Anda di halaman 1dari 11

PAPER

KEDUDUKAN PEDAGOGIK DALAM OLAHRAGA DAN AKTIVITAS


FISIK

Paper ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur dengan dosen
pengapu Prof. Syafruddin, M.Pd dan Dr. Damrah, M.Pd

Disusun Oleh:

Julmis Akbar Alfaritsi 21199034

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
A. Permasalahan
Anak sekolah dasar memiliki kemampuan belajar yang sangat tinggi, hal
tersebut dikarenakan pada usia sekolah dasar anak memiliki rasa keningintahuan
yang sangat tinggi. Mengingat bahwa pada usai tersebut anak berada pada usia
emas maka perkembangan anak tentunya harus dioptimalkan. Perkembangan ini
tentunya disertai dengan sehat badan, kecukupan gizi dan pemberian pendidikan
secara baik dan benar. Menurut (Burhaen E, 2017) Anak berkembang dari
berbagai aspek yaitu berkembang fisiknya, baik motorik kasar maupun halus,
berkembang aspek kognitif, aspek sosial dan emosional.

Motorik pada anak berkembang sangat potensial pada masa usia dini
hingga sekolah dasar. banyak yang beranggap perkembangan motorik akan
sejalan dengan bertambahnya usia. Namun hal tersebut sama seklai keliru atau
salah. Menutur (Burhaen E, 2017) Perkembangan motorik kasar pada anak perlu
adanya bantuan dari pendidik di lembaga pendidikan usia dini yaitu dari sisi apa
yang dibantu, bagaimana membantu secara tepat sasaran, bagaimana jenis latihan
yang aman bagi anak sesuai dengan tahapan usia dan bagaimana kegiatan fisik
motorik kasar yang menyenangkan anak.

Kemampuan melakukan gerakan dan tindakan fisik untuk seorang anak


terkait dengan rasa percaya diri dan pembentukan konsep diri. Oleh karena itu
perkembangan motorik sama pentingnya dengan aspek perkembangan yang lain
untuk anak usia dini. Kurikulum pendidikan sekolah dasar menanamkan segi
kognitif, psikomotor, dan afektif secara teintregasi melalui sistem pembelajaran.
Jenjang formal di sekolah dasar sebagai salah satu wahana optimalisasi tumbuh
kembang anak, dengan memberikan manfaat bagi penyiapan anak untuk
memasuki jenjang selanjutnya di SMP.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan


motorik anak sekolah dasar bergantung pada aktivitas fisik yang dilakukanya.
Maka aktivitas fisik peserta didik di sekolah dasar mestinya harus berada dibawa
bimbingan dan pengawasan pendidik/guru. Hal tersebut bertujuan untuk
mengoptimalkan semua aspek pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
diusianya. Perjelasan tersebut sejalan dengan tujuan pengadaan pendiidkan
jasmani di sekolah dasar. Usra M (2014) juga menjelasakan bahwa pada peroses
pembelajran penjas di SD memiliki tujuan untuk mewadahi keterampilan gerak
anak, karena pada usia Sekolah Dasar anak sangat aktif bergerak.

Namun nyatanya peranan guru pendidikan jasmani pada jenjang sekolah


dasar masih kurang dalam menuntun peserta didik dalam memaksimalkan fungsi
motorik melaui aktifitas fisik. Diamana guru masih terkendala pada keaktifan
sisiwa yang terbatas oleh materi dan keterbatasan pengetahuan guru dalam
mengatur perses pembelajran. Hal ini seharusnya bisa diatasi melalui ilmu
pengetahuan yang berorientasi pada cara mengajar dan menuntun peserta didik
untuk mencapai ketutansan aktivitas fisik secara maksimal.

Berdasatkan permasalahan diatas seharusnya peranan pedagogik bisa


menjadi alternatif. karena pedagogik bagi seorang guru berperan sebagai nafigator
agar tidak salah dalam mendidik dan mejadi sarana agar pembelajaran berjalan
secara tepat sasaran. Berdasarkan hal tersebut pemahaman secara pedagogi sangat
diperlukan untuk mencapai perkembangan motorik pada peserta didik.

B. Pembahasan
1. Pedagogi
Pedagogik memiliki tujuan memanusiakan manusia, dan menjadikan
seseorang menjadi dewasa untuk kebahagiaannya dalam menjalani kehidupan
dimasa yang akan datang dan menjadikan seseorang menjalani hidup dengan
bahagia (Kurniasih. 2017 : 15). Bagi seorang pendidik pedagogik berperan
sebagai sarana penuntun agar tidak salah dalam mendidik dan juga sebagai
sarana evaluasi agar menuju lebih baik. Selain mampu untuk membimbing
peserta didik kearah yang lebih baik. Seorang pendidik juga harus mampu
mengelola bahan ajar agar menjadi materi yang efektif.

Beberapa definisi yang terkait pengertian pedagogi sebagai ilmu dan seni
menurut Sudarwan Danim (dalam Hiryanto H. 2017) antara lain :

a. Pengajaran (teaching) yaitu teknik dan metode kerja guru dalam


mentranformasikan konten pengetahuan, merangsang mengawasi dan
menfasilitasi pengembangan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran,
pengertian ini menempatkan guru pada posisi sentral.
b. Belajar (learning) yaitu proses siswa mengembangkan kemandirian dan
inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta
ketrampilan
c. Hubungan mengajar belajar dengan segala factor lain yang ikut
mendorong minat pedagogi. Hubungan ini bisa bermakna siswa
dibimbing guru atau kegiatan belajar yang berpusat pada siswa, namun
tetap dibawah bimbingan guru.
d. Hubungan mengajar dan belajar berkaitan dengan semua pengatahuan dan
pada segala tahapan usia, sebagaimana dikembangkan di lembaga pendidikan
formal dan nonformal. Sekolah merupakan salah satu bagian dari total
spektum pengaruh pendidikan
Berdasarkan hal tersebut pedagogik yang efektif mencoba dikolaborasikan
dengan alternariv strategi pembelajaran yang mendukung keterlibatan
intelektual, memiliki keterhubungan dengan dunia yang lebih luas,
lingkungan kelas yang produktif dan pengekuan atar perbedaan penerapan
pada semua pelajaran.

2. Olahraga
Olahraga meruapakn aktifitas mengolah tubuh dengan secara keseluruhan.
Hal tersebut juga disampaikan oleh (Pane, 2015) diamna olahraga merupakan
gerakan olah tubuh yang memberikan efek pada tubuh secara keseluruhan.
Sedangkan menurut (Karien, 2002) Perkataan olahraga mengandung arti
adanya sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa mengolah raga atau
mengolah jasmani. Maka olahraga dapat diartikan sebagai kegiatan meng
olah raga dengan tujuan mencapai hasil tertentu. Aktivitas olahraga sangat
mempengaruhi Kebugaran jasmani seseorang, terlebih lagi memang aktivitas
itu memberikan kontribusi langsung pada komponen kebugaran jasmani
(Prativi, 2013). Namun aktivitas olahraga juga harus dilakukan dengan teknik
dan tentunya teratur.
Dari penjelasan tersebut bisa diartikan bahwa olahraga neruapkan aktivitas
yang membutuhkan perancanaan dan kesadaran dalam melakukanya. Ini juga
dapat dilihat dari sudut pandang faal olahraga, dimana dikatakan bahwa
olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana serta
dilakukan orang yang sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsional,
sesuai dengan tujuan melakukan olahrga (Prativi, 2013). Olahraga sendiri
dapat dibagi berdasarkan sifatnya, yaitu olahraga prestasi, olahraga rekreasi,
olahraga kesehatan dan pendidikan (Giriwijoyo, 2005 hal 30).
Menurut maksum (2016) Secara sederhana, pendidikan olahraga dapat
didefinisikan sebagai pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas olahraga.
Pendidikan olahrga juga meruapkan segala kegiatan meningkatkan
kemampuan yang dikemas dalam bentuk olahraga.
3. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah kegiatan otot tubuh yang menggerakkan rangka dan
menghasilkan energi dan tenaga. Aktivitas fisik tidak selalu dengan
melakukan olahraga khusus, namun juga bisa melalui berbagai aktivitas
sederhana yang dilakukan sehari-hari seperti menyapu, berkebun, berjalan
kaki mengepel, membersihkan rumah, menyetrika, dan lain-lain. Seseorang
disarankan untuk menjalankan aktivitas fisik yang baik, terukur, dan teratur
perlu dilakukan 3 -5 kali dalam seminggu atau setiap hari selama 30 menit.

a. Aktivitas fisik pada anak


Pada anak sekolah dasar Aktivitas fisik yang dilakukan tidak hanya di
lingkungan tempat tinggal, tetapi juga di dalam lingkup sekolah. diamana di
dalamnya mendukung proses tumbuh kembang anak yaitu melalui kegiatan
pendidikan jasmani. Berdasarkan hal tersbut peranan pendidik untuk
mendukung peroses tumbuh kembang tentunya harus dengan mengerti
tentang karakteristik seperti apa yang menandakan peserta didik tergolong
kedalam senang dalam beraktivitas fisik.
Peseta didik yang gemar melakukan aktivitas fisik dapat dilihat memalu
karakteristiknya, menurut Abdul halim (Dalam Burhaein, 2017) karakteristik
anak usia sd berkaitan dengan aktivitas fisik, yaitu :
1) Anak usia SD senang Bermain
Pendidik diharuskan paham dengan perkembangan anak, memberikan
aktifitas fisik dengan model bermain. Materi pembelajaran dibuat dalam
bentuk games, terutama pada siswa SD kelas bawah (kelas 1 s/d 3) yang
masih cukup kental dengan zona bermain. Sehingga rancangan model
pembelajaran berkonsep bermain yang menyenangkan, namun tetap
memperhatikan ketercapaian materi ajar.
2) Anak usia SD senang bergerak
Anak usia SD berbeda dengan orang dewasa yang betah duduk berjam-
jam, namun anak-anak berbeda bahkan kemungkinan duduk tenang
maksimal 30 menit. Pendidik berperan untuk membuat pembelajaran yang
senantiasa bergerak dinamis, permainan menarik memberi stimulus pada
minat gerak anak menjadi tinggi.
3) Anak usia SD senang beraktifitas kelompok
Anak usia SD umumnya mengelompok dengan teman sebaya atau se-
usianya. Konsep pembelajaran kelas dapat dibuat model tugas kelompok,
pendidik memberi materi melalui tugas sederhana untuk diselesaikan
bersama. Tugas tersebut dalam bentuk gabungan unsur psikomotor
(aktifitas gerak) yang melibatkan unsur kognitif. Misal anak usia SD diberi
tugas materi gerak sederhana menjelaskan menembak bola (shooting),
maka untuk memperoleh jawaban mereka akan mempraktikkan dahulu
kemudian memaparkan sesuai kemampuan mereka.
4) Anak usia SD senang praktik langsung
Anak usia sekolah dasar, memiliki karakteristik senang melakukan hal
secara model praktikum, bukan teoritik. Berdasarkan ketiga konsep
kesenangan sebelumnya ( senang bermain, bergerak, berkelompok) anak
usia SD, tentu sangat efektif dikombinasikan dengan praktik langsung.
Pendidik memberikan pengalaman belajar anak secara langsung, sehingga
pembelajaran model teori klasikal tidak terlalu diperlukan atau diberikan
saat evaluasi.

b. Aktivitas fisik sesuai tumbuh kembang anak usia sekolah dasar


Aktivitas fisik pada anak sekolah dasar harus disesuaikan dengan
karakteristik dan perinsip tumbuh kembang anak yang sesui dengan usia anak
sekolah dasar (7 s/d 13 tahun), maka menurut Said Junaidi (2011 : 42) jenis
olahraga yang sesuai dengan karakteristik tersebut adalah seperti yang
disajikan di bawah ini.

1) Periode umur 7-8 tahun (SD kelas 1 dan 2)


a) Latihan untuk memperbaiki postur tubuh.
b) Jalan, lari hop dengan irama musik, kombinasi lari lompat.
c) Gerakan-gerakan membungkuk, melompat, merenggang.
d) Aktivitas otot-otot besar (lengan, tungkai, perut, punggung )
e) Permainan yang semi aktif.
f) Permainan yang melibatkan kekuatan, keseimbangan, kelincahan.
2) Periode umur 9 tahun (SD kelas 3)
a) Libatkan dalam aktivitas-aktivitas conditioning seperti lari, lompat,
berjangkit, bentuk-bentuk latihan senam dan keterampilan bermain.
b) Gabungan dari dua atau lebih gerakan.
c) Berbagai variasi permainan yang menuntut aktivitasa yang lebih keras.
d) Mulai mempelajari skill tendang dengan bola sepak.
e) Keterampilan lempar bola untuk jarak dan ketepatan.
3) Periode umur 10-11 tahun (kelas 4 dan 5) Dalam periode ini ada trasisi
dalam aktivitas-aktivitasnya yang diberikan dalam pelajaran-pelajaran
pendidik rohani/ olahraga. Pendidikan gerak (movement education) seperti
yang lebih ditekankan dalam periode sebelumnya mulai berubah ke
aktivitas kesegaran jasmani dan keterampilan olahraga.
a)
4) Periode umur 12-13 tahun (kelas 6)
a) Meningkatkan keterampilan dalam aktivitas yang menggunakan otot-
otot besar, larii, lompat, lempar dan lainlain.
b) Melibatkan diri dalam berbagai permainan beregu untuk memperbaiki
koordinasi dan mengatasi kekakuan gerak.
c) Melanjutkan keterampilan dalam cabang olahraga yang menggunakan
bola basket (basket, voli, sepak bola) dan bola kecil (kasti, slagbal,
rounders).
d) Meningkatkan kemahiran dalam cabang olahraga memukul bola
dengan raket.
e) Berbagai keterampilan senam lantai maupun dengan alat.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas
fisik pada anak sekolah dasar sangat penting untuk keberhasilan dalam
memaksimalkan kemampuan motoriknya. Maka peranan pendidik sangat
penting dalam membantu untuk mengarahkan aktivitas fisik anak agar
mencapai tujuan tersebut.

C. Alternatif pemecahan masalah


Berdasarkan penjelasan pada beberapa poin pembahasan diatas. Maka
dapat di simpulkan bahwa aternatif untuk pemecahan masalah yang terkait
aktivitas fisik pada anak sekolah dasar dapat diatasi melaui perasan sorang
pendidik yang menjadi nafigator seorang anak dalam melakukan aktivitas fisit
tersebut. Peranan pendidik dalam mengarahkan peserta didik tentunya harus
mengikuti pedoman dan ilmu-ilmu dalam mengajar. Hal tersebut dapat dicapai
oleh seorang pendidik melaui pemahaman tentang pedagoik.
Peranan pedagogi bagi seorang pendidik adalah sarana untuk
menyampaikan pembelajran kepada peserta didik. pedagogik juga bisa
diartikan sebagai suatu teori pengajaran, dimana seorang pendidik berusaha
untuk dapat memehami suatu kebutuhan dalam mengajar. Berdasarkan hal
tersebut peranan pendidik pada aktivitas fisik anak adalah sebagai seorang
yang mengarahkan anak untuk melakukan aktivitas fisik dengan tahapan yang
sesuai dengan usia peserta didik. dengan tujuan agar perkembangan motrik
pada peserta didik berkembang dengan maksimal sehingga usai emasnya tidak
terlalui dengan sempurna.
Berikut beberapa hal yang harus seorang pendidik perhatikan saat
memberi pembelajran agar bisa membimbing peserta didik menuju gerak
motorik yang maksimal:
a. Pengajaran (teaching) yaitu teknik dan metode kerja guru penjas dalam
mentranformasikan konten pengetahuan, merangsang, mengawasi dan
menfasilitasi pengembangan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam hal ini seorang pendidik harus bisa memilih metode pendekatan
yang tepat agar bisa merangsang pertumbuhan motorik pada peserta didik.
b. Belajar (learning) yaitu proses siswa mengembangkan kemandirian dan
inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan.
Guru memberikan kesempaan kepada siswa untuk mencoba secara mandiri
pengetahuan motorik yang dijelankan oleh pendidik. Namun pendidik harus
tetap memantau dan memberi arahan agar peserta didik selalu kondusif.
c. Hubungan mengajar dengan belajar dengan segala factor lain yang ikut
mendorong minat pedagogi. Hubungan ini bisa bermakna siswa dibimbing
guru atau kegiatan belajar yang berpusat pada siswa, namun tetap dibawah
bimbingan guru.
d. Hubungan mengajar dan belajar berkaitan dengan semua pengaturan dan pada
segala tahapan usia, sebagaimana dikembangkan di lembaga pendidikan
formal dan nonformal. Sekolah merupakan salah satu bagian dari total
spektum pengaruh pendidikan.

Jika seorang pendidik memperhatikan dan menerapkan poin-poin di atas maka


seharusnya proses perkembangan motorik peserta didik pada saat di bangku
sekolah dasar akan berkembang dengan baik. Perkembangan motorik tersebut
tentunya akan berpengaruh pada kehidupanya dan akan sangat bermanfaat saat
menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

D. Kesimpulan

Aktivitas fisik dan aktivitas olahraga pada anak usia sekolah dasar adalah
kebutuhan yang sangat penting, dikarenakan melalui kedua aktivitas tersebut
peserta didik bisa untuk mengembangakn motorik skilnya agar menuju
perkembangan yang maksimal sesuai usianya. Dalam melaksanakan aktivitas
fisik dan aktivitas olahraga tentunya anak yang duduk di bangku sekolah dasar
harus selalu dipantau dan diarahkan agar berjalan sesuai tahapannya. Hal
tersebut tentunya tidak lepas dari peranan seorang pendidik, dimana pendidik
merupakan fasilitator yang memberikan pengarahan dan tindakan agar
pencapain tersebut terpenuhi. Bagi seorang pendidik untuk bisa membimbing
peserta didik mencapai motorik skil yang baik. Tentunya harus memiliki ilmu
tentang bagai mana cara membibing peserta didik, ilmu tersebut bisa diperoleh
oleh seorang guru apa bila memahami ilmu pedagogi. Diaman ilmu pedagogi
bisa menjadi tuntunan cara agar guru bisa mengajar dengan baik dan tentunya
berujung dengan kesuksean pembelajaran.
Jadi bisa dikatakan bahwa kedudukan pedagogi dalam olahraga dan
aktivitas fisik adalah sebagai nafigator seorang pendidik untuk bisa menuntun
peserta didik kepada keberhasilan motoriknya.

E. Saran
Untuk memaksimalkan pertumbuhan motroik skill pada anak sekolah
dasar yang berada pada usia emas. Sebaiknya seorang pendidik harus bisa
memmahami apasaja faktor yang bisa menunjang ke berhasilan dalam menuntun
peserta didik. hal tersebut bisa didapatkan oleh pendidik melalui pengetahuan-
pengetahuan dalam mendidik. Untuk mengerti tentang pengetahuan tersebut
tentunya bisa dicapai dengan mempelajari dan memahami mendidik secara
pedagogik.
Daftar Pustaka

Burhaein, E. (2017). Aktivitas fisik olahraga untuk pertumbuhan dan


perkembangan siswa SD. Indonesian Journal of Primary Education, 1(1), 51-
58.

Meirizal, U. (2014). Aplikasi Aktivitas Fisik Siswa Sekolah Dasar Sebagai Upaya
Peningkatan Kebugaran Jasmani. Inovasi Sekolah Dasar, 1(1), 157-165.

Depdiknas. Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan melalui Kegiatan


Ekstrakurikuler. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, editor. Jakarta;
2004.

Said Junaidi. (2011). Olahraga Usia Dini. Program StudiIlmu Keolahragaan:


Universitas Negeri Semarang

Pane, B. S. (2015). Peranan olahraga dalam meningkatkan kesehatan. Jurnal


pengabdian kepada masyarakat, 21(79), 1-4.

Karim F. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan Jakarta.


Departemen Kesehatan. 2002.

Prativi, G. O. (2013). Pengaruh Aktivitas Olahraga terhadap Kebugaran Jasmani.


Journal of Sport Science and Fitness, 2(3).

Santosa, Giriwijoyo. 2005. Ilmu Faal Olahraga, Fungsi Tubuh Manusia Pada
Olahraga

(2021). Manfaat Aktivitas Fisik Bagi Tubuh. [Online]. Diakses dari :


http://ditsmp.kemdikbud.go.id/manfaat-aktivitas-fisik-bagi-tubuh/

Anda mungkin juga menyukai