Anda di halaman 1dari 27

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung
seumur hidup, maka dari itu pendidikan jasmani diajarkan di Sekolah yang
memberikan peranan penting serta memberikan kesempatan para siswa untuk
terlibat langsung dalam pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani.
Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani yang di utamakan
siswa dituntut harus banyak bergerak aktif. Pada dasarnya pendidikan jasmani
adalah upaya untuk membinakemampuan fisik dan mental. Tujuan utama
pendidikan jasmani menghasilkan manusia yang sehat, aktif, cerdas, disiplin,
serta menjungjung tinggi nilai sportivitas dan kemandirian yang tinggi.
Pendidikan jasmani merupakan integral dai sistem pendidikan secara
keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan asfek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan yang bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan
kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan Jasmani menurut Supandi (1992:1) adalah proses interaksi
sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola melalui
pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menjuju pembentukan
manusia yang seutuhnya.
Sedangkan Pendidikan Jasmani menurut Rusli (2001:1) adalah suatu
upaya pendidikan yang dilakukan terhadap anak-anak, agar mereka dapat
belajar bergerak, dan belajar melalui gerak, serta berkepribadian tangguh,
sehat jasmani dan rohani.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diketahui bahwa pendidikan
jasmani adalah aktivitas psikomotorik yang dilaksanakan atas dasar
pengetahuan (kognitif), dan pada saat melaksanakannya akan terjadi perilaku
2

pribadi yang terkait dengan sikap/afektif (seperti kedisiplinan, kejujuran,


percaya diri, ketangguhan) serta perilaku sosial (seperti kerjasama, saling
menolong), atau pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai suatu proses
pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain secara sistematik untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,
yang akan baik pelaksanaannya apabila didukung dengan pengetahuan tentang
cara melakukannya, perilaku hidup sehat, aktif, akan mengembangkan sikap
jujur, disiplin, percaya diri, tangguh, pengendalian emosi, serta kerja sama dan
saling menolong.
Tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah memacu kepada
pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang
selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak
dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat. (Aip dan
Muhadi,1992:5)
Tak ada pendidikan jasmani yang tidak bertujuan pendidikan, tak ada pula
pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani, sebab gerak adalah dasar
untuk belajar mengenai dunia dan dirinya sendiri.
Ruang lingkup program pengajaran Pendidikan Jasmani yang di ajarkan di
Sekolah Dasar, mulai dari kelas I sampai kelas VI pada setiap semester
ditekankan pada usaha memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani,
mental, emosional, dan sosial.
Berdasarkan ruang lingkup pendidikan jasmani di sekolah dasar, salah satu
tujuan pembelajaran pendidikan jasmani adalah meningkatkan keterampilan
gerak dasar anak dalam permainan dan olahraga.Terutama permainan olahraga
beregu seperti sepak bola.
Sepak bola adalah suatu bentuk permainan yang termasuk dalam Cabang
Olahraga Permainan Bola Besar. Permainan Sepak bola dimainkan oleh dua
tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang.Olahraga ini
menjadi olahraga paling populer di dunia.Banyak sekali perkembangan yang
terjadi dalam dunia sepak bola terbukti dengan banyak berdirinya Sekolah
Sepak Bola (SSB) di berbagai daerah. Sepak bola bisa dimainkan oleh semua
3

kalangan masyarakat, dari mulai anak-anak,dewasa sampai yang tua, tentunya


sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Ada yang bermain sepak bola hanya
sekedar hiburan atau olahraga biasa dan ada juga yang bermain secara
professional untuk sebuah klub sepak bola hingga mendapatkan penghasilan
dari bermain sepak bola.
Tujuan dari permainan sepakbola menurut Sarumpaet,dkk (1992:1), yaitu
permainan sepak bola adalah suatu bentuk permainan yang dilakukan oleh dua
regu yang saling berhadapan, baik putra maupun putri, yang berusaha
memasukan bola ke gawang lawan atau mencegah lawan dengan seluruh
anggota tubuh, kecuali lengan atau tangan, agar gawang sendiri tidak
kemasukan.Regu yang mempunyai selisih paling banyak memasukan bola
dianggap regu yang menang.

Permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang memerlukan


dasar kerjasama antar sesama anggota regu, sebagai salah satu ciri khas dari
permainan sepakbola.Selain kerja sama yang baik, diperlukan pula
keterampilan gerak dasar yang baik untuk melakukan berbagai teknik yang ada
dalam permainan sepak bola. Aip dan Muhadi (1992) berpendapat bahwa
untuk dapat mencapai prestasi optimal dalam permainan sepak bola, selain
setiap pemain harus memiliki kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan,
daya tahan, juga harus menguasai teknik dasarnya.
Salahsatu tekni dasar yang harus dikuasai oleh semua pemain sepak bola
adalah passing atau mengumpan bola. Passing adalah bagian dari permainan
sepak bola, baik itu penjaga gawang sampai penyerang harus bisa melakukan
passing dengan baik supaya bola tidak direbut lawan dan juga bisa
membangun serangan lewat passing.
Pelaksanaan proses pembelajaran permainan Sepak Bola di SDN Cikeruh
1 masih banyak ditemukan masalah di antaranya yaitu kurangnya penguasaan
kemampuan gerak dasar passing atau mengumpan bola. Pada umumnya peran
aktif siswa masih kurang, hal tersebut dapat dilihat pada sikap siswa yang
cenderung pasif, ketika guru menjelaskan siswa kurang memperhatikan,
4

peringatan untuk memperhatikan penjelasan guru sering dilontarkan dengan


nada yang tinggi untuk menarik perhatian siswa, namun siswa banyak diam,
siswa tidak memiliki inisiatif dan tidak mau bertanya, tidak bersemangat,
kurang berani menjawab pertanyaan guru dalam kegiatan belajar mengajar
(KBM). Kurangnya peran aktif siswa dalam KBM  disebabkan oleh metode
pembelajaran yang digunakan kurang menarik dan tidak menantang bagi
siswa.
Hal tersebut membuat siswa bosan mengikuti  model pengajaran yang
didominasi cara ceramah atau direct teaching, dan hal ini semakin membuat
siswa menjadi kurang antusias terhadap pelajaran, khususnya materi yang
mereka anggap sulit. Jika hal ini dibiarkan akan berimbas pada rendahnya
pencapaian hasil belajar siswa sehingga berpengaruh pada nilai yang rendah,
disamping itu ketuntasan belajar tidak  mencapai target yang sudah ditetapkan.
Untuk mengatasi masalah tersebut guru harus berupaya memotivasi siswa
dengan pendekatan pembelajaran yang dapat melibatkan seluruh siswa untuk
berperan aktif melalui penyampaian yang menarik dan menyenangkan
sehingga siswa termotivasi untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Junggling disini adalah gerakan menimang-nimang bola dengan kaki, bisa
juga dengan menggunakan kepala dan bagian tubuh lainya dengan
memantulkan bola ke atas supaya tidak jatuh ke tanah.
Namun, berdasarkan observasi awal penulis melihat tingkat penguasaan
siswa terhadap materi pembelajaran passing sepak bola masih rendah.Hal ini
terlihat dari data nilai yang dimiliki guru, masih banyak siswa yang kesulitan
dalam melakukan passing. Dari 29 siswa kelas V tersebut yang mencapai
ketuntasan dalam belajar hanya sekitar 5 siswa dan 24 siswa lainnya belum
mencapai ketuntasan dalam belajar. Jika di presentase, siswa yang mengalami
ketuntasan dalam pembelajaran passing mencapai 17,24% dan yang belum
mencapai ketuntasan dalam belajar mencapai 82,76% maka dari itu penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian guna meningkatkan kemampuan gerak
dasar passing sepak bola untuk mencapai ketuntasan dalam belajar.
5

Rendahhnya penguasaan materi pembelajaran passing sepak bola ini


diduga kuat karena kurang tepatnya strategi yang diterapkan guru serta kurang
cocok dengan karakteristik siswa, karakteristik yang dimaksud adalah karakter
siswa sekolah dasar yang mudah mengalami kejenuhan apabila diberi
pengajaran yang monoton tanpa menggali rasa ingin tahu yang besar.Dalam
proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan
berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan, serta
implementasi nilai-nilai dari pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya
bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian
teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional, dan
sosial.Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh
berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang
menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memelihara
kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak tubuh.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian tentang pengaruh latihan juggling, yang merupakan
salah satu latihan yang dapat membantu siswa kelas VI di SD Negeri
Tegaltangkolo 1 untuk dapat melakukan passing sepak bola dengan baik dan
benar, maka sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Pengaruh Latihan
Juggling Terhadap Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Passing Sepak
Bola”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka penulis merasa sangat
perlu melakukan perbaikan tentang apa yang terjadi dan mengapa hal tersebut
dapat terjadi. Dari hasil identifikasi ditemukan beberapa kekurangan dalam
pembelajaran passing sepak bola di kelas VI SDN Tegaltangkolo 1, beberapa
masalah tersebut antara lain:
1. Masih rendahnya pemahaman siswa terhadap materi passing sepak bola
karena guru kurang jelas dalam menyampaikan materi pelajaran.
6

2. Guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga kurang


memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum
jelas.
3. Guru kurang variatif dalam menggunakan materi pembelajaran, dan
4. Siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis sebagai peneliti berusaha


untuk mencari penyelesaian masalah agar hasil belajar yang di peroleh siswa
dapat lebih meningkat. Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah
yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana penerapan latihan juggling terhadap peningkatan keterampilan


dasar passing sepak bola di SD Negeri Tegaltangkolo 1 selama penelitian
yang dilakukan ?
2. Apakah latihan juggling efektif untuk meningkatkan kemampuan passing
sepak bola ?
Penelitian ini difokuskan pada peningkatan pembelajaran passing sepak
bola yang menggunakan pendekatan bermain.Penelitian ini dibatasi hanya
pada siswa kelas VI sekolah dasar semester genap tahun ajaran 2014/2015 SD
Negeri Tegaltangkolo 1.

C. Varriabel Penelitian
Dalam penelitian kali ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu :
1. Variabel kontrol, yaitu keterampilan gerak dasar passing sepak bola
2. Variabel eksperimen, yaitu latihan juggling

D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian kali ini, yaitu:
Untuk mengetahui penerapan latihan juggling terhadap peningkatan
keterampilan dasar passing sepak bola selama penelitian dilaksanakan.
1. Untuk mengetahui penerapan latihan juggling terhadap peningkatan
keterampilan dasar passing sepak bola selama penelitian dilaksanakan
7

2. Untuk mengetahui efektifitas latihan juggling terhadap peningkatan


keterampilan dasar passing sepak bola

E. Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini terdapat dua manfaat yaitu secara praktis dan teoritis,
uraiannya sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, dapat melatih siswa untuk percaya diri, berani tampil dan
mampu berekspresi, dapat menciptakan situasi pembelajaran yang
menyenangkan, dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi,
bersosialisasi dan bekerja sama antara siswa dengan siswa, siswa dengan
guru
b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam mengelola kegiatan belajar
mengajar yang lebih koperatif, inovatif dan  menyenangkan. Serta dapat
melatih dan meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan
pembelajaran yang efektif. Pengajaran yang bervariasi dalam pemahaman
materi Pendidikan Jasmani.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan guna
meningkatkan motivasi belajar siswa dan kreatifitas guru dalam mencapai
target yang diinginkan dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Jasmani.
d. Bagi peneliti, untuk mengevaluasi pada diri peneliti dalam memilih
metode yang tepat. Peneliti akan mengajar lebih baik dalam pembelajaran
selanjutnya, dan peneliti dapat mengatasi kekurangan dalam proses belajar
mengajar
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi guna penelitian ini
lebih lanjut yang berkaitan dengan kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor siswa dalam mencapai target belajar yang diinginkan dalam
mengikuti pelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah dasar.
8

F. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
a. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktifitas
jasmani yang terencana dan tersusun secara sistematis yang bertujuan untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak serta untuk
meningkatkan kemampuan dan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam
rangka untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
b. Tujuan Pendidikan Jasmani
Tujuan pendidikan jasmani yang ingin dicapai mencakup pengembangan
individu secara menyeluruh.Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak
hanya terfokus pada aspek fisik saja, melainkan juga aspek mental,
emosional, sosial, dan spiritual.
c. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani
Ruang lingkup materi yang harus diajarkan dalam mata pelajaran
pendidikan jasmani di sekolah dasar, antara lain meliputi aktivitas
permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri atau senam,
aktivitas ritmik, aquatic (aktivitas air), dan pendidikan luar kelas (outdoor
education).
a. Pengertian Permainan Sepak Bola
Permainan sepak bola adalah suatu bentuk permainan yang dilakukan oleh
dua regu yang saling berhadapan, baik putra maupun putri, yang berusaha
memasukan bola ke gawang lawan atau mencegah lawan dengan seluruh
anggota tubuh, kecuali lengan atau tangan, agar gawang sendiri tidak
kemasukan.Regu yang mempunyai selisih paling banyak memasukan bola
dianggap regu yang menang.
b. Passing atau mengoper bola adalah salah satu teknik dasar dalam permainan
sepak bola yaitu mengoper bola dengan kaki yang terdiri dari tiga bagian
kaki yang digunakan, yaitu kaki bagian dalam, kaki bagian luar dan
punggung kaki.
c. Latihan Juggling
9

Junggling adalah gerakan menimang-nimang bola dengan kaki, bisa juga


dengan menggunakan kepala dan bagian tubuh lainya dengan
memantulkan bola ke atas supaya tidak jatuh ke tanah.

G. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan penelitian dan definisi operasional diatas, maka
disusun asumsi dan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Asumsi
Latihan juggling merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk
meningkatkan keterampilan gerak dasar passing sepak bola pada anak
sekolah dasar
2. Hiipotesis
Berdasarkan asumsi di atas, diduga melalui penggunaan latihan juggling
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Jasmani, mengenai sepak bola dalam teknik passing atau mengumpan
bola.Berdasarkan dugaan tersebut dirumuskan hipotesis tindakan
penelitian ini adalah “latihan juggling dapat meningkatkan hasil belajar
passing bola pada anak kelas V di SD Negeri Tegaltangkolo 1”.
10

BAB II

STUDI PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan adalah suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung
seumur hidup, maka dari itu pendidikan jasmani diajarkan di Sekolah yang
memberikan peranan penting serta memberikan kesempatan siswa untuk
terlibat langsung dalam pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani. Dalam
proses belajar mengajar pendidikan jasmani yang di utamakan siswa di tuntut
harus banyak bergerak aktif. Pada dasarnya pendidikan jasmani adalah upaya
untuk membina kemampuan fisik dn mental. Tujuan utama pendidikan
jasmani menghasilkan manusia yang sehat, aktif, cerdas, disiplin, serta
menjunjung nilai sportivitas dan kemandirian yang tinggi.
Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan
kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional.
1. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani menurut Supandi (1992:1) adalah proses interaksi
sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola melalui
pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menjuju pembentukan
manusia yang seutuhnya.
Sedangkan Pendidikan Jasmani menurut Rusli (2001:1) adalah suatu
upaya pendidikan yang dilakukan terhadap anak-anak, agar mereka dapa
tbelajar bergerak, dan belajar melalui gerak, serta berkepribadian tangguh,
sehat jasmani dan rohani.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diketahui bahwa
pendidikan jasmani adalah aktivitas psikomotorik yang dilaksanakan atas
11

dasar pengetahuan (kognitif), dan pada saat melaksanakannya akan terjadi


perilaku pribadi yang terkait dengan sikap/afektif (seperti kedisiplinan,
kejujuran, percayadiri, ketangguhan) serta perilaku sosial (seperti
kerjasama, saling menolong), atau pendidikan jasmani dapat diartikan
sebagai suatu proses pembelajaran melaluiaktivitas jasmani yang di desain
secara sistematik untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, yang akan baik pelaksanaannya
apabila didukung dengan pengetahuan tentang cara melakukannya,
perilaku hidup sehat, aktif, akan mengembangkan sikap jujur, disiplin,
percaya diri, tangguh, pengendalian emosi, serta kerjasama dan saling
menolong.
2. Tujuan Pendidikan Jasmani
Tujuan pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah memacu kepada
pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial
yang selaras dalam upaya membentuk dn mengembangkan kemampuan
gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan diri hidup sehat.
(Aipdan Muhadi,1992:5) Tak ada pendidikan jasmani yang tidak bertujuan
pendidikan, tak ada pula pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan
jasmani, sebab gerak adalah dasar untuk belajar mengenai dunia dan
dirinya sendiri.
Abdulkadir (1992:8) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan jasmani
adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan jasmani memberikan bantuan kepada siswa untuk mengenal
dunianya dengan kualitas-kualitas serta tempat dirinya di dalamnya;
b. Dia meningkatkan kesenangan gerak, kepastian gerak dan kekayaan gerak;
c. Dia meningkatkan kesehatan jasmani, rohani dan sosial serta kegairahan
hidup;
d. Mensiagakan menghadapi tugas dan waktu senggang;
e. Membimbing ke arah penguasaan kewajiban dengan matang sebagai
pribadi yang kreatif bulat
12

3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani


Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan berdasarkan Kurikulum 2004, meliputi aspek-aspek sebagai
berikut :
a. Permainan dan Olahraga, meliputi olahraga tradisional, permainan,
eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor dan manipulatif,
atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis
meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan beladiri, serta aktivitas lalinnya.
b. Aktivitas Pengembangan, meliputi mekanika sikap tubuh, komponen
kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
c. Aktivitas Ritmik, meliputi gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam
aerobik serta aktivitas lainnya.
d. Aktivitas Air, meliputi permainan di air, keselamatan air, keterampilan
bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.
e. Pendidikan Luar Kelas, meliputi piknik/karyawisata, pengenalan
lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.
f. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap
sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman
yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat, yang
tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan
merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua
aspek.

Berdasarkan ruang lingkup pendidikan jasmani di sekolah dasar, salah


satu tujuan pembelajaran pendidikan jasmani adalahmeningkatkan
keterampilan gerak dasar anak dalam permainan dan olahraga, terutama
permainan olahraga beregu seperti sepak bola.

B. Permainan Sepak Bola


Sepak bola adalah suatu bentuk olahraga permainan yang termasuk dalam
Cabang olahrga Permainan Bola Besar. Permainan sepak bola adalah permaina
13

beregu yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11


(sebelas) orang. Olahraga ini menjadi olahraga paling populer di dunia.
Banyak sekali perkembangan yang terjadi dalam dunia sepak bola terbukti
dengan banyak berdirinya Sekolah Sepak Bola (SSB) di berbagai daerah.
Sepak bola bisa dimainkan oleh semua kalangan masyarakat, dari mulai anak-
anak,dewasa sampai yang tua, tentunya sesuai dengan kebutuhan masing-
masing. Ada yang bermain sepak bola hanya sekedar hiburan atau olahraga
biasa dan ada juga yang bermain secara professional untuk sebuah klub sepak
bola hingga mendapatkan penghasilan dari bermain sepak bola.
1. Pengertian Sepak Bola
Pengertian menurut Sarumpaet, dkk (1992:1), yaitu :
Permainan sepak bola adalah suatu bentuk permainan yang dilakukan oleh
dua regu yang saling berhadapan, baik putra maupun putri, yang berusaha
memasukan bola ke gawang lawan atau mencegah lawan dengan seluruh
anggota tubuh, kecuali lengan atau tangan, agar gawang sendiri tidak
kemasukan. Regu yang mempunyai selisih paling banyak memasukan bola
dianggap regu yang menang.

Sedangkan menurut Remmy (1992:27 ), yaitu :

Sepak bola adalah dimana para pemain dari kedua belah pihak mencoba
untuk menguasai bola, masing-masing pihak berusaha untuk membawa
bola tersebut sedekat mungkin kegawang lawan dan usaha yang paling
utama adalah untuk menjaringkan bola tersebut kegawang lawan dengan
bekerjasama antara pemain dengan cara memberikan bola tersebut antara
satu pemain dengan pemain lainnya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka permainan sepak bola


merupakan permainan beregu yang memerlukan kerja sama setiap anggota
tim, sebagai salah satu ciri khas dari permaian sepak bola dimana tugas
yang paling utama dari setiap tim adalah memasukan bola ke gawang
14

lawan dengan menggunakan kaki, kepala dan anggota tubuh lainnya


kecuali dengan tangan.
Selain kerjasama yang baik, diperlukan pula keterampilan gerak dasar
yang baik untuk melakukan berbagai teknik yang ada dalam permainan
sepak bola. Aip dan Muhadi (1992) berpendapat bahwa untuk dapat
mencapai prestasi optimal dalam permainan sepak bola, selain setiap
pemain harus memiliki kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan,
dayatahan, juga harus menguasai teknik dasarnya.
2. Passing
Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh semua pemain sepak
bola adalah passing atau mengoper bola. Passing adalah bagian dari
permainan sepak bola. Semua pemain sepak bola, baik itu penjaga gawang
sampai dengan penyerang harus bisa melakukan gerakan passing dengan
baik. Dalam passing ada tiga bagian kaki yang digunakan, pertama
menggunakan kaki bagian dalam, kedua dengan kaki bagian luar, dan yang
ketiga dengan bagian punggung kaki.

C. Latihan Juggling
Juggling adalah gerakan menimang-nimang bola dengan kaki, bisa juga
dengan menggunakan kepala dan bagian tubuh lainya dengan memantulkan
bola ke atas supaya tidak jatuh ke tanah. Dengan latihan juggling siswa
dituntut harus bisa menimang-nimang bola an mersakan bola.
15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metodelogi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental
yang merupakan penelitian dimana dilakukan dengan mengadakan manipulasi
terhadap objek penelitian serta adanya kontrol (Suherman, 2013: 45). Selain
itu metode eksperimen merupakan suatu percobaan langsung untuk
mengetahui sebab akibat. Maka pada penelitian ini penulis mengadakan suatu
percobaan langsung untuk mengetahui hubungan sebab akibat dari latihan
dribbling sepak bolabiasa dengan cara pendekatanbermain dan pengaruhnya
terhadap tingkat penguasaan keterampilan gerakdasar dribbling sepak bola.
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain pre test dan post test,
yaitu dengan melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal sampel,
dan tes akhir untuk mengetahui dari proses latihan. Adapun desain penelitian
ini adalah menggunakan rancangan Quasy Eksperiment dengan pola Non
Equivalent Groups Pretest – Postest Design sebagai berikut:

A Treatment

X1 X2
B

Keterangan :
X1 : Pretest passingsepak bola
X2 : Posttest passing sepak bola
A : Kelompok Eksperimen
B : Kelompok Kontrol
Treatment : Perlakuan
16

Perlakuan untuk kelompok kontrol diberikan bukan dengan pendekatan


bermain, tetapi aktivitas latihan yang biasa dilakukan guru.
Bahan penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan populasi
2. Menentukan jumlah sampel yang akan diambil
3. Membagi jumlah sampel menjadi dua kelompok (kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol)
4. Melaksanakan pretest (tes awal)
5. Melaksanakan perlakuan berupa latihan bervariasi passing untuk
kelompok A.
6. Melaksanakan postest (tes akhir)
7. Pengolahan data, dan
8. Membuat kesimpulan.
Lebih jelas alur penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Populasi

Sampel

Kelompok A Kelompok B

Tes Awal

Treatment Kelompok
A

Tes Akhir
17

Pengolahan Data

Kesimpulan

C. Program Penelitian
Pertemuan
Kegiatan Waktu
ke-
Pertemuan Tes Awal
ke-1 Passing Sepak Bola
(menggunakantes yang
sudahbaku)
Pertemuan a. Pendahuluan/motivasi 10 -15 menit
ke-2 s.d ke-3 -Membariskan, berdo’a
-Mengecek kehadiran
-Peregangan, lari 5
keliling lapangan,
stretching dinamis
65 menit
b. Kegiatan Inti
- Menjelaskan bagaimana
seharusnya gerakan
passing sepak bola
menggunakan kaki bagian
dalam dengan sebuah 5-10 menit
permainan yang
berorientasi padagerakan
passing sepak bola.
c. Kegiatan Penutup
-Penenangan
-Memberi koreksi hasil
latihan
18

-Memberitahukan
kemajuan latihan yang
dicapai
Pertemuan a. Pendahuluan/motivasi 10 -15 menit
ke-4 s.d ke-5 dan apersepsi
-Membariskan, berdo’a
-Mengecek kehadiran
-Peregangan, lari 5
keliling lapangan,
stretching dinamis
65 menit
b. Kegiatan Inti
- Menjelaskan bagaimana
seharusnya gerakan
passing sepak bola
dengan permainan yang 5-10 menit
di modifikasi dari aturan
permainan.
c. Kegiatan Penutup
-Penenangan
-Memberi koreksi hasil
latihan
-Memberitahukan
kemajuan latihan yang
dicapai
Pertemuan a. Pendahuluan/motivasi 10 -15 menit
ke-5 s.d ke-6 dan apersepsi
-Membariskan, berdo’a
-Mengecek kehadiran
-Peregangan, lari 5
keliling lapangan,
stretching dinamis
19

b. Kegiatan Inti 65 menit


-Menjelaskan bagaimana
seharusnya gerakan
passing sepak bola
dengan permainan yang
di modifikasi dari segi
5-10 menit
aturan permainan.
c. Kegiatan Penutup
-Penenangan
-Memberi koreksi hasil
latihan
-Memberitahukan
kemajuan latihan yang
dicapai
Pertemuan a. Pendahuluan/motivasi 10 -15 menit
ke-7 s.d ke-8 dan apersepsi
-Membariskan, berdo’a
-Mengecek kehadiran
-Peregangan, lari 5
keliling lapangan,
stretching dinamis
65 menit
b. Kegiatan Inti
-Menjelaskan bagaimana
seharusnya gerakan
passing sepak bola
dengan permainan yang
di modifikasi dari segi 5-10 menit
alat yang digunakan.
c. Kegiatan Penutup
-Penenangan
-Memberi koreksi hasil
20

latihan
-Memberitahukan
kemajuan latihan yang
dicapai

Pertemuan a. Pendahuluan/motivasi 10 -15 menit


ke-9 s.d ke- dan apersepsi
10 -Membariskan, berdo’a
-Mengecek kehadiran
-Peregangan, lari 5
keliling lapangan,
stretching dinamis
65 menit
b. Kegiatan Inti
- Menjelaskan bagaimana
seharusnya gerakan
passing sepak bola
dengan permainan yang
di modifikasi dari segi 5-10 menit
aturan dan alat.
c. Kegiatan Penutup
-Penenangan
-Memberi koreksi hasil
latihan
-Memberitahukan
kemajuan latihan yang
dicapai
Pertemuan a. Pendahuluan/motivasi 10 -15 menit
ke-11 dan apersepsi
-Membariskan, berdo’a
21

-Mengecek kehadiran
-Peregangan, lari 5
keliling lapangan,
stretching dinamis
65 menit
b. Kegiatan Inti
-Menjelaskan bagaimana
seharusnya gerakan
passing sepak bola
dengan permainan yang
di modifikasi dari segi 5-10 menit
aturan permainan dan alat
yang digunakan.
c. Kegiatan Penutup
-Penenangan
-Memberi koreksi hasil
latihan
-Memberitahukan
kemajuan latihan yang
dicapai
Pertemuan Postest
ke-12 Melakukan permainan
sepak bola dengan
ketentuan menggunakan
passing kaki bagian
dalam

D. Populasi dan Sampel


Dalam penelitian ini, yang dijadikan populasi adalah siswa kelas V (lima)
SDN Tegaltangkolo 1 dengan jumlah siswa 29 orang. Sebagai upaya untuk
22

mengumpulkan data, maka diperlukan sampel. Teknik pengambilan sampel


yang penulis gunakan adalah ranking-matching, dimana subyek-subyek
didalam populasi dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan ranking terlebih
dahulu, sehingga kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan yang sama
rata. Skema samplingnya adalah sebagai berikut:
Kelompok A >< Kelompok B

1 2

E. Teknik Pengumpulan dan 4 3 Analisis Data


Dalam suatu penelitian diperlukan suatu alat ukut
5 6
untuk mengumpulkan data/ informasi seperti
yang dikemukanan Arikunto (2006: 160)
8 7
menjelaskan sebagai berikut.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
9 10
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data agar pekerjaannya 12 11 lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan
sistematis sehingga mudah 13 14 diolah
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis
dapat menyimpulkan 16 15 bahwa instrument
penelitian adalah alat yang digunakan untuk
17 18
mengumpulkan data/informasi dari suatu
obyek tertentu. Dalam penelitian ini penulis
20 19
menggunakan tes keterampilan dalam
permainan sepak bola yaitu 21 22 passing, adapun sebagai
alat untuk mengumpulkan data. adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur hasil pasing
2. Alat yang digunakan
23

a. Alat untuk mengukur hasil passing sepak bola adalah waktu dan jarak yang
digunakan.
b. Pembatas
c. Pluit
d. Pencatat skor
3. Petunjuk pelaksanaan:
a. Test berada di dalam lingkungan sekolah untuk melakukan tes passing
b. Test (orang coba) melakukan passing sepak bola menggunakan kaki bagian
dalam ketembok dengan jarak 2 meter dan pembatas yang sudah ditetapkan
4. Cara menskor
a. Skor setiap passing ditentukan oleh siswa melakukan passing sesuai berapa
banyak dan seberapa tepat ke sasaran yang sudah ditentukan yaitu 2 meter.
b. Skor yang diambil adalah passing yang sah, yaitu tampa melewati pembatas
c. Skor yang diambil adalah ketepatan siswa dalam melakukan gerakan
passing sejauh 2 meter.

F. Teknik Pengolahan Data


Untuk mengolah data yang merupakan skor-skor mentah dari hasil tes
awal dan tes akhir, perlu adanya pengolahan secara statistik. Rumus-rumus
yang digunakan dikutip dari Sudjana (2006; 19). Langkah-langkah pengolahan
data dalam penelitian ini adalah :
1. Menghitung nilai rata-rata X dari setiap variabel dengan rumus
X = ΣX
n

keterangan :

X : Rata-rata

ΣX : Total skor

n : jumlah sampel
24

2. Menghitung simpangan baku

S √ = Σ (x- x)²
n-1

Keterangan :

S = Simpangan baku yang dicari

Σ (x- x)² = jumlah hasil pengkuadratan nilai skor dikurangi rata-ratan-1

n-1 = jumlah sampel dikurangi 1

3. Menguji normalitas dengan menggunakan uji normalitas Liliefors.


Prosedur yang digunakan menurut Sudjana (1996: 94) adalah:
a. Pengamatan X1, X2, …, Xn dijadikan bilangan baku, Z1, Z2, …Zn
dengan menggunakan rumus Z1 = Xi- X
S

(X dan S merupakan rata-rata dari simpangan baku setiap kelompok


butir tes)

b. Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal


baku, kemudian dihitung peluang F (Zi) dengan ketentuan jika nilai Z
negative, maka dalam menentukan Fzi nya adalah 0,05- luas daerah
distribusi Z pada tabel.
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, z2, …, Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan dengan rumus, maka:
S (Z1) = banyaknya Z1, Z2, … Zn ≤ Zi
n
d. Dihitung selisih F (Zi)- S (Zi), kemudian tentukan harga mutlak selisih
tersebut. Untuk menolak dan menerima hipotesis, maka bandingkan Lo
dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang
dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis non jika Lo yang diperoleh
25

dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya
hipotesis nol diterima.
4. Pengujian hipotesis
Uji data dilakukan guna mendapatkan kesimpulan dari data yang
diperolehnya. Jenis analisis yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis
dalam mencari kesimpulan ditentukan oleh hasil uji normalitas dan
homogenitas data. Dalam uji hipotesisnya penulis membandingkan
tesdribbling sebelum dan sesudah perlakuan (pree test dan post test).
Pengujian dilakukan untuk peningkatan dribbling.
Untuk menguji data dari hasil pree test dan post tes dipergunakan
penghitungan uji kesamaan dua rata-rata (uji dua pihak) yaitu pengujian
paired sample t-test.
a. Rumus yang digunakan
b.
( n 1−1 ) S ❑2 2+ ( n 2−1 ) S ❑2 2
Sdg =
n 1+n 2−2

x 1−x 2
t=
sdg
√ 1 1
+
n1 n2
x

Keterangan

X1 = Rata-rata variabel 1
X2 = Rata-rata variabel 2
Sdg = Standar deviasi gabungan
N1 = Jumlah sampel variabel 1
N2 = Jumlah sampel variabel 2

Untuk menginterpretasikan t-test terlebih dahulu harus ditentukan:

a. Nilai α (0,05).
26

b. Df (degree of freedom) = N - k, untuk uji t sampel berpasangan dk (derajat


kebebasan = (N-1).
c. Membandingkan nilai t-hitung dengan nilait-tabelApabila:
a. t-hitung >t-tabel, maka Ho ditolak.

Terdapat perbedaan yang signifikan.

b. t-hitung >t-tabel maka Ho diterima.

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

G. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam usulan rancangan penulisan skripsi terdiri dari tiga
BAB, yaitu:
Bab I merupakan Pendahuluan, yang terdiri atas latar belakang masalah,
identifikasi masalah, variabel penelitian, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, definisi operasional, serta asumsi dan hipotesis.
Bab II merupakan Studi Pustaka, yang memuat mengenai paparan
pendidikan jasmani, permainan sepak bola, dan pendekatanbermain.
Bab III merupakan Metode Penelitian, berisikan mengenai metodelogi
penelitian, desain penelitian, program penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan dan analisis data, sistematika penulisan, dan agenda kegiatan.

H. Agenda Kegiatan

Waktu (bulan)
No. Kegiatan
Des Jan Feb Mar Apr
1. Observasi Awal
2. Penyusunan Proposal
3. Penyusunan Instrumen
4. Pelaksanaan Siklus I
5. Pelaksanaan Siklus II
27

6. Pelaksanaan Siklus III


7. Pengumpulan Data
8. Pengolahan Data
9. Penyusunan Laporan

Anda mungkin juga menyukai