PENDIDIKAN JASMANI
Oleh:
Didik Rilastiyo Budi
Email: didik.rilastiyo.budi@unsoed.ac.id
Jurusan Pendidikan Jasmani, FIkes Universitas Jenderal Soedirman
Tahun 2021
ABSTRAK
Pembelajaran pendidikan jasmani selama ini identik dengan proses belajar keterampilan
gerak dengan menggunakan peralatan olahraga yang sebenarnya. Penggunaan peralatan
olahraga yang terstandar, tidak jarang menjadi salah satu hambatan dalam pelasanaan
pembelajaran penjas yang efektif dan efisien, hal ini dikarenakan tidak semua sekilah
memiliki peralatan dan perlengkapan yang memadai. Merujuk dari permasalahan
keterbatasan peralatan yang menyebabkan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah
kurang berjalan dengan baik, maka dalam perkembangannya kehadiran inovasi dan
modifikasi dalam proses pembelajaran penjas menjadi hal yang penting. Dalam makalah ini
akan diulas mengenai pengertian modifikasi dan implementasinya dalam pembelajaran
penjas di sekolah.
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa kontribusi Penjas hanya akan bermakna
ketika pengalaman-pengalaman dalam Penjas berhubungan dengan proses kehidupan
sesorang secara utuh. Manakala pengalaman Penjas tidak memberikan kontribusi pada
pengalaman kependidikan lainnya, maka pasti terdapat kekeliruan dalam pelaksanaan
program penjas (Budi et al., 2020; Nur et al., 2020; Suhartoyo et al., 2019).
Kebermaknaan pada proses pembelajaran penjas akan terwujud apabila guru
memahami tentang tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan jasmani, dan
mengaplikasikannya kepada siswa dalam pembelajaran. Bucher dalam Suherman
(2009) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan jasamni mencakup empat aspek yaitu::
1) Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan
aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari beberapa
organ tubuh seseorang (physical fitness).
2) Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan
gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillful).
3) Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir
dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani
ke dalam lingkungannya.
4) Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam
menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.
Modifikasi secara umum dapat diartikan sebagai usaha untuk mengubah atau
menyesuaikan. Namun secara khusus modifikasi adalah suatu upaya yang dilakukan
untuk menciptakan dan menampilkan sesuatu hal yang baru, unik, dan menarik tanpa
menghilangkan unsur-unsur pokok dari apa yang dimodifikasi.
Bahagia & Suherman (2000) menjelaskan bahwa Modifikasi juga tidak terfokus
pada satu arah saja, tetapi ada modifikasi modifikasi tujuan pembelajaran, modifikasi
materi pembelajaran, modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran dan modifikasi
evaluasi pembelajaran. Oleh karena itu dalam melakukan modifikasi pembelajaran
penjas, guru harus memperhatikan prinsip modifikasi, sehingga proses pembelajaran
tetap dapat diikuti siswa karena sesuai dengan perkembangan kemampuan motorik
siswa. Mengenai hal tersebut, (Bahagia & Suherman, 2000) menjelaskan bahwa:
Untuk mempermudah melakukan pengembangan dan modifikasi dalam
pembelajaran penjasorkes, kita mengenal aspek psikomotor yang harus
dikembangkannya (misalnya kesegaran jasmani dan skill). Dalam pembelajaran
kesegaran kita kenal komponennya (misalnya kekuatan dan fleksibilitas). Dalam
pembelajaran skill kita kenal klasifikasinya (misalnya open dan close skill).
Dalam pembelajaran konsep gerak kita kenal klasifikasinya (misalnya prinsip dan
kualitas gerak).
Gambar 1
Lapangan Permainan VOBAS (Sumber, Kemenpora, 2013)
Keterangan
: Target (gawang dan ring)