Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH

PENJASKESREK
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI

DOSEN PENGAMPU:

PUTU BAYU ASTIKA PUTRA GOTAMA,S.KOM

NAMA KELOMPOK

1. CILVESTRA CIMONETA NAHAK (224012)


2. NI KOMANG AYU MIRAYANTI (224042)
3. NI PUTU RISMAWATI (224043)
4. NI LUH PUTU AGUSTINI (224036)
5. NI KADEK AYU LESTARI (224021)
6. I KOMANG ANDIKA PRATAMA PASHA(224253)
7. I PUTU AGUS SATRIA ANGGA (224056)
8. I KADEK AGUS SUWENDRA (224064)

STKIP AGAMA HINDU AMLAPURA


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Amlapura, 28 September 2022

Penulis

Kelompok

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................2

DaftarIsi....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................4

1. 2 Rumusan Masalah...............................................................................................4

1. 3 Tujuan Masalah....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep dasar Pendidikan jasmani….....................................................................5

2.2 pengertian Pendidikan jasmani…..........................................................................5

2.3 Hubungan Pendidikan jasmani dengan olahraga...................................................7

2.4 Tujuan Pendidikan jasmani…………….…..........................................................8

2.5 Ruang lingkup Pendidikan jasmani…….….........................................................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................10

3.2 Saran.................................................................................................................10

Daftar Pustaka.........................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar balakang.

Yang melatar belakangi kami menyusun makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas
yang di berikan ke pada kami jaga untuk menambah wawasn kami baik itu dalam penyusunan
makalah juga penguasaan materi,karna sebagai mahasiswa,kami harus menguasai materi yang di
berikan pada kami.Mengenai materi yang kami susun ini yaitu konsep dasar pendidikan
jasmani.Di masyarakat banyak kita timui presepsi yang keliru tentang apa itu pendidikan
jasmani,sering kali pendidikan jasmani di samakan dengan olahraga,meskipun terdapat
kemiripan tapi pendidikan jasmani dan olahraga itu berbeda. Untuk itu dengan tersusunnya
makalah ini setidaknya dapat membantu menyamakan konsep konsep dasar  dalam pendidikan
jasmani sehingga menjadi persepsi yang sama.

1.2  Rumusan masalah.

a) Apa konsep dasar pendidikan jasmani ?.


b) Apa pengertian pendidikan jasmani ?.
c) Bagaimana hubungan pendidikan jasmani dengan bermain dan olahraga.?.
d) Apa tujuan pendidikan jasmani ?.
e) Bagaimana ruang lingkup pendidikan jasmani ?.

1.3  Tujuan.

a) Mengetahui konsep dasar pendidikan jasmani.


b) Memahami pengertian pendidikan jasmani.
c) Memahami  hubungan pendidikan jasmani dengan bermain dan olahraga.
d) Mengetahui tujuan pendidikan jasmani.
e) Mengetahui ruang lingkup pendidikan jasmani.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Konsep Dasar Pendidikan Jasmani.

Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari system pendidikan secara
keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani,
keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan
moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Pendidikan Jasmani merupakan media untuk
mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran,
penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat
yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Pendidikan
jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk
menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental,serta
emosional.Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru diharapkan mengajarkan
berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi
nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain).
Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian
teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang
diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas
yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

Konsep pendidikan jasmani erat kaitannya dengan pendidikan rekreasi, dan pendidikan
kesehatan, yang menghasilkan bidang studi Penjaskes, perpaduan antara pendidikan jasmani dan
pendidikan kesehatan dengan titik persamaan dalam tujuan terbentuknya gaya hidup aktif
sepanjang hayat untuk mencapai kesehatan.

2.2 Pengertian Pendidikan Jasmani.

Istilah pendidikan jasmani yang telah dikenal pada tahun 1950-an di Indonesia, cukup lama
menghilang dari wacana, terutama sejak tahun 1960-an, tatkala istilah itu diganti dengan istilah
olahraga. Dampak dari perubahan tersebut sangat luas dan mendalam, terutama terhadap struktur

5
dan isi kurikulum di semua jenjang pendidikan sekolah. Kesalahpahaman juga terjadi terhadap
makna kedua istilah itu, karena hampir selalu hanya dikaitkan dengan kepentingan pembinaan
fisik, seperti tujuan berprestasi atau sebatas pencapaian derajat kebugaran jasmani.Banyak
pengertian pendidikan jasmani menurut pakarnya antara lain
Jenny (1961).Pendidikan Jasmani merupakan suatu proses yang bertujuan meningkatkan
prestasi manusia melalui aktiviti fizikal yang berkaitan dengan pemilikan dan penghalusan
kemahiran-kemahiran motorik; pembangunan dan pemeliharaan kecerdasan untuk kesehatan
optimum dan keadaan baik; memperoleh pengetahuan, dan pembangunan sikap-sikap positif
terhadap aktiviti fizikal
Williams (1964) berpendapat bahawa Pendidikan Jasmani memberi pendidikan melalui
aktiviti fizikal dan matlamatnya mempengaruhi semua perkembangan fizikal termasuk
perkembangan mental dan sosial.
Barrow (1971, 1983) menyatakan Pendidikan Jasmani dalam konteks pengalaman
pendidikan menyeluruh’ dan berkait dengan hal seumur hidup setiap individu.
Baley & Field (1976), satu proses pengubahsuaian dan pembelajaran berkenaan organik,
neuromaskular, intelektual, sosial, budaya, emosional dan estetik, hasil melalui aktiviti-aktiviti
fizikal yang terpilih dan agak rancak.
Freeman (1977, 1992) menegaskan bahasa Pendidikan Jasmani meliputi pembangunan
fizikal dan mental dan menumpu pada tiga domain pendidikan, iaitu psikomotor, kognitif dan
afektif.
Lumpkin (1990) berpendapat Pendidikan Jasmani merupakan suatu proses yang
membolehkan individu mempelajari kemahiran-kemahiran fizikal, mental dan sosial serta tahap
kecergasan yang tinggi.
Dauer (1995) berpendapat Pendidikan Jasmani ialah sebahagian daripada program
pendidikan yang menyeluruh, yang memberi sumbangan pada asasnya melalui pengalaman-
pengalaman pergerakan kepada perkembangan dan pembangunan keseluruhan kanak-kanak.
Dari pengertian dari beberapa ahli diatas umunnya sama yaitu suatu proses,program
pendidikan  yang menyeluruh,melalui fizikal dan mental dan menumpu pada tiga domain
pendidikan, iaitu psikomotor, kognitif dan afektif.atau dengan kata lain berkait dengan hal
seumur hidup setiap individu.

6
2.3  Hubungan Pendidikan Jasmani dengan Bermain dan Olahraga.
Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga mempertimbangkan hubungan
antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih
sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para
guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih
konseptual.
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan
bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak
harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun
elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.
Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat
kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan
yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan
tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan
aktivitas kompetitif.
Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita
mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar
tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya,
baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau
prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan
semua pihak yang terlibat.
Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita tidak dapat
mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga
berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi. Bermain, karenanya pada satu saat menjadi
olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek
kompetitif teramat penting dalam hakikatnya.
Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain maupun dari
olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga harus selalu seimbang di
antara keduanya. Sebagaimana dimengerti dari kata-katanya, pendidikan jasmani adalah aktivitas
jasmani yang memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam

7
aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi bermain
dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan.
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan
ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-
tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan
pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan. Misalnya, olahraga
profesional (di Amerika umumnya disebut athletics) dianggap tidak punya misi kependidikan
apa-apa, tetapi tetap disebut sebagai olahraga. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun
secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk
kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif;
keduanya dapat dan harus beriringan bersama.

2.4  Tujuan Pendidikan Jasmani.

a) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan


pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas
jasmani dan olahraga yang terpilih.
b) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
c) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
d) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang
terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
e) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri
dan demokratis.
f) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
g) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai
informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan
kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

2.5 Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani.


8
a) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak,
keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers,
sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta
aktivitas lainnya.
b) Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan
bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
c) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan
dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
d) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas
lainnya.
e) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan
renang serta aktivitas lainnya.
f) Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah,
menjelajah, dan mendaki gunung.
g) Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari,khususnya
yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat,
memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu
istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan
merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari system pendidikan secara
keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani,
keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan
moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Pendidikan Jasmani merupakan media untuk
mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran,
penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial).Pendidikan jasmani pada hakikatnya
adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan
holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental,serta emosional.

Konsep pendidikan jasmani erat kaitannya dengan bermain (play) dan olahraga.karna
melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks
pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan.Namun Pendidikan Jasmani
bersifat fisik dalam aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa
berlaku bagi bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses
kependidikan.

3.2 Saran.
Konsep dasar merupakan suatu hal yang sangat penting,lebih lebih kita sebagai
mahasiswa.Dengan kata lain bila dalam hidup kita tidak mempunyai suatu konsep,hidup kita
tidak bakalan teratur,untuk itu konsep dasar penjas harus kita ketahui dan kita pahami,agar
kedepannya kita tidak selalu berpedoman pada konsep yang tidak benar atau keliru.

DAFTAR PUSTAKA

10
www.pojokpenjas.Blogspot.com
http://falsafah-pendidikan-jasmani.html
http://konsep-dasar-pendidikan-jasmani..ac.id//html
http://Pendidikan Jasmani dan Olahraga Di Lembaga Pendidikan (bag 2) « Bengkel Pak
Santosa.htm
http://Pendidikan_jasmani. ac.id//htm
http://plugin-204-pendidikan-jasmani. ac.id//pdf

11
12

Anda mungkin juga menyukai