Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASAS DAN FILSAFAH


PENDIDIKAN JASMANI

DOSEN PENGAMPU : Felinda Sari, S.Pd., M.Or

Disusun Oleh :
Alfiah Pratama Umi Sarifah (220402023)
Sakinah Mawaddah Alrianti (220402026)
Tiara Salsabila (220402027)

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN JASMANI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang
berjudul “Dasar dan Falsafah Pendidikan Jasmani”, serta Tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Felinda Sari, S.Pd., M.Or selaku dosen
mata kuliah Asas dan Falsafah Pendidikan dan kawan kawan yang sudah
mendukung dan membantu proses penyelesaian makalah.
Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Kami merasa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengeetahuan dan pengalaman dari kami
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki lebih baik

Pringsewu, 8 November 2023

(Kelompok 2)

ii
DAFTAR ISI

JUDUL....................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan Jasmani ......................................................................... 2
A. Pengertian Pendidikan Jasmani ................................................. 2
B. Aspek Penting Pendidikan Jasmani .......................................... 3
2.2 Filsafat / Falsafah Pendidikan Jasmani ........................................... 2
A. Pengertian Filsafat /Falsafah ..................................................... 6
B. Jenis – Jenis Filsafat / Falsafah Pendidikan Jasmani ................ 8
C. Fungsi Filsafat / Falsafah Pendidikan Jasmani ......................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari
pendidikan umum. Lewat program penjas dapat diupayakan peranan pendidikan
untuk mengembangkan kepribadian individu. Tanpa penjas, proses pendidikan di
sekolah akan pincang.
Tujuan pendidikan jasmani yaitu untuk memberikan kesempatan kepada
anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus
mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional
dan moral.
Filsafat pendidikan jasmani adalah usaha untuk memahami atau mengerti
dunia pendidikan jasmani beserta makna dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya. Dengan memahami filsafat pendidikan jasmani akan sangat membantu
guru Pendidikan Jasmani untuk menemukan jawaban dari semua persoalan yang
dihadapi. Filsafat termasuk ilmu pengetahuan yang paling luas bahan kajiannya.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Jasmani ?
2) Apa aja aspek – aspek penting Pendidikan Jasmani ?
3) Apa yang dimaksud dengan filsafat / falsafah pendidikan jasmani ?
4) Apa aja Jenis – Jenis Filsafat / Falsafah Pendidikan Jasmani ?
5) Apa aja Fungsi dari Filsafat /Falsafah Pendidikan Jasmani?

1.3 Tujuan Penulisan


1) Untuk mengetahui apa itu Pendidikan Jasmani.
2) Untuk mengetahui apa saja aspek – aspek penting Pendidikan Jasmani.
3) Untuk mengetahui apa itu filsafat / falsafah pendidikan jasmani.
4) Untuk mengetahui apa saja Jenis – Jenis Filsafat / Falsafah Pendidikan
Jasmani
5) Untuk mengetahui apa saja Fungsi dari Filsafat /Falsafah Pendidikan Jasmani.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendidikan Jasmani


A. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari
pendidikan umum. Lewat program penjas dapat diupayakan peranan
pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu. Tanpa penjas,
proses pendidikan di sekolah akan pincang, Yang membedakannya dengan
mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan adalah gerak insani, manusia
yang bergerak secara sadar. Gerak itu dirancang secara sadar oleh gurunya
dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan
dan perkembangan anak didik. Amir (2023)
Tujuan pendidikan jasmani yaitu untuk memberikan kesempatan kepada
anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus
mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial,
emosional dan moral.
Sumbangan nyata pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan
keterampilan (psikomotor). Karena itu posisi pendidikan jasmani menjadi
unik, sebab berpeluang lebih banyak dari mata pelajaran lainnya untuk
membina keterampilan. Hal ini sekaligus mengungkapkan kelebihan
pendidikan jasmani dari pelajaran-pelajaran lainnya. Jika pelajaran lain lebih
mementingkan pengembangan intelektual, maka melalui pendidikan jasmani
terbina sekaligus aspek penalaran, sikap dan keterampilan. Ada tiga hal
penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani (Dauer
and Pangrazy, 1992) (dalam Rosdiani, 2012: 28), yaitu:
1) meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa,
2) meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya, serta
3) meningkatkan pengertian siswa dalam prinsip-prinsip gerak serta
bagaimana menerapkannya dalam praktek.

2
B. Aspek – Aspek Penting Pendidikan Jasmani
1. Kebugaran dan Kesehatan
Kebugaran dan kesehatan akan dicapai melalui program
pendidikan jasmani yang terencana, teratur dan berkesinambungan.
Dengan beban kerja yang cukup berat serta dilakukan dalam jangka
waktu yang cukup secara teratur, kegiatan tersebut akan berpengaruh
terhadap perubahan kemampuan fungsi organ-organ tubuh seperti
jantung dan paru-paru. Sistem peredaran darah dan pernapasan akan
bertambah baik dan efisien, didukung oleh sistem kerja penunjang
lainnya. Dengan bertambah baiknya sistem kerja tubuh akibat latihan,
kemampuan tubuh akan meningkat dalam hal daya tahan, kekuatan dan
kelentukannya. Demikian juga dengan beberapa kemampuan motorik
seperti kecepatan, kelincahan dan koordinasi.
Pendidikan jasmani juga dapat membentuk gaya hidup yang sehat.
Dengan kesadarannya anak akan mampu menentukan sikap bahwa
kegiatan fisik merupakan kebutuhan pokok dalam hidupnya, dan akan
tetap dilakukannya di sepanjang hayatnya. Sikap itulah yang kemudian
akan membawa anak pada kualitas hidup yang sehat, sejahtera lahir dan
batin, yang disebut dengan istilah wellness.
Konsep sehat dan sejahtera secara menyeluruh berbeda dengan
pengertian sehat secara fisik. Anak dididik untuk meraih gaya hidup
sehat secara total serta kebiasan hidup yang sehat, baik dalam arti
pemahaman maupun prakteknya. Kebiasaan hidup sehat tersebut bukan
hanya kesehatan fisik, tetapi juga mencakup juga kesejahteraan mental,
moral, dan spiritual. Tanda-tandanya adalah anak lebih tahan dalam
menghadapi tekanan dan cobaan hidup, berjiwa optimis, merasa aman,
nyaman, dan tenteram dalam kehidupan sehari-harinya.

2. Keterampilan Fisik
Keterlibatan anak dalam asuhan permainan, senam, kegiatan
bersama, dan lain-lain, merangsang perkembangan gerakan yang efisien

3
yang berguna untuk menguasai berbagai keterampilan. Keterampilan
tersebut bisa berbentuk keterampilan dasar misalnya berlari dan
melempar serta keterampilan khusus seperti senam atau renang. Pada
akhirnya keterampilan itu bisa mengarah kepada keterampilan yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tauhid (2017).

3. Terkuasainya konsep dan prinsip gerak


Pendidikan jasmani yang baik harus mampu meningkatkan
pengetahuan anak tentang konsip dan prinsip gerak. Pengetahuan tersebut
akan membuat anak mampu memahami bagaimana suatu keterampilan
dipelajari hingga tingkatannya yang lebih tinggi. Dengan demikian,
seluruh gerakannya bisa lebih bermakna. Sebagai contoh, anak harus
mengerti mengapa kaki harus dibuka dan bahu direndahkan ketika anak
sedang berusaha menjaga keseimbangannya.

4. Kemampuan Berfikir
Memang sulit diamati secara langsung bahwa kegiatan yang diikuti
oleh anak dalam pendidikan jasmani dapat meningkatkan kemampuan
berpikir anak. Namun demikian dapat ditegaskan di sini bahwa
pendidikan jasmani yang efektif mampu merangsang kemampuan
berpikir dan daya analisis anak ketika terlibat dalam kegiatan-kegiatan
fisiknya. Pola-pola permainan yang memerlukan tugas - tugas tertentu
akan menekankan pentingnya kemampuan nalar anak dalam hal
membuat keputusan.
Dalam kegiatan pendidikan jasmani banyak sekali adegan
pembelajaran yang memerlukan diskusi terbuka yang menantang
penalaran anak. Teknik gerak dan prinsip-prinsip yang mendasarinya
merupakan topik-topik yang menarik untuk didiskusikan. Peraturan
permainan dan variasi-variasi gerak juga bisa dijadikan rangsangan bagi
anak untuk memikirkan pemecahannya.

4
5. Kepekaan Rasa
Dalam hal olah rasa, pendidikan jasmani menempati posisi yang
sungguh unik. Kegiatannya yang selalu melibatkan anak dalam kelompok
kecil maupun besar merupakan wahana yang tepat untuk berkomunikasi
dan bergaul dalam lingkup sosial. Dalam kehidupan sosial, setiap
individu akan belajar untuk bertanggung jawab melaksanakan
peranannya sebagai anggota masyarakat. Di dalam masyarakat banyak
norma yang harus ditaati dan aturan main yang melandasinya. Melalui
penjas, norma dan aturan juga dipelajari, dihayati dan diamalkan.
Keterampilan yang dipelajari bukan hanya keterampilan gerak dan
fisik semata, melainkan terkait pula dengan keterampilan sosial, seperti
berempati pada orang lain, menahan sabar, memberikan respek dan
penghargaan pada orang lain, mempunyai motivasi yang tinggi, serta
banyak lagi. Seorang ahli menyebutnya dengan keterampilan hidup dan
kecerdasan emosional (emotional intelligence).

6. Keterampilan Sosial
Kecerdasan emosional atau keterampilan hidup bermasyarakat
sangat mementingkan kemampuan pengendalian diri. Dengan
kemampuan ini seseorang bisa berhasil mengatasi masalah dengan
kerugian sekecil mungkin. Anak yang rendah kemampuan pengendalian
dirinya biasanya ingin memecahkan masalah dengan kekerasan dan tidak
merasa ragu untuk melanggar berbagai ketentuan.
Pendidikan jasmani menyediakan pengalaman nyata untuk melatih
keterampilan mengendalikan diri, membina ketekunan dan motivasi diri.
Sebagai contoh, jika dalam sebuah proses penjas terjadi pertengkaran
antara dua orang anak, guru bisa segera menghentikan kegiatan seluruh
kelas dan mengundang mereka untuk membicarakannya.

5
7. Kepercayaan diri dan citra diri (self esteem)
Melalui pendidikan jasmani kepercayaan diri dan citra diri (self
esteem) anak akan berkembang. Secara umum citra diri diartikan sebagai
cara kita menilai diri kita sendiri. Citra diri ini merupakan dasar untuk
perkembangan kepribadian anak. Dengan citra diri yang baik seseorang
merasa aman dan berkeinginan untuk mengeksplorasi dunia. Dia mau
dan mampu mengambil resiko, berani berkomunikasi dengan teman dan
orang lain, serta mampu menanggulangi stress.
Cara membina citra diri ini tidak cukup hanya dengan selalu
berucap “saya pasti bisa” atau “ saya paling bagus”. Tetapi perlu
dinyatakan dalam usaha dan pembiasan perilaku. Di situlah penjas
menyediakan kesempatan pada anak untuk membuktikannya.

2.2 Filsafat Pendidikan Jasmani


A. Pengertian Filsafat
Filsafat pendidikan jasmani adalah usaha untuk memahami atau mengerti
dunia pendidikan jasmani beserta makna dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya. Sebagai mahasiswa atau guru pendidikan jasmani kita harus
memahami makna tentang filsafat pendidikan jasmani, hal ini sangat penting
supaya kita bisa menempatkan kedudukan pendidikan jasmani dalam proses
pembelajaran dan kehidupan sehari-hari. Nopiyanto, Raibowo & Arwin.
(2019).
Dengan memahami filsafat pendidikan jasmani akan sangat membantu
guru Pendidikan Jasmani untuk menemukan jawaban dari semua persoalan
yang dihadapi. Filsafat termasuk ilmu pengetahuan yang paling luas bahan
kajiannya, oleh karena itu untuk memahami dan mengerti filsafat secara
mendalam dapat dilakukan melalui tinjauan dari segi :
1. Etimologi
Secara etimologi kata filsafat berasal dari bahasa yang digunakan
di beberapa negara. Dalam bahasa Indonesia istilah filsafat mempunyai
padanan kata dengan falsafah. Falsafah berasal dari bahasa Arab dan

6
dalam bahasa Inggris di label sapa disebut philoshopia, serangan dalam
bahasa Jerman Belanda Prancis istilah filsafat disebut dengan
philosophie. Semua istilah itu bersumber pada istilah Yunani yaitu
philosophia. Istilah philein berarti mencintai, sedangkan philos berarti
teman, sophos berarti bijaksana sedangkan Sophia berarti kebijaksanaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat kita ketahui bahwa secara
etimologi apabila istilah filsafat mengacu pada asal kata philein dan
sophos maka artinya mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana. Apabila
filsafat mengacu pada asal kata philos dan Sophia maka artinya adalah
teman bijaksana. Jadi, sebagai mahasiswa atau guru Pendidikan Jasmani
harus memahami hubungan antara agama, sains, dan filsafat karena akan
meningkatkan pemahaman tentang pendidikan jasmani.

2. Segi Sikap
Filsafat adalah suatu sikap terhadap kehidupan dan alam semesta.
Bila seorang guru Pendidikan Jasmani dalam keadaan krisis menghadapi
masalah dalam pembelajaran atau peserta didik, maka dapat diajukan
pertanyaan bagaimana saya menghadapi keadaan seperti ini?
Tanggapan yang seperti di atas ini menumbuhkan sikap ketenangan,
keseimbangan emosional, dan mampu mengendalikan diri. Sikap dewasa
secara filsafat adalah sikap krisis, terbuka, toleran dan selalu bersedia
meninjau suatu masalah dari semua sudut pandang.

3. Segi Metode
Filsafat sebagai metode artinya sebagai cara berpikir secara
mendalam, penyelidikan yang digunakan alasan, berpikir secara hati-hati
dan teliti. Filsafat berusaha untuk memikirkan seluruh pengalaman
manusia secara mendalam dan jelas.

7
B. Jenis – Jenis Filsafat Pendidikan Jasmani
1. Metafisika
Metafisika berasal dari bahasa Yunani yaitu meta ta physika yang
dapat diartikan sesuatu yang ada di balik atau di belakang benda-benda
fisik. Dengan kata lain metafisika adalah persoalan tentang sifat realistas
dan sifat keberadaan. Metafisika adalah cabang filsafat yang berupaya
untuk menentukan sifat realitas dan untuk membedakan antara yang
nyata dan yang tidak nyata (mechikoff, 2014).

2. Epistomologi
Epistemologi dapat diartikan sebagai cabang filsafat yang
mempelajari asal mula pengetahuan. Dalam bahasa yang lain dapat
didefinisikan bahwa epistomologi adalah cabang filsafat yang meneliti
sifat pengetahuan dan bagaimana kita mengetahui sesuatu (mechikoff,
2014).
Sebagai contoh jika pikiran lebih nyata dan lebih nyata daripada
tubuh maka kita akan belajar melalui aktivitas intelektual. Sebaliknya
jika tubuh dan Indra dianggap sebagai cara terbaik untuk mengumpulkan
pengetahuan, maka posisi metafisika kita akan mencerminkan
epistemologis ini.

3. Logika
Logika dapat didefinisikan sebagai ilmu, kecakapan atau alat untuk
berpikir secara lurus. Dengan demikian yang menjadi objek material
logika adalah pemikiran sedangkan objek formalnya adalah keseluruhan
berpikir.

8
4. Etika
Istilah etika atau moral dalam bahasa Indonesia atingkah laku atau
perbuatan manusia, perbuatan yang dilakukan secara sadar dan bebas.
Dengan demikian perbuatan yang dilakukan secara tidak sadar dan tidak
bebas tidak dapat dikenai dengan penilaian bermoral atau tidak bermoral.
Tujuan etika dalam pandangan filsafat adalah mendapatkan ide
yang sama bagi manusia setiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah
laku yang baik dan buruk. Freeman (2001 : 210) menyarankan lima dasar
dari etika yang harus diberikan yaitu :
a) Keadilan dan persamaan
b) Hormat terhadap diri sendiri
c) Hormat dan pertimbangan terhadap yang lain
d) Menghormati peraturan dan kewenangan
e) Rasa terhadap perspektif dan nilai relatif

5. Estetika
Secara etimologi, estetika berasal dari kata Yunani yaitu Aisthetika
yang artinya hal-hal yang dapat diserap dengan Indera. Jika etika
digambarkan sebagai teori tentang baik dan buruk maka estetika
digambarkan sebagai kajian filsafat tentang keindahan dan kejelekan.

C. Fungsi Filsafat Penjas


Wuest dan bucher (1995 : 18-20) menyatakan bahwa filsafat pendidikan
jasmani berfungsi sebagai berikut
1. Mengungkapkan dengan jelas nilai-nilai dari pendidikan jasmani
2. Menghasilkan peningkatan praktik profesional
3. Menuntut untuk menjadi profesional
4. Menyediakan arah untuk guru dan program individu
5. Berkontribusi dalam menanamkan nilai-nilai sosial
6. Membantu guru menjadi lebih dekat dengan sesama profesi

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tujuan pendidikan jasmani adalah memberikan kesempatan kepada anak
untuk mempelajari berbagai kegiatan yang dapat membina sekaligus
mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional
dan moral.
Filsafat pendidikan jasmani adalah usaha untuk memahami atau mengerti
dunia pendidikan jasmani beserta makna dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya fungsi filsafat pendidikan jasmani yaitu mengungkapkan dengan jelas
nilai-nilai dari pendidikan jasmani, menghasilkan peningkatan praktik profesional,
menuntut untuk menjadi profesional, menyediakan arah untuk guru dan program
individu, membuat masyarakat sadar bahwa pendidikan jasmani berkontribusi
dalam menanamkan nilai-nilai sosial, membantu guru menjadi lebih dekat dengan
sesama profesi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asih, S. (n.d.). Aliran idealisme dalam penjas. Academia.edu - Share research.


https://www.academia.edu/23605421/aliran_idealisme_dalam_penjas

Budiarti, A., Rahmadani, A., Fauziati, E. (2022). PERSPEKTIF REALISME


TERHADAP PENGGUNAAN METODE INQUIRY LEARNING.
ELEMENTA: JURNAL PGSD STKIP PGRI BANJARMASIN, 41(1), 25-
31. https://jurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/pgsd/article/view/1775

Freeman, R.E. dan J. McVea. 2001. “A Stakeholder Approach to Strategic


Management.”

Hanif, A.S, & Setiawan, I. (2021). Asas, Sejarah, Dan Falsafah Olahraga -
Rajawali Pers. PT. RajaGrafindo Persada.

Makalah Azaza Dan Falsafah Penjas. (n.d.). ILMU PENGETAHUAN.


https://ilmu1988.blogspot.com/2016/05/makalah-azaza-dan-falsafah-
penjas.html?m

Mechikoff, Robert A. (2010). A History and Philosophi of Sport and Physichal


Edu-cation. New York: McGraw Hill.

Nopiyanto, Y. E., Raibowo, S., & Arwin. (2019). Filsafat Pendidikan Jasmani &
Olahraga. El Markazi.

Prof Nyak Amir, M. (2023). Kompetensi Dan SUPERVISI PENDIDIKAN


JASMANI (Suatu Pendekatan Praktik). CV. Naskah Aceh.

Rosdiani, Dini. 2012. Model Pembelajaran Langsun dalam Pendidikan Jasmani


Dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta

11
Tauhid, F. (2017, October 20). Asas Dan falsafah pendidikan jasmani Di sekolah.
F'T BLOG. https://fazri012.blogspot.com/2017/10/asas-dan-falsafah-
pendidikan-jasmani-di.html?m=1

Wuest Deborah, A., & Bucher Charles, A. (1995). Foundations of physical


education and sport. McGraw-Hill.

12

Anda mungkin juga menyukai