Anda di halaman 1dari 15

PEDAGOGI OLAHRAGA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pedagogi Olahraga dosen
pengampu Dr.Hj. Tite Juliantine M.Pd,

oleh :

Reza Rusdyana 1900622

Irwan Budiawan 1903239

Abdullah Irsyad 1903471

M. Raihan Ghibran 1903402

Septian Trirajasa 1908712

PJKR - B

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Anatomi dan
Fisiologi Manusia sesuai dengan waktu yang telah diberikan, dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan namun demikian penyusun telah
berusaha semaksimal mungkin agar hasil dari tulisan ini tidak menyimpang dari
ketentuan-ketentuan yang ada.

Atas dukungan dari berbagai pihak akhirnya penunyusun bisa


menyelesaikan makalah ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penyusun
mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang mengajar mata kuliah Pedagogi
Olahraga yang memberikan pengajaran dan arahan dalam penyusunan makalah
ini, dan tidak lupa kepada teman-teman semua yang telah ikut berpartisipasi
membantu penyusun dalam upaya penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.


Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan makalah ini, dan mudah-mudahan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Bandung,15 Februari 2020

Penulis
BAB I

PENDAHUUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan aspek terpenting untuk dimiliki oleh setiap umat
manusia. Karena dengan pendidikan dapat menciptakan perubahan sikap yang
baik pada diri seseorang. Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu
mengajar dan diajar. Mengajar ditingkat pendidikan formal biasanya dilakukan
oleh seorang guru. Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai tiga peranan
yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas.
Guru sebagai pengajar berperan dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran. Oleh sebab itu guru dituntut untuk menguasai seperangkat
pengetahuan dan keterampilan mengajar. Guru sebagai pembimbing diharapkan
dapat memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang
dihadapi. Peranan ini termasuk ke dalam aspek pendidik sebab tidak hanya
menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga mendidik untuk mengalihkan
nilai-nilai kehidupan. Hal tersebut menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah
sikap yang mengubah tingkah laku peserta menjadi lebih baik. Guru sebagai
administrator kelas berperan dalam pengelolaan proses belajar mengajar di kelas.
Guru merupakan komponen penting dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan nasional. Guru yang berkualitas, profesional dan berpengetahuan,
tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Berdasarkan
Standar Nasional Kependidikan, guru harus memiliki empat kompetensi dasar
yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan
kompetensi profesional. Namun, kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru saat
ini masih terbatas, sehingga diperlukan suatu upaya untuk mengoptimalkan
kompetensi-kompetensi tersebut. Kompetensi-kompetensi yang akan dibahas
dalam makalah ini terbatas pada kompetensi-kompetensi kepribadian dan
kompetensi profesional. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang
harus dimiliki guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa
dan menjadi teladan bagi peserta didik. Kompetensi profesional adalah
kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam
menguasai materi yang diajarkan.
Guru yang bermutu dan profesional menjadi tuntutan masyarakat seiring
dengan tuntutan persyaratan kerja yang semakin ketat mengikuti kemajuan era
globalisasi. Untuk membentuk guru yang profesional sangat tergantung pada
banyak hal yaitu guru itu sendiri, pemerintah, masyarakat dan orang tua.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latara belakang diatas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah anatara
lain:
 Bagaimana Definisi, Ruang Lingkup dan Fokus Kajian Pedagogi Olahraga?
 Bagaimana Perkembangan Pedagogi Olahraga din Indonesia Terutama di
FPOK?
 Bagaimana status terkini pedagogi olahraga?
 Bagaimana persiapan menjadi ahli pedagogi olahraga?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
 Mengetahui definisi, ruang lingkup, dan focus kajian pedagogi olahraga.
 Mengetahui perkembangan pedagogi olahraga.
 Mengetahui status terkini pedagogi olahraga.
 Mengetahui persiapan menjadi ahli pedagogi olahraga.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi, Ruang Lingkup dan Fokus Kajian Pedagogi Olahraga
Perkembangan Pendidikan jasmani dalam pergaulannya dengan
pendidikan olahraga menarik untuk ditelaah secara seksama. Konsep yang
dikembangkan dalam pendidikan jasmani, meskipun dapat pula bermakna proses
pendidikan tentang aktivitas jasmani (siedentop, 1998). Sedangkan, pendidikan
olahraga, tetapi pada saat yang sama juga ingin diraih nilai-nilai kedalam
olahraga, tetapi pada saat yang sama juga ingin diraih nilai-nilai pendidikan
melalui olahraga. Dari pengertian ini ada makna yang disejajarkan antara aktivitas
jasmani (movement) dengan olahraga (sering dirujuk sebagai pengertian kata
sport). Pendidikan olahraga itu sendiri dapat dimaknai sebagai bentuk sosialisasi
kedalam olahraga, ada harapan dan keinginan agar ketika para siswa belajar
olaraga, para siswa mampu melakukam berbagai teknik dasar atau keterampilam
yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai teknik dasar atau keterampilan yang
dibutuhkan untuk menampilkan cabang olahraga bersangkutan. Sebagai contoh:
ketika siswa belajar cabang olahraga bola basket, maka ada proses pembelajaran
dan bahkan pelatihan yang bermaksud mengatarkan siswa mampu melakukan
gerakan dribbling, shooting, passing, dan berbagai teknik dasar lain yang
dibutuhkan dalam bola basket.
Tujuan lain yang ingin dicapai ketika siswa belajar olahraga adalah para
siswa juga mendapatkan sejumlah nilai dari partisipasinya dalam kegiatan
olahraga berupa nilai sportivitas (kejujuran), tanggung jawab, disiplin,
menghormati/menghargai lawan, fairplay, dan sejumlah nilai moral lainnya.
Dalam kaitan inilah maka pendidikan olahraga memiliki dua tujuan, yaitu 1)
bentuk sosialisasi kedalam olahraga, sehingga diharapkan banyak siswa memiliki
kemampuan untuk berolahraga, yang pada ujung akhirnya banyak tercipta atlet-
atlet atau calon-calom atlet dari dunia persekolahan, 2) penanaman nilai-nilai
moral, yang bisa mengantarkan para siswa memiliki budi pekerti dan karakter
pribadi yang unggul. Dalam konteks ini bermakna 1) olahraga sebagai tujuan,
memunculkan istilah pendidikan olahraga dan 2) olahraga sebagai alat pendidikan
memunculkan olahraga pendidikan.
Nilai tujuan pendidikan olahraga berbeda dengan nilai tujuan pendidilan
jasmani. Pendidikan jasmani lebih mengharapkan siswa berpartisipasi dan belajar
melalui aktivitas jasmani. Meskipun, pada kenyataan di sekolah proses pendidikan
jasmani memanfaatkan kegiatan olahraga sebagai alat pendidikan, tetapi
prosesnya hanyalah jasmani tidak menuntut adanya pihak yang menang dan yang
kalah dari suatu pertandingan olahraga, tetapi lebih diwujudkan sebagai bentuk
apresiasi dari nilai kebersamaan sebagai manusia yang memiliki potensi
beraktivitas jasmani. Memang dapat dibuktikan bahwa olahraga adalah juga
bentuk aktivitas jasmani, tetapi olahraga dalam kaitan pendidikan jasmani lebih
dimaknai sebagai alat pendidikan, sehingga dapat diubah melalui kaidah
modifikasi berbasis developmentally appropriate practice (tugas-tugas gerak yang
disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa).
Pensejajaran konsep pendidikan jasmnai dengan konsep pendidikan
olahraga terangkum dalam pedagogi olahraga. Kesepahaman yang harus
dimunculkan terangkum dalam pedagogi olahraga. Kesepahaman yang harus
dimunculkan adalan penyamaan olahraga. Kesepahaman yang harus dimunculkan
adalah penyamaan persepsi, tetapi dalam tekanan dan intensitas yang berbeda,
antara kegiatan melatih dan mengajar. Pedagogi olahraga adalah, sehingga
nampak perlakuan olharaga sebagai alat dan sekaligugs tujuan pendidikan.
Adegan pelatihan dalam konsep pedagogi olahraga lebih menekankan kepada kiat
dan seni mendidik dalam seting pelatihan olahraga. Nilai-nilai pedagogi dibahas
sebagai suatu fenomena adegan mendidik. Unsur kependidikan dalam pelatihan
olahraga terlihat nampak ketika seseorang pelatiha menunjukan adegan peran
sebagai teman, bapak, dan keluarga atlet.
2.2 Fokus Kajian
Keberadaan pedagogi olahraga menjadi sangat diperluan ketika
dibutuhkan teori untuk mengenali cara, metode, strategi mendidik melalui atau
tentang aktivitas jasmani dan olahraga, pada berbagai setting pendidikan melalui
atau tentang aktivitas jasmani ditingkat taman kanak kanak, sekolah dasar,
sekolah menengah, perguruan tinggi, klub klub olahraga, sanggar sanggar
kebugaran jasmani, atau kelompok kelompok pelatihan olahraga prestasi. Selain
itu pedagogi olahraga juga terkait dengan sport medicine, biomekanika olahrga,
psikologi olahraga , sosiologi olahraga, sejarah olahraga, dan filsafat olahraga.
Keterkaitan ini kemudian dikategorikan bahwa pedagogi olahraga adalah
“payung” yang menaungi keberadaan unsur unsur bidang keilmuan yang mapan
dalam ilmu keolahragaan (sport science). Pernyataan ini masih memperlukan
kajian dan pembuktian ilmiah. Setting dalam pedagogi semakin meluas ketika
berkembang telaah terhada terhadap pelakuan orang terhadap laki laki dan
perempuan, lakki laki sampai masa lansia, atau siswa normal sampai disabilitas.
Fokus kajian dalam pedagogi olahraga menjadi sangat mulus terkait dengan
semua dimensi dan keberadaan utuh manusia.
Haag (1991) dalam pembahasan tentang pendahuluan studi ilmu
keolahragaan, pedagogi olahraga diposisikan sebagai bidang ilmu yang telah
mapan, dan memposisi pedagogi olahraga.
Pedagogi olahraga berkaitan dengan 2 dimensi batang tubuh pengetahuan,
yaitu:
1) Sistem perkembangan kurikulum olahraga.
2) Teori pembelajaran terkait olahraga.

Teori kurikulum dalam konteks olahraga dicirikan oleh 5 sistem


pengembangan kurikulum pengembangan yaitu:

1) Imput evaluasi.
2) Konstruksi kurikulum.
3) Implementasi.
4) Output evaluasi.
5) Revisi kurikulum.

(Haag, 1989; dalam sport science review, 1994) teori pembelajaran berkaitan
dengan enam faktor karakteristik sistem pembelajaran olahraga, yaitu;

1) Kondisi antrhopologikal.
2) Kondisi sociokulturasi.
3) Tujuan.
4) Isi/materi.
5) Metode.
6) Media.
Kemudian dikembangkan kearah empat proses dinamis karakteristik aspek
pembelajaran olahraga, yaitu:

1) Analisis prakondisi.
2) Perencanaan.
3) Pelaksanaan.
4) Evaluasi proses belajar mengajar terkait olahraga.

Beberapa pertanyaan terkait pedagogi olahraga adalah:

1. Apa tehnik pembelajaran yang paling efektif?


2. Keterampilan interpersonal apa yang harus dimiliki oleh pelatih?
3. Aktivitas jasmani apa yang harus ada dalam program kurikulum
pendidikan jasmani?
4. Perlukan pelatih olahraga usia dini memiliki sertifikat?
5. Bagaimana mengelola siswa dalam jumblah besar?
6. Bagaimana program kebugaran jasmani melekat dalam kurikulum
sekolah?
7. Apa materi yang diperlukan dalam penyiapan guru pendidikan jasmani?

Contoh pertanyaan diatas sering menjadi perdebatan dalam penyelenggaraan


guru pendidikan jasmani yang profesional. Jawaban terhadap pertanyaan diatas
sangat berkait dengan kebiasaan dan kebudayaan masyarakat terhadap aktivitas
jasmani, kebugaran dan olahraga.

2.3 Definisi Pedagogi Olahraga


Istilah pedagogi sering diartikan kedalam dua pengertian, pertama: seni
dan ilmu mendidik anak, terambil dari bahasa Yunani, dari kata mengarahkan
anak. Kedua, kata pendagogi sering dipersamakan dengan pendidikan. Namun
demikian, dalam perkembangan kekinian, kata pedagogi tidak hanya terbatas pada
aktivitas mengajar dan mengajar. Kata belajar mengajar selalu terjadi
bergandengan, seakan keduanya terjadi secara bersamaan. Kegiatan mengajar
mempengaruhi belajar, demikian juga kegiatan belajar mempengaruhi mengajar,
dan dalam kaitan ini sering diinterpretasikan kedalam ilmu mendidik. Dengan
demikian pedagogi mencirikan hubungan antara mengajar dan belajar sebgaai
dasar untuk mencerminkan kualitas praktik pedagogi. Dalam hubungan kegiatan
mengajar dan belajar, maka kegiatan pengajaran harus memicu pengalaman
belajar. Demikian juga kegiatan belajar perlu menunjang pada kegiatan mengajar.
Secara utuh, pedagogi olahraga dapat diartikan sebagai proses pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas kebugaran, pendidikan jasmani dan pendidikan
olahraga. Pendagogi oalhraga bisa mewadahi semua kepentingan terkait
pendidikan jasmani, olahraga, dan aktivitas kesehatan. Seperti nama
matapelajaran kurikulum sekolah dikenal istilah “penjasorkes,” maka dalam
kaitan dengan ini sangat tepat untuk lebih banyak dikaji melalui teori-teori
pengembangan kurikulum dan teori pembelajaran dalam wadah pedagogi
olahraga. Pedagogi olahraga adalah suatu istilah yang meluas berawal dari
penamaan pendidikan jasmani, kemudian pendidikan olahraga dan kesehatan atau
kebugaran jasmani.

2.4 Perkembangan Pedagogi Olahraga


Pedagogi olahraga dapat dikatakan sebagai disiplin ilmu olahraga yang
paling muda dari kelompok disiplin ilmu olahraga yang lain. Pergerakan
pendidikan jasmani yang dirintis sejak tahun 1946, dan ketika olahraga disekolah
dikembangkan ditanah air sejak tahun 1980-an mendapat. Berbagai tantangan dan
hambatan. Sebagai contoh tantangan terbesar yang dihadapi pendidikan olahraga
adalah rendahnya kualitas kontribusi pendidikan olahraga terhadap pendidikan,
yang disertai dengan semakin berkurangnya lahan tempat para siswa untuk
berolahraga dengan tatanan insfrastruktus dan sufrastruktur yang terbatas.
Gerakan pedagogi olahraga sendiri berkembang ditanah air dikembangkan
sejak tahun 1998, ketika salah satu guru besar FPOK, Prof.Dr.H. Rusli Lutan
untuk berangkat mengikuti World Summit on Physical Education, dan membuat
laporan penting tentang pedagogi olahraga sebagai, bidang ilmu yang sangat
terkait dengan aplikasi teori-teori pendidikan. Sejak saat itu pedagogi olahraga
mulai dikembangkan, dan pada tahun 2002 berdirilah program magister yang
berkonsentrasi pada pedagogi dan dua tahun kemudian diikuti dengan berdirinya
program doctoral dibidang yang sama. Sejakk tahun 2000-an hingga sekarang
pedagogi olahraga telah dikembangkan sebagai mata kuliah program studi S1
PJKR. Pedagogi olahraga ini perlu dikembangkan terus dikembangkan untuk
mempertajam visi misi penjas dan olahraga menjadi suatu proses pendidikan yang
syarat dengan konstribusi pada dunia pendidikan.
Bidang studi ini tidak semarak dengan kajian sport medicine atau bio-
mekanika, yang memang telah dulu ada dan menjadi perhatian orang. Demikian
juga dengan sosiologi olahraga atau psikologi olahraga yang telah banyak
dikembangkan para akademisi perguruan tinggi, tetapi tidak sebanding dengan
kajian pedagogi olahraga. Bahkan pada bebrapa intitusi perguruan tinggi yang lain
di Indonesia, Sperti UNS dikembangkan bidang ilmu keolahragaan, UNJ
dikembangkan managemen olahraga. Hanya UPI melalui FPOK mencoba
meneratas dan mengembangkan kajian Pedagogi Olahrga sebagai disiplin ilmu
yang memberikan kontribusi besar bagi pendidikan.
Dapat diduga berkembang pedagogi olahraga sebagai akibat dari telaahan
mendalam terhadap pendidikan jasmani dan olahraga. FPOK sendiri sebagai
intitus pendidikan tinggi tertua dalam bidang pengembangan olahraga, dan
memang lahir dari nama pendidikan jasmani, seperti pernah memiliki nama
Intitusi pendidikan tinggi LAPD, APD, FPD, dan SGPD, tetapi berlanjut menjadi
STO, FKIK dan sampai sekarang FPOK sangatlah wajar jika mengembangkan
konsep aplikasi teori pendidikan dalam konteks pembelajaran melalui olahraga
yang disebut pedagogi olahraga itu.
Pedagogi olahraga kini tampil sebagai ujung tobak kredibelitas FPOK
sebagai satu-satunya lembaga pendidikan tinggi yang konsen pada dunia
pendidikan, yaitu pendidikan olahraga.
2.5 Status Terkini Pedagogi Olahraga
Konsentrasi pada pendagogi olahraga dicirikan oleh sering munculnya
penelitian para mahasiswa di program studi S1 Pendidikan Jasmani Kesshatan dan
Rekreasi untuk menelaah berbagai model pendekatan dan metode pembelajaran
dalam implikasi terdahap pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah. Penelitian
dalam bidang pedagogi olahraga terus berkembang, seiring dengan temuan-
temuan menarik yang sering diperbincangkan dalam pelaksanaan pendidikan
jasmani dan pendidikan olahraga. Para guru pendidikan jasmani serig
diperkenalkan dengan berbagai pendekatan dan model pembelajaran yang
menuansakan munculnya proses ajar. Konsentrasi yang penting diyakini adto
move”alah berpegang teguh pada konsep “moving to learn” daripada “learning to
move”. Lebih baik mengarahkan para siswa pada upaya bergerak untuk belajar
daripada belajar untuk bergerak. Guru pendidikan melalui atau tentang aktivitas
jasmani dan atau melalui atau tentang olahraga. Guru pendidikan jasmani ataukah
guru pendidikan olahraga harus memiliki perbedaan didalam praktik pembelajaran
dan pelatihan yang diberikan kepada para siswanya.
Meski keduanya bersatu tetapi pelaksanaannya perlu berbeda, missal
pendidikan jasmani dilaksanakan di kegiatan intrakulikuler, sedang pendidikan
jasmani olahraga di kegiatan ekstrakulikuler. Pendidikan jasmani yang bernuansa
olahraga pendidikan menekankan pada kegiatan pelatihan. Tabel 1 berikut
menunjukan kajian pokok dalam Pendagogi Olahraga.
Tabel 1
Pokok – Pokok Kajian Pendagogi Olahraga

Pokok Kajian Tipe Pertanyaan yang Diajukan


Perilaku Guru Jenis umpan balik apa yang diberikan
guru?
Apakah perilaku Guru Penjas SD
berbeda dengan perilaku Guru Penjas
Sekolah Menengah?
Berapa jumlah waktu yang disediakan
guru dalam mengajarkan suatu
aktivitas jasmani?
Apakah perilaku guru penjas sama
dengan perilaku seorang pelatih?
Perilaku Siswa Apakah siswa dapat menikmati dan
mendapatkan hikmah dari
keterlibatannya dalam pendidikan
jasmani?
Bagaimana siswa meluangkan
waktunya ketika belajar gerak?
Bagaimana kesempatan belajar yang
diberikan kepada siswa?
Bagaimana anak-anak berperilaku
dalam kegiatan olahraga?
Efektivitas Guru Apa perbedaan antara sisi efektivitas
dan ketidak-efektivitasn dalam
perilaku guru?
Apa metode pembelajaran yang paling
efektif?
Apa karakteristik dari guru yang
efektif?
Isu-Isu tentang Guru Bagaimana perbedaan antara guru
efektif dan guru non-efektif?
Metode mengajar apa yang paling
efektif?
Apa tujuan guru bagi siswa?
Kurikulum Bagaimana perbedaan kondidi ideal
kurikulum pendidikan jasmani?
Bagaimana nilai-nilai yang diyakini
guru ketika mempengaruhi?
Apa dampak yang terjadi ketika
mengikuti program pembinaan
olahraga usia dini?

2.6 Apa yang dilakukan Ahli Pedagogi Olahraga


Orang yang menyatakan dirinya sebagai ahli pedagogi olahraga adalah para
dosen yang ada pada program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
(PJKR). Para dosen di program studi PJKR ini menggunakan peran dalam
melaksanakan tugasnya seperti :
1) Pengajaran teknik keterampilan olahraga dalam pendidikan jasmani
2) Pengajaran taktis dalam pendidikan jasmani
3) Implikasi lesson studi dalam pengajaran pendidikan jasmani
4) Pengorganisasian dan pengawasan pengajaran pendidikan jasmani
Para dosen di program studi PJKR perlu menjadi tenaga ahli pengembangan
pedagogi olahraga. Kegiatan spesifikasi keahlian perlu dilakukan dalam upaya
mempertajam telaahan metode dan strategi pengajaran pendidikan jasmani. Secara
komprehensif perlu pula diilhami oleh jiwa filosofis pedagogi olahraga, yang
kemudian tergambarkan melalui perangkat metode dan model pembelajaran yang
fisibel diterapkan. Selain itu, juga perlu dikembangkan jurnal artikel dan buku-
buku referensi pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani di berbagai setting
pendidikan.

2.7 Persiapan Menuju Seorang Ahli Pedagogi Olahraga


Saat ini telah terbuka kesempatan untuk menjadi seorang ahli di bidang
pedagogi olahraga. Diselenggarakannya program magister dan doctoral
pendidikan olahraga yang mengkonsentrasikan diri pada kajian pedagogi olahraga
membuka kesempatan bagi banyak orang untuk menjadi ahli di bidang pedagogi
olahraga.
Orang yang menspesialisasikan diri pada pedagogi olahraga perlu menekuni
penelitian pendidikan, pendidikan guru pendidikan jasmani, supervise, desain
pembelajaran, teori pembelajaranan, model kurikulum pendidikan jasmani.
Mereka juga perlu melibatkan diri dalam berbagai kegiatan ilmiah akademis
kependidikan, mempertajam diri pada kajian penelitian, hakikat pelaksanaan
pendidikan jasmani di sekolah dasar, sekolah menengah, dan sekolah luar biasa,
sebagai upaya pengembangan pendidikan jasmani adaptif bagi siswa disabilitas.
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan :
 Pedagogi sering diartikan sebagai bentuk pengajaran atau pendidikan,
sehingga nama pedagogi olahraga dapat disamakan dengan pendidikan
jasmani ditambah olahraga pendidikan. Sedangkan pendidikan olahraga lebih
bermakna bentuk sosialisasi melalui jalur pendidikan.
 Pedagogi olahraga telah dikembangkan sejak tahun 1998 melalui
penyelenggaraan program magister dan doctoral pedagogi olahraga.
 Berbagai isu dan masalah pedagogi olahraga dapat dimulai dari pemilahan
dan pemosisian secara akurat mengenai system pendidikan jasmani dan
olahraga disekolah.
3.2 Saran
Dalam membuat makalah masih kekurangan buku penunjang, sehingga
penulis mengharapkan pihak kampus segera memfasilitasi buku penunjang demi
melengkapi isi makalah ini. Penulis juga mengaharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi melengkapi makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B. (2010).Pedagogi Olahraga Seri: Konsep dan Pendekatan
Pengajaran.
http://eriyantoni.blogspot.com/2010/10/makalah-pedagogy-olahraga.html

Anda mungkin juga menyukai