OLEH:
KELOMPOK III :
NURSYAFIKA
HASMIRA
NURLISA FITRI
HERDIANTO
AMRIADI ALMAN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat,taufik,dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tema dari
makalah ini adalah “pendidikan jasmani dan kesehatan di Madrasah
Ibtidaiyah”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman ini dan pengetahuan yang kami miliki oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
A. Kajian Pustaka............................................................................ 17
B.
BAB III PENUTUP.......................................................................... 41
A. Kesimpulan.................................................................................. 1
B. Saran............................................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tahun 2007 yang berisi tentang standar sarana dan prasarana untuk
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah menjelaskan, sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah,
pada pasal 1 dijelaskan bahwa standar sarana dan prasarana harus mencakup
kriteria minimum.
1
keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di
sekolah.
2
2
B.Rumusan masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
3
organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif dan emosional dalam kerangka
sistem pendidikan nasional
4
4
bisa dikatakan kurang lengkap, Sebab yang paling penting dari kesemuanya itu
tujuannya bersifat menyeluruh.Tujuan Pendidikan JasmaniApakah sebenarnya
tujuan pendidikan jasmani? Menjawab pertanyaan demikian, banyak Guru yang
masih berbeda pendapat. Ada yang menjawab bahwa tujuannya adalah untuk
Meningkatkan keterampilan siswa dalam berolahraga. Ada pula yang
berpendapat, tujuannya Adalah meningkatkan taraf kesehatan anak yang baik dan
tidak bisa disangkal pula pasti ada yang Mengatakan bahwa tujuan pendidikan
jasmani adalah untuk meningkatkan kebugaran
jasmani.Kesemuajawabandiatasbenar belaka. Hanya saja barangkali bisa
dikatakan kurang lengkap, Sebab yang paling penting dari kesemuanya itu
tujuannsya bersifat menyeluruh. Secara sederhana, pendidikan jasmani
memberikan kesempatan kepada siswa untuk:
dapat membantu pembentukan otot dan tulang anak akan menjadi lebih maksimal.
Hal ini dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan si Kecil.
3. Mencegah terjadinya obesitas
Melakukan pendidikan jasmani dan berolahraga dapat membantu menjaga
agar berat badan anak tetap ideal, sesuai dengan tahapan pertumbuhannya. Hal ini
dapat mencegah terjadinya berat badan berlebih pada anak, yang paling sering
disebabkan oleh rendahnya aktivitas fisik. Dengan memastikan bahwa berat badan
tetap ideal dan proporsional dengan tinggi badan, anak akan terhindar dari
obesitas.
4. Menurunkan risiko terjadinya diabetes tipe 2 dan hipertensi
Mengajak si Kecil untuk menjalani pendidikan jasmani tidak hanya
bermanfaat baginya untuk saat itu saja, namun juga merupakan bekal baginya di
masa depan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang dididik untuk
berolahraga sejak dini memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk mengalami
diabetes tipe 2 dan hipertensi ketika tumbuh dewasa.
5. Meningkatkan mood dan kreativitas
Menjalani pendidikan jasmani dan beraktivitas fisik juga dapat sangat
bermanfaat bagi kesehatan jiwa si Kecil. Hal ini tidak hanya membuatnya menjadi
lebih semangat dan bahagia, namun juga dapat menunjang kreativitas dan
performanya dalam kegiatan sehari-hari.
6. Pembinaan nalar anak
Pembinaan nalar anak melalui pemecahan masalah menjadi sangat penting
untuk meningkatkan pencapaian domain kognitif dan afektif yang selama ini
dirasa kurang dominan dalam pendidikan jasmani. Adegan atau simulasi
pergaulan, kesetaraan kesempatan siswa laki-laki maupun perempuan, serta
pengembangan sikap sosial merupakan sumbangan penting dalam pendidikan
jasmani, kejujuran, sportifitas, dan berbuat adil (fair). Semua hal tersebut yang
merupakan napas inti dalam olahraga merupakan investasi penting dalam
pengembangan sosial mereka.
Pengajaran pendidikan jasmani di sekolah punya banyak sekali manfaat untuk
anak. Dengan adanya berbagai pilihan olahraga, permainan, serta metode
pengajaran yang tepat, anak-anak diharapkan akan mampu tumbuh dan
10
berkembang secara optimal baik secara fisik, motorik, mental, dan sosial. Sebuah
paket lengkap yang akan membawa manfaat besar untuk anak!
E. Metode Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan,
(Dwi Siswoyo, dkk, 2008: 133). Sedangkan pembelajaran menurut Briggs, (1992)
dalam Achmad Sugandi, (2004: 6) merupakan kata kerja dari “mengajar” yang
artinya menimbulkan “belajar” dan itu terjemahan dari “teaching” atau diartikan
juga “instruction”. Instruction adalah seperangkat peristiwa (event) yang
mempengaruhi sibelajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh
kemudahan. Jadi metode merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan, sedangkan pembelajaran adalah sebuah tindakan untuk mempermudah
belajar peserta didik.
a. Menurut Mosston dan Ashworth, (1994) dalam Dwialih Yuan, (2010:
2)Pendekatan pembelajaran/ metode pembelajaran adalah cara untuk mencapai
tujuan belajar yaitu tujuan yang diharapkan tercapai oleh siswa dalam kegiatan
belajar. Pendekatan yang sering digunakan dalam aktifitas pendidikan jasmani dan
kesehatan ada 7, yaitu :
Pendekatan Pengetahuan-Keterampilan (Knowledge-SkillApproach)
Pendekatan ini dibagi menjadi 2 metode yaitu ceramah (lecture) dan latihan
(drill).
Pendekatan Sosialisi (SosializationApproach) Dalam pendekatan ini pendidikan
tidak hanya diarahkan untuk meningkatkan ketrampilan pribadi dan berkarya saja,
tetapi juga ketrampilan berinteraksi sosial dan hubungan manusiawi.
Pendekatan Personalisasi:Landasan pemikiran pendekatan ini adalah aktivitas
pendidikan jasmani dapat digunakan untuk sebagai media pengembangan kualitas
pribadi. Metodenya adalah problem solving.
Pendekatan Belajar (LearningApproach);Tujuan pendekatan ini untuk
mempengaruhi kompetensi dan proses belajar anak dengan metode terprogram
(programmedinstruction), Computerassistedinstruction (CAI), dan metode
kreativitas dan pemecahan masalah.
Pendekatan Motor Learning;Pendekatan ini mengajarkan aktivitas jasmani
berdasarkan klasifikasi ketrampilan dan teori proses informasi yang diterima.
11
permainan tradisional maupun olahraga. Agar dapat bermain dengan baik perlu
memahami berbagai pola gerak tubuh dan teknik bermain. Ketrampilan gerak
tubuh dapat dikelompokkan menjadi tiga
Keterampilan Lokomotor: adalah keterampilan gerak berpindah tempat.
Contoh: berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur dan lain
sebagainya.
Keterampilan Non–lokomotor: adalah keterampilan gerak di tempat tanpa
berpindah tempat. Contoh: membungkuk, meliuk, melenggok, bergoyang,
mengayun dan lain sebagainya.
Keterampilan Manipulatif: adalah keterampilan gerak untuk menggunakan
atau memainkan alat. Contoh: melempar, menangkap, memukul,
mendorong, menarik dan lain sebagainya, (Nanang Sudrajat, dkk, 2004: 5-
49).
d. Menurut Achmad Latiief Ardiwinata dkk, (2006: 4) permainan dibagi menjadi
dua yaitu permainan untuk bermain/ mengisi waktu (play) dan permainan untuk
bertanding (games).
Permainan untuk bermain dilakukan guna mengisi waktu luang dan bersifat
hiburan yang pada umumnya dilakukan oleh anak–anak. Sedangkan permainan
untuk bertanding dibagi menjadi empat jenis, yaitu :
Permainan yang memerlukan kekuatan/ ketrampilan fisik. Contoh:
egrang, dayung, panah, dan pencak silat.
Permainan yang memerlukan suatu siasat. Contoh: dakon, dam–daman
dll.
Permainan yang memerlukan kekuatan fisik dan siasat. Contoh:
sepaktakraw, gobak sodor, kasti dll.
Permainan yang bersifat untung–untungan. Contoh: karapan sapi, adu
ayam dll.
Permainan–permainan di atas ada yang tergolong sebagai permainan
tradisonal. Indonesia negara yang memiliki banyak pulau–pulau yang
tersebar luas dari Sabang sampai Merauke tentunya mempunyai banyak
sekali jenis permainan tradisional yang berbeda–beda satu daerah dengan
daerah lainnya. Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani permainan
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan jasmani dan kesehatan di madrasah ibtidaiyah merupakan
pelajaran yang harus tercantum dalam kurikulum pendidikan karena
pendidikan kesehatan ini dapat berpengaruh terhadap psikologi peserta
didik. Didalam tubuh yang sehat terdapat jia yang sehat itu merupakan
jargon yang sudah menjadi familiar ditelinga kita kesehatan tubuh juga
berpengaruh terhadap pencapaian belajar peserta didik.
B. Saran
Dari beberapa hal di atas bahwa pendidikan jasmani dapat berdampingan
dengan Olahraga
14
DAFTAR PUSTAKA
15