Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DASAR PENDIDIKAN JASMANI

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan SD pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dosen Pengampu : M. Rizkan Khadavi, M.Pd

Oleh :

Amelia Saputri

Nim : 190141516

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Tuhan


yang maha esa, karena telah melimpahakn rahamat-nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Solawat serta
salam tidak lupa kita curahkan kepada jujungan kita yakni Nabi Muhammad saw.
beserta keluarga dan sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komputer dan Media
Pembelajaran. pada program studi pendidikan guru sekolah dasar.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian makalah ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.H. Asyraf Suryadin, M. Pd. Selaku ketua STKIP
Muhammadiyah Bangka Belitung
2. Bapak Romadon, M.Pd. Selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar
3. Ibu Yuanita, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing Akademik
4. Bapak M. Rizkan Khadavi, M.Pd., selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SD.
Penulis menyadari berbagai kelemahan dan kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pendidikan, khususnya di STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung. Akhir
kata, saran dan kritik yang membangun penyusun harapkan demi perbaikan dan
pengembangan makalah ini.

Pangkalanbaru, 03 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................4


B. Perumusan Masalah.................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Jasmani Menurut Para Ahli................................6


B. Tujuan Pendidikan Jasmani.....................................................................8
C. Faktor-faktor/Komponen Gerak Sebagai Unsur Pokok
Pendidikan Jasmani...............................................................................10
D. Contoh Kajian Pendidikan Jasmani.......................................................12
E. Organisasi Olahraga Internasional dan Nasional..................................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................18
B. Saran......................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep pendidikan jasmani merupakan bagian penting dalam
proses pendidikan. Artinya pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau
ornamen yang ditempel dalam program sekolah sebagai alat untuk
membuat anak sibuk, tetapi pendidikan jasmani adalah bagian yang
terpenting dalam pendidikan. Melalui pendidikan jasmani diarahkan
dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna
bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif
untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan
menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya meskipun pendidikan
jasmani menawarkan kepada anak-anak untuk bergembira, tidaklah tepat
untuk mengatakan penjas diselenggarakan semata-mata agar anak-anak
bergembira dan bersenang-senang.
Jadi pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan
melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Inti pengertiannya adalah
mendidik anak. Yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah
alat yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara
sadar oleh gurunya dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat
merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
Tujuan pendidikan jasmani yaitu memberik kesempatan kepada
anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus
mengembangkan potensi anak baik dalam aspek fisik, mental, sosial,
emosional dan moral. Singkatnya pendidikan jasmani bertujuan
mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya yaitu meliputi
ranah kognitif, psikomotor, dan afakter.

iv
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian pendidikan jasmani menurut para ahli ?
2. Apakah tujuan pendidikan jasmani ?
3. Apakah faktor-faktor/komponen gerak sebagai unsur pokok
pendidikan jasmani ?
4. Apa saja contoh kajian pendidikan jasmani ?
5. Apa saja organisasi olahraga internasional dan nasional ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan jasmani menurut para ahli.
2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan jasmani.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor/komponen gerak sebagai unsur pokok
pendidikan jasmani.
4. Untuk mengetahui contoh kajian pendidikan jasmani.
5. Untuk mengetahui apa saja organisasi olahraga internasional dan
nasional.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Jasmani Menurut Para Ahli


Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pendidikan pada umumnya yang mempengaruhi potensi peserta didik
dalam hal kognitif, afektif , dan psikomotor melalui aktivitas jasmani.
Melalui aktivitas jasmani anak akan memperoleh berbagai macam
pengalaman yang berharga untuk kehidupan seperti kecerdasan, emosi,
perhatian, kerjasama, keterampilan, dsb. Aktivitas jasmani untuk
pendidikan jasmani ini dapat melalui olahraga atau non olahraga.
Pengertianpendidikan jasmani telah banyak diterangkan oleh para ahli
pendidikan jasmani diantaranya adalah :
Williams menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah semua
aktivitas manusia yang dipilih jenisnya dan dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
Singer memberi batasan mengenai pendidikan jasmani sebagai
pendidikan melalui jasmani berbentuk suatu program aktivitas jasmani
yang medianya gerak tubuh dirancang untuk menghasilkan beragam
pengalaman dan tujuan antara lain belajar, sosial, intelektual, keindahan
dan kesehatan.
Undang-Undang no. 4 Thn 1950 tentang Dasar Dasar Pendidikan
dan Pengajaran Bab IV pasal 9 tertulis pendidikan jasmani yang menuju
kepada keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembang jiwa, dan
merupakan suatu usaha untuk membuat bangsa Indonesia yang sehat dan
kuat lahir dan batin diberian kepada segala jenis sekolah.
UNESCO memberikan pengertian pendidikan jasmani adalah suatu
proses pendidikan manusia sebagai individu atau anggota masyarakat
dilakukan secara sadar dan sistematis melali berbagai kegiatan jasmani
untuk memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani,
pertumbuhan, kecerdasan dan pembangunan watak.

vi
Bucher menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian
yang integral dari seluruh proses pendididkan yang bertujuan
mengembangkan fisik, mental, emosi, dan sosial, melalui aktivitas jasmani
yang telah dipilih untuk mencapai hasilnya.
Frost menyatakan bawa pendidikn jasmani terdiri dari perubahan
dan penyesuaian yang terjadi pada individu bila ia bergerak dan
mempelajari gerak. Termasuk di dalam gerak adalah merangkak, berjalan,
berlari, memanjat, melompat, melempar dan gerakan lain yang dilakukan
bila berpartisipasi dalam permaianan, senam, tari, renang, dan beladiri.
Sukintaka menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan
bagian yang integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan
untuk mengembangkan kebuaran jasmani, mental sosial, serta emosional
dalam kerangka menuju manusia Indonesia seutuhnya dengan wahana
aktivitas jasmani sehingga pengertian pendidikan jasmani adalah proses
interakasi antara peserta didik dengan lingkungan melalui aktivitas
jasmani yang disusun secara sistematis untuk menuju manusia Indonesia
seutuhnya.
SK Mendikbud nomor 413/U/1987 menyebutkan bahwa
pendidikan jasmani adalah bagian yang integral dari pendidikan melalui
aktivitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara
organik, neuromuscular, intelektual, dan emosional.
Rusli Lutan menyatakan bahwa pendidikan jasmani dapat diartikan
sebagai proses sosialisasi melalui aktivitas jasmani, bermain, dan atau
olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dari berbagai pendapat tadi jelaslah bahwa pendidikan jasmani
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan pada umumnya
melalui aktivitas jasmani. Melalui aktivitas jasmani ini peserta didik
memperoleh beragam pengalaman kehidupan yang nyata sehingga benar-
benar membawa anak kearah sikap tindakan yang baik.

vii
B. Tujuan Pendidikan Jasmani
Berdasarkan pemahaman mengenai dasar atau pengertian dari
pendidikan jasmani sama dengan tujuan pendidikan pada umumnya,
karena pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral dari
pendidikan pada umumnya melalui aktivitas jasmani. Aktivitas jasmani
yang meliputi berbagai aktivitas jasmani dan olahraga hanya sebagai alat
atau sarana untuk mencapai tujuan pendididkan pada umumnya. Secara
umu m tujuan pendidikan digolongkan menjadi tiga ranah/domain yaitu:
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif mencakup tujuan
berkenaan dengan kecerdasan, pengetahuan, pemahaman,konsep,
keterampilan berfikir, analisis, dan evaluasi. Ranah afektif mencakup
tujuan berkenaan dengan nilai rasa, sikap, apresiasi, nilai sosial. Ranah
psikomotor mencakup tujuan berkenaan dengan keterampilan gerak, sikap
tubuh, kebugaran jasmani, dan kondisi fisik. Secara rinci tujuan
pendidikan di Indonesia terdapat dalam Undang- undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dalam Bab II pasal 3 bahwa tujuan pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif. Mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Sedang dalam UU no 4 Th 1954 Bab
VI pasal 9 tujuan pendidikan jasmani jangka panjang adalah untuk menuju
keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa dan
merupakan suatu usaha untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa
yang kuat dan sehat lahir dan batin. Dalam jangka pendek tujuan
pendidikan jasmani adalah untuk (1) memberi rangsang pertumbuhan
badan, (2) memperbaiki dan membentuk gerak dan sikap tubuh, (3)
memperbesar daya prestasi, (4) mengembangkan kebiasaan hidup sehat,
(5) Memajukan semangat kerja sama, (6) menangkal pengaruh buruk
kehidupan dari luar, (7) membentuk dan mempertahankan kegemaran
bergerak.

viii
Secara khusus sejumlah ahli pendidikan jasmani mengemukakan
pendapatnya mengenai tujuan pendidikan jasmani seperti Agnes Stoodley
ada lima aspek tujuan pendidikan jasmani yaitu:
(1) perkembangan kesehatan, jasmani atau organ- organ tubuh,
(2) perkembangan mental emosional,
(3) perkembangan neuro-muskular,
(4) perkembangan sosial dan,
(5) perkembangan intelektual.
Sedang Bookwalter menyataka bahwa tujuan ideal dari pendidikan
jasmani adalah perkembangan optimal dari individu yang utuh dan
berkemampuan menyesuaikan diri secara jasmaniah, sosial dan mental,
melalui pelajaran yang terarah dan partisipasi dalam olahraga yang dipilih
aktivitas ritmis dan senam yang dilaksanakan sesuai dengan standard
sosial dan kesehatan.
Dalam kurikulum pendidikan jasmani di sekolah disebutkan bahwa
tujuan pendidikan jasmani dan olahraga agar peserta didik memiliki
kemampuan :
1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugararan jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang dipilih.
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis
yang lebih baik.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai- nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan.
5.Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis.
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.

ix
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan
yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta memiliki sikap
yang positif.

C. Faktor-faktor/Komponen Gerak Sebagai Unsur Pokok Pendidikan


Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas
jasmani yang berarti aktivitas jasmani sebagai obyek kajian dari
pendidikan jasmani, melalui aktivitas jasmani inilah tujuan pendidikan
dapat dicapai. Aktivitas jasmani berpusat pada gerak manusia, oleh karena
itu guru pendidikan jasmani haruslah memahami sungguh mengenai gerak
manusia sebagai titik sentral pendidikan jasmani sehingga diharapkan
dapat membantu peserta didik dapat bergerak secara efektif dan efesien
serta aman dalam melakukannnya.
Gerak secara umum diartikan sebagai suatu perubahan posisi
dalam ruang dan waktu, sedang gerak manusia adalah perubahan posisi
tubuh dalam ruang atau terhadap bagian tubuh lainnya. Dalam pola gerak
yang baik melibatkan tiga komponen gerak yaitu gerak berkenaan sikap
tubuh, dengan transport, dan dengan tangan. Komponen sikap tubuh dan
transport adalah pola gerak yang berkenaan dengan gerakan untuk
melawan gaya tarik bumi, sedang tangan berkenaan dengan pola gerak
khusus.
Ada tiga faktor yang berpengaruh dalam melakukan gerak secara
baik yaitu:
(1) faktor unjuk kerja jasmani,
(2) faktor struktural,
(3) faktor psikologis.

x
Faktor unjuk kerja jasmani merupakan faktor yang paling
berpengaruh dalam aktivitas jasmani dan olah raga. Faktor ini terdiri dari
pertama yaitu faktor yang mendasari semua gerak atau faktor unjuk kerja
jasmani seperti: kekuatan, kecepatan, daya ledak, keseimbangan,
kelentukan, daya tahan, ketepatan, kelincahan, koordinasi, dan kekebalan.
Kedua adalah faktor aktivitas universal atau kemampuan gerak dasar yang
terdiri dari gerak lokomotor, non lokomotor, dan manipulasi. Ketiga
adalah gerak khusus yang diperoleh melalui latihan yang intensif dan
merupakan keterampilan yang spesifik.
Faktor strukural berkenaan dengan sikap/tipe tubuh, berat badan,
tinggi badan, bentuk dan struktur tubuh. Faktor- faktor ini akan
berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang. Sedang faktor yang ketiga
adalah faktor psikologis meliputi: kecerdasan, perhatian, motivasi,
kemauan, keinginan, minat, keberanian, kecemasan, ketakutan, emosi,
keuletan, daya juang dsb. Faktor psikologis ini juga berpengaruh terhadap
aktivitas jasmani seseorang.
Secara khusus Singer menyatakan bahwa keberhasilan gerak
seseorang dipengarui oleh faktor- faktor pribadi yang meliputi:
(1) karakteristik jasmani,
(2) kemampuan gerak,
(3) rasa aman,
(4) kemampuan perceptual,
(5) kecerdasan dan emosi.
Sedang materi pendidikan jasmani yang tercantum dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan dari tingkat pendidikan dasar sampai
sekolah menengah tingkat atas terdiri dari tujuh komponen atau bidang
yaitu:
1. Permainan dan olahraga. 5. Aquatik
2. Aktivitas pengembangan 6. Aktivitas luar kelas
3. Senam 7. Kesehatan
4. Aktivitas ritmik

xi
D. Contoh Kajian Pendidikan Jasmani
Berikut ini beberapa contoh kajian yang menjadi materi Pendidikan Jasmani yang
diajarkan di sekolah, antara lain:
1. Sepak Bola
Sepak bola adalah salah satu cabang permainan bola besar, yang
dimainkan oleh dua tim, dengan masing-masing tim berjumlah 11 orang
pemain. Sepak bola bisa dilakukan dengan menggunakan bagian tubuh apa
pun kecuali tangan dan lengan mereka. Tujuannya dari permaianan ini
adalah untuk mengarahkan bola ke gawang tim lawan. Hanya kiper yang
diperbolehkan memegang bola dan hanya bisa melakukannya di area
penalti yang mengelilingi gawang. Tim yang mencetak lebih banyak gol,
menang. Sepak bola adalah permainan bola yang sederhana dalam aturan
utama dan peralatannya, olahraga ini dapat dimainkan hampir di mana
saja, mulai dari lapangan sepak bola resmi (lapangan) hingga gimnasium,
jalan-jalan, taman bermain sekolah, taman, atau pantai.
2. Bola Voli
Bola voli adalah satu cabang permaianan olahraga bola besar, yang
dimainakan oleh dua tim yang dipisahkan oleh net. Masing-masing tim
terdiri dari 6 pemain. Setiap tim mencoba untuk mencetak poin dengan
mendaratkan bola di lapangan tim lawan dengan aturan yang terorganisir.
Itu telah menjadi bagian dari program resmi Olimpiade Musim Panas sejak
Tokyo 1964. Bola voli hanya memerlukan peralatan dan ruang yang
minimum, tapi bisa dimainkan di dalam ataupun di luar ruangan.
Permainan ini dimainkan di lapangan dengan permukaan halus dengan
panjang 18 meter (60 kaki) dan lebar 9 meter (30 kaki) lebar, dibagi
dengan garis tengah menjadi dua area yang sama.
3. Atletik
Atletik adalah istilah yang mencakup olahraga dan permainan
kompetitif manusia yang membutuhkan keterampilan fisik, dan sistem
pelatihan yang mempersiapkan atlet untuk kinerja kompetisi. Olahraga
atau kontes atletik adalah kompetisi yang terutama didasarkan pada

xii
kompetisi fisik manusia, menuntut kualitas stamina, kebugaran, dan
keterampilan. Atletik juga bisa diartikan sebagai sekelompok cabang
olahraga yang melibatkan lomba lari, lompat, lempar, dan berjalan. Kontes
atletik, sebagai salah satu jenis olahraga yang paling awal, bersifat
prasejarah dan merupakan bagian penting dari Olimpiade Kuno,
bersamaan dengan acara berkuda.

E. Organisasi Olahraga Internasional dan Nasional


1. Organisasi Olahraga Internasional
1. FINA
Federasi Renang Internasional (Fédération Internationale de
Natation, disingkat FINA) adalah induk organisasi internasional
olahraga renang. Organisasi ini diakui oleh Komite Olimpiade
Internasional (IOC). Selain renang, FINA juga merupakan induk
organisasi internasional polo air, selam, renang indah, dan renang
perairan terbuka. Markas besar FINA berada di Lausanne, Swiss.
Induk organisasi olahraga renang, renang perairan terbuka, selam,
polo air, dan renang indah di setiap negara dan teritori berhak menjadi
anggota FINA.Selain mengadakan kejuaraan internasional dan
regional, FINA berusaha memajukan olahraga renang di seluruh
dunia, antara lain dengan menambah jumlah fasilitas olahraga renang.
FINA bertugas membuat peraturan internasional untuk kejuaraan
renang, renang perairan terbuka, selam, polo air, dan renang indah.
2. FIBA
Fédération Internationale de Basketball (FIBA) atau Federasi
Basket Internasional adalah badan pengatur internasional basket.
FIBA bermarkas di Jenewa, Swiss.FIBA didirikan pada 18 Juni 1932
dengan nama Fédération Internationale de Basketball Amateur.
Negara pendirinya adalah Argentina, Cekoslowakia, Yunani, Italia,
Latvia, Portugal, Rumania, dan Swiss.

xiii
3. IAAF
Asosiasi Internasional Federasi Atletik, disingkat IAAF
(International Association of Athletics Federations) atau sering
diterjemahkan sebagai Federasi Atletik Internasional adalah badan
pengelola internasional dibentuk olahraga atletik. Badan ini didirikan
pada kongres pertama tahun 1912 di Stockholm, Swedia sebagai
Federasi Atletik Amatir Internasional (International Amateur Athletics
Federation). Sejak bulan Oktober 1993, IAAF bermarkas besar di
Monako.
4. IBF
International Boxing Federation atau disingkat IBF adalah
organisasi tinju profesional yang berdiri pada tahun 1983 di New
Jersey, Amerika Serikat, sebagai pengembangan dari USBA (United
States Boxing Association). Petinju Indonesia Ellyas Pical, Nico
Thomas dan Muhammad Rachman tercatat sebagai juara dan mantan
juara dunia di badan tinju ini.
5. BWF
Federasi Bulu Tangkis Dunia (bahasa Inggris:The Badminton
World Federation (BWF)) adalah organisasi internasional untuk
olahraga bulu tangkis. Organisasi ini didirikan pada tahun 1934
sebagai Federasi Bulu Tangkis Internasional (International Badminton
Federation) dengan 9 anggota meliputi Kanada, Denmark, Inggris,
Perancis, Irlandia, Belanda, Selandia Baru, Skotlandia, dan Wales.
Kini, anggotanya bertambah hingga 165 asosiasi bulu tangkis negara
dari berbagai belahan dunia. Pertemuan Umum Luarbiasa yang digelar
di Madrid pada 24 September 2006 menetapkan nama baru yang
digunakan hingga sekarang, Badminton World Federation (BWF).
[ Kantor pusatnya berada di Cheltenham, Inggris Raya sejak organisasi
ini didirikan. Namun pada 1 Oktober 2005, kantor pusatnya
dipindahkan ke Kuala Lumpur, Malaysia. Presidennya sekarang adalah
Kang Young Joong.

xiv
6. ISF
Federasi Softball Internasional adalah badan internasional untuk
olahraga softball. ISF adalah perusahaan non-profit yang diakui oleh
Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan SportAccord (sebelumnya
Umum Asosiasi Internasional Federasi Olahraga). ISF mengatur dan
melakukan kompetisi kejuaraan dunia di perempuan & pitch cepat
laki-laki, junior wanita & pitch cepat junior pria (19-dan-bawah),
perempuan, laki-laki & mahasiswi pitch lambat, dan perempuan &
dimodifikasi lapangan pria. ISF sanksi daerah kejuaraan dan
menyediakan dukungan teknis untuk Regional (Multi-Sport) Games.
Selain itu ISF memenuhi syarat tim untuk kompetisi softball
Olimpiade dalam koordinasi dengan IOC. ISF menyediakan aturan
bermain resmi untuk kompetisi internasional termasuk namun tidak
terbatas pada, Olimpiade, kejuaraan dunia, kejuaraan daerah, Game
regional dan kompetisi sanksi lainnya.
7. ITF
Federasi Tenis Internasional (ITF) adalah badan tenis dunia, terdiri
dari asosiasi tenis nasional 210 atau organisasi sesuai negara
independen atau wilayah. Ini didirikan sebagai International Lawn
Tennis Federation (ILTF) oleh 12 asosiasi nasional bertemu di sebuah
konferensi di Paris, Perancis pada 1 Maret 1913, dan diskusi tentang
peraturan dan kebijakan terus berlanjut sampai 1923. Ini adalah saat ini
bahwa dua kompromi dapat dicapai: judul "kejuaraan dunia" akan
dihapuskan dan kata-kata akanPada tahun 1924 itu menjadi organisasi
yang diakui secara resmi dengan kewenangan untuk mengendalikan
tenis rumput "untuk selama-lamanya dalam bahasa Inggris." di seluruh
dunia, dengan resmi 'Aturan ILTF of Tennis'. Pada tahun 1977 itu
jatuh 'rumput' kata dari judulnya, mengakui bahwa sebagian tenis tidak
lagi dimainkan di lapangan rumput.

xv
2. Organisasi Olahraga Nasional
1. PBSI
Persatuan Bulu Tangkis Seluruh
Indonesia disingkat PBSI adalah organisasi yang mengatur
kegiatan olahraga bulu tangkis di Indonesia. PBSI berdiri pada
tanggal 5 Mei 1951 di Bandung dengan ketua umum pertamanya
adalah Rochdi Partaatmadja. Pada zaman penjajahan dahulu, ada
perkumpulan-perkumpulan bulu tangkis di Indonesia yang
bergerak sendiri-sendiri tanpa satu tujuan dan satu cita-cita
perjuangan di alam negara merdeka, memang tidak bisa dibiarkan
berlangsung terus, sehingga harus diusahakan satu organisasi
secara nasional, sebagai organisasi pemersatu. Untuk menempuh
jalan menuju satu wadah organisasi maka cara yang paling tepat
adalah mempertemukan tokoh perbulu tangkisan dalam satu
kongres. Pada saat itu memang agak sulit untuk berkomunikasi
antara satu daerah dengan daerah lainnya. Satu-satunya yang bisa
ditempuh adalah lingkungan Pulau Jawa saja. Itupun bisa ditempuh
setelah terbentuknya PORI (Persatuan Olah Raga Republik
Indonesia). Usaha yang dilakukan oleh Sudirman dan kawan-
kawan dengan melalui perantara surat yang intinya mengajak
mereka untuk mendirikan PBSI membawakan hasil. Maka dalam
suatu pertemuan tanggal 5 Mei 1951 di Bandung lahirlah PBSI
(Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) dan pertemuan
tersebut dicatat sebagai kongres pertama PBSI. Dengan ketua
umumnya A. Rochdi Partaatmadja, ketua I Dick Sudirman, Ketua
II: Tri Tjondrokoesoemo, Sekretaris I: Amir, Sekretaris II: E.
Soemantri, Bendahara I: Rachim, Bendahara II: Liem Soei Liong.

xvi
2. PASI
Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang
secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi lari, lempar, lompat, dan jalan. Kata ini berasal dari bahasa
Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Atletik merupakan cabang
olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776
SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik
di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
3. PRSI
Persatuan Renang Seluruh
Indonesia disingkat PRSI adalah organisasi yang mengatur
kegiatan olahraga renang di Indonesia. PRSI berdiri pada
tanggal 21 Maret 1951 di Jakarta dengan ketua umum pertamanya
adalah Prof. dr. Poerwo Soedarmo.
4. PSSI
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, disingkat PSSI,
adalah organisasi yang bertanggung jawab mengelola sepak
bola di Indonesia. PSSI berdiri pada tanggal 19 April 1930 dengan
nama awal Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Ketua umum
pertamanya adalah Ir. Soeratin Sosrosoegondo. Dalam perjalanan
keorganisasiannya, PSSI bergabung dengan badan sepak bola
dunia, FIFA, pada tahun 1952[4], kemudian dengan badan sepak bola
Asia, AFC, pada tahun 1954[5]. PSSI saat ini menggelar beragam
kompetisi dan turnamen, seperti Liga Indonesia atau Liga 1, lalu ada
Liga 2, Liga 3, Liga 1 Putri, Piala Indonesia, Elite Pro Academy Liga 1
U-16, Elite Pro Academy Liga 1 U-18, Elite Pro Academy Liga 1 Liga
1 U-16, Piala Soeratin U-17, Piala Soeratin U-15 dan Piala Pertiwi.
Saat ini, kursi kepemimpinan PSSI diisi oleh Mochammad Iriawan
yang menang mutlak pada Kongres Luar Biasa PSSI tahun 2019
dengan memperoleh suara 82 di Hotel Shangri-La
Jakarta. Mochammad Iriawan yang memiliki nama panggilan Iwan
Bule akan menjabat sebagai Ketua Umum PSSI hingga 2023. 

xvii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidkan jasmani merupakan bagian yang integral dari
pendidikan pada umumnya yang menggunakan aktivitas jasmani untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan jasmani secara umum sama dengan tujuan
pendidikan pada umumnya yaitu meliputi pengembangan tiga ranah
pendidikan yaitu ranah kognitif, afektif , dan psikomotorik.
Aktivitas jasmani merupakan komponen penting dalam pendidikan
jasmani. Aktivitas jasmani juga disebut gerak manusia yang merupakan
obyek dari pendidikan jasmani maka guru pendidikan jasmani harus
memahami betul mengenai gerak manusia agar mampu membawa peserta
didik untuk dapat bergerak secara efektif, efesien, efesien, dan aman.Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan gerak peserta didik
yaitu faktor unjuk kerja jasmani, structural, dan psikologis.
Contoh kajian yang menjadi materi Pendidikan Jasmani yang diajarkan
di sekolah, antara lain sepak bola, bola voli, dan atletik. Organisasi
olahraga internasional antara lain Federasi Renang Internasional
(Fédération Internationale de Natation, disingkat FINA), Fédération
Internationale de Basketball (FIBA) atau Federasi Basket Internasional,
Asosiasi Internasional Federasi Atletik, disingkat IAAF (International
Association of Athletics Federations), dan organisasi olahraga nasional
antara lain PBSI, PASI, PRSI, PSSI.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah
semoga dapat menambah wawasan kita tentang Konsep Dasar Pendidikan
Jasmani. Lebih jauhnya penyusun berharap kepada Dosen Pembimbing
untuk terus memberikan masukan kepada mahasiswanya perihal
pembuatan makalah ini.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Arma Abdullah dan Agus Manadji. (1994). Dasar- dasar Pendidikan Jasmani
Jakarta : Ditjend Dikti Depdikbud.
Rusli Lutan. (2001). Pembaharuan Pendidikan Jasmani di Indonesia. Jakarta:
Ditjend Olahraga Depdiknas.
Sukintaka. (2004). Teori Pendidikan Jasmani: Filosofi, Pembelajaran, dan masa
Depan. Bandung: Nuansa.
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wawan S Suherman. (2007). Pendidikan Jasmani sebagai Fondasi bagi Tumbuh
Kembang Anak: Pidato pengukuhan Guru Besar. Yogyakarta: UNY.
5

Anda mungkin juga menyukai