Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Nilai dan Hakikat Pendidikan Jasmani dan Olahraga”

Dosen Pembimbing:

Atradinal S.Pd., M.Pd

Ibnu Adli Marta S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK II

ANGGOTA :

 Fadil Fernanda
 Adil Alhadi Syaf
 Ahmad Rivaldi
 Bella Aprilia
 Chandra Putra Azmi
 Muhammad Fajri

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan
kepada penyusun untuk menyelesaikan makalah ini. Dalam rangka untuk
menyelesaikan tugas makalah ini kami berusaha menyusunnya dengan sebaik-
baiknya dan bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada kami dan mahasiswa
yang lain agar mengetahui tentang nilai nilai dan hakikat pendidikan jasmani.
Dengan disusunnya makalah ini kami harapkan para mahasiswa data menambah
pengetahuannya tentang konsep olahraga dan pendidikan jasmani tersebut serta
dapat mengambil hikmah dari makalah ini sehingga dapat diajarkan kepada orang
yang belum tahu. Tanpa bantuan dari pihak-pihak yang bersangkutan kami pasti
tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Serta tidak lupa ucapan terima
kasih kami tujukan kepada Bapak Atradinal S.Pd., M.Pd selaku dosen mata Dasar-
dasar pendidikan jasmani dan olahraga. Kekurangan dan kelemahan manusia pasti
ada. Oleh karena itu kami mohon kemakluman dan kami harap Bapak Dosen dapat
membimbing kami lebih baik lagi agar di kemudian hari bisa lebih baik dari sekarang.
Demikian dari kami apabila ada kekurangannya kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Sekian dan terima kasih.

Padang, 21 februari 2022

Bella Aprillia
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................... i

Kata Pengantar .................................................................................. ii

Daftar Isi ........................................................................................ iii

BAB I: Latar Belakang....................................................................... 1

BAB II: Konsep Olahraga dan Pendidikan Jasmani ......................... 2

1. Pengertian Pendidikan Jasmani.................................................... 2

2. Pengertian Olahraga.................................................................... 4

3.nilai-nilai pendidikan jasmani dan olahraga................................... 4

4. Hubungan Olahraga dan Pendidikan Jasmani ............................... 4

BAB III: Penutup................................................................................ 7 1.

Kesimpulan ..................................................................................7 2.

Saran ..........................................................................................7

Daftar Pustaka.................................................................................... 8
BAB I
PEMNDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pendidikan umum.Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang
secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia
seutuhnya. Pendidikan jasmani dan olahrag pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan perubahan holistik
dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Pendidikan jasmani dan
olahraga memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total,dari pada hanya
menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Olahraga adalah kegiatan pelatihan jasmani, yaitu kegiatan jasmani untuk
memperkaya dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar maupun gerak
ketrampilan (kecabangan olahraga).Pendidikan jasmani ini harus menyebabkan perbaikan
dalam pikiran dan tubuh yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian
seseorang.Pendekatan holistic tubuh jiwa ini termaksud pula penekanan pada ketiga domain
kependidikan, psikomotor, kognitif, dan afektif.Dengan meminjam ungkapan Robert
Gensemer, penjas diistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat
pikiran atau jiwa”. Artinya, dalam tubuh yang baik “diharapkan” pula jiwa yang sehat, seperti
dengan pepatah “men sana in corporesano” Akan tetapi, apakah kita percaya terhadap konsep
holistik tentang pendidikan asmani, tetapi, apakah konsep tersebut saat ini bersifat dominant
dalam masyarakat kita atau diantara pengembang tugas penjas sendiri. Masih banyak guru
penjas yang sangat jauh dari menyadari terhadap peranan dan fungsi pendidikan jasmani
disekolah-sekolah, dan ironisnya penjas dipandang tidak penting dalam pendidikan di Negeri
ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pendidikan jasmani menurut beberapa para ahli?

2. Apa pengertian olahraga menurt para ahli ?

3. Apa hubungan pendidikan jasmani dan Olahraga?

C. Tujuan Penulisan

1. Memahami pengertian pendidikan jasmani dari beberpa para ahl.

2. Memahami pengertian olah raga menurut dari beberapa para ahli

3. Memahami adanya hubungan antara pendidikan jasmani dan olahraga.

D. Manfaat Penulisan
Makalah dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah landasan Dasar-dasar pendidikan
jasmani dan olahraga. Dan di harapkan makalah ini dapat memberikan pengetahuan pada
mahasiswa tentang pendidikan jasmani dan olahraga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep –konsep pendidikan jasmani dan Olahraga secara umum Pendidikan
jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh
karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian
tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan aktivitas jasmani itu
sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa melalui aktivitas jasmani.
Persepsi yang sempit dan keliru terhadap pendidikan jasmani akan mengakibatkan
nilai-nilai luhur dan tujuan pendidikan yang terkandung di dalamnya tidak akan
pernah tercapai. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan, dengan perkembangan
anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga
menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya
mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi perkembangan pribadi anak
seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan
jasmani yang efektif perlu dipahami bagi orang yang hendak mengajar pendidikan
jasmani. Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan dengan konsep lain,
dimana pendididkan jasmani disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan yang
mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building),
kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (pysical activities), dan
pengembangan keterampilan (skill development). Pengertian itu memberikan
pandangan yang sempit dan menyesatkan arti pendidikan jasmani yang sebenarnya.
walaupun memang benar aktivitas fisik itu mempunyai tujuan tertentu, namun karena
tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan itu tidak mengandung
unsur-unsur pedagogi. Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas
pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks
pendidikan secara umum (general education). Tentunya proses tersebut dilakukan
dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik antarpelakunya untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan. Sedangkan olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas
fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan
kualitas kesehatan seseorang setelah olahraga. “Olahraga” datang dari bhs Perancis
Kuno desport yang bermakna “kesenangan”, serta pengertian berbahasa Inggris
tertua ditemukan seputar th. 1300 yakni “segala hal yang mengasyikkan serta
menghibur untuk manusia”. Olahraga adalah satu diantara sumber utama dari
hiburan karenanya ada pendukung olahraga yang umumnya terbagi dalam beberapa
besar orang dan bisa disiarkan lebih luas lagi lewat tayangan olahraga. Olahraga
adalah kesibukan yang benar-benar utama untuk menjaga kesehatan seorang.
Olahraga juga adalah satu diantara cara utama untuk mereduksi stress. Olahraga
juga adalah satu tingkah laku aktif yang menggiatkan metabolisme serta
memengaruhi manfaat kelenjar didalam badan untuk menghasilkan system
kekebalan badan dalam usaha menjaga badan dari masalah penyakit dan stress.
Oleh karenanya, benar-benar disarankan pada tiap-tiap orang untuk lakukan
aktivitas olahraga dengan cara teratur serta tersetruktur dengan baik.
1. Pengertian Pendidikan Jasmani Kata fisik atau jasmani (physical) menunjukkan
pada tubuh atau badan (body). Kata fisik seringkali digunakan sebagai referensi
dalam berbagai karakteristik jasmaniah, seperti kekuatan fisik (physical strenght),
perkembangan fisik (physical development), kecakapan fisik (physical prowess),
kesehatan fisik (physical health). dan penampilan fisik (physical appearance).Kata
fisik dibedakan dengan jiwa atau fikiran (mind). Oleh karena itu, jika kata pendidikan
(education) ditambahkan dalam kata fisik, maka membentuk frase atau susunan
kata pendidikan fisik atau pendidikan jasmani (physical education), yakni
menunjukkan proses pendidikan tentang aktivitas-aktivitas yang mengembangkan
dan memelihara tubuh manusia. Nixon and Cozens (1963: 51) mengemukakan
bahwa pendidikan jasmani didefinisikan sebagai fase dari seluruh proses pendidikan
yang berhubungan dengan aktivitas dan respons otot yang giat dan berkaitan
dengan perubahan yang dihasilkan individu dari respons tersebut. Dauer dan
Pangrazi (1989: 1) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah fase dari
program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui
pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap
anak. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak dan
harus dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki makna bagi anak.
Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan perhatian
yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran, yaitu
psikomotor, kognitif, dan afektif. Bucher, (1979). Mengemukakan pendidikan jasmani
merupakan bagian integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan, adalah
proses pendidikan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan
emosional. Ateng (1993) mengemukakan; pendidikan jasmani merupakan bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang
bertujuan mengembangkan secara organik, neuromuskuler, intelektual dan
emosional. Definisi Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan
aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara
seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah,
jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif setiap siswa.
2. Pengertian Olahraga Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah
gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau
rombongan. Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut
serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus
seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika
Serikat). UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai “setiap aktivitas fisik berupa
permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain,
ataupun diri sendiri”. Sedangkan Dewan Eropa merumuskan olahraga sebagai
“aktivitas spontan, bebas dan dilaksanakan dalam waktu luang”. Definisi terakhir ini
merupakan cikal bakal panji olahraga di dunia “Sport for All” dan di Indonesia tahun
1983, “memasyarakatkan olahraga dan mengolahragaka masyarakat” (Rusli dan
Sumardianto,2000: 6). Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik
yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan,
dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai
perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan,
perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila. Untuk penjelasan
pengertian olahraga menurut Edward (1973) olahraga harus bergerak dari konsep
bermain, games, dan sport. Ruang lingkup bermain mempunyai karakteristik antara
lain;
a. Terpisah dari rutinitas,
b. Bebas,
c. Tidak produktif,
d. Menggunakan peraturan yang tidak baku
3. Nilai-nilai Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Beberapa nilai pendidikan dalam kegiatan olahraga yaitu:
a. Olahraga memberikan kesempatan belajar bagaimana bertindak kalau kalah atau menang.
b. Olahraga memberikan kesempatan bagi perorangan untuk mengorganisir sendiri
pertandingan-pertandingan olahraga dan membentuk regunya, dengan demikian kepada
perorangan diajarkan mendidik dan mengorganisir diri sendiri.
c. Dalam olahraga memungkinkan guru atau pelatih mengamati perilaku anak didik yang tidak
mungkin dilakukan dalam kondisi kehidupan normal,
d. sebagian besar cabang olahraga memungkinkan perorangan mengambil bagian dalam
kelompok yang menganut kepentingan bersama.
e. Olahraga seperti lari lintas alam, mendaki gunung dan sebagainya memberikan pengalaman
untuk mengenal lingkungan hutan, lembah, sungai dan sebagainya.
f. Prestasi dihasilkan melalui proses yang panjang, ini akan membentuk kepribadian dan
ketangguhan dalam mewujudkan cita-cita. Melalui pendidikan jasmani dan olahraga, nilai-
nilai olahraga yang dapat diperoleh meliputi: jujur, suka bekerja sama, menghargai orang lain,
semangat yang tinggi dan percaya diri.
4. Hubungan Olahraga dan Pendidikan Jasmani Dalam memahami arti pendidikan
jasmani, kita harus juga mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan
olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering
digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan
membantu para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi
pendidikan jasmani secara lebih konseptual. Bermain pada intinya adalah aktivitas
yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang
bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat
fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen
dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya. Olahraga di pihak lain adalah
suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli
memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang
terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani.
Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional,
olahraga melibatkan aktivitas kompetitif. Ketika kita menunjuk pada olahraga
sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas
itu sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki
beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis
maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan
atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali
atas kesepakatan semua pihak yang terlibat. Di atas semua pengertian itu, olahraga
adalah aktivitas kompetitif. Kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan
kompetisi, sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata
bermain atau rekreasi. Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi
sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek
kompetitif teramat penting dalam hakikatnya. Di pihak lain, pendidikan jasmani
mengandung elemen baik dari bermain maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti
hanya salah satu saja, atau tidak juga harus selalu seimbang di antara keduanya.
Sebagaimana dimengerti dari kata-katanya, pendidikan jasmani adalah aktivitas
jasmani yang memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat
fisik dalam aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa
berlaku bagi bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam
proses kependidikan. Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-
bentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan
jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat rileks dan
menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis tanpa
ada tujuan kependidikan. Misalnya, olahraga profesional (di Amerika umumnya
disebut athletics) dianggap tidak punya misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap
disebut sebagai olahraga. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara
murni untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk
kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara
eksklusif; keduanya dapat dan harus beriringan bersama.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Beberapa pelajaran mengenai konsep olahraga dan pendidikan jasmani serta hal-
hal lain yang menerangkan tentang konsep tersebut telah teruraikan dalam makalah
ini walau mungkin tak sempurna dan masih banyak kekurangan di dalamnya. B.
Saran Dari beberapa hal di atas saya berpendapat bahwa Pendidikan Jasmani
dapat berdampingan/ sejajar dengan Olahraga, dimana saya memandang dari
beberapa aspek seperti halnya ; Pendidikan jasmani yang benar dan olahraga yang
benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap pendidikan anak
secara keseluruhan . Hal nyata yang diperoleh dalam pendidikan jasmani dan
olahraga adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi,
sosial dan moral. Saya percaya bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan
wahana yang paling tepat untuk “ membentuk manusia seutuhnya”.

.
DAFTAR PUSTAKA

http://geraksehat.wordpress.com
http://www.rancahbetah.info
http://wengayo.blogspot.com
http://rosy46nelli.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai