Anda di halaman 1dari 4

NAMA : IKHWANSYAH PUTRA HARAHAP

KELAS : 3-A
NIM :1903100017

Pertumbuhan dan Perkembangan Belajar Gerak Anak SD


Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan “kuantitatif” yang menyangkut peningkatan
ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil
dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang
sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses
transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau jasmaniah) yang herediter dalam bentuk
proses aktif secara berkesinambungan.Pertumbuhan tidak berproses secara bebas, tetapi
dipengaruhi oleh beberapa aspek. Aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan, yaitu: 1.
Anak sebagai keseluruhan Anak sebagai keseluruhan tumbuh oleh kondisi dan interaksi dari
setiap aspek kepribadian yang ia miliki. Intelek akan berhubungan dengan kesehatan
jasmaninya. Kesehatan jasmaninya sangat dipengaruhi oleh emosinya. Sedangkan emosinya
dipengaruhi oleh keberhasilan anak di sekolah, kesehatan jasmaninya, dan kapasitas
mentalnya. Pertumbuhan anak, baik fisik, intelektual, maupun sosial, sangat ditentukan oleh
latar belakang keluarganya, latar belakang pribadinya, dan aktivitas seharihari. 2. Umur
mental anak mempengaruhi pertumbuhannya Umur mental anak mempengaruhi kapasitas
mentalnya. Kapasitas mental anak akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Hasil penelitian
mengenai hubungan antara prestasi belajar dengan pertumbuhan anak menunjukkan adanya
hubungan yang erat diantara keduanya. 3. Permaslahan tingkah laku sering berhubungan
dengan pola-pola pertumbuhan Harus disadari bahwa pertumbuhan menimbulkan situasi-
situasi tertentu yang menimbulkan masalah-masalah pada tingkah laku. Masalahnya adalah
ada anak yang pertumbuhannya cepat, lambat, atau tidak teratur. Anak memiliki energi dari
makanan. Energi itu digunakan untuk beraktivitas dan

pertumbuhan. Ketika energi lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan maka aktivitas
anak akan berkurang. Begitu pula ketika energi lebih banyak digunakan untuk beraktivitas
maka pertumbuhannya akan lambat bahkan seolah-olah istirahat. 4. Penyesuaian pribadi dan
sosial mencerminkan dinamika pertumbuhan Peristiwa pada anak akibat peryumbuhan
setelah dihadapkan dengan tantangan kultural masyarakat, terutama harapan-harapan orang
tua. Guru-guru, dan teman-teman sebaya tercermin di dalam penyesuaian sosialnya. Jika
pertumbuhan anak berjalan kurang normal, maka ada beberapa faktor penyebab yang
mengganggunya. Dalam pendidikan jasmani di Sekolah Dasar mencakup ruang lingkup yang
luas karena terkait langsung dengan karakteristik anak-anak dari berbagai usia. Dilihat dari
tahapan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak pada tingkat usia sekolah dasar,
sedikitnya terlibat 3 tahapan, yaitu: a. Tahapan akhir dari masa kanak-kanak awal (antara
usisa 5-7 tahun) b. Tahapan masa kanak-kanak akhir (middle childhood) c. Tahapan awal
dari pra-adolesen ( yang bisa dimulai pada usia 8 tahun atau rata- rata usia 10 tahun).
Pertumbuhan dan Perkembangan Belajar Gerak SMP.
Rentang usia siswa SMP termasuk dalam golongan anak remaja awal yaitu diantara 12
tahun sampai 15 tahun. Menurut periodisasi perkembangan berdasarkan umur yang
menyebutkan bahwa fase perkembangan anan-anak (chilhood) berada pada usia 1 sampai 6
tahun untuk anak kecil dan usia 6 sasmpai 10 atau 12 tahun untuk anak besar sedangkan fase
perkembangan adolesensi (adolescence) berada pada usia 10 sampai 18 tahun untuk anak
perempuan dan 12 sampai 18 tahun untuk anak laki-laki. Dengan demikian masa SMP
merupakan titik perubahan fase perkembangan dari anak besar ke fase perkembangan
adolesensi.
Siswa SMP juga berada pada dua masa remaja awal dan remaja akhir. Pada usia remaja
awal yaitu usia 10-12 tahun untuk putri dan 12-14 tahun untuk putra terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang dramatis, kenaikan hormon testoteron untuk laki-laki dan hormon
progesteron untuk wanita sehingga pada puncak pertumbuhan otot dan tulang terjadi
gangguan pada sistem keseimbangannya. Pada masa usia siswa SMP, latihan ditujukan untuk
meningkatkan kakuatan otot dan kebugaran fungsi paru dan jantung. Latihan keterampilan
yang bervariasi dan teknik yang benar mulai diberikan pada usia ini dan mulai dipersiapkan
untuk mengikuti tipe latihan yang bersifat berat. Sedangkan pada masa remaja akhir, yaitu 15
sampai 19 tahun kemampuan fungsional otot dan kebugaran paru dan jantung dilakukan
dengan latihan yang lebih berat sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga metode latihan untuk
usia SMP harus diberikan sesuai dengan perkembangannya, yaitu untuk usia remaja awal
diberikan latihan dengan beban sedang, banyak pengulangan, menggunakan mesin beban
lebih dari 10 repetisi untuk meningkatkan ketahanan dan kelentukan. Latihan dilakuakn
selama 15 menit dan dilakukan 3 kali seminggu. Sedangkan metode latihan sistem yaitu
diberikan model permainan beregu utnuk meningkatkan kemampuan aerobik dan pengenalan
latihan berbentuk interval. Pada usia remaja akhir latihan otot diberikan pengenalan latihan
beban, menggunakan free weight dengan beban berat dan repetisi kurang dari 10 untuk
meningkatkan kekuatan, power, dan memlihara kelentukan. Bentuk latihan tersebut diberikan
selama 45 menit dilakukan 3 kali dalam satu minggu. Sedangkan untuk latihan sistem
diberikan peningkatan pada intensitas latihan berupa latihan interval panjang maupun latihan
interval pendek guna meningkatkan ambang anaerobik.

Dalam fase perkembangan kognitif menurut pieget bahwa pada usia 11 samapi 15
tahun rata-rata anak memasuki fase berfikir formal. Setiap individu mampu berfikir tentang
hubungan simbolis abstrak, yaitu anak mampu membayangkan masalah dalam pikirannyua
dan mengambangkan hopotesis secara logis, misalnya jika A<B dan B<C maka A<C. Pada
fase ini setiap anak memiliki karakteristik, yaitu setiap analisis permasalahan akan menjadi
sistematis dengan kemampuan untuk mempertimbangkan semua kemampuan untuk
mempertimbangkan semua kemungkinan pemecahan masalah. Dan juga memiliki
kemampuan untuk berfikir tentang ide dan proporsisi yang mungkin terjadi serta struktur
mental dengan urutan kerumitan dan kemampuan yang berkaitan dengan pengelompokkan
masalah-masalah besar.
Pertumbuhan dan Perkembangan Belajar Gerak SMA.
Siswa Sekolah Menengah Atas berada diantara usia 15 tahun sampai 18 tahun. Pada
usia ini anak SMA berada pada periode Adolesensi. Pada masa ini pertumbuhan ini
berlangsung sangat pesat karena dipengaruhi oleh kerja hormonal. Pada masa ini ditandai
dengan perkembangan seksualitas remaja, yaitu dapat dilihat dengan ciri seks primer dan seks
sekunder. Ciri seksualitas primer dibedakan melalui jenis kelamin, yaitu pris dan wanita.
Pada remaja pria ditandai dengan berfungsinya organ reproduksi, seperti adanya mimpi
basah. Hal ini terjadi akibat testis mulai memproduksi sperma. Sperma yang telah
dikeluarkan karena pada kantungnya telah penuh. Sementara pada remaja putri ditandai
dengan adanya peristiwa menstruasi (manarche) yang menandai bahwa seseorang siap untuk
hamil.
Ciri-ciri seks skunder pada laki-laki ditandai dengan berubahnya otot-otot tubuh,
lengan, dada, paha, dan kaki tumbuh lebih kuat dibandingkan pada masa sebelumnya. Terjadi
perubahan suara, kulit menjadaoi lebih kasar dan pori-pori meluas sedangkan pada remaja
putri ditandai dengan membesarnya pinggul, buah dada, dan puting susu semakin menonjol.
Terjadinya perubahan suara ketika dibandingkan dengan suara masa anak-anak menjadi lebih
merdu (melodious). Kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Pada umumnya siswa Sekolah Menengah Atas tidak jauh berbeda dengan siswa
Sekolah Menengah Pertama. Namun pada usia SMA kemampuan motoriknya sudah mulai
meningkat jika dibandingkan dengan siswa SMP. Kemampuan dalam melakukan gerakan
pada umumnya sudah lebih baik, hal ini dikarenakan pemahaman mereka tentang gerak
sudah lebih baik termasuk mengetahui cara untuk melakukan gerakan dari awalan, impact,
dan juga akhiran gerakan agar hasil dapat lebih efektif dan efisien. Dengan demikian gerakan
siswa SMA sudah terlihat padu dan menarik. Perubahan-perubahan dalam penampilan gerak
pada masa adolesensi cenderung mengikuti perubahan-perubahan dalam ukuran badan,
kekuatan, dan fungsi fifiologis. Perubahan-perubahan dalam hal penampilan keterampilan
gerak dasar antara pria dan wanita semakin meningkat, anak laki-laki terus mengalami
peningkatan yang berarti sedangkan pada wanita menunjukkan peningkatan yagn tidak begitu
mencolok/signifikan dan bahkan menurun setelah umur menstruasi. Hal tersebut dapat
diamati melalui beberapa kegiatan, seperti lari, lompat jauh tanpa awalan, dan aktivitas fisik
lainnya. Anak perempuan akan mengalami hasil maksimal dalam lari pada usia 13 tahun
yaitu masa Sekolah Menengah Pertama dan mengalami mangalami sedikit peningkatan pada
usia selanjutnya. Kecepatan pertumbuhan pada laki-laki mampu memberikan keuntungan
dalam ukuran dan bentuk tubuh, kekuatan, dan fungsi fisiologis yang memberikan
kemudahan dalam melakukan aktivitas fisik selama masa adelosensi.
Koordinasi gerak pada anak laki-laki pada awal pubertas mengalami perubahan sedikit
sekali, tetapi sesudah itu perkembangannya semakin cepat. Sedangkan pada anak perempuan
tidak berkembangan setelah umur 14 tahun. Kelincahannya kurang baik dibandingkan dengan
manita muda atau anak-anak, teteapi gerakan akrobatik yang memerlukan keseimbangan
statis dan kontrol, wanita dewasa lebiha dapat menajga posisinya.

Anda mungkin juga menyukai