DI SUSUN OLEH
IKHWANSYAH PUTRA HARAHAP
1903100017
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki.
Oleh karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Dan saya berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang Penulisan.....................................................................1
B. Tujuan Penulisan..................................................................................2
C. Manfaat Penulisan................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pengertian Pendidikan Jasmani dan Olahraga......................................3
B. Dasar Filsafat Pendidikan Jasmani.......................................................5
C. Landasan Ilmiah Pelaksanaan Pendidikan Jasmani..............................6
BAB III. PENUTUP.........................................................................................11
Kesimpulan ..........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12
LAMPIRAN.....................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Pada hakikatnya pendidikan jasmani adalah proses yang memanfaatkan
aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan dalam kualitas diri seseorang baik
dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan
seseorang sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, dari pada hanya
menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya
pendidikan jasmani adalah suatu ilmu pendidikan yang memiliki kajian yang
begitu luas. Titik fokusnya adalah memberikan peningkatan pada gerak fungsi,
Lebih utamanya penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak seseorang dan
wilayah pendidikan lainnya hubungan dari perkembangan tubuh fisik dan fikiran
serta jiwanya.
1
B. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini memiliki tujuan:
1. Untuk mengetahui Pengertian Pendidikan Jasmani
2. Untuk mengetahui Pengertian Filsafat
3. Untuk mengetahui Hakikat Pendidikan Jasmani
4. Untuk mengetahui Tujuan Pendidikan Jasmani
C. Manfaat penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah adalah untuk memahami pengertian
filsafat dan agar tahu siapa saja tokoh yang mencetuskan pengertian filsafat, dan
agar memahami pengertian pendidikan jasmani.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Olahraga
Perkataan “sport” berasal dari bahasa latin “disportare” atau “deportare”
di dalam bahasa italia menjadi “diporte” yang artinya penyenangan,pemeliharaan
atau menghibur untuk bergembira. Dapatlah dikatakan bahwa sport ialah
kesibukan manusia untuk menggembirakan diri sambil memelihara jasmaniah.
Dikalangan pendidikan maupun di kalangan masyarakat luas memang masih
terdapat keragu-raguan mengenai arti dan fungsi olahraga bagi anak didik atau
bagi individu sebagai anggota masyarakat. Mereka masih beranggapan, bahwa
olahraga itu sama saja rekreasi atau hiburan,tetapi sama sekali tidak ada rangkaian
pendidikan. Bahkan berpendapat bahwa olahraga itu dapat di tolerir di dalam
pendidikan,tetapi tidak memiliki nilai di dalam mencapai pendidikan itu sendiri.
Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat
kompetitif.
3
3. Perbedaan Pendidikan jasmani dan Olahraga
Pada hakikatnya pendidikan jasmani adalah proses yang memanfaatkan
aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan dalam kualitas diri seseorang baik
dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan
seseorang sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, dari pada hanya
menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya
pendidikan jasmani adalah suatu ilmu pendidikan yang memiliki kajian yang
begitu luas. Titik fokusnya adalah memberikan peningkatan pada gerak fungsi,
Lebih utamanya penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak seseorang dan
wilayah pendidikan lainnya hubungan dari perkembangan tubuh fisik dan fikiran
serta jiwanya.
4
B. Dasar Filsafat Pendidikan Jasmani
Filsafat pendidikan jasmani bertujuan mengarahkan guru pendidikan
jasmani dalam menetapkan keputusan dan tindakan yang dihadapi dalam
pendidikan jasmani. (Hakim, Uman. 2011. Aliran Filsafat Pendidikan Jasamani).
Fungsi dari pendidikan jasmani, yaitu :
a) Meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa.
b) Meningkatkan penguasaan keterampilan fisik.
c) Meningkatkan pengertian siswa dalam prinsip – prinsip gerak serta
bagaimana menerapkannya dalam praktek.
1. Filsafat Olahraga
Filsafat Olahraga merupakan pemikiran tentang keterlibatan manusia
dalam aktivitas jasmani. Mengkaji pendidikan jasmani dan olahraga dari berbagai
posisi pemikiran filsafat akan mendukung penjelasan dan pemahaman tentang
sifat, nilai, tujuan, dan cakupan pendidikan jasmani dan olahraga. Seperti filsafat
lainnya, dalam olahraga ada beberapa konsep yang perlu dikaji secara mendalam.
Konsep ini bersifat abstrak. Walau kita tahu bahwa konsep ini abstrak, tetapi
didalam konsep ini ada makna tertentu, walau perbedaan makna pada setiap
individu berbeda-beda tentang ini.
5
C. Landasan Ilmiah Pelaksanaan Pendidikan Jasmani
Secara ilmiah pelaksanaan pendidikan jasmani mendapat dukungan dari
berbagai disiplin ilmu, di mana pandangan-pandangan dari setiap disiplin tersebut
dapat dijadikan sebagai landasan bagi berlangsungnya program penjas di sekolah-
sekolah. Di bagian ini, penulis akan menguraikan landasan ilmiah dari minimal
tiga disiplin ilmu, yaitu dari sudut pandang biologis, sudut pandang psikologis,
dan yang terakhir sudut pandang sosiologis.
6
Dalam kurva hasil penelitian Still ditunjukkan bahwa tidak lebih dari 5%
populasi manusia berhasil mendaki kurva keberhasilan, sedang selebihnya lebih
banyak mengikuti kurva kegagalan, terutama setelah melewati usia antara 25
hingga 35 tahun. Yang menarik, menurut dugaan Still, kurva kegagalan dalam
pertumbuhan fisik menunjukkan bahwa perkembangan fisik manusia dewasa ini
semakin berkurang. Sebabnya, manusia modern sekarang dihadapkan pada
rendahnya melakukan latihan fisik, di samping karena terlalu banyak makan,
minum, dan merokok; sehingga mereka merosot kondisinya setelah usia 30
tahunan. Demikian juga dalam hal pertumbuhan dan perkembangan psikologis,
yang menunjukkan kurva kegagalan dalam hal prestasinya. Ciri-ciri
perkembangan mental menunjukkan puncak prestasi pada tahap perkembangan
yang berbeda.
7
2. Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani melibatkan interaksi antara guru dengan anak serta
anak dengan anak. Di dalam adegan pembelajaran yang melibatkan interaksi
tersebut, terletak suatu keharusan untuk saling mengakui dan menghargai
keunikan masing-masing, termasuk kelebihan dan kelemahannya. Dan ini bukan
hanya berkaitan dengan kelainan fisik semata-mata, tetapi juga dalam kaitannya
dengan perbedaan psikologis seperti kepribadian, karakter, pola pikir, serta tak
kalah pentingnya dalam hal pengetahuan dan kepercayaan.
Kata psikologi berasal dari kata-kata Yunani psyche, yang berarti jiwa
atau roh, dan logos, yang berarti ilmu. Diartikan secara populer, psikologi adalah
ilmu jiwa atau ilmu pikiran. Para ahli psikologi mempelajari hakikat manusia
secara ilmiah, dan untuk memahami alam pikiran manusia, termasuk anak,
termasuk ciri-ciri manusia ketika belajar. Pendidikan jasmani lebih menekankan
proses pembelajarannya pada penguasaan gerak manusia. Pemahaman yang lebih
mendalam terhadap kecenderungan dan hakikat gerak ini, misalanya melalui teori
gerak dan teori belajar gerak, maka memungkinkan guru lebih memahami tentang
kondisi apa yang perlu disediakan untuk memungkinkan anak belajar secara
efektif.
8
Jika dahulu para guru penjas lebih bersandar pada teori belajar
behaviorisme, yang lebih melihat proses pembelajaran dari perubahan perilaku
anak, maka dewasa ini sudah diakui adanya keharusan untuk memahami tentang
apa yang terjadi di dalam diri anak ketika mempelajari keterampilan gerak, yang
ditunjang oleh berkembangan teori belajar kognitivisme. Bersandar secara
berlebihan pada teori belajar behaviorisme tentu mengandung kelemahan tertentu,
karena mendorong dan membenarkan guru dengan proses pembelajaran yang
sangat mekanistis; sekedar terjadi persambungan antara stimulus (aba-aba guru)
dengan respons siswa (gerakan siswa), yang diperkuat oleh adanya reinforcement
(ucapan pujian dari guru). Akibatnya, guru pun umumnya abai dengan bagaimana
sebenarnya proses yang terjadi di dalam otak dan perangkat gerak anak, sehingga
guru tidak pernah terlalu mempertimbangkan kualitas dari proses pembelajaran,
termasuk keharusan untuk melibatkan proses berpikir dari anak. Akhirnya, anak
relatif tidak pernah punya gagasan apapun dalam pelajaran, dan klaim bahwa
penjas memiliki peranan dalam pengembangan kemampuan intelektual anak tidak
terbuktikan secara nyata.
9
3. Landasan Sosiologis dalam Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah sebuah wahana yang sangat baik untuk proses
sosialisasi. Perkembangan sosial jelas penting, dan aktivitas pendidikan jasmani
mempunyai potensi untuk menuntaskan tujuan-tujuan tersebut. Seperangkat
kualitas dari perkembangan sosial yang dapat dikembangkan dan dipengaruhi
dalam proses penjas di antaranya adalah kepemimpinan, karakter moral, dan daya
juang.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi
peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi
itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar
pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan
menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis.
guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
Gambar 1: Plato
Gambar 2: Aristoteles
13