Dosen Pengampu :
Irwansyah Siregar S.Pd, M.Pd
DISUSUN OLEH :
1. Tuti Widia Ninggsi
2. Tiara Chandra Sari Harefa
3. Eza Bona artha Sumbayak
4. Pedro Radil Jemana Penggurun
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang Dasar
dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Saya berterimah kasih kepada bapak dosen yang
bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya selama saya mengikuti mata
perkuliahan.
Saya menyadari masih ada kesalahan dalam mengerjakan makalah tersebut dan saya
mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnakan tugas ini. Akhir kata saya ucapkan
terima kasih jika ada salah kata saya mohon maaf assalamualikaum warahmatullahi
wabarokatu.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Tujuan.............................................................................................................................
C. Manfaat...........................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Defenisi filsafat Pendidikan Jasmani..............................................................................
B. Ruang lingkup Pendidikan Jasmani................................................................................
C. Tujuan & Manfaat Pendidikan Jasmani..........................................................................
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat pendidikan jasmani adalah bidang yang tergolong masih baru dan berkaitan
dengan penerapan filsafat dalam proses pendidikan jasmani dan olahraga. Filsafat pendidikan
jasmani memiliki tujuan untuk memanfaatkan aktivitas fisik guna menghasilkan perubahan
dalam kualitas individu, baik secara fisik, mental, maupun emosional.
Filsafat pendidikan jasmani dan olahraga juga mencakup pandangan tentang pengembangan
dan perawatan tubuh, pengembangan kemampuan motorik, serta pengembangan nilai-nilai
melalui aktivitas fisik.
Dalam pendidikan jasmani, terdapat penanaman formal pengetahuan dan nilai-nilai melalui
aktivitas fisik, yang meliputi latihan fisik, senam, dan permainan atletik.
Salah satu aliran filsafat yang relevan dalam pendidikan jasmani adalah pragmatisme. Aliran
ini menekankan pentingnya belajar melalui pengalaman dan aktivitas sosial dalam mencapai
nilai-nilai social.
John Dewey, seorang tokoh pragmatisme, mengemukakan bahwa belajar sambil berbuat atau
memperoleh pengetahuan dari pengalaman adalah dasar pendidikan pragmatis.
Dalam konteks pendidikan jasmani, filsafat pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran
penting dalam mengembangkan individu secara holistik, baik secara fisik, mental, maupun
emosional. Melalui aktivitas fisik, individu dapat memperoleh pengetahuan, meningkatkan
prestasi, dan mengembangkan nilai-nilai social.
Namun, penting untuk dicatat bahwa filsafat pendidikan jasmani masih merupakan bidang
yang terus berkembang, dan terdapat berbagai pandangan dan teori yang dapat dikaji lebih
lanjut untuk memperdalam pemahaman tentang pendidikan jasmani dan olahraga.
B. Tujuan
C. Manfaat
Defenisi Menurut Prof. Dr. H.J.S Husdarta, M.Pd, pengertian filsafat olahraga adalah
cabang dari ilmu filsafat yang berupaya menganalisis konsep akan olahraga sebagai kegiatan
manusia. Beberapa isu yang dibahas dalam filsafat olahraga meliputi aspek metafisika,
filsafat etika dan moral, filsafat hukum, filsafat politik, dan estetika. Perspektif filosofis pada
olahraga berawal di Yunani Kuno dan kemudian kembali berkembang pada abad ke-20.
Filsafat olahraga juga melihat hubungan metafisika antara olahraga dengan kesenian dan
permainan, permasalahan etika terkait nilai-nilai dan keadilan, serta isu-isu sosiopolitis pada
umumnya.
Menurut Prof. Dr. H.J.S. Husdarta, M.Pd, ruang lingkup pendidikan jasmani mencakup
beberapa aspek yang meliputi:
1. Pembentukan Gerak Dasar: Ruang lingkup pendidikan jasmani mencakup
pembentukan gerak dasar, termasuk keinginan untuk bergerak, menghayati ruang
waktu dan bentuk, mengenal kemungkinan gerak diri sendiri, memiliki keyakinan
gerak dan perasaan sikap (kinestetik), serta memperkaya kemampuan gerak.
2. Pengembangan Kemampuan Motorik: Pendidikan jasmani juga bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan motorik peserta didik, seperti kekuatan, kelenturan,
kecepatan, kelincahan, keseimbangan, dan koordinasi.
3. Peningkatan Kebugaran Jasmani: Ruang lingkup pendidikan jasmani juga mencakup
peningkatan kebugaran jasmani peserta didik, seperti daya tahan tubuh dan kekuatan
fisik.
4. Pengetahuan tentang Olahraga: Pendidikan jasmani juga memberikan pengetahuan
tentang berbagai aspek olahraga, seperti aturan, strategi, dan sejarah olahraga.
5. Pembentukan Sikap Sportif: Pendidikan jasmani berupaya untuk membentuk sikap
sportif pada peserta didik, seperti fair play, kerjasama, dan menghargai lawan.
6. Pembiasaan Pola Hidup Sehat: Ruang lingkup pendidikan jasmani juga mencakup
pembiasaan pola hidup sehat, seperti pentingnya olahraga teratur dan menjaga
kebugaran tubuh.
7. Pembentukan Karakter: Pendidikan jasmani juga memiliki peran dalam pembentukan
karakter peserta didik, termasuk aspek mental, emosional, spiritual, dan sosial
Pendidikan jasmani memiliki ruang lingkup yang meliputi beberapa aspek. Menurut Prof.
Firmansyah Dlis, M.Pd dan rekan-rekannya, ruang lingkup pendidikan jasmani mencakup:
1. Perkembangan keterampilan motorik: Pendidikan jasmani bertujuan untuk mendorong
perkembangan keterampilan motorik peserta didik, seperti kekuatan, kelenturan,
kecepatan, kelincahan, keseimbangan, dan koordinasi.
2. Kemampuan fisik: Pendidikan jasmani juga berfokus pada pengembangan
kemampuan fisik peserta didik, seperti kebugaran jasmani, daya tahan, dan kekuatan
tubuh.
3. Pengetahuan: Pendidikan jasmani juga memberikan pengetahuan tentang berbagai
aspek olahraga, seperti aturan, strategi, dan sejarah olahraga.
4. Sikap sportifitas: Pendidikan jasmani juga bertujuan untuk membentuk sikap
sportifitas pada peserta didik, seperti fair play, kerjasama, dan menghargai lawan.
5. Pembiasaan pola hidup sehat: Pendidikan jasmani juga berperan dalam membiasakan
peserta didik dengan pola hidup sehat, seperti pentingnya olahraga teratur dan
menjaga kebugaran tubuh.
6. Pembentukan karakter: Pendidikan jasmani juga memiliki peran dalam pembentukan
karakter peserta didik, termasuk aspek mental, emosional, spiritual, dan sosial
4. Judul Buku : Filsafat Ilmu Keolahraga
Penulis : Dr. Made Prono, M.Hum
Penerbit : Unesa University
Filsafat ilmu keolahragaan adalah cabang filsafat yang membahas tentang hakikat, logika,
nilai, dan manfaat dalam ilmu keolahragaan. Dalam filsafat ilmu keolahragaan, terdapat tiga
landasan utama yang digunakan untuk mempelajari masalah-masalah dalam ilmu
keolahragaan, yaitu epistemologi, ontologi, dan aksiologi.
Epistemologi: Pembahasan epistemologi dalam filsafat ilmu keolahragaan berkaitan
dengan cara berpikir atau logika yang membentuk argumen dalam ilmu keolahragaan.
Hal ini melibatkan pemahaman tentang cara memperoleh pengetahuan dalam ilmu
keolahragaan.
Ontologi: Pembahasan ontologi dalam filsafat ilmu keolahragaan lebih berfokus pada
teori tentang hakikat dalam ilmu keolahragaan. Ini melibatkan pemahaman tentang
apa yang menjadi objek kajian dalam ilmu keolahragaan dan bagaimana hakikatnya.
Aksiologi: Pembahasan aksiologi dalam filsafat ilmu keolahragaan membahas
masalah nilai dan manfaat olahraga. Ini mencakup nilai-nilai etis, estetis, dan politis
yang terkait dengan olahraga serta manfaat yang dapat diperoleh dari partisipasi
dalam kegiatan olahraga.
Filsafat ilmu keolahragaan juga dapat dianalisis dengan menggunakan berbagai pendekatan
dan teori seperti fenomenologi, eksistensialisme, pragmatisme, Marxisme baru, teori kritis,
hermeneutisme, strukturalisme baru, dan pascastrukturalisme. Selain itu, terdapat juga
pendekatan filsafat yang berkembang di negara-negara Asia, baik itu filsafat modern maupun
tradisional.
Dengan memahami filsafat ilmu keolahragaan, kita dapat mengembangkan pemahaman yang
lebih dalam tentang hakikat, logika, nilai, dan manfaat dalam ilmu keolahragaan. Hal ini
dapat membantu dalam merumuskan pendekatan dan strategi pembelajaran yang relevan,
serta mendorong perkembangan fisik, mental, dan sosial melalui kegiatan olahraga.
Prof. Dr. Achmad Sofyan Hanif, M.Pd adalah seorang pendidik dan penulis yang
memiliki karya-karya dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga. Beliau telah menulis
beberapa buku, antara lain "Buku Referensi Olahraga Prestasi" (2006), "Buku Pedoman
Biomekanik dan Kebugaran Jasmani" (2008), dan "Buku Pedoman Antropometri dan
Kapasitas Fisik Olahragawan" (2008).
Dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga, filsafat pendidikan jasmani dapat
diartikan sebagai pendekatan filosofis yang digunakan dalam mengembangkan dan
memahami konsep, tujuan, dan nilai-nilai yang mendasari pendidikan jasmani. Filsafat
pendidikan jasmani dapat melibatkan pemikiran tentang tujuan pendidikan jasmani, nilai-nilai
yang ingin ditanamkan melalui aktivitas fisik, dan pandangan tentang pentingnya pendidikan
jasmani dalam pembentukan karakter dan kesejahteraan individu.
Salah satu sumber yang relevan adalah sebuah makalah yang membahas implikasi
aliran filsafat pragmatisme di bidang pendidikan jasmani dan olahraga. Makalah tersebut
menyajikan pemikiran dan analisis mengenai pendekatan pragmatisme dalam konteks
pendidikan jasmani dan olahraga. Namun, makalah ini tidak secara khusus mengutip
pendapat Drs. Akor Sitepu, M.Pd.
Selain itu, terdapat juga sumber yang membahas tentang filsafat pendidikan jasmani secara
luas. Pendidikan jasmani adalah penanaman formal pengetahuan dan nilai-nilai melalui
aktivitas fisik. Definisi yang lebih luas dari pendidikan jasmani mencakup instruksi dalam
pengembangan dan perawatan tubuh, dari latihan kalistenik sederhana hingga pelatihan
kebersihan, senam, dan kinerja dan manajemen permainan atletik. Filsafat pendidikan
jasmani dan olahraga merupakan bidang yang tergolong masih baru, di mana para ahli dalam
pendidikan jasmani dan olahraga berkolaborasi dengan ahli filsafat untuk menganalisis
olahraga, gerak manusia, permainan, dan aktivitas fisik dari perspektif filosofis.
Ruang lingkup filsafat jasmani dan olahraga melibatkan pemikiran tentang keterlibatan
manusia dalam aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani dilakukan melalui berbagai aktivitas
fisik seperti permainan, olahraga, rekreasi, dan petualangan lainnya. Beberapa ruang lingkup
pendidikan jasmani yang disebutkan dalam buku "Filsafat Pendidikan Jasmani & Olahraga"
oleh Yahya Eko Nopiyanto dkk adalah:
1. Permainan dan Olahraga: Permainan dan olahraga digunakan sebagai media
pembelajaran dalam pendidikan jasmani. Melalui permainan dan olahraga, guru dapat
menanamkan nilai-nilai kehidupan pada peserta didik, seperti kerja sama, disiplin,
sportivitas, dan kejujuran.
2. Aktivitas Pengembangan: Meliputi mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran
jasmani, bentuk postur tubuh, dan aktivitas lainnya.
3. Aktivitas Senam: Meliputi ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,
ketangkasan dengan alat, dan senam lainnya.
Ruang lingkup pendidikan jasmani juga mencakup aspek-aspek seperti pengembangan
keterampilan motorik, pengetahuan, sikap sportifitas, pembiasaan pola hidup sehat, dan
pembentukan karakter (mental, emosional, spiritual, dan sosial) dalam rangka mencapai
tujuan sistem pendidikan nasional.
Pendidikan jasmani memiliki manfaat yang penting bagi perkembangan individu. Berikut
adalah beberapa manfaat pendidikan jasmani:
1. Pengembangan Keterampilan Motorik: Pendidikan jasmani membantu
mengembangkan keterampilan motorik, seperti keterampilan gerak, koordinasi,
keseimbangan, dan kecepatan.
2. Peningkatan Kemampuan Fisik: Melalui pendidikan jasmani, seseorang dapat
meningkatkan kebugaran fisiknya, termasuk kekuatan otot, daya tahan, fleksibilitas,
dan kelincahan.
3. Pembentukan Karakter: Pendidikan jasmani juga berperan dalam pembentukan
karakter, seperti sikap sportifitas, disiplin, kerjasama, tanggung jawab, dan kejujuran.
4. Pembiasaan Pola Hidup Sehat: Melalui pendidikan jasmani, individu diajarkan
tentang pentingnya gaya hidup sehat, termasuk pola makan yang seimbang, olahraga
teratur, dan menjaga kebugaran tubuh.
5. Peningkatan Kesehatan Mental: Aktivitas fisik dalam pendidikan jasmani dapat
membantu mengurangi stres, meningkatkan suasana hati, dan meningkatkan
kesejahteraan mental.
6. Pembelajaran Sosial: Melalui interaksi dalam kegiatan olahraga dan permainan,
pendidikan jasmani membantu dalam pembelajaran sosial, seperti kerjasama,
komunikasi, dan pengembangan hubungan sosial.
7. Peningkatan Konsentrasi dan Kinerja Akademik: Aktivitas fisik dalam pendidikan
jasmani dapat meningkatkan konsentrasi, memperbaiki kemampuan belajar, dan
meningkatkan kinerja akademik.
8. Meningkatkan Kualitas Hidup: Dengan menjaga kebugaran jasmani melalui
pendidikan jasmani, individu dapat meningkatkan kualitas hidupnya secara
keseluruhan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat pendidikan jasmani adalah pemikiran mendalam tentang pendidikan jasmani dan
olahraga yang melibatkan analisis dan pemahaman tentang sifat, nilai, tujuan, dan cakupan
pendidikan jasmani dan olahraga. Filsafat pendidikan jasmani membantu guru pendidikan
jasmani dalam mengambil keputusan dalam kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan
pembelajaran. Selain itu, filsafat pendidikan jasmani juga mempertimbangkan aspek mental
dalam keterlibatan seseorang dalam kegiatan olahraga atau aktivitas jasmani.
Filsafat pendidikan jasmani juga melibatkan pemikiran tentang konsep-konsep abstrak yang
terkait dengan pendidikan jasmani, seperti peran olahraga, gerakan manusia, permainan, dan
aspek-aspek lainnya dari perspektif filosofis. Melalui pemahaman filsafat pendidikan
jasmani, guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai, memahami nilai-
nilai yang terkandung dalam aktivitas fisik, dan membantu siswa mencapai perkembangan
fisik, mental, dan sosial yang optimal.
Saran
Filsafat pendidikan jasmani membantu dalam memahami makna dan tujuan dari pendidikan
jasmani. Hal ini memudahkan para pendidik dalam merumuskan arti, fungsi, dan tujuan
pendidikan jasmani, sehingga dapat menghindari tindakan yang menyimpang dari makna
hakikat tersebut.
Filsafat pendidikan jasmani membantu dalam mengintegrasikan nilai-nilai dalam
pembelajaran. Dengan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam aktivitas fisik, pendidik
dapat membantu siswa mengembangkan sikap sportifitas, disiplin, kerjasama, tanggung
jawab, dan kejujuran.