Anda di halaman 1dari 13

DASAR LATIHAN, PENDAHULUAN, DAN PENUTUP

(OUTDOR EDUCATION)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Pembelajaran Olahraga dan Kesehatan MI/SD

Dosen Pengampu: Bapak H. Husni Mubarok, M. Pd. I.

Disusun oleh:

Kelompok 3 C4MIR

1. Lina Ulatul Waroah 2010310081


2. Nurul Khoirun Nisa’ 2010310094
3. Ahmad Akhsan Alwi 2010310097

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

tentang “Dasar latihan, pendahuluan, dan penutup” dengan lancar. Makalah ini disusun

guna memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Olahraga dan Kesehatan MI/SD. Selain itu

penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak H. Husni Mubarok, M. Pd.I. selaku dosen

mata kuliah Pembelajaran Olahraga dan Kesehatan MI/SD atas bimbingan yang telah

diberikan dalam pembelajaran ini. Terimakasih juga kepada segenap pihak yang terlibat

dalam penulisan serta teman teman kelas PGMI C4MIR yang selalu memberikan dukungan

dalam proses penulisan makalah kami.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan

baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan

terbuka penulis menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar dapat

memperbaiki makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat

memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Kudus, 11 April 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................

A. LATAR BELAKANG..........................................................................
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................
C. TUJUAN...............................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................

A. Hakikat outdor education......................................................................


B. Pengertian Dasar latihan pendahuluan dan penutup ………………….
C. Prinsip dan penerapan latihan Dasar, pendahuluan dan penutup……
BAB 3 PENUTUP............................................................................................

A.SIMPULAN..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di negara Indonesia pendidikan jasmani atau olahraga memiliki peranan


penting dalam menciptakan keselarasan antara pertumbuhan badan dan perkembangan
jiwa, yang mana merupakan suatu bentuk usaha untuk menjadikan bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang sehat lahir dan batin, sehinga penting agar pembelajaran jasmani
dan olahraga diberikan kepada segala jenis sekolah. (UU No. 4 tahun 1950, tentang
dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah bab IV pasal 9). Olahraga
merupakan kegiatan pelatihan jasmani, yaitu kegiatan jasmani untuk memperkaya dan
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar maupun gerak ketrampilan
(kecabangan olahraga). Kegiatan olahraga tersebut merupakan suatu bentuk
pendekatan ke aspek sejahtera jasmani atau sehat jasmani yang berarti juga sehat
dinamis yaitu sehat yang disertai dengan kemampuan gerak yang memenuhi segala
tuntutan gerak kehidupan sehari-hari. Hal itu dapat diartikan bahwa setiap orang yang
melakukan pendidikan jasmani melalui aktivitas olahraga akan memiliki tingkat
kebugaran jasmani yang memadai. Dalam pelaksanaan pembelajaran olahraga itu
sendiri harus mengetahui apa saja langkah langkah dalam proses pembelajarannya.
Adapun dalam pelaksanaan pembelajaran olahraga ada yang dinamakan dasar latihan,
pendahuluan dan penutup. 1
Tujuan makalah ini adalah sebagai referensi awal pada pembelajaran olahraga
terdapat dasar latihan, pendahuluan, dan penutup sebagai langkah langkah yang telah
terstruktur dalam pelaksanaan pembelajarannya. Tentunya dalam kerangka
membangun kembali pendidikan di Indonesia yang semakin lama semakin terpuruk
dari segi pengelolaan. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta konsep
pendidikan yang kurang jelas kontribusinya pada kualitas sumber daya manusiadalam

1
Sabaruddin Yunis Bangun, “Peran Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Pada Lembaga Pendidikandi Indonesia,”
Publikasi Pendidikan 6, no. 3 (2016), https://doi.org/10.26858/publikan.v6i3.2270.

4
pembangunan Indonesia, dalam hal ini kaitannya dengan program-program yang
selama ini telah berjalan.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari Latar belakang masalah yang telah penulis paparkan diatas, maka penulis
menyimoulkan beberapa rumusan masalah, yakni:
1. Apa yang dimaksud dengan dasar latihan, pendahuluan dan penutup dalam
pembelajaran olahraga dan kesehatan ?
2. Bagaimana prinsip dan penerapan dasar latihan, pendahuluan dan penutup dalam
pembelajaran olahraga dan kesehatan ?

C. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalaah diatas, penulis menyimpulkan beberapa


tujuan, yakni:
1. Guna mengetahui pengertian dan penjelasan secara lebih rinci mengenai konsep
dasar latihan, pendahuluan dan penutup pada pembelajaran olahraga dan
kesehatan
2. Guna mengetahui penerapan dan prinsip mengenai dasar latihan, pendahuluan,
dan penutup dalam pembelajaran olahraga dan kesehatan.
3. Guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat outdoor education

Outdoor education atau Pendidikan luar kelas tidak sekedar memindahkan


pelajaran ke luar kelas, tetapi dilakukan dengan mengajak siswa menyatu dengan
alam dan melakukan beberapa aktivitas yang mengarah pada terwujudnya perubahan
perilaku siswa terhadap lingkungan melalui tahap-tahap penyadaran, pengertian,
perhatian, tanggungjawab dan aksi atau tingkah laku. Pendidikan luar kelas diartikan
sebagai pendidikan yang berlangsung di luar kelas yang melibatkan pengalaman yang
membutuhkan partisipasi siswa untuk mengikuti tantangan petualangan yang menjadi
dasar dari outdoor education seperti hiking, mendaki gunung, camping dll. Pendidikan
luar kelas mengandung filosofi, teori dan praktis dari pengalaman dan pendidikan
lingkungan. Pendekatan Outdoor learning 6 menggunakan setting alam terbuka
sebagai sarana2.
Proses pembelajaran menggunakan alam sebagai media dipandang sangat
efektif dalam knowledge management dimana setiap orang akan dapat merasakan,
melihat langsung bahkan dapat melakukannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan
berdasarkan pengalaman di alam dapat dirasakan, diterjemahkan, dikembangkan
berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Pendekatan ini mengasah aktivitas fisik dan
sosial anak dimana anak akan lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang secara
tidak langsung melibatkan kerjasama antar teman dan kemampuan berkreasi.3
1. Siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar

2
Francisco Luis and Gil Moncayo, “PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA MELALUI PEMBELAJARAN OUTDOOR
EDUCATION PENDIDIKAN JASMANI,” n.d., 1–11.
3
Luis and Moncayo.

6
2. Siswa mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman
hidup di lingkungan dan alam sekitar
3. Siswa memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar
4. Proses belajar pada kegiatan luar kelas pada dasarnya adalah dengan
memberikan pengalaman yang luas pada siswa.

Ada banyak materi yang bisa diberikan kepada siswa dalam pembelajaran
outdoor education. Materi Pembelajaran ini sangat berhubungan erat dengan alam.
Alam menjadi media dalam pembelajaran. Berikut ini beberapa macam materi yang
bisa dikembangan dalam pembelajaran outdoor education. Outdoor education dapat
berupa permainan, cerita, olahraga, eksperimen, perlombaan, mengenal kasus-kasus
lingkungan di sekitarnya dan diskusi penggalian solusi, aksi lingkungan, dan jelajah
lingkungan. Beberapa bentuk outdoor education sebagai berikut:4
a) Outbond Games
b) Survival alam,
c) Berkemah,
d) Memancing
e) Susur Gua
f) Tracking,
g) Canoing
h) Penjelajahan di alam bebas

B. PENGERTIAN DASAR LATIHAN, PENDAHULUAN, DAN PENUTUP

 Dasar Latihan
Latihan adalah proses yang sistematis yang dilakukan secara berulang sebelum
melakukan suatu kegiatan tertentu. Adapun pengertian dasar latihan yaitu tahap
awal atau tahap yang paling dasar dan sederhana yang dilakukan secara berulang
sebelum melakukan kegiatan tertentu. Sebelum melakukan latihan dasar dalam
pembelajaran olahraga, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip dasar latihan.
Dengan mengetahui prinsip-prinsip dasar latihan, maka bentuk latihan yang

4
Luis and Moncayo.

7
diberikan terisi kegiatan yang bermanfaat dan jelas arah tujuannya. Sehingga
tujuan dari latihan dapat dicapai.5
 Latihan Pendahuluan ( Pemanasan )

Ergosistema 1 adalah perangkat gerak artinya ialah yang pertama mewujudkan


gerak pada olahraga. Oleh karena itu latihan pendahuluan yang dimaksudkan untuk
mempersiapkan raga untuk menjalin latihan inti atau pertandingan haruslah
terprogram sesuai dengan tata aturan dan tata urutan fungsional ergosistem
sekunder sebagai perangkat pendukungnya. Kepentingan latihan pendahuluan ini
bersifat psikologis maupun fisiologis. Dampak psikologis dari latihan pendahuluan
adalah atlet menjadi lebih tenang karena merasa telah mempersiapkan diri dengan
baik untuk menghadapi aktivitas khususnya yang bersifat pertandingan atau
kompetisi. Sedangkan arti fisiologis dari latihan pendahuluan adalah memeriksa
kondisi dan kesiapan umum seluruh komponen ergosistema.

 Latihan Penutup (Pendinginan )

Latihan penutup memang tak sepenting latihan pendahuluan. Latihan


pendahuluan di samping mempunyai arti fisiologis juga mempunyai arti psikologis
yaitu disamping memang persiapan raga juga sekaligus untuk mempersiapkan
mental terutama di kala menghadapi pertandingan pertandingan penting. Arti
psikologis dari latihan penutup tidak jelas dan bahkan latihan penutup ini sering
diabaikan baik setelah melakukan olahraga sehari-hari maupun setelah melakukan
pertandingan yang sangat penting sekali pun.

C. PRINSIP DAN PENERAPAN LATIHAN DASAR, PENDAHULUAN, DAN


PENUTUP
 Prinsip Umum Latihan Dasar

Prinsip-prinsip umum latihan tersebut menurut harsono 1988:102-121 meliputi :


prinsip beban lebih, prinsip perkembangan menyeluruh, prinsip spesialisasi, prinsip
individualisasi, prinsip intensitas latihan, prinsip kualitas latihan, variasi dalam latihan
dan lama latihan.

5
Latihan Pendahuluan Dan, Latihan Penutup, and Pada Olahraga, “Latihan Pendahuluan Dan Latihan Penutup
Pada Olahraga,” n.d.

8
a) Prinsip beban lebih
Prinsip beban lebih ini merupakan prinsip yang paling mendasar. Beban yang
diberikan kepada atlit harus cukup berat serta diberikan secara berulang-ulang den
gan intensitas yang cukup tinggi. Beban latihan harus merupakan stimulasi
terhadap adaptasi atlit.
b) Prisip perkembangan menyeluruh
Prinsip perkembangan memyeluruh merupakan prinsip yang diterima secara
umum dalam dunia pendidikan. Meskipun seseorang pada akhirnya mempunyai
satu spesialis keterampilan, pada permulaan belajar sebaiknya dilibatkan dalam
berbagai aspek kegiatan agar memiliki dasar-dasar yang lebih kuat untuk
menunjang keterampilan spesialisasinya.
c) Prinsip spesialisasi
Untuk mendapatkan sukses dan prestasi yang menonjol seorang atlit harus
melakukan spesialisasi dalam cabang olahraga. Spesialisasi berarti mencurahkan
segala kemampuan fisik dan psikis pada suatu cabang olahraga tertentu. Sehingga
perhatiannya hanya terpusat pada cabang olahraga tertentu.
d) Prinsip individualissi
Prinsip individualisasi merupakan syarat yang penting dalam latihan kontemporer,
yang diterapkan kepada setiap atlit. Agar tujuan dari latlihan dapat tercapai, maka
dalam menyusun program latihan harus memperhatikan faktor-faktor seperti
umur, bentuk tubuh, kedewasaan, latar belakang pendidikan.
e) Kualitas Latihan
Latihan yang bermutu adalah latihan yang diberikan memang sesuai
dengankebutuhan atlit dan juga koreksi-koreksi yang diberikan. Jika pengawasan
dilakukan dengan detail sampai dengan tingkat dan prinsip overkload diterapkan
maka latihan dapat bermutu.kecuali, faktor-faktor pelatih ada faktor lain yang
mendukung dan ikut menentukan kualitas yakni hasil latihan, fasilitas dan
peralatan latihan. Hasil-hasil evaluasi dari setiap pertandingan serta kemampuan
atlit.
f) Prinsip variasi dalam latihan
Latihan yang diberikan secara bertahap dan berulang-ulang memerlukan waktu
yang lama dan tenaga dari atlit, maka kadang-kadang menimbulkan rasa bosan
pada diri atlit. Untuk mencegah timbulnya kebosanan dalam berlatih, misalnya
latihan keterampilan passing bawah bisa divariasi dengan bentuk-bentuk

9
permainan yang selalu menggunakan teknis pass bawah. Dengan demikian
diharapkan faktor kebosanan latihan dapat dihindari dan tujuan latihan tetap dapat
tercapai
g) Prinsip lama latihan
Bisaanya seorang pelatih lebih menekankan lamanya latihan dari pada
penambahan beban latihan .waktu latihan sebaiknya pendek akan tetapi padat dan
berisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Latihan harus dilakukan dengan
usaha yang sebaik-baiknya dan dengan kualitas atau mutu yang tinggi.dan jika
atlit mengalami kesalahan segera latihan dihentikan dan koreksi karena kalau
berulang ulang mengalami kesalahan yang sama akan mudah membentuk
kebisaaan-kebisaaan yang salah.suatu keuntungan melakukan latihan dalam
waktu pendek adalah bahwa hal ini akan terus membawa atlit berfikir tentang
latihanya,artinya segala sesuatu yang diberikan dalam latihan akan dapat teringat
dalam alam pikiranya.apabila waktu latihan terlalu lama dan terlalu melelahkan
maka atlit akan memandang setiap latihan sebagai suatu siksaan.
h) Prinsip latihan rileksasi
Relaxation adalah hilangnya atau mengurangya ketegangan,baik ketegangan fisik
maupun mental. Relaxation merupakan alat mengendalikan diri dan untuk
mempertahan sikap dan untuk mempertahankan sikap dan keseimbangan selama
pertandingan berlangsung baik fisik maupun mental.relaxation juga merupakan
alat yang efektif untuk menghindari kekakuan,ketegangan terutama pada saat
terakhir atau sudah dapat dikembangkan,maka lama kelamaan relaksasi akan
datang secara otomatis.

 Tahap Tahap Pendahuluan

Tahap pendahuluan bertujuan (1) mempersiapkan jasmani dan rohani siswa ke dalam
suasana pelajaran, (2) memenuhi kebutuhan dan keinginan bergerak bagi siswa
setelah lama duduk di kelas atau kegiatan lain yang menjemukan, (3) mempersiapkan
fisiologi dan anatomi siswa agar siap mengikuti kegiatan olahraga, selain itu untuk
mencegah kemungkinan terjadinya cedera yang disebabkan kurang siapnya fisiologi
dan anatomi siswa menerima beban latihan olahraga, (4) menghilangkan kekakuan
otot dan persendian setelah lama tidak melakukan kegiatan fisik.6

6
M. E. Winarno, Perspektif Pendidikan Jasmani Dan Olahraga, 2006.

10
1. Latihan Pendahuluan Tahap Pertama

Tahap pertama dari latihan pendahuluan adalah peregangan dan pelemasan seluas
mungkin pada persendian tanpa adanya sentakan ataupun renggutan.

2. Latihan Pendahuluan Tahap Kedua


Tahap berikutnya adalah aktivasi otot-otot yang akan dipergunakan dalam latihan
inti atau pertandingan yang akan dihadapi.
3. Latihan Pendahuluan Tahap Ketiga
Tahap berikutnya dari latihan pendahuluan ini adalah latihan saraf atau latihan
koordinasi dasar dan khususnya untuk cabang-cabang olahraga yang mengandung
unsur keterampilan teknik yang tinggi.
4. Latihan Pendahuluan Tahap Keempat
Pada tahap keempat ini apabila sampai dengan pemanasan formal suhu tubuh
dirasa masih terlalu dingin maka barulah kemudian dilakukan pemanasan umum
( general warming up )dengan mengaktifkan sejumlah besar otot otot secara
stimulan. Latihan pemanasan umum sekaligus juga berarti merangsang atau
mempersiapkan lebih lanjut ergosistema sekunder yang merupakan perangkat
pendukung gerak yang terdiri dari darah dan cairan tubuh, pernafasan serta
jantung dan pembuluh darah

 Tahap Tahap Penutup

Latihan penutup bentuknya kurang lebih sama dengan latihan pendahuluan tahap
pertama yaitu berupa gerakan gerakan ringan yang juga lebih menyerupai
peregangan dan pelemasan. Arti fisiologis latihan penutup ini ialah bahwa gerakan
gerakan ringan itu akan membantu memperlancar sirkulasi atau mengaktifkan
pompa Vena, sehingga akan membantu mempercepat pembuangan sampah
sampah sisa oleh daya dari otot-otot yang aktif pada waktu melakukan olahraga
sebelumnya. Dengan tersingkirnya sama-sama sisa olah daya secara lebih baik
maka pemulihan atau recovery menjadi dipercepat dan rasa pegal pegal setelah
olahraga lebih dapat dicegah atau dikurangi. Itulah arti fisiologis dari latihan

11
penutup yang pada hakekatnya berupa auto message yaitu memijat oleh diri
sendiri.7

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Outdoor education pada dasarnya merupakan pendidikan lintas bidang studi,


karena di dalam kegiatannya meliputi seni, ilmu alam, pendidikan jasmani. Kegiatan
dapat dilakukan di mana saja, misalnya dilakukan di lapangan terbuka, hutan, tepi
danau, cagar alam, kebun, camping ground, sungai. Outdoor education merupakan
salah satu dimensi dalam pendidikan jasmani, melalui program kegiatan ini
diharapkan konsep diri siswa dapat dibentuk. Pengalaman semacam survival,
berkemah, tracking, canoing, dan penjelajahan di alam bebas yang merupakan bagian
dari progam petualangan akan mampu membentuk karakter bagi siswa. Pendidikan
karakter hendaknya dirumuskan dalam kurikulum, diterapkan melalui metode
pendidikan, dan kemudian dipraktekkan dalam pembelajaran. di samping itu, di
lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar juga sebaiknya diterapkan pola
pendidikan karakter. Dengan begitu, generasi-generasi Indonesia yang unggul akan
dilahirkan dari sistem pendidikan karakter yang terintegrasi dengan berbagai sektor
yang mendukung.
Pendidikan karakter merupakan konsep yang abstrak, sehingga pemberian atau
penyampaiannya harus dilakukan melalui contoh-contoh, teladan yang bersifat
konstruktif. Pendidikan Jasmani merupakan bidang studi yang memiliki peran unik
dan strategis dalam meningkatkan kualitas hidup bangsa. Keunikan Pendidikan
Jasmani tersebut tercermin pada kontribusinya terhadap pengembangan dimensi fisik,
seperti keterampilan gerak, kebugaran jasmani, gaya hidup aktif dan pengetahuan
pemahaman tentang gerak yang tidak didapatkan dari mata pelajaran lain. Peran

7
Dan, Penutup, and Olahraga, “Latihan Pendahuluan Dan Latihan Penutup Pada Olahraga.”

12
strategis tercermin dari kontribusi Pendidikan Jasmani dan Olahraga dalam
pengembangan dimensi kognitif, personal dan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Bangun, Sabaruddin Yunis. “Peran Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Pada Lembaga
Pendidikandi Indonesia.” Publikasi Pendidikan 6, no. 3 (2016).
https://doi.org/10.26858/publikan.v6i3.2270.

Dan, Latihan Pendahuluan, Latihan Penutup, and Pada Olahraga. “Latihan Pendahuluan Dan
Latihan Penutup Pada Olahraga,” n.d.

Luis, Francisco, and Gil Moncayo. “PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA MELALUI


PEMBELAJARAN OUTDOOR EDUCATION PENDIDIKAN JASMANI,” n.d., 1–11.

Winarno, M. E. Perspektif Pendidikan Jasmani Dan Olahraga, 2006.

13

Anda mungkin juga menyukai