan ketika akan melakukan operan, bola kurang terarah ke target

atau sasaran yang ingin di oper karena bola terlalu ringan.

Gambar 2.4: Gambar bola plastik


Sumber: (www.google.com)
18

b. Bola Standar

Yang di maksud dari bola standar adalah bola berbentuk bulat


dan terbuat dari kulit atau lainnya, dalam pembuatan bola, bola
tidak boleh menggunakan bahan-bahan yang dapat
membahayakan para pemain. Lingkaran bola tidak boleh lebih
dari 21 cm dan tidak boleh kurang dari 68 cm.

“Pada permulaan permainan, berat bola tidak boleh lebih dari 153

gram (16 0z) dan tidak boleh kurang dari 396 gram (14 oz). tekanan udara

harus sama dengan 0.60 s/d 0.70 atmosfir atau sama dengan 9.00 s/d

10.50 lb./inci persegi pada permukaan laut.”

gambar 2.5: Bola standar


Sumber: (www.google.com)

3. Hakikat Bermain

Menurut pendidikan dan ahli psikologi, bermain merupakan


pekerjaan masa kanak-kanak dan cermin pertumbuhan anak
Gordon dan browne, dalam Sugianto, 2006:64). Bermain
merupakan kegiatan yang memberi kepuasan bagi diri sendiri.
Melalui bermain anak memperoleh pembatasan dan memahami
kehidupan. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan
kesenangan dan dilakasanakan untuk kegiatan itu sendiri, yang
lebih ditekankan pada caranya dari pada hasil yang di peroleh dari
kegiatan itu Dworesky, (dalam Sugianto 2006:64). Kegiatan
19

bermain di laksanakan tidak serius dan fleksibel. Bermain berarti


berlatih, mengesplorasi, merekayasa, mengulang latihan apapun
yang dapat dilakukan untuk mentransformasi secara imajinatif
hal-hal yang sama dengan dunia orang dewasa Hildebrand dalam
Sugianto, 2006:65).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan arti bermain. Bermain

merupakan bermacam-macam bentuk kegiatan yang memberikan kepuasan

pada diri yang bersifat nonserius, lentur, dan bahan mainan terkandung dalam

kegiatan dan yang secara imajinatif di transformasi seperti dunia orang

dewasa. Bermain mempunyai makna penting bagi pertumbuhan anak.

Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

pada anak. Upaya-upaya pendidikan yang diberikan kepada pendidik

hendaknya di lakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan

menggunakan strategi, metode, materi atau bahan dan media yang menarik

serta mudah diikuti oleh anak.

Melalui bermain anak di ajak untuk bereksplorasi menemukan dan

memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran

menjadi lebih bermakna bagi anak. Bermain bagi anak merupakan proses

kreatif untuk bereksplorasi, dapat mempelajari keterampilan yang baru dan

dapat menggunakan simbol untuk menggambarkan dunianya. Ketika bermain

mereka membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya.

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam pengembangan

bermain anak.
20

Dalam bermain sepakbola dapat menggunakan alat atau media yang

lain untuk menggantikan bola yang sesungguhnya, misalnya menggunakan

bola plastik, atau bola yang terbuat dari kumpulan beberapa kertas yang di

modifikasi.

Alat adalah segala sesuatu yang dapat di gunakan dalam rangkan


mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat di
gunakan kedalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai
fungsi, yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu
mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan,
Ahmad D. Marimba, (dalam Sugianto 2006:55).

Dalam dunia olahraga alat atau media pendukung sangat dibutuhkan

demi tercapainya suatu tujuan, misalnya dalam permainan sepakbola, alat

yang digunakan berupa bola, kun, sepatu, alas tulang kering dan lain-lain. Dan

dalam dunia pendidikan pun guru olahraga dituntut untuk lebih kreatif dan

mampu menerapkan alat agar dapat tercapainya suatu tujuan. Apabila di

sekolah kekurangan sarana atau alat, guru olahraga dapat menggantikan alat

lain, misalnya bola, guru olahraga dapat memodifikasi atau menggantikan

dengan bola yang terbuat dari kumpulan beberapa kertas atau menggunakan

bola plastik, yang terpenting adalah tercapainya suatu tujuan.

4. Hakikat Keterampilan

a. Pengertian keterampilan

Keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam

mencapai suatu tujuan dengan efektif dan efisien. Semakin tinggi

kemampuan seseorang mencapai tujuan yang diharapkan, maka semakin


21

terampil orang tersebut, (Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra,

2000:57). Keterampilan merupakan kemampuan untuk membuat hasil

akhir dengan kepastian yang maksimum, tetapi dengan pengeluaran energi

dan waktu yang minimum, Schmidt yang dikutip (dalam Amung Ma’mun

dan Yudha M. Saputra, 2000:61).

Keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam

mencapai suatu tujuan dengan efisiensi dan efektif, (Amung Ma’mun dan

Yudha M. Saputra, 2000:61). Untuk memperoleh tingkat keterampilan

diperlukan pengetahuan yang mendasar tentang bagaimana keterampilan

tertentu dihasilkan atau diperoleh serta faktor-faktor apa saja yang

berperan dalam mendorong penguasaan keterampilan, (Amung Ma’mun

dan Yudha M. Saputra, 2000:58). Pada intinya bahwa suatu keterampilan

itu baru dapat dikuasai apabila dipelajari atau dilatihkan dengan

persyaratan tertentu, satu diantaranya adalah kegiatan pembelajaran atau

latihan keterampilan tersebut dilakukan secara terus menerus dalam

jangka waktu tertentu yang memadai.

Keterampilan gerak kasar secara khusus dikontrol oleh otot-otot

besar atau kelompok otot. Keterampilan ini tidak terlalu menekankan

ketepatan dalam pelaksanaannya. Berlari, melompat, melempar dan

kebanyakan keterampilan dalam olahraga dimasukkan sebagai

keterampilan gerak kasar.


22

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol tubuh dalam

melakukan gerak. Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar

yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-

ulang dengan kesadaran pikir akan benar tidaknya gerakan yang telah

dilakukan Keterampilan teknik dasar sepakbola

Dalam permainan sepakbola keterampilan teknik dasar sangat

penting diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Menendang (kicking)

“Bertujuan untuk mengumpan, menembak ke gawang dan

menyapu untuk menggagalkan serangan lawan. Beberapa macam

tendangan, yaitu menendang dengan menggunakan kaki bagian dalam,

kaki bagian luar, punggung kaki dan punggung kaki bagian dalam.”

b) Menghentikan (stoping)

“Bertujuan untuk mengontrol bola. Beberapa macamnya yaitu

menghentikan bola dengan kaki bagian dalam, menghentikan bola

dengan telapak kaki, menghentikan bola dengan menghentikan bola

dengan paha dan menghentikan bola dengan dada.”

c) Menggiring (dribbling)

“Bertujuan untuk mendekati jarak kesasaran untuk melewati

lawan, dan menghambat permainan. Beberapa macamnya, yaitu


23

menggiring bola dengan kaki bagian luar, kaki bagian dalam dan

dengan punggung kaki.”

d) Menyundul (heading)

“Bertujuan untuk mengumpan, mencetak gol dan mematahkan

serangan lawan. Beberapa macam, yaitu menyundul bola sambil

berdiri dan sambil melompat.”

e) Merampas (tackling)

“Bertujuan untuk merebut bola dari lawan. Merampas bola bisa

dilakukan dengan sambil berdiri dan sambil meluncur.”

f) Lempar ke dalam (throw-in)

“Lemparan kedalam dapat dilakukan dengan awalan ataupun

tanpa awalan.”

g) Menjaga gawang (kipper)

“Menjaga gawang merupakan pertahanan terakhir dalam

permainan sepakbola. Teknik menjaga gawang meliputi menangkap

bola, melempar bola, menendang bola.”

Pembagian teknik dasar sepakbola dapat dibagi menjadi dua

bagian yaitu:

a) Teknik gerakan tanpa bola yag meliputi:

(1) Melompat dan meloncat

(2) Bertumpu tanpa bola / gerakan tipu

(3) Lari dan mengubah arah


24

b) Teknik gerakan dengan bola meliputi:

(1) Menendang bola

(2) Menerima / mengontrol bola

(3) Menyundul bola

(4) Gerak tipu dengan bola

(5) Merebut bola

(6) Menggiring bola

(7) Merampas dan merebut bola

Dalam pelaksanaan, kedua teknik dasar tersebut selalu terjadi dan

dilakukan dalam permainan. Teknik dasar tanpa bola dan teknik dasar dengan

bola harus mampu dikombinasikan didalam situasi permainan menurut

kebutuhan.

a) Teknik Gerakan Tanpa Bola

(1) Melompat/Meloncat

Melompat atau meloncat dapat dilakukan dengan awalan atau

tanpa awalan, tolakan satu kaki akan lebih menguntungkan karena

memungkinkan pemain melompat lebih tinggi, walaupun demikian

didalam situasi yang sesungguhnya tolakan dengan menggunakan dua

kaki juga digunakan. Biasanya lompatan dikombinasikan dengan

gerakan menyundul bola, oleh karena itu gerakan melecutkan badan

bagian atas sambil melompat perlu dilatih berulang-ulang agar

mendapatkan lompatan yang tinggi.


25

(2) Gerak tipu tanpa bola atau gerak tipu badan

Gerak tipu badan dapat di bedakan menjadi beberapa macam.

Gerak tipu dengan badan bagian atas dengan kaki, mungkin juga

dengan dengan bahu. Pemain dapat menipu lawan dengan jalan tiba-

tiba berhenti berlari atau merubah arah yang dikombinasikan dengan

gerak tipu badan bagian atas.

(3) Lari

Teknik lari seorang pemain ditandai dengan lari dalam

memperoleh posisi serangan dan lari dalam bertahan. Dalam

melakukan lari untuk memenuhi kebutuhan, pemain harus dapat lari

cepat berbelok atau merubah arah, berhenti lari mundur dan mendadak

start lagi. Untuk memperoleh kelincahan perlu diperhatikan oleh

pemain. Lari dalam sepak bola tidak sama dengan lari dalam pemain

kadang kadang terpaksa mengubah arah berlari, berhenti, lari mundur,

lari sambil melompat/meloncat dan beradu badan dengan lawan.

b) Teknik Gerakan Dengan Bola

(1) Menendang

“Menendang adalah gerakan paling penting dalam sepakbola, setiap

pemain sepakbola harus mampu menendang bola dengan benar,

mengoper maupun menembak bola dilakukan dengan tendangan.”

Terdapat teknik dasar menendang bola sebagai berikut:

(a) Teknik Dasar Menendang dengan kaki bagian dalam (Short Pass)
26

Pada umumnya menendang dengan kaki bagian dalam

digunakan untuk mengumpan jarak pendek (Short pass). Cara

menendang bola dengan kaki bagian dalam adalah sebagai

berikut:

(1) Sikap tubuh berdiri menghadap ke arah bola.

(2) Kaki tumpu diletakan disamping bola dengan lutut sedikit

ditekuk.

(3) Kaki yang di gunakan untuk menendang sedikit ditekuk

dengan di putar kea rah keluar

(4) Kaki yang digunakan untuk menendang di ayun dari

belakang kearah depan dengan sasaran bola di bagian

samping

(5) Setelah menendang berat badan digeser ke kaki yang

digunakan untuk menendang sebagai gerakan lanjutan agar

keseimbangan badan tetap terjaga.

(b) Teknik Dasar Menendang dengan kaki bagian luar

Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

(1) Sikap awal berdir menghadap kearah bola.

(2) Kaki tumpu diletakan disamping bola dengan kedua tangan

bergerak rileks untuk keseimbangan

(3) Kaki yang digunakan untuk menendang sedikit di putar

kedalam
27

(4) Pandangan mata kearah bola, kaki yang digunakan untuk

menendang di ayunkan ke depan.

(5) Kaki bagian luar dikenakan pada bola, kemudian berat badan

di geser ke depan sebagai gerakan lanjutan agar

keseimbangan badan tetap terjaga.

(c) Teknik dasar menendang dengan punggung kaki atau kura-kura

kaki.

Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

(1) Sikap awal tubuh menghadap kearah bola

(2) Kaki tumpu diletakan disamping bola dengan lutut sedikit

ditekuk, kemudian tangan rileks untuk menjaga

keseimbangan.

(3) Pergelangan kaki yang digunakan untuk menendang ditekuk

menghadap kedepan dan di ayun dari belakang kearah bola

kemudian kaki di sentuh pada bola bagian belakang

(4) Setelah menendang berat badan kearah depan untuk menjaga

keseimbangan.
28

Gambar 2.6 : Teknik dasar menendang bola


Sumber: (www.google.com)

(d) Teknik Dasar Menembak Bola (shooting)

Menembak bola (shooting) adalah tendangan kearah gawang

dengan tujuan untuk memasukan bola ke gawang lawan. Cara

melakukan tembakan atau (shooting) adalah sebagai berikut:

(1) Ada awalan sebelum tendangan.

(2) Posisi pemain membentuk sudut kurang lebih 30 derajat

disamping bola.

(3) Penempatan kaki tumpu sesaat setelah shooting disamping

hampir sejajar dengan bola.

(4) Sesaat akan menendang, kaki ayun menarik ke belakang dan

selanjutnya gerakan melepas ke depan.

(5) Perkenaan bola adalah kaki punggung bagian dalam juga

dapat menggunakan punggung kaki.


29

(6) Pandangan mata sesaat impact melihat bola selanjutnya

mengikuti arah sasaran.

(7) Setelah melepas tendangan masih ada gerakan–gerakan

lanjutan (follow trough) agar diperhatikan tidak putus.

(e) Teknik dasar mengontrol bola atau menghentikan bola.

Maksud dari mengontrol bola adalah menghentikan. gerakan bola

agar mudah untuk dikuasai pemain. Dalam mengontrol bola,

pemain harus memperhatikan arah datangnya bola. Pemain harus

mampu memperkirakan waktu datangnya bola Pemain harus

mengontrol bola dengan baik. Terdapat beberapa teknik dasar

mengontrol bola sebagai berkut:

a) Mengontrol bola dengan kaki bagian dalam

Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

(1) Pandangan mata kearah bola.

(2) Badan condong sedikit kearah datangnya bola.

(3) Berat badan di atas kaki tumpu. Lutut bengkok sedikit (ke

arah luar, ke arah datangnya bola)

(4) Lutut dan kaki yang akan menahan bola bengkok sedikit

ke arah luar.

(5) Pada saat kontak dengan bola, kaki penahan di angkat

sedikit dari tanah.


30

(6) Kaki bagian dalam dari kaki penahan sedikit menghadap

ke tanah dan mengurung bola antara kaki dan tanah.

b) Mengontrol bola menggunakan telapak kaki

Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

(1) Pandangan mata ke arah datangnya bola.

(2) Lutut kaki tumpu ditekuk sedikit.

(3) Kaki penahan dijulurkan ke depan menyambut bola.

(4) Berat badan pada kaki tumpu.

(5) Tumit kaki penahan diturunkan ke bawah, sedangkan

ujung kaki menghadap ke atas. Bola dikurung antara tanah

dan telapak kaki.

c) Mengontrol bola dengan menggunakan perut

Cara melakukan adalah sebagai berikut:

(1) Pandangan mata ke arah datangnya bola.

(2) Tubuh segaris dengan lintasan bola yang datang.

(3) Pada saat kontak dengan bola tubuh membungkuk di atas

bola dan tangan di rentangkan ke samping.

(4) Tumut di angkat sedikit ketika menahan bola bergulir.”

d) Mengotrol bola menggunakan paha

“Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

(1) Pandangan mata ke arah bola.


31

(2) Semua pelaksanaan sama seperti menahan bola dengan

kaki bagian dalam, hanya bagian yang kontak dengan bola

dalam cara ini adalah bagian paha sebelah dalam.”

e) Mengontrol bola menggunakan dada

Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

(1) Pandangan mata ke arah bola.

(2) Badan condong sedikit ke belakang mulai dari lutut dan

menghadap ke arah datangnya bola. Kedua kaki di tanah

dengan posisi muka belakang.

(3) Tangan di rentangkan ke samping.

(4) Saat kontak dengan bola, tubuh di tarik sedikit ke

belakang untuk menghentikan kecepatan bola. Berat badan

pada kaki belakang.

f) Mengontrol bola menggunakan kepala

Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

(1) Pandangan mata ke arah bola.

(2) Badan condong sedikit ke belakang.

(3) Posisi kaki muka belakang

(4) Lutut sedikit di bengkokan.

(5) Tangan menjaga keseimbangan.

(6) Tangan di rentangkan ke samping


32

(7) Saat berkenaan dengan bola atau kontak dengan bola,

kepala dan badan di tarik ke belakang untuk mematikan

gerakan bola.

g) Mengontrol bola dengan punggung kaki

Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

(1) Pandangan mata ke arah bola.

(2) Kaki penahan di angkat dengan lutut di tekuk.

(3) Kaki tumpu bengkok pada lutut.

(4) Punggung kaki (instep) menampung bola yang dating.

(5) Pada saat kontak dengan bola, kaki penahan di tarik ke

bawah mengikuti arah bola.

Gambar 2.7 : Teknik dasar mengontrol bola


Sumber: (www.google.com)
33

(f) Teknik dasar menyundul bola

Menyundul bola dalam permainan sepakbola tidak mudah

dilakukan. Menyundul bola memiliki beberapa manfaat, di

antaranya untuk memasukan bola ke gawang lawan. Untuk dapat

mengerahkan sundulan dengan tepat, pemain harus menguasai

teknik dasar menyundul bola. Berikut adalah cara menyudundul

bola dengan baik dan benar:

(1) Sikap kepala siap menyundul.

(2) Pandangan mata ke arah datangnya bola.

(3) Perkenaan bola di dahi (jidat)

(4) Bola terarah atau terkendali.

Gambar 2.8 : Teknik dasar menyundul bola


Sumber: (www.google.com)

(g) Teknik dasar menggiring bola

Dalam permainan sepakbola selain menendang kita

juga harus bisa menggiring bola atau dalam kata lain dribbling
34

Menggiring atau mendribbling bola adalah menendang

terputus-putus atau pelan-pelan, Sucipto (1999:28). Dari

pendapat tersebut kita bisa mengetahui bahwa menggiring bola

(dribbling) adalah suatu upaya mendorong bola secara

terputus-putus, dengan posisi bola tidak jauh dari kaki kita

sambil berlari untuk mencapai tujuan tertentu dalam permainan

sepakbola.

Adapun manfaat menggiring bola adalah sebagai

berikut:

(a) Untuk melewati rintangan dari lawan

(b) Agar dapat di operkan kepada teman

(c) Untuk menyelamatkan bola dari serangan lawan.”

Adapun macam-macam teknik menggring dalam

permainan sepakbola adalah sebagai berikut:

a) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam

“Cara melakukannya sebagai berikut:

(1) Jarak bola harus dalam keadaan mudah di jangkau.

(2) Bola di sentuh dengan kaki bagian dalam

(3) Langkah kaki harus menyesuaikan jalannya bola.

(4) Pada waktu menyentuh bola lutut sedikit di tekuk.

(5) Pandangan mata ke arah bola dan melihat posisi teman

dan lawan.”
35

b) Menggiring bola dengan kaki bagian luar

Cara melakukan sebagai berikut:

(1) Posisi tubuh berdiri dengan menghadap ke arah bola

(2) Supaya bola bergulir disentuh dengan kaki bagian luar.

(3) Pada waktu kaki menyentuh bola lutut sedikit di tekuk.

(4) Waktu menggiring bola pandangan mata ke arah bola

dan perhatikan posisi teman dan lawan.

(5) Pada saat menggiring bola langkah kaki disesuaikan

dengan jalannya bola.

c) Menggiring bola dengan punggung kaki atau kura-kura

kaki.

Cara melakuan sebagai berikut:

(1) Letakan bola dengan jarak muda dikuasai

(2) Bola di dorong dengan punggung kaki maka telapak

kaki di tekuk hampir tegak lurus.

(3) Langkah kaki harus stabil pada waktu kaki menyentuh

bola

(4) Pandangan bola ke arah, yang dikehendaki, misalnya

pada teman yang akan di oper.


36

Gambar 2.9: Teknik dasar menggiring bola


Sumber: (www.google.com)

(h) Merampas atau merebut bola (Tackling)

Merampas bola adalah salah satu upaya untuk merebut bola

dari penguasaan lawan. Ada beberapa cara untuk merampas

bola dari lawan diantaranya yaitu:

(1) Fokuskan perhatian pada bola.

(2) Gunakan gerak tipu tubuh dan kaki.

(3) Kontrol bola dengan bagian kaki yang tepat

(4) Gantilah kecepatan, arah atau keduanya


37

Gambar 2.10: Teknik dasar merampas bola


Sumber: (www.google.com)

(i) Lemparan ke dalam

Sepak bola membatasi penggunaan tangan dalam

pertandingan. Dengan peraturan permainan ini hanya penjaga

gawang yang boleh menggunakan kedua tangannya tetapi

hanya di dalam daerah pinalti. Namun ketika bola keluar

melewati garis pinggir atau garis tepi, maka akan di berikan

throw-in (lemparan ke dalam).

Cara melakukan lemparan ke dalam atau throw-in

(1) Pegang bola dengan kuat menggunaka ibu jari secara

melebar di seluruh permukaan bola.

(2) Ibu jari dan kedua jari telunjuk membentuk huruf “w”

(3) Tariklah bola kebelakang melewati kepala


38

(4) Rentangkan punggung dan rentangkan ke belakang tubuh.

(5) Ayunkan bola ke depan dan lepaskan.

Gambar 2.11: teknik dasar lemparan ke dalam


Sumber: (www.google.com)

5. Ekstrakurikuler

a. Pengertian ekstra kurikuler

Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam

pelajaran intrakurikuler maupun kokurikuler, termasuk pada waktu jam

sekolah tetapi tidak ada pelajaran (misalkan setelah ulangan umum,

ebtanas, menghadapi kenaikan kelas) dapat pula pada waktu libur

(Depdikbud, 1988:9). kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan

pembelajaran di luar kegiatan intrakurikuler yang diselenggarakan secara

konstektual dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan untuk memenuhi

tuntutan penguasaan kompetensi mata pelajaran, pembentukan karakter

dasar dan peningkatan hidup yang alokasi waktunya diatur secara


39

tersendiri berdasarkan pada kebutuhan, kondisi sekolah, madrasah atau

daerah (Dimas, 2010:13).

Keikutsertaan anak pada ekstrakurikuler merupakan suatu upaya

yang sangat tepat untuk memperkenalkan anak pada kehidupan yang tidak

terikat oleh aturan-aturan dalam kelas. Kegiatan ekstrakurikuler biasa

dilakukan di luar kegiatan reguler yang memiliki label mata pelajaran.

Berdasarkan urain diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang dilaksanakan di

sekolah maupun diluar sekolah yang bertujuan untuk menambahkan

wawasan dan keterampilan siswa sesuai dengan ekstrakurikuler yang

diikuti oleh siswa.

Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun

siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran

sekolah. Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan

pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang

bertujuan positif untuk kemajuan siswa-siswi itu sendiri.

b. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler

1. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk menambah

keterampilan, pengetahuan serta menyalurkan bakat yang dimiliki

siswa serta membentuk pribadi siswa yang sesuai dengan

perkembangan siswa menurut jenjang atau tingkatan sekolah dengan

kehidupan berbangsa berdasar pandangan hidup Rakyat Indonesia.


40

2. Agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat dan

kemampuanya di berbagai bidang di luar bidang akademik.

c. Jenis-jenis ekstrakurikuler

Dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler ada beberapa jenis

yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan meningkatkan minat dan

bakat siswa namun harus disesuaikan dengan Madrasahnya.

Adapun jenis kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:

1) Krida, meliputi kepramukaan, Pelatihan Dasar Kepemimpinan Siswa

(LDKS), Kursus Kader Da’wah (KKD), Palang Merah Remaja

(PMR), Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRAKA)

2) Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), Kegiatan

Penguasaan Keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian

3) Latihan/Lomba,Keterbakatan/Prestasi. Meliputi pengembangan bakat

olahraga, seni dan budaya, cinta alam jurnalistik teater keagamaan

4) Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain

karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni

budaya

d. Kegiatan ekstrakurikuler SMP Negeri 3 Maospati

SMP Negeri 3 Maospati merupakan salah satu lembaga pendidikan

yang memiliki kepedulian terhadap kegiatan ekstrakurikuler. Jenis

ekstrakurikuler di SMP Negeri 3 Maospati yang termasuk ekstrakurikuler

olahraga adalah bolavoli sepakbola, dan bola basket. Sedangkan yang


41

termasuk non olahraga antara lain Pramuka, Seni Musik, Bahasa Inggris,

Seni Tari, dan Kaligrafi.

Dilihat dari tujuan ekstrakurikuler maka jelas bahwa diharapkan

pihak sekolah berusaha memupuk kegemaran dan bakat para siswa agar

mereka mempunyai kesempatan untuk mengembangkan bakat olahraga

melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Dengan mengikuti ekstrakurikuler sepakbola diharapkan bisa

menjadi tim inti sekolah serta bisa mewakili sekolah dalam event

pertandingan sepakbola dan diharapkan akan mendapatkan prestasi

sepakbola. Kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negeri 3 Maospati

telah diprogramkan oleh sekolah dan merupakan salah satu cabang

olahraga pilihan. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sepakbola

dilaksanakan seminggu dua kali setiap hari selasa dan hari sabtu yang

dimulai pukul 14.30 – 16.30 WIB

6. Hasil belajar

Hasil belajar yaitu: perubahan-perubahan yang terjadi pada diri


siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar juga
dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor
yang di peroleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran
tertentu, Nawawi (dalam Ahmad Susanto. 2013:5).

Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena

belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
42

memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam

kegatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan

tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil dalam

tujuan pembelajaran atau tujuan instruksioanal.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai


dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat
pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi
kebuthan siswa, Sunai dalam (Ahmad Susanto, 2013:5). Selain itu
dengan adanya evaluasi atau penilaian ini dapat di jadikan feedback
atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja
diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap
dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa
mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu
menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan
dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.

B. Kerangka pemikiran

Sepakbola adalah suatu permainan olahraga yang sangat memasyarakat.

Ini terbukti dengan banyaknya klub-klub sepakbola, tidak hanya klub sepakbola

yang ada akan tetapi pada umumnya tiap-tiap sekolah mempunyai suatu wadah

yang dapat mengasah kemampuan siswanya baik dalam bidang seni, penalaran,

bidang kesejahteraan, bidang khusus maupun bidang olahraga yang biasa disebut

ekstrakurikuler. SMP Negeri 3 Maospati salah satunya.

SMP Negeri 3 Maospati memiliki ekstrakurikuler bidang olahraga yang

didalamnya terdapat olahraga bola voli dan sepak bola. SMP Negeri 3 Maospati

mempunyai prestasi yang kurang membanggakan dalam bidang olahraga

khususnya sepakbola. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya kegagalan dalam


43

mengikuti kejuaran-kejuaran yang diikuti sekolah ini. Kegagalan tim sepakbola

SMP Negeri 3 Maospati dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktor

tersebut adalah tingkat keterampilan dasar bermain sepakbola yang dimiliki oleh

para siswa tersebut.

Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran, bertujuan untuk

lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang

telah dimilikinya diberbagai bidang studi. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga

merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sebagai wahana untuk

menampung, menyalurkan, dan pembinaan minat, bakat, dan kegemaran siswa

dalam cabang olahraga.

Keterampilan dasar sepakbola sangat diperlukan dalam bermain

sepakbola, untuk menguasai keterampilan yang baik maka harus menguasai

unsur-unsur yang terkandung dalam sepakbola tersebut. Adapun unsur-unsur

yang harus dikuasai antara lain: gerakan-gerakan tanpa bola (lari dan merubah

arah, melompat, gerak tipu tanpa bola atau badan), gerakan dengan bola

(menendang bola, menerima bola, menyundul bola, menggiring bola, gerak tipu

dengan bola, merebut bola, melempar bola, teknik penjaga gawang atau bertahan

dan menyerang).

Untuk dapat meningkatkan keterampilan sepakbola banyak faktor yang

mempengaruhi tingkat keterampilan dasar sepakbola seperti sarana prasarana,

pelatih yang berkualitas, pemain berbakat dan kompetisi yang teratur serta harus

didukung oleh ilmu dan teknologi yang memadai.


44

Penelitian ini akan membahas tingkat keterampilan gerak sepakbola siswa

SMP Negeri 3 Maospati, melalui bola plastik dan bola standar pada siswa laki-

laki peserta ekstrakulikuler sepakbola. Tes keterampilan cabang olahraga

bertujuan untuk mengukur keterampilan para siswa dalam suatu cabang olah raga.

Untuk lebih jelas alur kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
45
SMP Negeri 3
Maospati

Kegiatan
Ekstrakurikuler

Keterampilan Dasar
Sepakbola

Tes Keterampilan Dasar


Sepakbola

Tes Awal
Menggiring

Bermain Dengan Bola Bermain Dengan Bola


Plastik Standar

Tes Akhir
Menggiring

Gambar 2.12 : Alur kerangka pemikiran


46

C. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah di

paparkan di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Penggunaan bola plastik memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap

keterampilan menggiring dalam permainan sepakbola pada siswa di SMP Negeri

3 Maospati Kecamatan Maospati kabupaten Magetan Tahun 2014/2015


47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

“Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang

valid dengan tujuan dapat di temukan, dikembangkan, dan dibuktikan,

suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk

memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.” (Sugiyono,

2011:6).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

experimen. Dalam penelitian ini objek yang di coba adalah menggiring

menggunakan media yang berbeda, yaitu menggiring menggunakan bola

plastik dan menggiring menggunakan bola standar terhadap hasil

menggiring dalam permainan sepakbola.

2. Desain Penelitian

Desain PenelitianUntuk mempermudah langkah-langkah dalam suatu

penelitian dipilih suatu desain yang tepat untuk dijadikan suatu pegangan

dalam penelitian. “Strategi mengatur latar penelitian agar peneliti

memperoleh data yang valid dan tujuan penelitian.” (Winarno, 2000:15).

47
48

Desain yang diterapkan peneliti untuk penelitian adalah group

pretest-posttest desain untuk lebih jelas desain penelitian tersebut peneliti

menggambarkan dalam pola sebagai berikut:

Kelompok A X1 O1 X2

Kelompok B Y1 O2 Y2

Keterangan:

Kelompok A adalah kelompok bermain menggunakan bola plastik

Kelompok B adalah kelompok bermain menggunakan bola standar

X1 dan Y1 adalah tes awal

X2 dan Y2 adalah tes akhir

O1 adalah bermain dengan menggunakan bola plastik

O2 adalah bermain dengan menggunakan bola standar


49

Populasi

Sampel

Tes Awal
Menggiring

Menggiring Dengan Menggiring Dengan


Bola Plastik Bola Standar

Tes Akhir
Menggiring

Data

Pengolahan Dan
Analisis Data

Kesimpulan

Gambar 3.1: Langkah-langkah atau alur dalam penelitian

Keterangan :

1. Populasi

“Dalam sebuah penelitian selalu ada subjek atau objek yang menjadi

sasaran penelitian, yang disebut sebagai populasi. populasi adalah seluruh


50

data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu

yang kita tentukan Putrawan.” (dalam Winarno, 2011:79).

2. Sampel.

Sampel adalah “bagian dari populasi yang menjadi pusat perhatian

penelitian kita, dalam ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.”

(Winarno, 2011:83).

3. Tes awal menggiring

Tes awal menggirng bertujuan untuk melihat kemampuan awal menggirig

bola pada siswa sebelum di berikan perlakuan.

4. Tes akhir menggiring

Tes akhir menggiring bertujuan untuk melihat kemampuan menggiring

bola pada siswa setelah mendapatkan perlakuan.

5. Data, Pengolahan dan Analisa data

Setelah melakukan tes awal dan tes akhir data yang di kumpulkan

kemudian di olah dan analisa menggunakan rumus statistik.

6. Kesimpulan

Setelah semua data di olah dan di analisis kemudian peneliti membuat

suatu kesimpulan

B. Tempat dan waktu penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Lapangan Sepakbola Maospati,

Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan. Pemilihan tempat tersebut didasari


51

bahwasannya lapangan tersebut cukup dekat dan rata serta rumput lapangan

berkondisi rata sebagai terlakasannya suatu tes.

Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan dengan tiga kali pertemuan

dalam satu minggu. Penlitian dilaksanakan dari tanggal 14 mei – 14 Juli 2015.

Waktu latihan pada hari Selasa, hari Kamis dan hari Sabtu.

C. Populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel

1. Populasi

Dalam sebuah penelitian selalu ada subjek atau objek yang menjadi
sasaran penelitian, yang disebut sebagai populasi. populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristk tertentu yang di tetapkan oleh
penelit untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
(Sugiyono 2012:117). Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga
obyek dan benda-benda alam yang lain. populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh arakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek/subyek
itu.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler SMP Negeri 3

Maospati. .

2. Sampel

Sampel adalah “bagian yang diambil dari populasi.” (Muhamad Farhan

Quadratullah, 2014:6). Sampel dalam penelitian ini di ambil dari jumlah

populasi siswa laki-laki SMP Negeri 3 Maospati kelas 7 dan kelas 8, yang

berjumlah 40 siswa.
52

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik sampling adalah “merupakan teknik pengambilan sampel, untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.” (Sugiyono,

2012:118).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

Sampling acak sederhana

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik tes.

Teknik tes adalah: “Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya

kemampuan objek yang diteliti, untuk kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga,

instrument yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atau

keterampilan seseorang.” (Winarno 2011:140).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes

dan wawancara.

“Dalam kegiatan penelitian diperlukan alat untuk mengumpulkan data, alat

tersebut yang dikatakan sebagai Instrumen. Instrumen penelitan memegang

peranan penting dalam upaya mencapai tujuan penelitian.” Ibnu (dalam winarno,

2011:93). Bobot atau mutu suatu penelitian kerapkali dinalai dari kualitas

instrumen yang digunakan.


53

1. Tes

Tes adalah “suatu proses yang sistematis untuk mengobservasi tingkah

laku seseorang yang dideskripsikan dengan menggunakan skala berupa angka

atau sistem dengan kategori tertentu.” Cronbach (dalam Winarno, 2011:94).

Tes adalah suatu bentuk pertanyaan atau pengukuran yang digunakan untuk

menilai pengetahuan dan kemampuan usaha fisik.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tes

merupakan instrumen atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan

informasi berupa pengetahuan atau keterampilan seseoarang. Berdasarkan

jenisnya tes dapat berupa tes tulis, tes lisan, dan tes keterampilan

2. Wawancara

Wawancara adalah “situasi peran antar pribadi bertemu muka (face to

face) ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan

dengan masalah penelitian, kepada seseorang yang diwawancara, atau

responden.” (dalam Winarno, 2011:95).

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai.

Adapun tata cara pelaksanaan yang bertujuan untuk mengukur

koordinasi mata kaki, koordinasi seluruh tubuh dan kelincahan. (Ismaryati

2008:56)
54

Perlengkapan
- Lapangan tes di atas permukaan yang rata dan tidak licin.
- Bola plastik dan bola standar
- Tiang tanda start dan finish
- Stop watch
- 10 buah kun rintangan
- Peluit
- Buku catatan dan bulpoin
Keterangan
- testi = siswa
- tester = penguji
- Tiang tanda start dan finish di pasang pada bagian kiri dan
kanan
- Kun di pasang pada tengah-tengah antara garis start dan
finish
- Jarak antara kun yang satu dengan yang lain adalah 3 meter
Petunjuk Pelaksanaan
- Pada aba-aba siap testi berdiri di belakang garis star dengan
bola dalam pengasaan kakinya dan bersiap mendengar tanda
pluit di bunyikan sebagai tanda untuk mulai menggiring
bola.
- Setelah mendengar peluit, testi muai menggiiring bola ke
arah kiri melewati kun pertama dank e arah kenan melewati
kun kedua dan seterusnya.
Penilaian
- Hitung waktu tempuh, dimulai dari saat peluit di bunyikan
sampai testi kembali lagi ke garis finish.
- Testi harus masuk garis finish denga bola terkontrol.
- Ulangan dilakukan dua kali.
- Waktu terbaik dari kedua ulangan merupakan koordinasi
testi.
Untuk lebih jelas dapat di lihat pada gambar 3.2
55

Gambar 3.2: Lapangan Soccer Dribble Test


Sumber: (Ismaryati 2008:56)

F. Teknik Analisa Data

Untuk mengolah data yang merupakan skor-skor mentah dari hasil tes

awal dan tes akhir perlu adanya pengolahan secara statistik. Rumus-rumus yang

digunakan di kutip dari buku statistika karangan Andi Supangat dan Sugiyono.

Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Menghitung rata-rata, Variansi dan Standar Deviasi

a. Mencari nilai rata-rata dari setiap kelompok dengan pendekatan rumus

menurut (Andi Supangat, 2010:46)

∑x
x=
n

keterangan

X :Nilai rata-rata yang di capai

Xᵢ : Skor yang di peroleh

N : Jumlah sampel

∑ : “Sigma” yang berarti jumlah


56

b. Mencari variansi dengan pendekatan rumus menurut (Andi Supangat

2007:102)

2
∑ ( x 1−x )2
s=
n−1

c. Mencari Standar Deviasi dengan Pendekatan rumus menurut ( Andi

Supangat 2007:107)

s D=√ ∑¿ ¿ ¿

2. Uji Normalitas

Untuk mengetahui normalitas kedua kelompok sampel, terdapat beberapa

langkah yang harus dilakukan. Adapun langkah-langkah pengujian (Menurut

Andi Supangat 2007:129) adalah sebaga berikut:

a. menyusun data hasil pengamatan mulai dari yang terkecil sampai


yang terbesar.
b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan
pendekatan Z skor, yaitu
−¿
x
z i=x i− ¿
s
c. Untuk setiap bilangan ini, menggunakan daftar distribusi normal
baku (tabel distribusi Z). kemudian hitung dari masing-masing
peluang nilai Z (Fzi) dengan ketentuan jika nilai Z negatif, maka
dalam penentuan Fzi-nya adalah 0,5-luas daerah distribusi Z
pada tabel.
d. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z(Szi) dengan cara
melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang
kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.
e. Hitung selisih antar F(zi)-S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.
f. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak
seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo.
g. Dengan bantuan nilai kritis L untuk uji Lilefors, maka
tentukanlah nilai L
57

h. Bandingkan nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui


diterima atau ditolak hipotesisnya dengan kriteria
- Terima Ho jika Lo < La = Normal
- Tolak Ho jika Lo > La = Tidak normal

3. Uji Homogenitas

Dalam menguji homogenitas atau tidaknya data yang di peroleh dari dua

variansi peneliti melakukan pendekatan uji kesamaan dua variansi dengan

formulasi rumus menurut (Sugiyono, 2012:276) adalah sebagai berikut:

varian terbesar
F¿
varianterkecil

4. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara

pretest dan posttest akibat pemberian perlakuan atau untuk mengetahui apakah

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Uji

hipotesis ini menggunakan t-test. Uji t-test dilakukan untuk dapat mengambil

kesimpulan dalam penerimaan hipotesis penelitian, untuk pengujian tersebut

dipergunakan rumus t-test. Rumus t-test dan langkah-langkah uji hipotesisnya

sebagai berikut :

a. Ketentuan pemilihan rumus t-test menurut Sugiyono (2012:272-273),

sebagai berikut :

1) Bila jumlah anggota sampel n1 =n2 dan varians homogen (σ 21


), maka dapat digunakan rumus t-test baik untuk separated,
maupun pool varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan
dk = n1 +n 2 – 2.
58

2) Bila n1 ≠ n2, varians homogen (σ 21 ≠ σ 22), dapat digunakan


rumus t-test pooled varian. Untuk melihat harga t-tabel
digunakan (dk) =n1 +n 2 – 2.
3) Bila n1 =n2, varians tidak homogen (σ 21=σ 2−2),), dapat
digunakan rumus t-test. Untuk melihat harga t-tabel
digunakan dk = n1 −1– atau n2 −1. jadi dk bukan n1 +n 2−2
4) Bila n1 ≠ n2, varians tidak homogen (σ 21 ≠ σ 22). Untuk ini
digunakan t-test dengan separated. Harga t sebagai
pengganti t-tabel dihitung dari selisih harga t-tabel dengan
dk (n1 −1 ) dan dk (n2 −1) dibagi dua, dan kemudian
ditambahkan dengan harga t yang terkecil.

b. Rumus t-test

1) Mencari Varians Gabungan (S g a b) menurut (Sugiyono 2012:181)

Sgab=
√ ( n ₁−1 ) s 21+ ( n2−1 ) S22
( n1 +n2 ) −2

Keterangan:

s21 :variansi pada kelompok A

2
s2 :variansi pada kelompok B

n1 :jumlah siswa pada tes awal

n2 :jumlah siswa pada tes akhir

2) Menghitung uji t

Dengan pendekatan rumus menurut (Sugiyono 2012:181)

x1−x 2
t=
S gab ❑
√ 1
n1
1
+¿ ¿
n2

Keterangan :
t = nilai yang dicari (t-hitung)
59

x 1 = rata-rata kelompok A
x 2= rata-rata kelompok B
n₁ = jumlah sampel kelompok A
n₂ = jumlah sampel kelompok B

G. Prosedur Penelitian

Prosedur yang di tempuh dalam proses pengumpulan data dapat di

bedakan menjadi dua tahap, yaitu “tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.” Ibnu,

(dalam Winarno 2011:149-150).

1. Tahap persiapan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan

a) Pengajuan judul pada dosen pembimbing

b) Menyusunan proposal.

c) Pengajuan surat izin penelitian ke sekolah.

2. Tahap pelaksanaan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan

a) Membagi dua kelompok sampel Kemudian melakukan pre test atau tes

awal.

b) Pemberian perlakuan servis atas menggunakan bola spon dan bola standar

terhadap kedua kelompok eksperimen.

c) Pelaksanaan tes akhir atau posttest untuk melihat peningkatan kemampuan

siswa dalam menggiring bola, setelah mendapatkan perlakuan.

d) Melakukan pengolahan dan analisa data yang telah terkumpul

e) Membuat kesimpulan dan rekomendasi hasil penyusunan.

f) Menyusun naskah skripsi secara lengkap.


60

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Tujuan penelitian dapat dicapai dengan pengambilan data pada sampel

yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal secara

keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi dua kelompok dan dilakukan tes

akhir pada masing-masing kelompok. Data tersebut kemudian dianalisis dengan

statistik, seperti terlihat pada lampiran. Rangkuman hasil analisis data secara

keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Table 4.1. Rangkuman Diskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan
Menggiring Kelompok A dan Kelompok B
N
Kelompok Tes Mean Variansi SD
(Sampel)
Kelompok A Awal 20 25.91 4.62 2.14
Akhir 20 24.13 7.05 2.65
Kelompok B Awal 20 26.16 4.83 2.19
Akhir 20 24.87 8.48 2.91
Berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir menggiring menggunakan bola

plastik dan bola standar terhadap keterampilan menggiring dalam permainan

sepakbola antara kelompok A (KA) dan kelompok B (KB) dimana pada hasil tes

awal menggiring menggunakan bola plastik diperoleh rata-rata 25,91 dan tes akhir

24,13. Sedangkan kemampuan menggiring menggunakan bola standar pada

kelompok B di peroleh rata-rata 26,16 dan pada tes akhir di peroleh rata-rata

24,16.

60
61

B. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Uji Normalitas.

Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari

data tes akhir kemampuan menggiring dalam permainan sepakbola. Uji

normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji

normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes akhir pada kelompok A dan

kelompok B adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kelompok A dan Kelompok B


Kelompok N Mean Variansi SD Lhitung Lt 5%

Kelompok A 20 24.13 7.05 2.65 0.0889


1.72
Kelompok B 20 24.87 8.48 2.91 0.0879
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok A

(KA) diperoleh nilai Lhitung = 0,0889. Nilai tersebut lebih kecil dari angka

batas penolakan pada taraf signifikan 5% yaitu 1,72. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data pada kelompok A (KA) termasuk berdistribusi

normal. Sedangkan dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok B

(KB) diperoleh nilai Lhitung = 0.0879, ternyata juga lebih kecil dari angka

batas penolakan hipotesis nol pada taraf signifikan 5% yaitu 1,72. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok B (KB) termasuk

berdistribusi normal.
62

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians

dari kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan

varians, maka apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka

perbedaan tersebut disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji

homogenitas data antara kelompok A (KA) dan kelompok B (KB) sebagai

berikut:

Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Uji Hemogenitas Data


Kelompok N Varians Fhitung Ft 5%

Kelompok A 20 7.05
1.20 3.24
Kelompok B 20 8.48
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai

Fhitung = 1.102. dengan db = 38 maka dapat dilihat pada tabel Ft 5% = 3,24,

ternyata nilai Fhitung 1.102 lebih kecil dari Ft 5% = 3,24. Karena Fhitung <

Ftabel 5%, maka hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kelompok A (KA) dan kelompok B (KB) memiliki varians yang

homogen.

3. Uji Hipotesis

Dari hasil pengitungan uji t diketahui thitung = 0,77 Dengan demikian

dapat dibandingkan pada hasil ttabel dengan db = 37 dan taraf signifikansi 5%

maka ttabel = 1,68. Sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung < ttabel 5%.

Dengan demikian hipotesis nol diterima.


63

C. Simpulan Hasil Pengujian Hipotesis


Berdasarkan pengolahan dan analisis data mengenai perbandingan

bermain menggunakan bola plastik dan bola standar terhadap keterampilan

menggiring dalam permainan sepakbola pada siswa di SMP Negeri 3 Maospati

maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan bola plastik memberikan pengaruh

yang lebih baik terhadap keterampilan menggiring dalam permainan sepakbola

pada siswa di SMP Negeri 3 Maospati Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan

Tahun 2014/2015.

D. Pembahasan

Sepakbola adalah suatu permainan olahraga yang sangat memasyarakat.

Ini terbukti dengan banyaknya klub-klub sepakbola, tidak hanya klub sepakbola

yang ada akan tetapi pada umumnya tiap-tiap sekolah mempunyai suatu wadah

yang dapat mengasah kemampuan siswanya baik dalam bidang seni, penalaran,

bidang kesejahteraan, bidang khusus maupun bidang olahraga yang biasa disebut

ekstrakurikuler. SMP Negeri 3 Maospati salah satunya.

SMP Negeri 3 Maospati memiliki ekstrakurikuler bidang olahraga yang

didalamnya terdapat olahraga bola voli dan sepakbola. SMP Negeri 3 Maospati

mempunyai prestasi yang kurang membanggakan dalam bidang olahraga

khususnya sepakbola. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya kegagalan dalam

mengikuti kejuaran-kejuaran yang diikuti sekolah ini. Kegagalan tim sepakbola

SMP Negeri 3 Maospati dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktor
64

tersebut adalah tingkat keterampilan dasar bermain sepakbola yang dimiliki oleh

para siswa tersebut.

Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran, bertujuan untuk

lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang

telah dimilikinya diberbagai bidang studi. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga

merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sebagai wahana untuk

menampung, menyalurkan, dan pembinaan minat, bakat, dan kegemaran siswa

dalam cabang olahraga.

Keterampilan dasar sepakbola sangat diperlukan dalam bermain

sepakbola, untuk menguasai keterampilan yang baik maka harus menguasai

unsur-unsur yang terkandung dalam sepakbola tersebut. Adapun unsur-unsur

yang harus dikuasai antara lain: gerakan-gerakan tanpa bola (lari dan merubah

arah, melompat, gerak tipu tanpa bola atau badan), gerakan dengan bola

(menendang bola, menerima bola, menyundul bola, menggiring bola, gerak tipu

dengan bola, merebut bola, melempar bola, teknik penjaga gawang atau bertahan

dan menyerang).

Untuk dapat meningkatkan keterampilan sepakbola banyak faktor yang

mempengaruhi tingkat keterampilan dasar sepakbola seperti sarana prasarana,

pelatih yang berkualitas, pemain berbakat dan kompetisi yang teratur serta harus

didukung oleh ilmu dan teknologi yang memadai.

Tes keterampilan cabang olahraga bertujuan untuk mengukur

keterampilan para siswa dalam suatu cabang olahraga. Dari hasil tes keterampilan
65

mengenai perbandingan bermain bola plastik dan bola standar terhadap

keterampilan menggiring dalam permainan sepak bola pada siswa di SMP Negeri

3 Maospati Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan tahun 2015/2016 media

yang digunakan adalah bola plastik dan bola standar. Adapun kelebihan dan

kekurangan bola plastik dan bola standar yaitu sebagai berikut.

1. Kelebihan bola plastik yaitu:

Bola plastik dapat lebih banyak penggunaan alatnya karena harganya relatif

murah, dan karakteristik bolanya lebih ringan dari bola yang sesungguhnya,

sehingga siswa lebih banyak menggunakannya dalam pembelajaran, dan

ketika menggiring bola, bola dapat terkontrol dengan baik.

2. Kelemahan bola plastik yaitu:

Bola plastik relatif lebih ringan maka akan cepat menimbulkan kelelahan,

akibat kelelahan maka akan menururun kapasitas kerja fisik sehingga akan

menurun pula kemampuan tekniknya. Bola plastik juga kurang banyak

menghasilkan pantulan sehingga menyulitkan anak untuk mengolah bola.

3. Kelebihan bola standar yaitu:

Bola standar lebih banyak memberikan pantulan, dan juga bola lebih lunak

pada saat mengenai perkenaan kaki

4. Kelemahan bola standar yaitu:

Bola relatif lebih berat dan bola tidak terkontrol dengan baik ketika

menggiring bola, membutuhkan ketepatan pada saat bola mengenai kaki


66

karena tekstur bola yang relatif licin sehingga menyulitkan anak dalam

mengolah bola.

Adapun kendala yang dihadapi selama kegiatan penelitian yaitu, anak-

anak masih belum disiplin waktu, ketika peneliti menjelaskan anak-anak kurang

memperhatikan dampaknya ketika mempraktekan anak selalu salah dan peneliti

harus memberikan contoh lagi, masih ada beberapa anak yang belum

menggunakan perlengkapan pemain misalnya sepatu, kaos kaki dan pelindung

tulang kering.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan hasil tes awal dan tes

akhir. Kegiatan penelitian ini pada tahap pertama adalah membagi kelompok

sampel secara acak menjadi dua kelompok, tahap kedua melakukan tes awal

menggiring antara kelompok A (KA) dan Kelompok B (KB), setelah di peroleh

data tes awal kemudian sampel di beri perlakuan sesuai dengan masing-masing

kelompok. Pada tahap ketiga yaitu tes akhir antara kelompok A (KA) dan

Kelompok B (KB),

Dari hasil tes awal dan tes akhir keterampilan menggiring menggunakan

bola plastik pada kelompok A (KA), pada tes awal waktu terbaik diraih oleh Aji

Prasetia Sadewa dengan 22,14 detik/second. Dan pada tes akhir diraih oleh Dimas

Hadi Susanto dengan 20,13 detik/second.

Dari hasil tes awal dan tes akhir keterampilan menggiring menggunakan

bola standar pada kelompok B (KB), pada tes awal waktu terbaik diraih oleh
67

Bayu Pamungkas dengan 22,31 detik/second. Dan pada tes akhir diraih oleh

David Adi Maulana dengan 20,26 detik/second.

Data yang sudah di peroleh kemudian di lakukan analisis data dengan

menggunakan pendekatan statistik.

1. Berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir menggiring menggunakan bola

plastik dan bola standar terhadap keterampilan menggiring dalam permainan

sepakbola antara kelompok A (KA) dan kelompok B (KB) dimana pada hasil

tes awal menggiring menggunakan bola plastik diperoleh rata-rata 25,91 dan

tes akhir 24,13. Sedangkan kemampuan menggiring menggunakan bola

standar pada kelompok B di peroleh rata-rata 26,16 dan pada tes akhir di

peroleh rata-rata 24,16.

2. Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok A (KA)

diperoleh nilai Lhitung = 0,0889. Nilai tersebut lebih kecil dari angka batas

penolakan pada taraf signifikan 5% yaitu 1,72. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data pada kelompok A (KA) termasuk berdistribusi

normal. Sedangkan dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok B

(KB) diperoleh nilai Lhitung = 0.0879, ternyata juga lebih kecil dari angka

batas penolakan hipotesis nol pada taraf signifikan 5% yaitu 1,72. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok B (KB) termasuk

berdistribusi normal.

3. Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung =

1.102. dengan db = 38 maka dapat dilihat pada tabel Ft dan taraf signifikan
68

5% = 3,24, ternyata nilai Fhitung 1.102 lebih kecil dari Ft 5% = 3,24. Karena

Fhitung < Ftabel 5%, maka hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kelompok A (KA) dan kelompok B (KB) memiliki

varians yang homogen.

4. Dari hasil pengitungan uji t diketahui thitung = 0,77 Dengan demikian dapat

dibandingkan pada hasil ttabel dengan db = 38 dan taraf signifikansi 5% maka

ttabel = 1,68. Sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung < ttabel 5%. Dengan

demikian hipotesis nol diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan

bola plastik memberikan pengaruh yang lebih baik.


69

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis data mengenai perbandingan

bermain menggunakan bola plastik dan bola standar terhadap hasil menggiring

dalam permainan sepakbola pada siswa SMP Negeri 3 Maospati Kecamatan

Maospati kabupaten Magetan Tahun 2014/2015 maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Penggunaan bola plastik memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap

keterampilan menggiring dalam permainan sepakbola pada siswa SMP Negeri

3 Maospati Kecamatan Maospati kabupaten Magetan Tahun 2014/2015. Hal

ini berdasarkan hasil pengitungan uji t diketahui t hitung = 0,77 Dengan

demikian dapat dibandingkan pada hasil ttabel dengan db = 38 dan taraf

signifikansi 5% maka ttabel = 1,68. Sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung

< ttabel 5%. Dengan demikian hipotesis nol diterima.

2. Penggunaan bola standar kurang memberikan pengaruh yang baik terhadap

hasil menggiring dalam permainan sepakbola pada siswa SMP Negeri 3

Maospati Kecamatan Maospati kabupaten Magetan Tahun 2014/2015.

Kemampuan menggiring menggunakan bola standar pada kelompok B di

69
70

peroleh rata-rata 26,16 dan pada tes akhir di peroleh rata-rata 24,16. Hal ini

jelas terlihat pada pengumpulan data tes awal dan tes akhir dimana perolehan

waktu tempuh, rata-rata pada kelompok A (KA) menggiring menggunakan

bola plastik lebih cepat.

B. Saran

Dari pengolahan dan analisis data mengenai perbandingan bermain

menggunakan bola plastik dan bola standar terhadap hasil menggiring dalam

permainan sepakbola pada siswa di SMP Negeri 3 Maospati kecamatan Maospati

Kabupaten Magetan Tahun 2014/2015. Maka dapat disampaikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah dengan adanya penelitian ini diharapkan lebih memperhatikan

minat dan bakat anak yang berhubungan dengan olahraga, sehingga siswa

dapat menambah keterampilan, pengetahuan serta menyalurkan bakat yang

dimiliki dalam membentuk pribadi dan kemampuanya di berbagai bidang

di luar bidang akademik.

2. Bagi pembina kegiatan ekstrakurikuler sepakbola dalam proses melatih anak

terutama untuk meningkatkan kemampuan teknik-teknik dasar sepakbola

salahsatunya yaitu teknik menggiring, maka sebaiknya lebih memperhatikan

gerakan-gerakan yang baik dan benar dalam menguasai bola, dibandingkan

memporsir latihan untuk meningkatkan stamina anak. Seperti halnya

membandingkan latihan menggunakan bola plastik dan bola standar terhadap

keterampilan menggiring, merupakan salahsatu alternatif latihan anak untuk


71

meningkatkan teknik dasar. Selain itu perlu diperhatikan juga metode

latihan, dan program latihan.

3. Bagi siswa dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan dasar sepakbola terutama dalam menggiring bola.

4. Bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

penelitian yang penulis lakukan, penulis mengharapkan sebaiknya diadakan

penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih representatif dan

kajian yang lebih dalam.


72

DAFTAR PUSTAKA

Agus Kristiyanto. 2012. Pembangunan Olahraga untuk Kesjahteraan Rakyat

dan Kejayaan Bangsa. Yuma Pustaka

Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Andi Supangat. 2007. Statistika. Jakarta. Kenacana Prenada Group

Erfahza. 2014. Kahikat Sepakbola. (online),

http://erfahza.blogspot.com/2014/03/hakikat-sepak-bola.html?m=1

diakses tanggal 8 April 2015

Ganesha Putra. 2010. Panduan Sepakbola Usia 6-14 Tahun Kutak-katik Latihan

Sepakbola Usia Muda. Jakarta. PT VISI GALA 2000

H.J.S. Husdarta. 2011. Manajemen Pendidikan Jasmani. Alfabeta Bandung

Ismaryati. 2009. Tes dan Pegukuran Olahraga. Lembaga Pengembangan

Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS

(UNS Press)

Luxbacher.1997. Sepak Bola Edisi Kedua. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Mielke. 2003. Dasar-dasar sepakbola. Pakar Raya Pustaka

Muhamad Farhan Quadratullah. 2014. Statistia Terapan Teori, Contoh Kasus,

dan Aplkasi dengan SPSS. Andi. Yogyakarta

72
73

Pak Guru Olahraga. 2014. Hakikat Ekstrakurikuler. (Online),

http://pakguruolahraga.blogspot.com/2014/06/hakikatekstrakurikuler

.html?m di akses tanggal 10 April.

Pak Guru Olahraga. 2013. Hakikat Keterampilan. (Online),

http://pakguruolahraga.blogspot.com/2013/07/hakikat-

keterampilan.html?m=1 di akses 8 april 2015

PSSI. 1982. Peraturan Permainan Sepakbola Serta Penjelasan-penjelasannya

dan Penuntun Umum untuk Wasit.Angkasa Putra.

Salmon Runesi dan Yoniel Selan. 2010. Bahan Ajar Mata Kuliah Sepakbola.

Universitas PGRI NTT

Sugianto. 2006. Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta. Ditjen Dikti.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Alfabeta Bandung

Sugianto. 2006. Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta. Ditjen Dikti.

Tim MGMP Penjas Orkes SMP Kabupaten Magetan. Buku Kegiatan Siswa

Sesuai Kurikulum 2013

Tim Penyusun. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi STKIP Doktor Nugroho

Magetan

Winarno. 2011. Metodelogi Penelitian Dalam Pendidikan Jasmani. Malang.

Media Cakrawala Utama.

Anda mungkin juga menyukai