Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIDIKAN DASAR DASAR

SAINS
“PROSPEKTIF FILSAFAT NILAI NILAI OLAHRAGA”

Disusun oleh :

Kelas : Penjas 1-F

Dwi bintang prayogo (2315030090)


M Fadilah akbar (2315030108)
Septiano aswin d.s (2315030101)
Shendi rizki syahputra (2315030139)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN,


OLAHRAGA DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN
SAINS UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI
KEDIRI
Tahun Ajaran 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah,dan inayah-Nya kepada kami

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Penulis

Kelompok 14
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................................1
B. Rumusan masalah ...........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqidah ..........................................................................................2
B. Pengertian Syari`ah................................................................................................... 3
C. Pengertian Akhlaq .....................................................................................................3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................... 4
B. Saran ...............................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya pendidikan jasmani adalals proses yang memanfaatkan


aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan dalam kualitas diri seseorang baik
dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan
sescoring sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, dari pada hanya
menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fiuk dan mentalnya
pendidikan jasmani adalah suatu ilmu pendidikan yang memiliki kajian yang
begitu luas. Titik fokusnya adalah memberikan peningkatan pada gerak fungsi.
Lebih utamanya penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak seseorang dan
wilayah pendidikan lainnya hubungan dari perkembangan tubuh fisik dan
fikiran serta jiwanya. Pendidikan diartikan dengan sebagai ungkapan dan
kalimat namun pada akhimya memiliki esensi yang sama dimana jika
disimpulkan akan bermakna jelas bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan alat
fisik untuk pengembangan kebutuhan manusia. Dalam kaitannya diartikan
bahwa melalui fisik aspek mental dan emosional turut terkembangkan, bahkan
sampai pada penekanan yang cukup dalam, Berbeda dengan bidang lain
misalnya pendidikan moral, yang penekanannya bent-benar pada perkembangan
moral, tetapi aspek fisik tidak terkembangkan baik langsung maupun tidak
sungguh, pendidikan jasmani ini karenanya harus menyebabkan perbaikan
dalam pikiran dan tubuh yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian
seseorang.

A. Rumusan Masalah

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ?


2. Pengertian Filsafat?
3. Pengertian nilai dasar filsafat pendidikan jasmani?

B. Tujuan Permasalahan

1. Mengetahui dan memahami tentang dasar filsafat pendidikan jasmani

2. Mengetahui dan memahami tentang filsafat olahraga

3. Mengetahui dan memahami tentang nilai dasar filsafat pendidikan jasmani

4. Mengetahui perbedaan pendidikan jasmani dan olahraga


BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Fibafat Pendidikan Jasmani

Filsafe pendidikan jasmani bertujuan mengarahkan guna pendidikan jasmani dalam


menetapkan keputusan dan tindakan yang dihadapi dalam pendidikan jasmani.
Fungsi dari pendidikan jasmani, yaitu:
a)Mangkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan swa
b) Meningkatkan penguasaan keterampilan fisik
c) Meningkatkan pengertian siswa dalam prinsip prinsip gerak serta

Filsafat Olahraga
Filsafat Olahraga merupakan pemikiran tentang keterlibatan manus dalam aktivitas
jasmani. Mengkaji pendidikan jasmani dan olahraga star berta ponu pemikiran
filsafat akan mendukung penjelasan dan pemahaman tentang sifat, mitai tujuan, dan
cakupan pendidikan jasmani dan olahraga Seperti filsafa lainnya, dalam olahraga
ada beberapa konsep yang perlu dikaji secara menitalim Konsep ini bersifat abstrak
Walau kita taha hata kiimsep ini abstrak, tetapi didalam komep ini ada maka
tertentu, walau perbedaan maka pada setiap individu berbeda-beda tentang ini.
A. Syari’ah

Komponen Islam yang kedua adalah syari’ah yang berisi peraturan dan perundang-
undangan yang mengatur aktifitas yang seharusnya dikerjakan manusia. Syari’at adalah
sistem nilai yang merupakan inti ajaran Islam. Syari’ah aatau sistem nilai Islam yang
diciptakan oleh Allah sendiri. Dalam kaitan ini, Allah disebut Syaari atau pencipta hukum.

1. Syari’at yang mengatur hubungan manusia secara vertikal dengan Allah (ibadah
mahdah/khusus). Disebut ibadah mahdah karena sifatnya yang khas dan sudah ditentukan
secara pasti oleh Allah dan dicontohkan secara rinci oleh Allah. Dalam konteks ini, syari’at
berisikan ketentuan tentang tata cara peribadatan manusia kepada Allah, seperti kewajiban
shalat, puasa, zakat, haji.

2. Syari’at yang mengatur hubungan manusia secara horizontal dengan sesama dan makhluk
lainnya (mu’amalah). Mu’amalah meliputi ketentuan perundang- undangan yang mengatur
segala aktivitas hidup manusia dalam pergaulan dengan sesamanya dan alam sekitarnya.3

Adanya sistem mu’amalah ini membuktikan bahwa Islam tidak meninggalkan urusan dunia,
bahkan tidak pula melakukan pemisahan terhadap persoalan dunia maupuu akhirat. Bagi
Islam, ibadah yang diwajibkan Allah atas hambanya bukan sekedar bersifat formal belaka,
melainkan disuruhnya agar semua aktivitas hidup dijalankan manusia hendaknya bernilai
ibadah. Ajaran ini sesuai dengan ajaran Islam tentang tujuan diciptakannya manusia supaya
beribadah.

Hubungan horizontal ini disebut pula dengan ibadah gairu mahdah / umum karena sifatnya
umum, di mana Allah atau Rasul-Nya tidak memerinci macam dan jenis perilakunya, tetapi
hanya memberikan prinsip dasarnya saja.

B. Akhlaq

Akhlaq merupakan komponen dasar Islam yang ketiga yang berisi ajaran tentang
perilaku atau sopan santun. Akhlaq maupun syari’ah pada dasarnya membahas perilaku
manusia, tetapi yang berbeda di antaranya adalah obyek materia. Syari’ah melihat perbuatan
manusia darin segi hukum yaitu: wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram. Sedangkan aklaq
melihat perbuatan manusia dari segi nilai / etika, yaitu perbuatan baik ataupun buruk.

Akhlaq merupakan sistematika Islam, sebagai sistem, akhlaq memiliki spektrum yang luas,
mulai sikap terhadap dirinya, orang lain, dan makhluk lain, serta terhadap Allah SWT.

Islam sebagai agama akhir yang tetap mutakhir mempunyain system sendiri yana bagian
– bagiannya saling berhubungan dan bekerja sama untuk untuk mencapai tujuan.
Yang diberikan agama Islam kepada manusia adalah :

1. pegangan hidup akidah.

2. jalan hidup syari’ah

3. sikap hidup yang mengarahkan perbuatan akhlak

Ketiga-tiganya merupakan ilmu ilahi yang bersifat abadi yang menjadi sumber inisiasi yang
tidak abadi dalam semua disiplin ilmu.

Adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi manusia lainya
memindahkan nilai dan norma yang kepada orang lain dalam masyarakat.

Yang dimaksud pendidikan islam adalah proses penyampaian informasi dalam rangka
pembentukan insan dan bertaqwa agar manusia menyadari kedudukannya, tugas dan
fungsinya .Didunia ini baik sebagai abdi maupun kahalifahnya dibumi.

Dalam konfrensi pendidikan di mekkah, tujuan pendidikan islam adalah untuk membina
insan yang beriman dan bertaqwa yang mengabdikan dirinya hanya kepada Allah membina
serta memelihara alam sesuai dengan syari’ah serta memanfaatkannya dengan akidan dan
akhlak.5
B.FILSAFAT OLAHRAGA

Filsafat olahraga adalah cabang dari ilmu filsafat yang berupaya menganalisa konsep
akan olahraga sebagai kegiatan manusia. Beberapa isu yang dibahas dalam filsafat olahraga
di antaranya dari aspek metafisika, filsafat etika dan moral, filsafat hukum, filsafat politik,
dan estetika.[1] Perspektif filosofis pada olahraga berawal di Yunani Kuno dan kemudian
kembali berkembang pada abad ke-20 berkat Paul Weiss dan Howard Slusher.[1][2][3]
Perspektif filosofis olahraga juga melihat hubungan metafisika antara olahraga
dengan kesenian dan permainan, permasalahan etika terkait nilai-nilai dan keadilan, serta isu-
isu sosiopolitis pada umumnya.[1]

Filsafat olahraga dari waktu ke waktu


Yunani Kuno
Yunani Kuno adalah tempat kelahiran filsafat kuno dan olahraga Olimpiade, keduanya
saling berkaitan di mana filsafat sangat berpengaruh dalam penampilan atletis di Yunani
kuno. Pada masa tersebut, kepemimpinan seseorang diukur melalui kemampuan
berolahraganya. Hal ini dapat dilihat pada karya sastra Odisseia oleh Homeros yang
menarasikan perhelatan olahraga oleh masyarakat Skeria.[4] Olahraga dipandang sebagai
suatu hal yang dapat dikaji secara epistemik melalui proses metodologis yang
memperbolehkan kita melihat kebenaran objektif potensi atletik seseorang dengan
melibatkan orang tersebut dalam suatu pertandingan olahraga. Kemampuan atletik dinilai
sebagai jalan untuk menjawab persoalan kesenjangan sosial. Olahraga dinilai sebagai
pendidikan moral. Plato bahkan mendorong keterlibatan wanita dalam olahraga untuk
memperkaya moral mereka. Aristoteles menekan kegiatan fisik sebagai sebuah tanggung
jawab etis.[1]
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Kerangka dasar ajaran Islam adalah cetak biru ajaran Allah SWT kepada utusan
Allah. Dimana di dalam kerangka dasar ajaran terdapat tiga bagian utama yang
saling berkaitan, yaitu: Aqidah, Syari‟ah, dan Akhlak. Aqidah merupakan
akar(dasar) dari setiap perbuatan manusia. Sedangkan Syaria‟ah adalahperbuatan-
perbuatan yang merupakan wujud dari aqidah. Dari penetapan aqidah dan
perwujudannya berupa Syari‟ah muncullah buah berupa kebermanfaatannya baik
bagi diri sendiri maupaun orang lain yang disebut dengan akhlak.
B.Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini dan dan penulisan makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya. Semoga makalah
ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSAKA

Ali, Muhammad Daud. 2003. Pendidikan Agama Islam. Jakarta Rajawali Pers.

Tim Fisip UT. 2007. Materi Pokok Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Departemen Agama.

Daudy, Ahmad. 1997. Kuliah Aqidah Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Abuddin Nata. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta Pranada Media Group. Atang Abdul
Hakim dan Jaih Mubarok Mubarok 2009. Metodologi Studi Islam.

Anda mungkin juga menyukai