Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL PTK

Oleh: Aris Priyanto SMAN 1 Yogyakarta

A. Judul

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN SERVIS ATAS

BOLAVOLI MELALUI PENDEKATAN ARIES PADA SISWA

KELAS X 1 SMAN 1 YOGYAKARTA

B. Latar Belakang Masalah

Menurut Morse (1964) yang dikutip oleh Tim Pengembang KBK Penjas

(2003:3) pengertian pendidikan ke dalam istilah pendidikan liberal (​liberal

education​) dan pendidikan umum (​general education​).Ia mengatakan bahwa

pendidikan liberal lebih berorientasi pada bidang studi dan menekankan

penguasaan materinya (​subject centered​). Tujuan utamanya adalah

penguasaan materi pembelajaran secara mendalam dan bahkan jika mungkin

sampai tuntas.Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan

pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan

dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara

menyeluruh.
2

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003, pemerintah telah mengatur tentang tujuan

dan fungsi dari pendidikan nasional yang berbunyi sebagai berikut:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.Bertujuan mengembangkan potensi siswa agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlaq mulia, sehat, brilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta tanggung jawab”.

Tujuan pendidikan diatas mengandung pengertian bahwa setiap manusia

Indonesia diharapkan mampu meningkatkan kualitas iman dan taqwa kepada

Tuhan YME, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan serta

bertanggung jawab kepada masyarakat dan bangsa, yang berarti pendidikan

harus terdiri atas tiga aspek tujuan pendidikan yaitu kognitif, psikomotor dan

afektif. Kita telah mengetahui ada dua lembaga pendidikan yang dapat dicapai

oleh seseorang anak didik untuk tercapainya pembentukan dan pengembangan

potensi pada diri anak yaitu pendidikan formal (lembaga pendidikan atau

sekolah) dan informal (keluarga dan lingkungan masyarakat).

Dalam pendidikan formal dan informal perbedaan yang paling utama adalah

kurikulum, sebab dalam pendidikan formal sangat diperlukan kurikulum yang

tertulis dan jam mata pelajaran secara resmi dalam bentuk tertentu dan jelas.

Sedangkan dalam pendidikan informal pembuatan kurikulum dan jam mata

pelajaran tidak diperlukan.


3

Menurut Jewet, yang dikutip oleh Depdiknas (2007:5) kurikulum diartikan

sebagai keseluruhan pengalaman siswa yang ditemui di lingkungan

persekolahan, dari mulai yang berlangsung formal di dalam kelas, hingga

kegiatan ekstra di lapangan olahraga. Kurikulum sebagai salah satu substansi

pendidikan perlu didesentralisasikan terutama dalam pengembangan silabus

dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa,

keadaan sekolah dan kondisi sekolah atau daerah.Dengan demikian, sekolah

atau daerah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan

materi ajar, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran.

Kewenangan sekolah dalam menyusun kurikulum memungkinkan sekolah

menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan kondisi

daerah. Dengan demikian, daerah atau sekolah memiliki cukup kewenangan

untuk merancang dan menentukan hal-hal yang diajarkan, pengelolaan

pengalaman belajar, cara mengajar dan menilai keberhasilan belajar mengajar

(​pembelajaran​). Salah satu mata pelajaran yang kurikulumnya disusun sendiri

guna menyesuaikan kebutuhan siswa kondisi sekolah dan kondisi daerah

adalah pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

keseluruhan, yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani,

keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,


4

keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani

(Depdiknas, 2003:5). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kurikulum

pada dasarnya merupakan perencanaan dan program jangka panjang tentang

berbagai pengalaman belajar, model, tujuan materi, metode, sumber dan

evaluasi (Depdiknas, 2003:6).

Menurut Samsudin (Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan, 2008: 5) Materi mata pelajaran pendidikan jasmani Sekolah

Menengah Atas yang terdapat dalam kurikulum meliputi:pengalaman

mempraktikan keterampilan dasar permainan dan olahraga; aktivitas

pengembangan; uji diri/senam; aktivitas ritmis; akuatik (aktivitas air); dan

pendidkan luar kelas (out door).Salah satu kendala yang banyak dialami oleh

siswa kelas X 1adalah bolavoli.

Permainan bolavoli merupakan aktivitas kelompok, kemampuan suatu regu

bolavoli ditentukan oleh keterampilan teknik dasar yang dimiliki oleh setiap

anggota regu dalam melakukan fungsinya masing-masing.Seperti dalam

cabang olaraga lainnya, kunci keberhasilan untuk menjadi seorang pemain

yang baik adalah dengan mempelajari teknik permainan yang benar sejak dini.

Menurut Beutelstahl (2007:8) bahwa “teknik dasar dalam permainan bolavoli

yang harus dikuasai oleh setiap pemain ada enam adalah ​service ​(servis), ​dig,
5

attack, volley, block ​(bendungan) dan ​defence”​ . Dalam penelitian akan

meneliti mengenai servis atas. Servis atas merupakan salah satu teknik dasar

bermain bolavoli yang penting.Pada mulanya servis hanya merupakan pukulan

pembukaan untuk memulai suatu permainan.Sesuai dengan kemajuan

permainan bolavoli, servis merupakan salah satu factor penentu kemenangan,

karena bisa dijadikan sebagai serangan yang pertama, disamping kondisi fisik,

teknik dan kematangan juara. Karena itulah, dalam suatu pertandingan sangat

penting bagi pemain untuk melakukan servis dengan konsisten, yaitu paling

tidak 90% dari servis dapat melewati net ke daerah lawan (Viera, 2000:27).

Selama ini penulis mengamati siswa kelas X SMAN 1 Yogyakarta dalam

melakukan servis atas siswa masih belum sesuai dengan teknik yang

benar.Misalnya, pada saat melambungkan bola jarak jatuh bola terlalu dekat

atau jauh dari jangkauan tangan, selain itu siku tangan pemukul kurang

dikencangkan pada saat memukul bola atau siku ditekuk sehingga bola tidak

dapat jatuh di tempat yang diinginkan bahkan tidak bisa melewati net. Kondisi

tersebut dikarenakan otot lengan atas lemah dan siswa masih beranggapan

bahwa bola itu berat dan takut jika tangan mereka cedera.Padahal jika mereka

mengikuti anjuran dan buku acuan yang diberikan guru, cedera jari tangan

dapat dihindari.

Dalam hal-hal yang berkaitan dengan ranah afektif permasalah yang dihadapi

misalnya, minat siswa rendah untuk menguwasai teknik dasar servis atas, siwa
6

enggan dan ogah-ogahan melakukan servis, siswa tidak mau mengantri (​iren​)

pada saat akan melakukan servis, perhatian siswa mengikuti pembelajaran

rendah dari awal sampai akhir pelajaran.

Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana

sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang ada dalam

kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat

pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.Untuk itu perlu adanya

pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran.Salah satu

pendekatan yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik anak SMA

dengan tidak melupakan tujuan dari pembelajaran adalah melalui pendekatan

pembelajaran ​Aktive learning, Realistic, Inovatif, Efektif, Smile​(ARIES)​.

Menurut Amirullah (Diktat PTK, 2012:14), dalam prinsip perencanaan PTK.

.​Aktive learning ​diartikan siswa mampu berinteraksi untuk menunjang

pembelajaran,​active learning untuk gurunya dapat juga diartikan dibutuhkan

keahlian meramu pembelajaran untuk mendapatkan hasil maksimal.

Realisticd​ iartikan terdukung sumber daya yang ada di sekolah yang meliputi

sumber daya gurunya, alat dan fasilitasnya.​Inovatif​diartikan guru memberikan

variasi dalam kegiatan belajar mengajar dan membuat alat bantu belajar,

bahkan menciptakan teknik-teknik mengajar tertentu sesuai dengan tingkat

kemampuan siswa dan tujuan belajaranya. ​Smilet​ ersenyum, menyenangkan


7

diartikan sebagai suasana belajar mengajar yang “hidup”, semarak, terkondisi

untuk terus berlanjut, ​ekspresif dan mendorong pemusatan perhatian siswa

terhadap belajar. ​Efektif diartikan sebagai ketercapaian suatu tujuan

(kompetensi) merupakan pijakan utama suatu rancangan pembelajaran.

Pembelajaran yang tampaknya aktif dan menyenangkan, tetapi tidak efektif

akan tampak hanya sekedar permainan belaka. Selain itu, pendekatan ARIES

belum pernah digunakan dalam pembelajaran servis atas di SMAN 1

Yogyakarta dan juga belum pernah digunakan untuk meneliti peningkatan

pembelajaran servis atas siswa kelas X.

Bertolak dari hal tersebut maka peneliti akan mencoba menggunakan

pendekatan ARIES dalam pembelajaran servis atas, karena pendekatan ini

dirasa sangat mudah, murah, menyenangkan dan ringan untuk dipelajari.

Sehingga peneliti merasa dengan pendekatan ini akan dapat lebih ​efisien

dalam upaya meningkatkan pembelajaran servis atas bolavoli, khususnya

untuk siswa kelas X1 SMAN 1 Yogyakarta. Maka dengan pendekatan ARIES

tersebut akan memberikan kesempatan siswa untuk mengoreksi kesalahan

yang telah dilakukan dalam melakukan servis atasbolavoli, sehingga Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu, 75 tercapai.

Dari uraian di atas peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul

“Upaya Peningkatan Hasil Pembelajaran Servis Atas Permainan Bolavoli

melalui Pendekatan ARIES Siswa Kelas X1 SMAN 1 Yogyakarta”.


8

Dari uraian latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Siswa dalam melambungkan bola terlalu dekat atau terlalu jauh dari

jangkauan tangan.

2. Siswa pada saat memukul bola, siku tangan pemukul kurang dikencangkan

atau siku ditekuk.

3. Belum ada keberanian siswa kelas X untuk melakukan servis atas, karena

masih beranggapan bola itu berat dan takut tangannya cedera.

4. Otot lengan atas siswa lemah.

5. Minat, sikap dan perilakusiswa rendah.

6. Belum digunakan pendekatan ARIES dalam pembelajaran servis atas di

SMAN 1 Yogyakarta.

7. Belum tercapainya KKM nilai 75

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dikaji dalam

penelitian ini adalah:

1. “Bagaimana cara meningkatkan pembelajaran servis atas dalam permainan

bola voli melalui pendekatan ARIES pada siswa kelas X 1SMAN 1

Yogyakarta?”

2. “Bagaimana cara meningkatkan perubahan minat, sikap dan perilaku anak


9

dalam pembelajaran servis atas permainan bola voli melalui pendekatan

ARIES pada siswa kelas X 1 SMAN 1 Yogyakarta?”.

D. Tujuan Tindakan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah

sebagai berikut: “Untuk meningkatkan hasil pembelajaran servis atas dalam

permainan bola voli dan meningkatkan minat, sikap dan perilaku melalui

pendekatan ARIESpada siswa kelas X 1 SMAN 1 Yogyakarta”.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan teori

pembelajaran bola voli pada umumnya dan penggunaan pendekatan ARIES

dalam pembelajaran servis atas pada khususnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, khususnya

bagi guru, siswa, sekolah dan peneliti yang lain.

a. Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan umpan balik bagi guru

untuk mengadakan perbaikan dalam pembelajaran servis atas dan juga

mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan penelitian tindakan

kelas, mengetahui kekurangan dan kelemahan diri pada saat mengajar


10

yang dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki diri. Selain itu, dapat

mengembangkan pendekatan pembelajaran yang paling tepat dan

masukan dalam pembelajaran olahraga di SMAN 1 Yogyakarta.

b. Bagi siswa, diharapkan mampu melakukan servis atas dengan benar,

khususnya siswa kelas X 1 SMAN 1 Yogyakarta dan juga

pembelajaran servis atas menjadi lebih menyenangkan dan bermakna,

mengembangkan daya pikir dan keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran servis atas, membiasakan diri siswa dalam melakukan

servis atas dan meningkatkan hasil pembelajaran siswa.

c. Bagi sekolah, penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

di sekolah dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam hal bola voli.

Penelitian ini juga memberikan sebuah pendekatan pembelajaran baru

dalam pembelajaran servis atas di SMAN 1 Yogyakarta.

d. Bagi peneliti yang lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan pelengkap

terutama dalam hal bagaimana cara meningkatkan hasil pembelajaran

servis atas dengan pendekatan ARIES. Penelitian ini juga dapat

dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya.

F. Kerangka Konseptual
11

1. Yang akan ditingkatkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar servis

atas bola voli, minat, sikap dan perilaku siswa melalui pendekatan

Aktive learning, Realistic, Inovatif, Efektif, Smile ​(ARIES )

2. Kerangka berfikir

Pembelajaran servisatas merupakan suatu proses belajar yang

dilakukan dengan cara bimbingan, pemberian pengetahuan atau materi

servis dari guru kepada siswa di dalam suatu proses pembelajaran yang

terprogram. Banyak pendekatan pembelajaran yang merangsang siswa

untuk belajar mandiri, kreatif dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. Salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan

dalam pembelajaran pendidikan jasmani yag memberikan kesempatan

kepada siswa untuk belajar mandiri, aktif, kreatif, mudah, murah,

menyenangkan dan ringan untuk dipelajari yaitu pendekatan

pembelajaran ​Aktive learning, Realistic, Inovatif, Efektif, Smile

(ARIES)​.

Berdasarkan pemahaman di atas, maka sebagai seseorang guru harus

menciptakan suatu pembelajaran yang menyenangkan dalam

penguasaan servis atas bolavoli di sekolah yaitu melalui permainan

yang sederhana. Sehingga meningkatkan minat, sikap, perilaku dan

motivasi siswa untuk belajar teknik servis atas yang benar, karena

dengan pendekatan yang baru memungkinkan siswa dapat melakukan


12

gerakan yang sempurna, pengontrolan dan perbaikan terhadap teknik

servis atas sehingga gerakan yang dilakukan akan mudah dan

menyenangkan.

Maka dengan pemikiran tersebut peneliti merancang pelaksanaan

pembelajaran yang akan dibutuhkan sebagai pengamatan dalam

mengetahui tingkat perkembangan dan keberhasilan dari pendekatan

yang diterapkan. Yang mana pembukuan tersebut adalah perwujudan

penulisan penelitian tindakan kelas (PTK) yang peneliti lakukan

dalam rangka meningkatkan pembelajaran hasil pembelajaran servis

atas bolavoli pada siswa kelas X 1 SMAN 1 Yogyakarta.

3. Hasil penelitian yang relevan.

Penelitian tentang “Peningkatan Penguasaan Servis Atas dalam

pembelajaran permainan bola voli mini dengan pendekatan PAKEM

siswa kelas V SD Negeri 2 Kupen Kecamatan Pringsurat Kabupaten

Temanggung” oleh Slamet Sarmadi (2009). Sample dalam penelitian

ini adalah seluruh siswa putra kelas V yang berjumlah 23 siswa. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa latihan servis atas pada siklus

pertama nilainya 68,45 meningkat menjadi 79,76 pada siklus kedua


13

dan pada siklus ketiga meningkat menjadi 88,10 atau 100% siswa

dapat mencapai KKM.

G. Hipotisis Tindakan

Dengan pendekatan ARIES diduga dapat meningkatkan hasil pembelajaran

servis atas bola voli dan meningkatkan minat, sikap perilaku siswa kelas X 1

SMAN 1 Yogyakarta.

H. Metode Penelitian.

1. Setting Penelitian dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Yogyakarta tahun pelajaran

2012/2013. Penelitian yang dilaksanakan dalam dua siklus ini akan

mengaplikasikan pembelajaran dengan pokok permasalahan bagaimana

cara meningkatkan hasil pembelajaran servis atas dengan menggunakan

pendekatan ARIES.
14

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X 1 dengan jumlah siswa 34.

Siwa putra 12 siswa putri 22. Penelitian ini dilaksanakan oleh tiga orang

guru pendidikan jasmani yaitu dua orang mitra peneliti berperan sebagai

observer atau pengamat selama pembelajaran berlangsung yaitu M.

Singgih Sulistyono sebagai kolabolator 1 dan Supriyono sebagai

kolabolator 2, serta peneliti sendiri dalam hal ini sebagai pelaksana

pembelajaran atau sebagai guru.

2. Indikator Keberhasilan Tindakan.

Indikator keberhasilan tindakan meliputi perubahan siswa dalam mengikuti

pembelajaran, siswa yang ditandai dengan aspek dari ARIES dan

peningkatan hasil belajar siswa yang dijelaskan di bawah ini:

1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) servis atas menurut Depdiknas

(2008, 492) sebagai berikut:

a. Kompleksitas (n​1​)

1) Tinggi, rentang nilai antara 50-64 dengan skor 1

2) Sedang, rentang nilai antara 65-80 dengan skor 2

3) Rendah, rentang nilai antara 81-100 dengan skor 3

b. Daya dukung (n​2​)

1) Tinggi, rentang nilai antara 81-100 dengan skor 3

2) Sedang, rentang nilai antara 65-80 dengan skor 2


15

3) Rendah, rentang nilai antara 50-64 dengan skor 1

c. Intake (n​3​)

1) Tinggi, rentang nilai antara 81-100 dengan skor 3

2) Sedang, rentang nilai antara 65-80 dengan skor 2

3) Rendah, rentang nilai antara 50-64 dengan skor 1

Jika indikator memiliki criteria maka nilainya adalah rata-rata setiap nilai

dan criteria yang kita tentukan atau dirumuskan sebagai berikut:


n1 +n2 +n3
K KM = 9 ×100

2. Prosentase penguasaan kegiatan secara klasikal yang dirumuskan sebagai


Jumlah Subyek Berhasil
berikut: K etuntasan Klasikal = Jumlah Subyek Keseluruhan n
×100%

3. Sumber Data

Data dapat diperoleh dari guru, siswa, kolaborator

4. Teknis dan Alat Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian tindakn kelas ini berupa catatan

tentang hasil amatan. Hasil amatan tersebut dikumpulkan melalui

pengamatan (data observasi), lembar angket dan hasil tes siswa. Pengisian

angket dilakukan untuk menilai pembelajaran yang diberikan siswa.

Pengisian angket terhadap siswa dilaksanakan pada akhir siklus, setelah

tindakan selesai.

Data dalam penelitian ini berupa data-data dalam bentuk lembar


16

observasi dan tes hasil belajar.

1. Analisis data hasil tes siswa

Hasil tes yang dilaksanakan pada akhir pertemuan dihitung nilai rata-rata,

kemudian dikategorikan dalam batas-batas penilaian yang didasarkan pada

ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan.

2. Analisis data lembar observasi dan angket

Hasil observasi dan angket yang dilaksanakan pada akhir pertemuan atau

pada waktu akhir pembelajaran siklus, kemudian data disajikan secara

deskriptif pada hasil penelitian.

3. Tes keterampilan servis atas

4 Validasi Data.

Menggunakan trianggulasi: peneliti, peserta didik, kolaborator.

Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa catatan

tentang hasil amatan. Hasil amatan tersebut dikumpulkan melalui

pengamatan (data observasi), lembar angket dan hasil tes siswa. Pengisian

angket dilakukan untuk menilai pembelajaran yang diberikan siswa.

Pengisian angket terhadap siswa dilaksanakan pada akhir siklus, setelah

tindakan selesai.

Menggunakan trianggulasi: peneliti, peserta didik, kolaborator

5 Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah peningkatan pembelajaran

servis atas melalui pendekatan ARIES, yaitu suatu pembelajaran servis


17

atas melalui pendekatan ARIES yang dilakukan dalam bentuk bermain

serta kompetisi yang diukur melalui pengamatan dan angket terhadap

siswa.

Pendekatan ARIES dalam pembelajaran adalah guru harus menciptakan

suasana sedemikian rupa yang menyenangkan, sehingga siswa aktif dalam

mengikuti pembelajaran, serta mengutamakan kreatifitas guru dalam

menyampaikan pembelajaran dan efektivitas pembelajaran yang diberikan

siswa sehingga hasil pembelajaran dan tujuan dari pembelajaran tercapai.

Diharapkan dengan pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan akhir

dari pembelajaran yaitu peningkatan pembelajaran servis atas dengan

adanya perubahan yang positif.

6 Prosedur Penelitian
18

Dalam penelitian ini menggunakan model yang didasarkan atas

konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen

pokok yang juga menunjukkan langkah satu putaran siklus, komponen

tersebut yaitu (Pardjono, dkk, 2007:28-30):

1. Perencanaan atau ​Planning​, yang menjelaskan tentang apa,

mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan

tersebut dilakukan.

2. Tindakan atau ​Acting​, yang implementasi atau penerapan isi

rancangan di dalam kancah, yakni mengenakan tindakan di kelas.

3. Pengamatan atau ​Observasing,​ yaitu pelaksanaan pengamatan oleh

pengamatan.

4. Refleksi atau ​Reflekting​, yaitu kegiatan untuk mengemukakan

kembali apa yang sudah terjadi.

Hubungan dari empat komponen tersebut menunjukkan satu

putaran siklus atau kegiatan berkelanjutan.


19

Adapun penjelasan lebih rinci persiklus dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Penentuan waktu tindakan kelas

2) Penentuan tindakan yang akan diberikan (game dan materi)

3) Membuat RP (Rencana Pembelajaran)

4) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam

pembelajaran

5) Mempersiapkan lembar pengamatan dan petunjuk kegiatan

b. Pelaksanaan

1) Pendahuluan

a) Siswa dibariskan, dihitung, dipimpin berdoa

b) Apersepsi

c) Memberikan contoh-contoh pemanasan dan mengawasi

2) Kegiatan Inti

a) Permainan Pertama

(1) Guru memancang tali pada kedua tiang di dua lapangan

bola voli mini dengan ukuran tinggi 1,5 m, 1 lapangan

untuk putra dan 1 lapangan untuk putri.

(2) Siswa dibagi menjadi 1 kelompok putra dan 1 kelompok

putri.
20

(3) Siswa dibariskan di dalam lapangan bola voli mini

masing-masing kelompok dibawah tali, setiap siswa

membawa satu bola plastic, kemudian menimang bola

dengan telapak tangan kanan dilambungkan melewati net

diterima dipukul dengan telapak tangan kiri bola melewati

tali, diterima dengan telapak tangan kanan dipukul

melambung melewati tali lagi dan dilakukan dalam lomba

selama 1 menit disuahakan bola tidak jatuh. Guru member

aba-aba mulai (gambar 2.a) siswa yang mampu bertahan

sampai 1 menit bola tidak jatuh mendapat nilai 1 dan

menulis pada papan nilai, untuk dijumlahkan dalam

kelompoknya. Ketua kelompok melaporkan. Kelompok

yang mendapat nilai terbanyak sebagai juara.

(4) Permainan ini dilakukan 3 kali dengan interval waktu 2

menit.

Gambar 2.a Melambungkan bola


21

Tujuan latihan permainan pertama adalah untuk pembelajaran

gerakan tangan melambungkan bola pada servis atas.

b) Permainan Kedua

(1) Siswa masing-masing kelompok memajang kotak kardus di

atas bangku/meja yang akan dilempari menggunakan bola

plastic dengan teknik lemparan dari atas berjarak 6 meter.

(2) Siswa dibagi 2 kelompok putra dan 2 kelompok putri.

Gambar 2.b Menjatuhkan kotak kardus (Djumidar, 2004:130)

(3) Satu ronde selesai bila satu kelompok telah menjatuhkan

kotak-kotak kardus diatas meja/bangku semua atau apabila

kelompok telah melempar semua bola (Gambar 2.b).

(4) Kelompok yang lebih dulu selesai sebagai juara dengan

skor nilai 2 dan yang kalah dengan nilai 0.

Tujuan untuk pembelajaran ayunan tangan dalam pengenalan

servis atas.

c) Permainan Pertama
22

Permainan pertama pada siklus II adalah permainan “Ikuti

Bola”

(1) Siswa dibagi beberapa kelompok dengan setiap kelompok

terdiri 4-5 siswa.

(2) Masing-masing kelompok dibagi dua untuk berbaris

berbanjar disamping garis lapangan voli.

(3) Tiap siswa melempar bola voli kepada siswa lain dalam

kelompoknya diujung tempat melempar dengan ayunan dari

bawah, kemudian berlari mengejar bola sambil berteriak

“ikuti bola” masuk barisan dibelakang, diikuti teman tadi

yang menerima/menangkap kemudian melemparkan bola

(gambar 2.c)

(4) Siswa bertanding membuat lemparan terbanyak dalam

waktu 1 menit sebagai pemenang.

Gambar 2.c Ikuti bola (Djumidar, 2004:158)

Tujuan untuk melatih gerakan perkenaan pukulan servis atas

dan membiasakan mengikuti arah bola setelah memukul.


23

d) Permainan Kedua

(1) Siswa dibagi menjadi 2 kelompok setiap kelompok 6 siswa

dan 2 kelompok putri putri yang setiap kelompok 5 siswa.

(2) Masing-masing kelompok menempati lapangan bola voli

mini untuk melakukan pertandingan bola lewat atas tali.

(3) Siswa melompat bola bolak-balik lewat diatas tali,

bertujuan untuk menempatkan bola ke tanah daerah

kelompok yang lain (gambar 2.d)

(4) Kelompok yang tidak bisa mengamankan bola atau

melempar tidak sah paling banyak dinyatakan kalah.

Gambar 2.d Permainan servis atas (Djumidar, 2004:160)

Tujuan mempersiapkan siswa mampu memukul bola voli

melewati net.

e) Teknik Servis Atas

Tahapan pertama atau teknik servis atas menggunakan bola

plastic bola mengenai sasaran net.

(1) Pembagian siswa seperti pada permainan games di atas.


24

Gambar 3 Teknik Servis atas (PP.PBVSI, 1995:81)

(2) Siswa dalam posisi melangkah dengan santai. Untuk

pemain kanan, kaki kiri kedepan; sedang pemain kidal

sebaliknya, kaki kanan yang kedepan. Berdiri tegak

pandangan kedepan, bola plastic dipegang dan dekat

dengan tubuh (gambar 3.a)

(3) Bola dilambungkan ke atas sambil berjalan santai (gambar

3.b). Begitu bola terlepas dari tangan yang mengayunkan

maka kaki dari tangan yang tidak memukul berada didepan

(gambar 3.c)

(4) Badan siswa ditarik kebelakang sedikit untuk memberikan

tenaga ayunan tangan sambil pandangan mata kearah bola.

Ayunkan lengan tangan kanan ke belakang dengan siku ke

atas dan letakkan tangan kanan di dekat telinga (gambar

3.d)

(5) Awasi bola pada saat hendak memukul ketika bola mau

jatuh ke bawah (gambar 3.e)


25

(6) Pindahkan berat badan ke depan, pertahankan lengan pada

posisi menjangkau sejauh mungkin dan ayunkan tangan

sampai memukul bola (gambar 3.f)

(7) Pukul bol dengan tumit telapak tangan terbuka (gambar

3.g)

(8) Lari beberapa langkah memasuki lapangan permainan,

mengikuti arah gerak bola

(9) Masing-masing siswa dalam setiap kelompok melakukan

pukulan servis atas sebanyak lima kali dengan sasaran

mengenai net seperti pada gambar 4 dan setiap pukulan sah

mengenai sasaran diberi nilai 2.

Gambar 4. Kenakan sasaran net

Tujuan teknik tahap siswa biar mampu dan berani melakukan

pukulan servis atas dengan benar, lurus dan tepat pada sasaran.

3) Penutup

Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, berdo’a dan dibubarkan.

c. Pengamatan
26

1) Pengamatan pelaskanaan pembelajaran pada waktu pelaksanaan

kegiatan.

2) Pengisian lembar observasi.

3) Mendokumentasikan pembelajaran.

d. Refleksi

Setelah pelaksanaan PTK selesai peneliti mengamati hasil yang telah

disusun dan menganalisa data yang telah diperoleh dari lembar

observasi, masukan dari teman sejawat (​critical friend​), guru penjas

yang bersangkutan dan kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini

dilakukan untuk menilai tindakan yang akan diberikan. Selanjutnya

mengadakan evaluasi tentang PTK, dengan cara diskusi tentang

masalah yang muncul dalam pembelajaran.

2. Siklus II

a. Perencanaan

1) Berdiskusi dengan teman sejawat dan guru penjas mengenai

pembelajaran yang akan diberikan dalam siklus II.

2) Penentuan tindakan yang akan diberikan (game dan materi)

3) Membuat RP (Rencana Pembelajaran)

4) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran

5) Mempersiapkan lembar pengamatan dan petunjuk kegiatan.

b. Pelaksanaan

1) Pendahuluan
27

a) Siswa dibariskan, dihitung, dipimpin berdoa

b) Apersepsi

c) Memberikan contoh-contoh pemanasan dan mengawasi

2) Kegiatan inti

a) Permainan pertama

(1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok tiap kelompok

teridri dari 4-6 orang siswa.

(2) Siswa melempar bola untuk melewati tali yang diikatkan

pada kedua tiang dan teman sekelompok menangkan dan

melemparkan lagi ke teman kelompoknua yang berada

diurutan kedua.

(3) Kelompok yang dapat menangkap mendapat poin 1 dan

melemparkan lagi ke teman kelompoknya yang berada

diurutan ke dua.

(4) Kelompok yang berhasil mendapatkan poin terbanyak

menjadi pemenang.

Gambar 5.a Melempar bola (Djumidar, 2004:160)


28

Tujuan latihan permainan pertama adalah untuk pembelajaran

gerakan tangan melambungkan bola pada servis atas.

b) Permainan kedua

(1) Guru memancang net pada kedua tiang di dua lapangan

bola voli mini dengan ukuran tinggi 2 m, 1 lapangan untuk

putra dan 1 lapangan untuk putri.

(2) Siswa dibagi menjadi 1 kelompok putra dan 1 kelompok

putri. Dalam permainan ini kelompok putra dibagi dalam

kelompok dan kelompok putri di bagi dalam kelompok.

Tiap kelompok terdiri dari 4 siswa.

(3) Masing-masing kelompok menempati lapangan bola voli

mini untuk melakukan pertandingan bola lewat atas tali.

(4) Siswa melempar bola bolak-balik lewat diatas tali,

bertujuan untuk menempatkan bola ke tanah daerah

kelompok yang lain (gambar 5.b)

(5) Kelompok yang tidak bisa mengamankan bola atau

melempar tidak sah paling banyak dinyatakan kalah.


29

Gambar 5.b Permainan servis atas (Djumidar, 2004:160)

Tujuan dari permainan ini adalah untuk memberikan rasa

senang, percaya diri, keberanian dan bersaing dalam

penguasaan servis atas dan supaya siswa membiasakan diri

terhadap bola dan lapangan permainan.

c) Teknik servis atas

Tahapan pertama atau teknik 1 servis atas menggunakan bola

voli ukuran no 4.

(1) Pembagian siswa seperti pada permainan games diatas.

(2) Siswa dalam posisi melangkah dengan santai. Untuk

pemain kanan, kaki kiri kedepan; sedang pemain kidal

sebaliknya, kaki kanan yang kedepan. Berdiri tegak

pandangan kedepan, bola plastic dipegang dan dekat

dengan tubuh (gambar 3.a)

(3) Bola dilambungkan ke atas sambil berjalan santai (gambar

3.b). Begitu bola terlepas dari tangan yang mengayunkan


30

maka kaki dari tangan yang tidak memukul berada didepan

(gambar 3.c)

(4) Badan siswa ditarik kebelakang sedikit untuk memberikan

tenaga ayunan tangan sambil pandangan mata kearah bola.

Ayunkan lengan tangan kanan ke belakang dengan siku ke

atas dan letakkan tangan kanan di dekat telinga (gmabar

3.d)

(5) Awasi bola pada saat hendak memukul ketika bola mau

jatuh ke bawah (gambar 3.e)

(6) Pindahkan berat badan ke depan, pertahankan lengan pada

posisi menjangkau sejauh mungkin dan ayunkan tangan

sampai memukul bola (gambar 3.f)

(7) Pukul bola dengan tumit telapak tangan terbuka (gambar

3.g)

(8) Lari beberapa langkah memasuki lapangan permainan,

mengikuti arah gerak bola.

(9) Masing-masing siswa dalam setiap kelompok melakukan

pukulan servis atas sebanyak lima kali dengan sasaran

mengenai net seperti pada gambar 4 dan setiap pukulan sah

mengenai sasaran diberi nilai 2.


31

Tujuan teknik tahap ini siswa biar mampu dan berani

melakukan pukulan servis atas dengan benar, lurus dan tepat

pada sasaran.

d) Penutup

Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, berdoa dan dibubarkan

3) Pengamatan

a) Pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada waktu

pelaksanaan kegiatan

b) Pengisian lembar observasi

4) Refleksi

Refleksi siklus II digunakan untuk membedakan hasil siklus I

dengan siklus II, hal ini kaitannya dengan partisipasi siswa, selain

itu juga mengetahui hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran

dilakukan tes unjuk kerja, sedangkan partisipasi siswa dengan

lembar pengamatan (angket) yang diberikan kepada siswa.


32

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, N, dkk. 2007. ​Pengembangan Pembelajaran Matermatika SD. ​Jakarta:


Ditjen Pendidikan Tinggi.

Anni, Catharina Tri, dkk. 2006. ​Psikologi Belajar. S ​ emarang: UPT MKK UNNES
------------------------------. 2004. ​Psikologi Belajar. ​Semarang. UNNES

Beutelstahl, Dieter. 2007.​ Belajar Bermain Bola Volley. ​Bandung: Pionir Jaya

Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan. J​ akarta: BPP Pusat Kurikulum.

------------------. 2007. ​Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI


(Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan). ​Jakarta:
Depdiknas.

------------------. 2003. ​Kurikulum 2004 Standar Kompetensi (Mata Pelajaran


Pendidikan Jasmani Tingkat SD/MI). ​Jakarta: Depdiknas.

Djumidar, Mochammad. 2004. ​Gerakan-Gerakan Dasar Atletik Dalam Bermain.


Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Krismanto, Al. 2003. “Beberapa Teknik, Model dan Strategi Dalam Pembelajaran
Matematika”​. Makalah. ​Disampaikan dalam rangka pelatihan
pengembangan SMU 20 Juli s.d. 10 Agustus 2003. Depdiknas, Ditjen
Dikdasmen PPG Yogyakarta.

Moch. Slamet. 2008. ​Panduan Pengajaran Mikro Tahun 2008. ​UNY: UPPL.

Pardjono, dkk. 2007. ​Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Panduan Penelitian


Tindakan Kelas. ​Yogyakarta: Lemlit Universitas Negeri Yogyakarta.

Program MBE. 2006. ​Asyik Belajar dengan PAKEM: Matematika. ​Jakarta:


Program MBE bekerjasama dengan USAID.

PP. PBVSI. 1995. ​Jenis-jenis Permainan Bola Voli. J​ akarta: PBVSI.

Rukmana, Kamil. 1990. ​Minivoli. ​Jakarta: PBVSI.

Tim Bina Karya Guru. 2004. ​Pendidikan Jasmani untuk Sekolah Dasar Kelas IV.
Jakarta: Erlangga.
33

Anda mungkin juga menyukai