Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN DI MADRASAH


IBTIDAIYAH”

OLEH:

KELOMPOK III :

NURSYAFIKA

HASMIRA

NURLISA FITRI

HERDIANTO

AMRIADI ALMAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-GAZALI BULUKUMBA PRODI


PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat,taufik,dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tema dari
makalah ini adalah “pendidikan jasmani dan kesehatan di Madrasah
Ibtidaiyah”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman ini dan pengetahuan yang kami miliki oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Bulukumba, 16 Maret 2022

penulis

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1


B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan......................................................................... 1
BAB II PEMBAHSAN .................................................................... 17

A. Kajian Pustaka............................................................................ 17
B.
BAB III PENUTUP.......................................................................... 41

A. Kesimpulan.................................................................................. 1
B. Saran............................................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjas) adalah salah satu


mata pelajaran yang wajib diikuti oleh seluruh siswa dari tingkat Sekolah Dasar
sampai dengan Sekolah Menengah Atas. Dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani di sekolah, penjas tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan salah
satu aspek saja melainkan seluruh aspek mulai dari aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Pelaksanaan pendidikan jasmani melibatkan gerak yang banyak.
Maka dari itu untuk memenuhi kebutuhan gerak seharusnya segala hal yang
diperlukan dalam proses pembelajaran wajib ada agar tercipta keberhasilan
pengajaran. Pebelajaran ditentukan oleh dua faktor yaitu yang berasal dari dalam
individu dan dari luar indifidu. Faktor yang berasal dari dalam individu misalnya
minat, bakat, motivasi dan sikap. Faktor yang berasal dari luar individu misalnya
guru, kurikulum, serta ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan sekolah.

Adanya sarana dan prasarana yang memadai mencerminkan kualitas


pendidikan, sehingga tujuan pendidikan penjas akan tercapai dengan baik.
Namun sebaliknya, sarana dan prasarana yang kurang memadai akan berdampak
pada rendahnya kualitas pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 24.

Tahun 2007 yang berisi tentang standar sarana dan prasarana untuk
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah menjelaskan, sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah,
pada pasal 1 dijelaskan bahwa standar sarana dan prasarana harus mencakup
kriteria minimum.

Berdasarkan peraturan ini bahwa sarana dan prasarana yang belum


mencakup kriteria minimum akan mengganggu jalannya proses belajar mengajar
yang mengakibatkan tujuan pendidikan jasmani tidak tercapai maksimal. Oleh
karena itu sarana dan prasarana menjadi salah satu unsur penting untuk

1
keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di
sekolah.

Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan membutuhkan


unsur-unsur fisik seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya ledak, daya tahan

2
2

dan koordinasi. Satu unsur penting yang berguna dalam penguasaan


keterampilan berolahraga diantaranya adalah koordinasi mata tangan dan kaki.
Keterampilan kordinasi mata, tangan, dan kaki ini merupakan salah satu dari
kecerdasan psikomotorik, dimana kecerdasan psikomotorik ini adalah saah satu
dari tiga kecerdasan utama yang harus dimiliki oleh manusia selain kecerdasan
kognitif dan kecerdasan afektif. Sebagai contoh dalam pembelajaran permainan
bola besar antara lain: sepakbola, futsal, bola voli, bola basket, sepak takraw
dibutuhkan kemampuan koordinasi mata, tangan dan kaki serta reaksi yang baik.
Selain dalam pembelajaran penjas bola besar, pembelajaran bola kecil antara
lain : tenis meja, tenis lapangan, softball, baseball, kasti, semuanya
membutuhkan kemampuan reaksi, serta koordinasi mata, tangan, dan kaki yang
baik. Reaksi, serta koordinasi mata, tangan dan kaki sangat penting bagi siswa,
Namun pada kenyataanya latihan untuk meningkatkan reaksi, serta koordinasi
mata,tangan dan kaki ini kurang diberikan oleh guru pendidikan jasmani, karena
kurang adanya sarana pendidikan jasmani dan kesehatan guna meningkatkat
kemampuan reaksi serta koordinasi, mata,tangan dan kaki siswa.

B.Rumusan masalah

1. Jelaskan pengertian pendidikan jasmani dan keseshatan


2. Apa hakikat pendidikan jasmani dan kesehatan di MI ?
3. Apa tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di MI ?
4. Apa manfaat pendidikan jasmani dan kesehatan di MI ?
5. Sebutkan metode pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di MI

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan jasmani dan kesehatan


2. Untuk mengetahui hakikat pendidikan jasmani dan kesehatan di MI
3. Untuk mengetahui tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di MI
4. Untuk mengetahui manfaat pendidikan jasmani dan kesehatan di MI
5. Untuk mengetahui metode pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di MI
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Jasmani Menurut Para Ahli

Penjasorkes merupakan bagian integral dari pendidikan secara


keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesegaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran,
stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan terpilih yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional.

Sedangkan menurut beberapa ahli seperti Rusli Lutan (2000: 1) Penjas


merupakan wahana dan alat untuk membina anak agar kelak mereka mampu
membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan
menjalani pola hidup. Menurut Subagiyo dkk (2008: 18) pen didikan jasmani
adalah latihan jasmani yang dimanfaatkan, dikembangkan, dan didayagunakan
dalam pendidikan.

a) Menurut Wawan S. Suherman (2004: 23) Pendidikan jasmani olahraga dan


kesehatan adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang
didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, dan sikap sportif,
kecerdasan emosi.
b) Nixon and Cozens (1963: 51) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani
didefinisikan sebagai fase dari seluruh proses pendidikan yang berhubungan
dengan aktivitas dan respons otot yang giat dan berkaitan dengan perubahan yang
dihasilkan individu dari respons tersebut.
c) Menurut Depdiknas Pengertian pendidikan jasmani adalah suatu proses
pendidikan yang memanfaatkan kegiatan jasmani yang telah direncanakan secara
sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan manusia secara

3
organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif dan emosional dalam kerangka
sistem pendidikan nasional

4
4

d) Menurut Aip Syarifudin, dkk. Menjelaskan bahwa pendidikan jasmani merupakan


proses melalui aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun dengan sistematik
guna merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan
dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai yang
positif bagi setiap warga negara dalam mencapai tujuan pendidikan.
e) Menurut Nash pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai fase dari pendidikan
keseluruhan dan memberikan sumbangan kepada semua tujuan dari pendidikan.
f) Menurut Samsudin Definisi pendidikan jasmani adalah proses pembelajaran
melalui kegiatan jasmani yang dirancang untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan
aktif, sikap sportif serta kecerdasan emosi.
g) Menurut Nixom dan Cozens Arti dari pendidikan jasmani adalah fase seluruh
proses pendidikan yang berhubungan dengan aktivitas dan respon otot yang giat
dan terkait dengan perubahan yang telah dihasilkan oleh individu dari respons
tersebut.
h) Firmansyah Berpendapat bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses
pendidikan yang melibatkan interaksi peserta didik dengan lingkungan melalui
kegiatan jasmani yang secara sistematik kearah pembentukan manusia seutuhnya.
i) Menurut Jackson R. Sharman Pengertian pendidikan jasmani merupakan bagian
pendidikan yang berlangsung melalui aktivitas yang melibatkan mekanisme
motorik manusia yang menghasilkan pola perilaku manusia.
j) Arma Aboellah Mengartikan pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan lewat kegiatan jasmani yang mempunyai tujuan
mengembangkan manusia secara organik, neuromuscular, emosional dan
intelektual.
k) Badan Standar Nasional Pendidikan Pengertian pendidikan jasmani menurut
BSNP adalah proses pembelajaran melalui kegiatan jasmani yang dirancang untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik
individu, pengetahuan dan perilaku hidup yang sehat dan aktif, sikap sportif serta
kecerdasan emosi.
5

l) Siedentop Menjelaskan pendidikan jasmani adalah pendidikan dari, tentang dan


melalui kegiatan jasmani.

B.Hakikat Pendidikan Jasmani dan kesehatan


Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan Aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam
kualitas individu, baik dalam hal Fisik, mental serta emosional. Pendidikan
jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan Utuh, makhluk total,
daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas Fisik
dan mentalnya.

Pada kenyataanya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang


sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus
lagi, penjas berkaitan Dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah
pendidikan lainya: hubungan dariPerkembangan tubuh-fisik dengan fikiran dan
jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan Fisik terhadap wilayah
pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang
Menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan
jasmani yang Berkepentingan dengan perkembangan total manusia.

C. Tujuan Pendidikan Jasmani

Apakah sebenarnya tujuan pendidikan jasmani? Menjawab pertanyaan


demikian, banyak Guru yang masih berbeda pendapat. Ada yang menjawab
bahwa tujuannya adalah untuk Meningkatkan keterampilan siswa dalam
berolahraga. Ada pula yang berpendapat, tujuannya Adalah meningkatkan taraf
kesehatan anak yang baik dan tidak bisa disangkal pula pasti ada yang
Mengatakan bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah untuk meningkatkan
kebugaran jasmani. Kesemua jawaban diatas benar belaka. Hanya saja barangkali
6

bisa dikatakan kurang lengkap, Sebab yang paling penting dari kesemuanya itu
tujuannya bersifat menyeluruh.Tujuan Pendidikan JasmaniApakah sebenarnya
tujuan pendidikan jasmani? Menjawab pertanyaan demikian, banyak Guru yang
masih berbeda pendapat. Ada yang menjawab bahwa tujuannya adalah untuk
Meningkatkan keterampilan siswa dalam berolahraga. Ada pula yang
berpendapat, tujuannya Adalah meningkatkan taraf kesehatan anak yang baik dan
tidak bisa disangkal pula pasti ada yang Mengatakan bahwa tujuan pendidikan
jasmani adalah untuk meningkatkan kebugaran
jasmani.Kesemuajawabandiatasbenar belaka. Hanya saja barangkali bisa
dikatakan kurang lengkap, Sebab yang paling penting dari kesemuanya itu
tujuannsya bersifat menyeluruh. Secara sederhana, pendidikan jasmani
memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

1) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas


jasmani, Perkembangan estetika, dan perkembangan social.
2) Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
keterampilan gerak Dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka
aktivitas jasmani.
3) Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk
Melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
4) Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani
baik Secara kelompok maupun perorangan.
5) Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan
socialYang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar
orang.
6) Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk
permainan Olahraga.Diringkaskan dalam terminology yang popular, maka tujuan
pembelajaran pendidikan Jasmani itu harus mencakup tujuan dalam domain
psikomotorik, domain kognitif dan tak kalah Pentingnya domain
afektif.Pengembangan domain psikomotorik secara umum dapat diarahkan pada
dua tujuan Utama, pertama mencapai perkembangan aspek kebugaran jasmani,
dan kedua, mencapai Perkembangan aspek perceptual motorik. Ini menegaskan
bahwa pembelajaran pendidikan Jasmani harus melibatkan aktivitas fisik yang
7

mampu merangsang kemampuan kebugaran Jasmani serta sekaligus bersifat


pembentukan penguasaan gerak keterampilan itu sendiri.Kebugaran jasmani
merupakan aspek penting dari domain psikomotorik, yang bertumpu Pada
perkembangan kemampuan biologis organ tubuh. Konsentrasinya lebih banyak
pada Persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya
sebagai sebuah system(misalnya system peredaran darah, system pernafasan,
system metabolisme, dll).Dalam pengertian yang lebih resmi, sering dibedakan
konsep kebugaran jasmani ini Dengan konsep kebugaran motorik. Keduanya
dibedakan dalam hal: kebugaran jasmani Menunjuk pada aspek kualitas tubuh dan
organ-organnya, seperti kekuatan (otot), daya tahan (jantung-paru), kelentukan
(otot dan persendian); sedangkan kebugaran motorik menekankan Aspek
penampilan yang melibatkan kualitas gerak sendiri seperti kecepatan, kelincahan,
Koordinasi, power, keseimbangan, dll. Namun dalam naskah ini, penulis akan
menggunakan Konsep kebugaran jasmani tersebut untuk menunjuk pada
keseluruhan aspek diatas.Pengembangan keterampilan gerak merujuk pada proses
penguasaan suatu keterampilan Atau tugas gerak yang melibatkan proses
mempersepsi rangsangan dari luar, kemudianRangsangan itu diolah dan
diprogramkan sampai terjadinya respons berupa tindakan yang sesuai Dengan
rangsangan itu.Penekanan proses pembelajarannya lebih banyak ditujukan pada
proses perangsangan Yang bervariasi, sehingga setiap sekali anak selalu
mengerahkan kemampuannya dalam Mengolah informasi, ketika akan
menghasilkan gerak. Dengan cara itu, kepekaan system saraf Anak semakin
dikembangkan.

Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih


penting lagi Adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek
kognitif dalam pendidikan Jasmani, tidak saja menyangkut penguasaan
pengetahuan factual semata-mata, tetapi meliputi Pula pemahaman terhadap gejala
gerak dan prinsipnya, termasuk yang berkaitan dengan landasan Ilmiah
pendidikan jasmani dan olahraga serta manfaat pengisian waktu luang.

Domain afektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur


kepribadian yang Kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat
yang perlu dikembangkan, tetapi Yang lebih penting adalah konsep diri dan
8

komponen kepribadian lainnya, seperti intelegensia Emosional dan watak. Konsep


diri menyangkut persepsi diri atau penilaian seseorang tentang Kelebihannya.
Konsep diri merupakan fondasi kepribadian anak dan sangat diyakini ada
Kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka setelah dewasa
kelak.Intelegensia emosional mencakup beberapa sifat penting, yakni
pengendalian diri, Kemampuan memotivasi diri, ketekunan dan kemampuan
untuk berempati. Pengendalian diri Merupakan kualitas pribadi yang mampu
menyelaraskan pertimbangan akal dan emosi yang Menjadi sifat penting dalam
kehidupan social dan pencapaiannya untuk sukses hidup di Masyarakat. Demikian
juga dengan ketekunan; tidak ada pekerjaan yang dapat dicapai dengan Baik tanpa
ada ketekunan. Ini juga berlaku sama dengan kemampuan memotivasi diri,
Kemandirian untuk tidak selalu diawasi dalam menyelesaikan tugas
apapun.Tujuan pendidikan jasmani sudah tercakup dalam Kesempatan kepada
anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus
Mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, social, emosional
dan moral. Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan
potensi setiap anak setinggitingginya.

D. Manfaat Pembelajaran Penjaskes di MI


1. Memenuhi kebutuhan anak
Pendidikan jasmani merupakan dunia anak-anak dan sgratisesuai dengan
kebutuhan mereka. Di dalamnya, anak-anak dapat belajar sambil bergembira
melalui penyaluran hasratnya untuk bergerak, apalagi ditunjang dengan
penggunaan peralatan. Semakin terpenuhi kebutuhan akan gerak dalam masa
pertumbuhannya, makin besar dampaknya bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri.
Selain itu, pada dasarnya anak-anak sedang mengalami masa kelebihan energi.
Kelebihan energi ini perlu disalurkan agar tidak mengganggu perilaku dan mental
anak. Segera setelah kelebihan energi ini tersalurkan, anak akan kembali
memperoleh keseimbangan dirinya, karena setelah istirahat anak akan kembali
memperbarui dan memulihkan energinya secara optimal.
2. Memiliki otot dan tulang yang lebih kuat
Pendidikan jasmani mendukung anak untuk memilih aktivitas fisik yang
disukainya dan melakukannya secara rutin. Membiasakan anak untuk berolahraga
9

dapat membantu pembentukan otot dan tulang anak akan menjadi lebih maksimal.
Hal ini dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan si Kecil.
3. Mencegah terjadinya obesitas
Melakukan pendidikan jasmani dan berolahraga dapat membantu menjaga
agar berat badan anak tetap ideal, sesuai dengan tahapan pertumbuhannya. Hal ini
dapat mencegah terjadinya berat badan berlebih pada anak, yang paling sering
disebabkan oleh rendahnya aktivitas fisik. Dengan memastikan bahwa berat badan
tetap ideal dan proporsional dengan tinggi badan, anak akan terhindar dari
obesitas.
4. Menurunkan risiko terjadinya diabetes tipe 2 dan hipertensi
Mengajak si Kecil untuk menjalani pendidikan jasmani tidak hanya
bermanfaat baginya untuk saat itu saja, namun juga merupakan bekal baginya di
masa depan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang dididik untuk
berolahraga sejak dini memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk mengalami
diabetes tipe 2 dan hipertensi ketika tumbuh dewasa.
5. Meningkatkan mood dan kreativitas
Menjalani pendidikan jasmani dan beraktivitas fisik juga dapat sangat
bermanfaat bagi kesehatan jiwa si Kecil. Hal ini tidak hanya membuatnya menjadi
lebih semangat dan bahagia, namun juga dapat menunjang kreativitas dan
performanya dalam kegiatan sehari-hari.
6. Pembinaan nalar anak
Pembinaan nalar anak melalui pemecahan masalah menjadi sangat penting
untuk meningkatkan pencapaian domain kognitif dan afektif yang selama ini
dirasa kurang dominan dalam pendidikan jasmani. Adegan atau simulasi
pergaulan, kesetaraan kesempatan siswa laki-laki maupun perempuan, serta
pengembangan sikap sosial merupakan sumbangan penting dalam pendidikan
jasmani, kejujuran, sportifitas, dan berbuat adil (fair). Semua hal tersebut yang
merupakan napas inti dalam olahraga merupakan investasi penting dalam
pengembangan sosial mereka.
Pengajaran pendidikan jasmani di sekolah punya banyak sekali manfaat untuk
anak. Dengan adanya berbagai pilihan olahraga, permainan, serta metode
pengajaran yang tepat, anak-anak diharapkan akan mampu tumbuh dan
10

berkembang secara optimal baik secara fisik, motorik, mental, dan sosial. Sebuah
paket lengkap yang akan membawa manfaat besar untuk anak!
E. Metode Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan,
(Dwi Siswoyo, dkk, 2008: 133). Sedangkan pembelajaran menurut Briggs, (1992)
dalam Achmad Sugandi, (2004: 6) merupakan kata kerja dari “mengajar” yang
artinya menimbulkan “belajar” dan itu terjemahan dari “teaching” atau diartikan
juga “instruction”. Instruction adalah seperangkat peristiwa (event) yang
mempengaruhi sibelajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh
kemudahan. Jadi metode merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan, sedangkan pembelajaran adalah sebuah tindakan untuk mempermudah
belajar peserta didik.
a. Menurut Mosston dan Ashworth, (1994) dalam Dwialih Yuan, (2010:
2)Pendekatan pembelajaran/ metode pembelajaran adalah cara untuk mencapai
tujuan belajar yaitu tujuan yang diharapkan tercapai oleh siswa dalam kegiatan
belajar. Pendekatan yang sering digunakan dalam aktifitas pendidikan jasmani dan
kesehatan ada 7, yaitu :
 Pendekatan Pengetahuan-Keterampilan (Knowledge-SkillApproach)
 Pendekatan ini dibagi menjadi 2 metode yaitu ceramah (lecture) dan latihan
(drill).
 Pendekatan Sosialisi (SosializationApproach) Dalam pendekatan ini pendidikan
tidak hanya diarahkan untuk meningkatkan ketrampilan pribadi dan berkarya saja,
tetapi juga ketrampilan berinteraksi sosial dan hubungan manusiawi.
 Pendekatan Personalisasi:Landasan pemikiran pendekatan ini adalah aktivitas
pendidikan jasmani dapat digunakan untuk sebagai media pengembangan kualitas
pribadi. Metodenya adalah problem solving.
 Pendekatan Belajar (LearningApproach);Tujuan pendekatan ini untuk
mempengaruhi kompetensi dan proses belajar anak dengan metode terprogram
(programmedinstruction), Computerassistedinstruction (CAI), dan metode
kreativitas dan pemecahan masalah.
 Pendekatan Motor Learning;Pendekatan ini mengajarkan aktivitas jasmani
berdasarkan klasifikasi ketrampilan dan teori proses informasi yang diterima.
11

Metode yang dikembangkan berdasarkan pendekatan ini adalah part-


wholemethods dan modeling (demonstration).
 Pendekatan Permainan Taktik (TacticalGameApproaches) Adalah Pendekatan
permainan taktik adalah pendekatan dengan menggunakan permainan, tujuannya
agar siswa memahami manfaat teknik permainan tertentu dengan cara
mengenalkan situasi permainan tertentu terlebih dahulu kepada anak. Melalui
kegiatan permainan akan terjadi persaingan dan kompetisi yang dapat
mewujudkan keinginan pribadi siswa untuk mencoba kemampuan yang telah
dimiliki. Dalam pembelajaran suatu keterampilan guru harus memiliki kreatifitas,
salah satunya menggunakan pendekatan permainan ini. Sebelum guru
memberiakan keterampilan khusus kepada siswa, sebaiknya siswa diberikan
bentuk-bentuk permainan yang nantinya menuju pada keterampilan
sesungguhnya.
b. Menurut Mosston, (1994) dalam Dwialih Yuan, (2010: 2) terdapat 4 gaya
mengajar yang sering digunakan dalam pembelajaran, yaitu :
 Gaya komando (thecommandstyle)
Peran guru pada pembelajaran ini sangat dominan, yaitu sebagai pembuat
keputusan pada semua tahap, karena pada tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap evaluasi sepenuhnya dilakukan oleh guru,
sedangkan peserta didik/ siswa hanya berperan sebagai pelaku ataupun
pelaksana saja yang sepenuhnya harus tunduk terhadap pengarahan,
penjelasan, dan segala perintah dari guru. Esensi dari gaya komando
adalah adanya hubungan yang langsung dan cepat antara stimulus guru
dan respon murid.
 Gaya latihan atau penugasan (thetracticestyle)
 Pada awalnya guru menggunakan gaya komando, namun dalam tahap tertentu
guru memberi tugas kepada siswa, dalam melaksanakan tugas tersebut siswa
boleh mengambil keputusan sendiri. Guru bertindak sebagai penyusun rencana
dan mempresentasikan rencana tersebut kepada peserta didik/ siswa.Pada tahap
evaluasi, guru melakukan observasi/ pengamatan terhadap kegiatan/aktivitas
yang dilakukan oleh peserta didik/siswa secara individu. Gaya latihan ini sangat
sesuai untuk pembelajaran dalam penguasaan teknik dasar.
12

 Gaya resiprokal (thereciprocalstyle)Pada gaya resiprokal, kelas diorganisir dan


dikondisikan dalam peran-peran tertentu (dibagi menjadi dua kelompok), ada
peserta didik/ siswa yang berperan sebagai pelaku, dan sebagai observer
(pengamat) terhadap aktivitas yang dilakukan oleh kelompok pelaku, sedangkan
guru sebagai fasilitator. Kelompok siswa yang bertindak sebagai observer
mengamati tampilan/aktivitas yang dilakukan oleh temannya (pelaku) dengan
membawa lembar observasi (pengamatan) yang telah disusun oleh guru,
selanjutnya observer tersebut mengevaluasi tampilan dari kawannya yang
bertindak sebagai pelaku. Dalam hal ini evaluasi dilakukan oleh peserta
didik/siswa sendiri secara bergantian.Melalui upaya mengevaluasi aktivitas
temannya, diharapkan siswa juga mengetahui konsep pelaksanaan yang benar,
karena setiap siswa akan berperan sebagai observer (pengamat), maka mereka
akan berupaya untuk menguasai konsep geraknya yang benar. Untuk
pelaksanaan gaya resiprokal, siswa terlebih dahulu harus mempelajari teknik
dasar, dan gaya resiprokal ini dilaksanakan pada pembelajaran teknik lanjutan.
 Gaya inklusi (theinclusionsstyle)
Pada gaya inklusi, guru berperan sebagai pembuat keputusan dalam
perencanaan, sedangkan peserta didik/ siswa menentukan pilihan terhadap
kelompok kegiatan dalam pelaksanaan dan evaluasi.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru terlebih dahulu menyampaikan rencana
kegiatan yang akan dilakukan. Selanjutnya siswa secara bebas boleh memilih
aktivitas pada yang mereka anggap sesuai dengan kemampuannya (siswa)
sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk mengevaluasi kemampuan dirinya atas
dasar lembar kriteria kemampuan yang telah dibuat oleh guru dan mengambil
keputusan untuk berpindah level yang ada diatasnya (yang lebih tinggi). Untuk
pelaksanaan gaya inklusi, siswa terlebih dahulu harus pernah melakukan
pembelajaran teknik dasar.
c. Menurut Moch Dasuki, (2004: 1), Permainan adalah kegiatan yang
menggembirakan baik diri sendiri maupun orang lain. Menurut Utmi Munandar
bermain adalah suatu aktifitas yang membantu anak mencapai perkembangan
yang utuh, baik fisik, intelektual, social, moral dan emosional. Kegiatan yang
menggembirakan yang dilakukan sendiri maupun dengan orang lain dapat berupa
13

permainan tradisional maupun olahraga. Agar dapat bermain dengan baik perlu
memahami berbagai pola gerak tubuh dan teknik bermain. Ketrampilan gerak
tubuh dapat dikelompokkan menjadi tiga
 Keterampilan Lokomotor: adalah keterampilan gerak berpindah tempat.
Contoh: berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur dan lain
sebagainya.
 Keterampilan Non–lokomotor: adalah keterampilan gerak di tempat tanpa
berpindah tempat. Contoh: membungkuk, meliuk, melenggok, bergoyang,
mengayun dan lain sebagainya.
 Keterampilan Manipulatif: adalah keterampilan gerak untuk menggunakan
atau memainkan alat. Contoh: melempar, menangkap, memukul,
mendorong, menarik dan lain sebagainya, (Nanang Sudrajat, dkk, 2004: 5-
49).
d. Menurut Achmad Latiief Ardiwinata dkk, (2006: 4) permainan dibagi menjadi
dua yaitu permainan untuk bermain/ mengisi waktu (play) dan permainan untuk
bertanding (games).
Permainan untuk bermain dilakukan guna mengisi waktu luang dan bersifat
hiburan yang pada umumnya dilakukan oleh anak–anak. Sedangkan permainan
untuk bertanding dibagi menjadi empat jenis, yaitu :
 Permainan yang memerlukan kekuatan/ ketrampilan fisik. Contoh:
egrang, dayung, panah, dan pencak silat.
 Permainan yang memerlukan suatu siasat. Contoh: dakon, dam–daman
dll.
 Permainan yang memerlukan kekuatan fisik dan siasat. Contoh:
sepaktakraw, gobak sodor, kasti dll.
 Permainan yang bersifat untung–untungan. Contoh: karapan sapi, adu
ayam dll.
 Permainan–permainan di atas ada yang tergolong sebagai permainan
tradisonal. Indonesia negara yang memiliki banyak pulau–pulau yang
tersebar luas dari Sabang sampai Merauke tentunya mempunyai banyak
sekali jenis permainan tradisional yang berbeda–beda satu daerah dengan
daerah lainnya. Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani permainan
14

tradisional dapat dijadikan sebagai media/ pendekatan untuk sebuah


materi ajar yang sesuai dengan karakteristik permainan tersebut. Bahkan
untuk permainan Sepaktakraw, Pencak Silat, dan Dayung telah menjadi
cabang olahraga yang diakui oleh dunia internasional
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan jasmani dan kesehatan di madrasah ibtidaiyah merupakan
pelajaran yang harus tercantum dalam kurikulum pendidikan karena
pendidikan kesehatan ini dapat berpengaruh terhadap psikologi peserta
didik. Didalam tubuh yang sehat terdapat jia yang sehat itu merupakan
jargon yang sudah menjadi familiar ditelinga kita kesehatan tubuh juga
berpengaruh terhadap pencapaian belajar peserta didik.
B. Saran
Dari beberapa hal di atas bahwa pendidikan jasmani dapat berdampingan
dengan Olahraga

14
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2006. Permendiknas.No.22 tentang Tujuan Pendidikan Jasmani


Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas.

Muhammad, 2018. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.


https://www.mandandi.com/2021/06/tujuan-pendidikan-jasmani-olahraga-
dan.html?mhttps://www.silabus.web.id/metode-pembelajaran-pendidikan-
jasmani/=1

Suherman, W. S. (2007). Pendidikan jasmani sebagai Pembentuk fondasi yang


Kokoh bagi tumbuh kembang anak. Pidato Pengukuhan Guru Besar.
Yogyakarta: FIK UNY [Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Yogyakarta]. Tersedia secara online juga di: http://staff. uny. ac.
id/sites/default/files/131808337/WSSuherman-PidatoKukuh_0. pdf
[diakses di Cimahi, Jawa Barat, Indonesia: 5 Oktober 2019].

15

Anda mungkin juga menyukai