Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASAS, HAKIKAT, TUJUAN DAN NILAI - NILAI PENDIDIKAN JASMANI

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Nama Dosen: FILLARDI ANANDITO, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
DELITA SETIA CAHYANTI 20160015
PGSD 3A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) BANDAR LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan kemudahan
sehingga saya mampu menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan
orang sekitar, diantaranya orang tua, dosen pengajar, dan teman-teman, sehingga kendala-kendala yang
saya hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca khususnya calon guru dan guru dapat memperluas materi tentang
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca khususnya para mahasiswa STKIP PGRI Bandar Lampung. Saya sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengajar, saya meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.

Bandar Lampung, 7 Oktober 2021

Penyusun

DELITA SETIA CAHYANTI


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Asas Pendidikan Jasmani

2.1.1 Pengertian Pendidikan Jasmani

2.1.2 Asas Pendidikan Jasmani

2.2 Hakikat Pendidikan Jasmani

2.2.1 Pengertian Hakikat Pendidikan Jasmani

2.3 Tujuan Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

2.4 Nilai - Nilai Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak
kalangan. Namun, dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani berjalan belum efektif seperti
yang diharapkan. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru tetap pada
siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isidan urusan materi serta
cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan. Sasaran pembelajaran
ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi
anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang
efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengaja pendidikan jasmani.

Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan dengan konsep lain. Konsep Itu menyamakan
pendidikan jasmani dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah pada pengembangan organ-
organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (physical
activities), dan pengembangan keterampilan (skill development). Pendidikan jasmani bukan hanya
merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks
pendidikan secara umum (general education). Sudah barang tentu proses tersebut dilakukan dengan
sadar dan melibatkan interaksi sistematik antar pelakunya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Pendidikan jasmani yang optimal dapat diperoleh melalui latihan fisik yang benar, teratur,dan terukur.
Selain itu, mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta memperhatikan aktifitas rekreasi
sebagai penyeimbang kondisi fisik dan mental sangat penting dalam menjaga kebugaran jasmani. Tes
kebugaran merupakan tes yang bertujuan untuk mengukur bugar tidaknya tubuh kita. Apabila kita
melakukan sesuatu dan fisik terasa sangat letih, padahal seharusnya tidak, maka bisa jadi kita memang
kurang bugar.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Pengertian Asas - Asas Yang Terkandung Dalam Pendidikan Jasmani.

2. Pengertian Hakikat Pendidikan Jasmani.

3. Apa Tujuan Dari Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.

4. Nilai - Nilai Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:

1. Untuk Mengetahui Asas Apa Yang Terkandung Dalam Pendidikan Jasmani.

2. Untuk Mengetahui Pengertian Hakikat Pendidikan Jasmani.

3. Untuk Mengetahui Tujuan Dari Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.

4. Untuk Mengetahui Nilai - Nilai Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asas Pendidikan Jasmani

2.1.1 Pengertian Pendidikan Jasmani

Konsep pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, penjas
bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat
anak sibuk. Tetapi penjas adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui penjas yang diarahkan dengan
baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang,
terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial,
dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya. Pendidikan jasmani merupakan wahana
pendidikan, yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang penting.
Pengertian pendidikan jasmani menurut para ahli, sebagai berikut:

1. Nixon and Cozens (1963) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani didefinisikan sebagai fase dari
seluruh proses pendidikan yang berhubungan dengan aktivitas dan respons otot yang giat dan berkaitan
dengan perubahan yang dihasilkan individu dari respons tersebut.

2. Bucher, (1979). Mengemukakan pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari suatu proses
pendidikan secara keseluruhan, adalah proses pendidikan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan
emosional.

3. Ateng (1993) mengemukakan; pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan secara organik,
neuromuskuler, intelektual dan emosional.

2.1.2 Asas Pendidikan Jasmani


1. Asas Apersepsi
Yaitu Guru menghubungkan antara materi yang akan di pelajari dengan materi yang
sudah di pelajari ( pengalaman materi sebelumnya ) Fungsinya adalah mempersiapkan kondisi
fisik siswa baik fisik maupun mental ( pengulangan materi minggu lalu ). bertujuan juga supaya
siswa tidak melupakan materi yang telah diajarkan dipertemuan sebelumnya.
2. Asas motivasi
Daya pendorong siswa untuk melakukan kegiatan atau aktifitas. Fungsinya adalah
untuk mendorong siswa untuk tetap semangat. Peran seorang guru disini sangat menentukan
dalam pemberian motivasi terhadap siswanya. Karena guru harus memberikan rangsangan
terhadap siswanya agar mau melakukan aktifitas pembelajaran dengan semangat.
3. Asas aktifitas
Prinsip dasar pembelajaran dimana guru memberikan kesempatan seluas luasnya
kepada siswa untuk belajar. Fungsinya untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar. Didalam asas ini siswa bisa lebih banyak melakukan tentang materi yang diberikan
guru dan lebih memungkinkan siswa dapat lebih memahami dari materi yang sedang mereka
pelajari.
4. Asas individualitas
Dimana guru harus bisa membedakan individau baik fisik, mental, maupun status
sosial. Fungsinya agar terjadi proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang efektif, lancr serta
selamat.

5. Asas peragaan
Dimana guru harus memperagakan tugas – tugas gerak yang akan di ajarkan.
Fungsinya agar terjadi kelancaran komunikasi antara guru dan siswa. asas ini cukup penting
karena jika materi sudah ada conto gerakannya memungkinkan siswa lebih bisa cepat memahami
gerakan.
6. Asas modifikasi
Dimana guru melakukan perubahan baik terhadap alat, peraturan. Fungsinya supaya
pembelajatrann yang di anggap susah menjadi mudah atau menarik. Kemampuan seorang guru
sangat diuji dalam memodifikasi pembelajaran, bagaimana caranya guru memodifikasi
pembelajaran semenarik mungkin tetapi tidak meninggalkan tujuan awal dari pembelajaran
tersebut. Buatlah menjadi lebih menarik agar siswa tidak merasa jenuh dengan kegiatan
pembelajaran yang disampaikan.
7. Asas pengulangan
Memerlukan pengulangan karena semakin sulit materi maka harus sering melakukan
pengulangan agar cepat faham dan mudah. Fungsinya agar proses belajar gerak jadi lebih mudah
dan cepat bisa. dalam asas ini siswa lebih memungkinkan dapat mencapai otomatisasi.
8. Asas evaluasi
Proses untuk melihat seberapa besar tingkat kemajuan belajar siswa setelah proses
bejar mengajar di lakukan. asaas ini sangat penting, karena menjadi tolak ukur seorang guru
terhadap peroses pembelajaran yang telah dilakukannya. dan untuk bisa mengetahui sejauh mana
siswanya bisa memahami dan menguasai materi pembelajaran yang diberikan.

2.2 Hakikat Pendidikan Jasmani

2.2.1 Pengertian Hakikat Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik
untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta
emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total,
daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik
perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan
antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan
pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan
perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal
lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.

pendidikan jasmani diartikan dengan berbagai ungkapan dan kalimat. Namun esensinya sama,
yang jika disimpulkan bermakna jelas, bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk
mengembangan keutuhan manusia. Dalam kaitan ini diartikan bahwa melalui fisik, aspek mental dan
emosional pun turut terkembangkan, bahkan dengan penekanan yang cukup dalam. Berbeda dengan
bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada perkembangan moral,
tetapi aspek fisik tidak turut terkembangkan, baik langsung maupun secara tidak langsung.

Karena hasil-hasil kependidikan dari pendidikan jasmani tidak hanya terbatas pada manfaat
penyempurnaan fisik atau tubuh semata, definisi penjas tidak hanya menunjuk pada pengertian
tradisional dari aktivitas fisik. Kita harus melihat istilah pendidikan jasmani pada bidang yang lebih luas
dan lebih abstrak, sebagai satu proses pembentukan kualitas pikiran dan juga tubuh.

2.3 Tujuan Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

Pendidikan jasmani bukanlah pendidikan terhadap badan, atau bukan merupakan pendidikan
tentang problem manusia dan kehidupan. Jika kita perhatikan kembali secara seksama model
pemebalajaran pendidikan jasmani, Tujuan pendididkan jasmani terdiri dari empat ranah, yakni: (1)
jasmani, (2) psikomotorrik, (3) afektif, dan (4) kognitif. Keempat ranah tersebut merupakan tujuan
sementara jika dipandang bahwa pendidikan jasmani itu merupakan bagian integral dari pendidikan.

Apabila anak aktif melakukan pendidikan jamani, misalnya anak bermain kejar – mengejar, maka
pada kegiatan yang tidak mereka sadari akan menjadi penyebab terjadinya perubahan-perubahan.
Setiap perubahan pada setiap peserta didik, akan terjadi penambahan kekuatan otot tungkai, daya
tahan otot tungkai, peningkatan fungsi alat-alat pernafaan, kelentukan sendi-sendi tubuh, terutama
sendi-sendi tungkai dan lengan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dengan baik
dan lancar, maka guru pendidikan jasmani harus betul-betul mengetahui interaksi edukatif berikut ini
(Winarno Surachmad, 1980).

1. Keadaan anak (jenis kelamin, atau kemampuan anak, karakteristik dari perkembangan anak).

2. Penentuan bahan pelajaran yang tepat.

3. Tempat pelaksanaan ( lapangan terbuka, ruang senam, kolam renang, lapangan halaman bermain).

4. Tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran (rasa sosial, kemampuan motorik).

5. Kemampuan motorik, afektif atau kognitif.

6. Tersedianya media atau alat pembelajaran pendidkan jasmani.

7. Penentu pembelajaran dan metode penyampaian (bentuk metode penyampaian bermain, kriteria,
gerak dan lagu, meniru, lomba, tugas, komando, latihan, dan modifikasi).

8. Adanya penilaian proses dan hasil interkasi.

Tujuan umum pendidikan jasmani di Sekolah Dasar adalah memacu kepada pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan
mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat.
Sebagai gambaran tujuan tersebut adalah:

1. Memacu perkembangan dan aktivitas system peredaran darah, pencernaan, pernapasan, dan
persyarafan.

2. Pertumbuhan jasmani seperti bertambahnya tinggi dan berat badan.

3. Menanamkan nilai-nilai disiplin, kerja sama, sportivitas, tenggang rasa.


4. Meningkatkan keterampilan melakukan kegiatan aktivitas jasmani dan memiliki sikap positif terhadap
pentingnya melakukan aktivitas jasmani.

5. Meningkatkan kesegaran jasmani.

6. Meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani.

7. Menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani.

Jadi, Proses pembelajaran dalam ruang lingkup pendidikan jasmani di Sekolah Dasar bisa berupa
kegiatan permainan untuk melatih psikomotorik peserta didik. Penggunaan media dalam pembelajaran
pendidikan jasmani juga sangat beragam. Tidak jarang dalam pembelajaran jasmani kegitan arti olahraga
diiringi dengan irama serta menggunakan alat bantu yang menunjang gerak peserta didik.

2.4 Nilai - Nilai Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Secara umum pendidikan jasmani dan olahraga mengandung nilai-nilai yang memiliki manfaat
posistif bagi peserta didik di Sekolah Dasar, Nilai nilai yang dimaksud yaitu:

1. Excellence (keunggulan)

Excellence (keunggulan) menggambarkan kualitas usaha untuk mencapai prestasi. Hal ini juga
mengandung harapan bahwa atlet harus mandiri, seperti yang tersurat dalam moto Olimpade yaitu
Citius, Altius, Fortius(Faster, Higher, Stronger) atau lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat. Nilai keunggulan
mengacu pada perjuangan untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan, sebagai individu
dan sebagai kelompok kerja menuju tujuan bersama.
2. Friendship (persahabatan)

Friendship (persahabatan) Nilai persahabatan penting dalam tradisi Olimpiade kuno dan merujuk
untuk membangun dunia yang damai dan lebih baik melalui olahraga. Para atlet mengungkapkan nilai ini
dengan membentuk ikatan seumur hidup dengan rekan tim mereka, serta lawan-lawan mereka. Nilai
persahabatan bersifat humanistik yang bertujuan memberikan bantuan kemanusiaan, mengembangkan
program budaya dan pendidikan, dan mendorong dialog terbuka pada olahraga dan perdamaian.

3. Respect (saling menghormati)

Respect (saling menghormati) adalah moral yang mendasari olahraga dan prinsip etika yang harus
menginspirasi semua orang yang berpartisipasi. Nilai universal hormat mengacu menghormati untuk diri
kita sendiri, satu sama lain, untuk aturan, untuk fair play dan bagi lingkungan.

4. Responsibility (tanggung jawab)

Responsibility (Tanggung jawab) adalah kemampuan untuk memberikan respons, tanggapan, atau
reaksi secara cakap. Tanggung jawab dicirikan antara lain dengan melakukan apa yang telah disepakati
dengan sungguh-sungguh; mengakui kesalahan yang dilakukan tanpa alasan; memberikan yang terbaik
atas apa yang dilakukan.

5. Fair (adil)

Fair (peduli) adalah bersikap adil dalam melakukan dan memperlakukan sesuatu. Sikap fair antara lain
ditandai dengan menegakkan hak sesama termasuk dirinya; mau menerima kesalahan dan menanggung
resikonya.

6. Care (peduli)
Care (peduli) adalah kesediaan untuk memberikan perhatian dan kasih sayang kepada sesama. Peduli
antara lain ditandai dengan memperlakukan orang lain, diri, dan sesuatu dengan kasih sayang;
memperhatikan dan mendengarkan orang lain secara seksama.

7. Truthful (jujur)

Truthful (Jujur) adalah suatu sikap terbuka, dapat dipercaya, dan apa adanya. Sikap jujur antara lain
ditandai dengan mengatakan apa adanya; menepati janji; mengakui kesalahan; menolak berbohong,
menipu, dan mencuri.

8. Civilized (beradab)

Civilized (Beradab) adalah sikap dasar yang diperlukan dalam bermasyarakat yang berintikan pada
kesopanan, keteraturan, dan kebaikan. Beradab antara lain dicirikan dengan menempatkan sesuatu
pada tempatnya; mengapresiasi terhadap keteraturan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai
kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan secara organik, neuromuskuler, intelektual dan
emosional. Selain itu pendidikan jasmani lebih menitikberatkan pada pembudayaan gerak sehingga
nantinya kegiatanya dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Hal tersebut terlihat pada konsep baru
dalam pendidikan jasmani yang ingin menjadikan siswa senang, berkeringat, belajar gerak dan disiplin
dalam pembelajaran. Oleh karena itu pembaharuan dalam pelaksanaan pendidika jasmani perlu
dilakasanakan agar pendidikan jasmani tidak menjadi seperti latihan olahraga. Pembaharuan tersebut
berupa pemberian materi yang disesuaikan dengan kemapuan dan latar belakang peserta didik.
Penekanan pada tercapai empat hal di atas juga menjadi prioritas dalam pengembangan pendidikan
jasmani di Indonesia.

3.2 Saran

Diharapkan Pendidikan Jasmani kedepannya bisa menyesuaikan dengan kebutuhan siswa khususnya
siswa di Sekolah Dasar untuk menambah pengalaman gerak dan menambah tabungan gerak. Dengan
memahami konsep baru dan pengembangan pendidikan jasmani diharapkan pendidikan jasmani dapat
menjadi sarana yang paling efektif untuk membudayakan gerak kepada peserta didik sehingga dapat
aktivitas dalam pendidikan jasmani diaplikasikan di kehidupan nyata. Pada akhirnya diharapkan dengan
makalah ini dapat menjadi rujukan yang mendukung dalam menjadikan pendidikan jasmani kearah
penyesuaian dengan konteks saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://materipenjasdanolahraga.blogspot.com/2016/11/asas-dan-falsafah-penjas.html?m=1

https://pojokpenjas.wordpress.com/2007/11/12/hakikat-pendidikan-jasmani/

https://www.silabus.web.id/hakikat-pendidikan-jasmani/

https://dosenpenjas.com/tujuan-pendidikan-jasmani/

http://marzuki49.blogspot.com/2012/02/v-behaviorurldefaultvmlo_23.html?m=1

https://donytriosa.blogspot.com/2015/03/nilai-nilai-pendidikan-jasmani-di-upi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai