Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN JASMANI


DAN KESEHATAN
Dosen pengampu:Hena Kamel Aly S.Pd

Disusun Oleh:

NAMA : Siti Rofiatul Hasanah


KELAS :1C
NIM : F4322321078

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGUR NG
2021
UAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)SETIA BUDHI
RANGKASBITU
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai.Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi
agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penyasun

Siti Rofiatul Hasanah

DAFTAR ISI

i
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………………………………i
Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………………………….1
1.2 Identifikasi Masakah…………………………………………………………………………………………………………..2
1.3 Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………………………2
1.3 Batasan Masalah…………………………………………………………………………………………………………………3
1 4 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………………………………………………3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori……………………………………………………………………………………………………………………………………4
2.2 Kerangka Berfikir………………………………………………………………………………………………………………..5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………9
3.2 Saran………………………………………………………………………………………………………………………………….9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………10

ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah

Olahraga adalah hal penting yang perlu dilakukan untuk menjaga tubuh tetap sehat,
kuat dan bugar. Olahraga memiliki banyak manfaat untuk tubuh dimana daya tahan tubuh akan
meningkat sehingga sulit untuk terkena penyakit. Namun, banyak orang yang tidak menyadari
pentingnya berolahraga. Banyak faktor yang membuat orang jarang berolahraga, setiap orang
harusnya memiliki kesadaran dari diri masing-masing. Banyak cara olahraga yang ada, dimulai
dari olahraga ringan seperti lari, senam, dll. Dan juga olahraga berat seperti angkat beban,
beladiri, dll. Olahraga sendiri juga dapat dilakukan secara personal atau pun massal.Olahraga
massal adalah bentuk kegiatan olahraga yang dapat dilakukan oleh sejumlah besar orang secara
bersamaan atau yang biasa disebut sebagai olahraga masyarakat yang hakekatnya adalah
olahraga kesehatan, sebab dalam melakukan kegiatan olahraga tersebut hanya satu tujuannya
yaitu memelihara atau meningkatkan kesehatan. Olahraga masyarakat atau olahraga kesehatan
dengan demikian merupakan bentuk olahraga yang dapat mewujudkan kebersamaan dan
kesetaraan dalam berolahraga, oleh karena pada olahraga itu tidak ada tuntutan keterampilan
olahraga tertentu. Dengan demikian maka kesehatan olahraga merupakan bentuk pendekatan
ke aspek sejahtera sosial (sehat sosial = kebugaran sosial).

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari mata pelajaran
lain disekolah. Seperti pelajaran lainnya, Pendidikan jasmani mempunyai pengaruh yang sangat
besar bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik khususnya pada aspek
perkembangan gerak. Sangat penting untuk dicermati bahwa peserta didik dengan disabilitas
bukanlah suatu alasan bagi siapapun untuk tidak melakukan aktivitas jasmani.Begitu juga
disekolah liar biasa(SLB) yang peserta didiknya mempunyai kebutuhan khusus, pelajaran
pendidikan jasmani dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik.Perlu ditegaskan bahwa peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus mempunyai hak
yang sama dengan semua peserta didik pada umumnya dalam memperoleh pendidikan dan

1
pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan.Namun, Pendidikan jasmani yang diberikan harus
disesuaikan dengan hambatan, kemampuan dan kebutuhan belajar peserta didik,maka dari itu
disebut pendidikan jasmani adaptif.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan
secara keseluruhan.Bertujuan mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,tindakan
moral,aspek pola hidup sehat,dan pengenalan lingkungan hidup yang bersih.Semua itu
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan yang diajarkan disekolah memiliki peran yang sangat penting yaitu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,olahraga,dan kesehatanyang dilakukan secara
sistematis. Pembelajaran penjaskes diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik.

Pendidikan jasmani, olahraga,dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan


yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dan kualitas
individu,baik dalam bentuk fisik,mental,serta emosional. Salah satu asas dan landasan
pendidikan jasmani dan olahraga tersebut adalah sejarah olahraga. Dengan memahami sejarah
olahraga, seorang guru pendidikan jasmani atau pelatih olahraga dapat belajar dan mengetahui
bentuk-bentuk kegiatan olahraga serta perubahan-perubahan yang terjadi.Sejarah juga
merupakan sumber inspirasi pembaharuan dan membuat kita bijak sebelum kejadian.

Sejarah olahraga merupakan bagian atau salah satu segi dari sejarah manusia,karena
sejarah olahraga sama panjang umurnya dengan sejarah manusia. Dalam kehidupan manusia
primitif atau dianggap primitif, dijumpai hal-hal yang dapat dikualifikasikan sebagai olahraga
atau unsur olahraga. Sehingga dapat dinyatakan,bahwa olahraga pada hakekatnya merupakan
bagian dari peradaban manusia. Hakekat dari olahraga tidak berubah-ubah,namun fungsi dan
kedudukan olahraga yang selalu berubah-ubah.

2
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah berdasarkan uraian di atas terdapat masalah yang di
Identifikasi,antara lain:
1. Kurangnya pengetahuan tentang arti Kesehatan Olahraga.
2. Kurangnya kesadaran tentang pentingnya Kesehatan Olahraga
3. kurangnya pengertian tentang intensitas olahraga

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan konsep kesehatan olahraga?
2. Apa saja ciri umum dari kesehatan olahraga?
3. Siapa saja yang menjadi sasaran dari kesehatan olahraga?
4. Bagaimana cara menghitung takaran intensitas latihan pada kesehatan olahraga?

1.4 Batasan masalah


Manfaat yang diharapkan dalam batasan masalah ini adalah:
1. Bagi siswa sebagai cara untuk meningkatkan hasil belajar serta kemampuan
khususnya pada materi pelajaran penjas.
2. Bagi sekolah berguna untuk menambah wawasan strategi pembelajaran yang dapat
diberikan pada siswa.
3. Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.

1.5 Tujuan Penulisan


1. Untuk menciptakan pelajaran penjaskes yg kondusif.
2. Agar mengetahui apa itu penjaskes
3. Agar bisa membuat pelajaran penjaskes menjadi pelajaran yang menyenangkan.

3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori

Menurut H.J.S. Husdarta. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui


aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Agus Susworo DM dan Fitriani, pendidikan jasmani adalah proses pendidikan dengan
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara sadar,sistematis,dan
intensif guna merangsang pertumbuhan dan perkembangan fisik, motorik, berfikir,
emosional,sosial,moral. Pendapat senada dikemukakan oleh Sukintaka, Pendidikan jasmani
adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, melalui aktivitas jasmani yang
dikelola secara sistematis untuk menuju manusia Indonesia seutuhnya.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan sistem pendidikan yang


mengutamakan aktivitas jasmani,fisik, permainan dan olahraga yang dijadikan media untuk
mencapai perkembangan yang menyeluruh terhadap individu. Istilah serupa juga dikemukakan

4
oleh Andriyanto bahwa pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mengandung makna
pembelajaran yang mengedepankan aktivitas jasmani sebagai media dalam mencapai suatu
tujuan pembelajaran.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam arti serupa juga diartikan sebagai
sebuah media untuk mendorong sebuah fisik,psikis,motorik, pengetahuan dan penalaran, serta
kebiasaan pola hidup sehat yang seimbang. Istilah lain juga dikemukakan oleh Rizky dkk, bahwa
penjaskes sebagai media pembinaan anak dalam menjalani hidup sehat serta upaya pembuatan
keputusan terbaik khusunya pada bidang jasmaninya. Pernyataan ini lebih menekankan bahwa
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah sebagai media yang efektif dalam
pembelajaran supaya tercapai tujuan pembelajaran itu sendiri.

Williams menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah semua aktivitas manusia yang
dipilih jenisnya dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.Singer memberi
batasan mengenai pendidikan jasmani sebagai pendidikan melalui jasmani berbentuk suatu
program aktivitas jasmani yang medianya gerak tubuh dirancang untuk menghasilkan beragam
pengalaman dan tujuan antara lain belajar, sosial, intelektual, keindahan dan kesehatan.
UNESCO memberikan pengertian pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan manusia
sebagai individu atau anggota masyarakat dilakukan secara sadar dan sistematis melalui
berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan
jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembangunan watak. Bucher menyatakan bahwa
pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral dari seluruh proses pendidikan yang
bertujuan mengembangkan fisik, mental, emosi, dan sosial, melalui aktivitas jasmani yang telah
dipilih untuk mencapai hasilnya. Frost menyatakan bawa pendidikan jasmani terdiri dari
perubahan dan penyesuaian yang terjadi pada individu bila ia bergerak dan mempelajari gerak.
Termasuk di dalam gerak adalah merangkak, berjalan, berlari, memanjat, melompat, melempar
dan gerakan lain yang dilakukan bila berpartisipasi dalam permaianan, senam, tari, renang, dan
beladiri. Sukintaka menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral dari
pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani,
mental sosial, serta emosional dalam kerangka menuju manusia.
5
Menurut Wawan Suherman pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah suatu
proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan
aktif,dan sikap sportif, kecerdasan emosi.Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki
kepentingan yang relatif sama dengan program pendidikan mata pelajaran lain dalam ranah
pembelajaran.Ranah pembelajaran yang dikembangkan meliputi tiga ranah utama yakni
psikomotor,afektif dan kognitif (Samsudin, 2008:21). Seperti dijelaskan dibawah ini :

1. Pengembangan aspek psikomotor

Peserta didik memiliki tugas menguasai keterampilan gerak dalam berbagai cabang
olahraga yang merupakan tanggung jawab utama guru. Banyak guru mata pelajaran
penjasorkes yang memiliki pemahaman bahwa peserta didik harus menguasai cabang olahraga.
Padahal dalam mengajarkan keterampilan gerak tersebut adalah pengembangan keterampilan
untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, serta membantu dirinya bertindak efisien dalam
melaksanakan tugas sehari-harinya,bukan untuk mempersiapkan mereka untuk menjadi atlet
yang berprestasi.

2. Pengembangan aspek kognitif

Penjasorkes secara umum identik dengan pembelajaran psikomotorik atau peningkatan


keterampilan gerak. Padahal salah satu tugas penjasorkes adalah meningkatkan pengertian
anak tentang tubuh dan kemungkinan geraknya, serta berbagai faktor yang memengaruhinya
ditinjau dari segi konsep gerak. Ditinjau dari konsep kebugaran yakni diharapkan peserta didik
mengetahui pengertian tentang pengaruh latihan atau kegiatan fisik terhadap kesehatan tubuh
yang berguna bagi mereka untuk menjalani gaya hidup secara aktif.

3. Konsep gerak
Istilah konsep gerak merujuk pada gagasan-gagasan kognitif yang memiliki nilai
transfer. Konsep gerak dalam pendidikan jasmani dapat berupa respon gerak seperti
menangkap, melempar, atau perpindahan gerak (lokomotor), yang benar-benar hanya sebuah

6
nama dari keterampilan gerak yang bisa digunakan dalam berbagai situasi. Peserta didik
diharuskan untuk mengenal nama-nama tersebut dengan keharusan memahami ciri-ciri, jenis,
serta syarat yang harus dipenuhi agar layak disebut gerak.

4. Pengembangan aspek afektif

Aspek afektif berbeda dengan psikomotor dan kognitf. Aspek ini lebih dikenal bawaan
lahir maupun kebiasaan lingkungan, ketika peserta didik memiliki lingkungan yang buruk aspek
ini akan berjalan buruk, namun sama halnya lingkungan yang baik maka peserta didik akan
otomatis mengikuti lingkungannya.

2.2 Kerangka berfikir

Kegiatan Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Pembelajaran pendidikan jasmani adalah


pendidikan melalui jasmani, jasmani adalah kata sifat dengan asal kata jasad yang berarti tubuh
atau badan, dengan pandangan ini maka jasmani berkaitan dengan semua aspek tubuh atau
badan yaitu perasaan, hubungan pribadi, tingkah laku, perkembangan mental dan sosial,
intelektual serta estetika. Pendidikan jasmani dilakukan dengan sarana jasmani, yakni aktivitas
jasmani yang pada umumnya dilakukan pada tempo yang cukup tinggi dan terutama gerakan-
gerakan besar ketangkasan dan keterampilan, yang tidak perlu terlalu tepat, terlalu halus dan
sempurna atau berkualitas tinggi. Proses pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan
yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang penting. Oleh karena
itu, pelajaran pendidikan jasmani tidak kalah pentingnya dengan pelajaran lainnya seperti
matematika, bahasa, IPS, dan IPA dan lain-lain. Pendidikan jasmani menawarkan kepada anak
untuk bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan pendidikan jasmani diselenggarakan
semata-mata agar anak-anak bergembira dan bersenang-senang, bila demikian seolah-olah
pendidikan jasmani hanyalah sebagai mata pelajaran selingan tidak berbobot, dan tidak
memiliki tujuan yang bersifat mendidik. Semua guru penjas menyadari hal tersebut, sehingga
banyak anggapan bahwa penjas boleh dilaksanakan secara serampangan. Hal ini tercermin dari
berbagai gambaran negatif tentang pembelajaran penjas, mulai dari kelemahan proses yang

7
menetap misalnya membiarkan anak bermain sendiri hingga rendahnya mutu hasil
pembelajarannya, seperti kebugaran jasmani yang rendah.

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani harus diajarkan dengan jelas dan ringkas
sehingga anak dapat menerima informasi yang disampaikan dengan baik dan mempelajari
gerakan-gerakan secara langsung, agar anak dapat memperoleh manfaat dari kegiatan
pembelajaran sesuai dengan tingkat tahapan perkembangannya dan dengan penjelasan-
penjelasan kongkrit, oleh karena itu guru pendidikan jasmani harus mampu merencanakan dan
menciptakan berbagai variasi gerak dengan berbagai ragam dan prasarana dalam lingkungan
belajar dan tepat dalam memberikan umpan balik, yang sesuai dengan tingkat perkembangan
keterampilan dan kematangan anak. Sukintaka menyatakan, pendidikan jasmani bukanlah
pendidikan terhadap badan, atau bukan merupakan pendidikan tentang problem tubuh, akan
tetapi merupakan pendidikan tentang problem manusia dan kehidupan.Lebih lanjut Sukintaka
menjelaskan bahwa dalam pembelajaran jasmani anak tidak hanya melakukan aktivitas gerak
melainkan anak akan menguasai empat aspek pribadi manusia yang berhubungan dengan
kehidupan yakni aspek jasmani, psikis, makhluk sosial dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Kontribusi nyata pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan keterampiian (psikomotor),
karena itu posisi pendidikan jasmani menjadi unik, sebab berpeluang lebih banyak dari mata
pelajaran lainnya untuk membina keterampilan. Hal ini sekaligus mengungkapkan kelebihan
pendidikan jasmani dari pelajaran-pelajaran lainnya. Jika pelajaran lain lebih mementingkan
pengembangan intelektual, maka melalui pendidikan jasmani terbina sekaligus aspek
penalaran, sikap dan keterampilan. Menurut Samsudin, pendidikan jasmani merupakan usaha
pendidikan dengan menggunakan otot otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung
tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan sebagai bagian integral dari
proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk
mengembangkan kawasan organik, neuromusculer, intelektual dan sosial. Tujuan pendidikan
jasmani adalah memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan
yang membina sekaligus Sukintaka, Teori Pendidikan Jasmani,mengembangkan potensi anak,
baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral.

8
Tujuan utama pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah membantu peserta didik agar
meningkatkan kemampuan gerak mereka, di samping agar mereka merasa senang dan mau
berpartisipasi dalam berbagai aktivitas. Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar
merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah, kegiatan belajar adalah kegiatan yang
primer dalam kegiatan belajar mengajar. Sedang kegiatan mengajar merupakan kegiatan
sekunder yang dimaksudkan untuk dapat terjadinya kegiatan belajar yang optimal. Situasi yang
memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal adalah suatu situasi dimana siswa
dapat berinteraksi dengan guru. Situasi tersebut dapat lebih mengoptimalkan kegiatan belajar
bila menggunakan media yang tepat. Agar dapat diketahui keefektifan kegiatan belajar
mengajar, maka setiap proses dan hasilnya harus dievaluasi. Proses belajar mengajar tidak
terlepas dari kehadiran seorang pengajar, dalam hal ini pengajar sebagai seorang pendidik
memegang peranan penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, karena akan berfungsi
sebagai penggerak berlangsungnya proses belajar mengajar. Berkaitan dengan hal tersebut
pengajar harus mempunyai materi yang akan disampaikan kepada siswa demikian juga dengan
guru pendidikan jasmani harus menguasai pengetahuan, metode, dan media belajar mengajar
yang luas dalam bidang keolahragaan. Dengan menguasai pengetahuan dan metode
pengajaran Guru pendidikan jasmani dapat meningkatkan kualitas belajar, mengajar serta hasil
belajar siswa. a. Belajar Belajar akan berhasil apabila seorang siswa dapat mengerti dan
memahami materi yang diberikan dari seorang guru. Belajar yang efektif hasilnya merupakan
pemahaman dan pengertian. Menurut Nana Sujana belajar adalah : Suatu proses yang ditandai
adanya perubahan sebagai hasil dari proses belajar, dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan,
kecakapan, dan kemampuan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang
belajar.

Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu ke arah sudah mampu, dan proses
perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu. Adanya perubahan dalam pola perilaku
inilah yang manandakan telah terjadi belajar. Makin banyak kemampuan yang diperoleh sampai
menjadi milik pribadi, makin banyak pula perubahan yang telah dialami. Demi mudahnya,

9
kemampuan yang banyak itu digolongkan menjadi kemampuan kognitif yang meliputi
pengetahuan dan pemahaman; kemampuan sensorik-motorik yang meliputi keterampilan
melakukan rangkaian gerak gerik badan dalam urutan tertentu, kemampuan dinamika afektif
yang meliputi sikap dan nilai, yang meresapi perilaku dan tindakan. Penggolongan ini sepadan
dengan penggolongan atas tiga bidang yaitu belajar kognitif, belajar senorik-motorik, dan
belajar dinamika afektif. Semua perubahan di bidang-bidang itu merupakan suatu hasil belajar
dan mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Unsur-unsur yang
dikemukakan oleh Gagne adalah titik awal dalam mempertimbangkan hasil belajar dan belajar
siswa. Belajar sangatlah kompleks, dan faktor psikologis memainkan peran penting dalam
mengembangkan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan gaya belajar. Seluruh peserta didik
akan menunjukan faktor-faktor tersebut dengan cara yang beragam. Faktor internal (faktor dari
dalam peserta didik), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik.Faktor
eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan disekitar peserta didik.Faktor
pendekatan belajar (Approach learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pelajaran.Keseluruhan dari faktor diatas peserta didik harus siap melewati
tantangan tersebut agar dapat menciptakan peubahan pada dirinya. Belajar membawa suatu
perubahan pada individu yang melaksanakan proses belajar. Perubahan itu tidak hanya
mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,
penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau
individu seseorang, oleh karena itu seseorang yang belajar tidak sama lagi dibandingkan dengan
saat sebelumnya yang hanya dapat ilmu pengetahuan dan kebudayaan dari guru saja untuk
dihapal, karena peserta didik lebih sanggup menghadapi kesulitan memecahkan masalah atau
penyesuaian diri dengan keadaan. Peserta didik tidak hanya menambahkan pengetahuan, akan
tetapi dapat pula menerapkan secara fungsional dalam hidupnya.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Olahraga adalah hal penting yang perlu dilakukan untuk menjaga tubuh tetap sehat,kuat
dan bugar. Olahraga memiliki banyak manfaat untuk tubuh dimana daya tahan tubuh akan
meningkat sehingga sulit untuk terkena penyakit. Banyak cara olahraga yang ada, dimulai dari
olahraga ringan seperti lari,senam,dan lain-lain.Dan juga olahraga berat seperti angkat
beban,bela diri,dan lain-lain.

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari mata pelajaran
lain disekolah. Seperti pelajaran lainnya, Pendidikan jasmani mempunyai pengaruh yang sangat
besar bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik khususnya pada aspek
perkembangan gerak.

3.2 Saran

11
Dari beberapa hal di atas saya berpendapat bahwa Pendidikan Jasmani dapat
berdampingan/ sejajar dengan Olahraga, dimana saya memandang dari beberapa aspek seperti
halnya ; Pendidikan jasmani yang benar dan olahraga yang benar akan memberikan sumbangan
yang sangat berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan . Hal nyata yang diperoleh
dalam pendidikan jasmani dan olahraga adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek
fisik, mental, emosi, sosial dan moral. Saya percaya bahwa pendidikan jasmani dan olahraga
merupakan wahana yang paling tepat untuk “ membentuk manusia seutuhnya”.

DAFTAR PUSTAKA

Abdoellah, Arma. 1981. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Yudistira.

Irwansyah. 2008. Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan. Bandung: Grafindo.


Lutan. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjas. Departemen Pendidikan Nasional.
Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahrga dan Kesehatan. Jakarta: Prenada
Media Group.
Slameto.2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka cipta.
Syarifuddin. 1997. Pokok-Pokok Pengembangan Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

12

Anda mungkin juga menyukai