Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Bab I Budi Pekerti

DOSEN PEMBIMBING
DARDA ABDULLAH SJAM

DISUSUN OLEH
Henita Komariah (195060042)
Aprilia Nengsih (195060051)
Dinda (1950600 )

UNIVERSITAS PASUNDAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2019-2020
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Tuhan yang maha Esa dan salam selalu tercurahkan
kepadaNya.Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami kelompk 2 mampu menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah PENDIDIKAN BUDI PEKERTI. .Agama
sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut
pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selama empat
belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan
pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya.

         Makalah ini kami susun agar dapat memperluas ilmu tentang kerukunan antar umat
beragama, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi,
dan berita.. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada semua pendengar khususnya para mahasiswa Universitas
Kanjuruhan Malang.kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada dosen dan teman-teman kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
teman-teman.

Bandung, 4 Oktober 2019 

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………......
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………............
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah pemikiran tentang budi pekerti……………………………………………………...
B. Teori perkembangan moral dalam budipekerti………………………………………………
C. Pendidikan budi pekerti dalam proses edukasi dan transformasi……………………………
D. Pendidikan budi pekerti di era reformasi - globalisasi………………………………………
BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan dan saran……………………………………………………………………...

B. Daftar Pustaka……………………………………………………………………………...
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budi pekerti merupakan istilah dari bahasa jawa yakni budi yang artinya pikir serta
pakerti yang artinya perbuatan. Dengan begitu, bisa disimpulkan jika pengertian budi
pekerti ialah sikap maupun perilaku seseorang, prilaku keluarga, atau masyarakat yang
berkaitan erat dengan norma maupun etika.
Menurut terminologi, pengertian budi pekerti ialah nilai-nilai perilaku manusia dan
diukur berdasarkan kebaikan dan keburukannya lewat ukuran norma agama, hukum,
norma tata krama, serta sopan santun, ataupun budaya/ adat istiadat sebuah
masyarakat/bangsa.
Adapun pengertian budi pekerti ialah sebuah upaya pembentukan, peningkatan,
pengembangan, pemeliharaan serta perbaikan perilaku pada peserta didik supaya mau
dan dapat melaksanakan tugas hidupnya dengan selaras, serasi, dan seimbang diantara
lahir batin, material spiritual, jasmani-rohani, dan juga individusosial.

Pengertian Budi Pekerti Menurut Para Ahli

Ki Sugeng Subagya (2010)

Pengertian budi pekerti Menurutnya ialah perbuatan yang dibimbing pikiran; perbuatan
yang termasuk realisasi isi pikiran; ataupun perbuatan yang dikendalikan pikiran.

Ensiklopedia Pendidikan

Berdasarkan Ensiklopedia Pendidikan, pengertian Budi Pekerti ialah kesusilaan yang


mencakup dari segi-segi kejiwaan maupun perbuatan manusia. Sementara itu, manusia
susila ialah manusia yang memiliki sikap lahiriyah serta batiniyah yang sesuai terhadap
norma etik & moral.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah ini kita akan membahas tentang teori-toeri dan perkembangan yang
ada di dalam Budi Pekerti, yang meliputi:
1. Pengertian Tentang Budi Pekerti
2. Sejarah Pemikiran Tentang Budi Pekerti
3. Teori Perkembangan Moral dalam Budi Pekerti
4. Pendidikan Budi Pekerti dalam Proses Edukasi dan Transformasi
5. Pendidikan Budi Pekerti di Era Reformasi-Globalisasi

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan pembuatan makalah ini diharapkan para pendidik melakukan berbagai usaha dalam
melakukan perbaikan pelaksanaan pendidikan budi pekerti untuk mewujudkan upaya
keteladanan, pembiasaan, pengalaman, pebuatan sikap, dan pikiran serta pendokisian
lingkungan. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik,
warga masyarakat, dan warga negara yang baik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH PEMIKIRAN TENTANG BUDI PEKERTI


Kata Budi pekerti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalahtingkah laku, perangai,
akhlak. Budi pekerti mengandung makna perilaku yangbaik, bijaksana, serta manusiawi.
Di dalam perkataan itu tercermin sifat, watakseseorang dalam perbuatan sehari-hari. Budi
pekerti sendiri mengandungpengertian yang positif, namun mungkin pelaksanaannya
yang negatif..Ada juga yang berpendapat  bahwa budi pekerti atau moral dalam
pengartianyang terluas adalah pendidikan. dengan kata lain budi pekerti mempelajari
artidiri sendiri (kesadaran diri) dan penarapan dari arti itu dalam bentuktindakan.
Kalau kita runut dari sejarahnya, masalah budi pekerti telah lama menjadi masalah hidup
manusia.Seperti tercermin pada lempengan tanah liat tersebut, yang menurut beberapa
pakar sejarah dijelaskan secara rinci factor penyebabnya, yaitu berassal dari zaman
babilonia dengan memperhatikan aspek politikyang disebut- sebut itu menunjukkan
bahwa sistem pemerintahan Negara kurang baik.Sehingga mengakibatkan kesengsaraan
bagi rakyatnya.
Pembahasan filosofis tentang budi pekerti khususnya dari segi pendidikan moral
sebagaimana dikemukakan oleh Klipatrick terus berkembang dengan berbagai pendapat
dan aspek budi pekerti itu sendiri. Ia menguti beberapa pendapat tentang hal ini, baik
yang menyangkut perkembangan maupun latar belakang sulitnya pengembangan budi
pekerti, melalui budi pekerti di sekolah yang ditempuh melalui proses panjang itu dapat
menghasilkan semangat pada diri siswa untuk membrontak atau melawan tatanan budi
pekerti.salah satu penyebabnya adalah siswa mencampakkan norma moralatau budi
pekerti yang diajarkan dalam himpuana pemerintah dan lainnya. Keadaann ini
menjadikan siswa melawan normayang disebabkan oleh hal mendasar, yaitu siswa tidak
percaya lagi kepada norma (moral) yaqng ternyata tidak dapat mengatasi masalah
kemasyarakatan yang terus berkembang,  bahkankenyataan di masyrakat malah menjadi
hal yang sebaliknya. Singkat kata norma juga menyeret kewibawaan pendidik.
Lebih lanjut Kliipartick menyatakan bahwa budi pekerti seseorang dapat dikembangkan
dengan menggunakan landasan kemampuan dan kebiasaan hidup yang itu berdasarkan
norma masyarakat tempat hidupnya.Nokat inilah  yang menjadi norma masyarakat inilah
yang menjadi acuan bagi aktivitas seseorang termasuk di dalamnya cita – cita hidup, cara
yang ditempuh untuk mencapai keinginan dan kemauan bekerja sama dengan orang lain
dalam masyarakat. Kegiatan dalam masyarakat ini mengikat sikap untuk mencapai
kebahagiaan. Kebahagiaan itu tidak bersifat umum melainkan terukur duntuk diri sendiri
yang bersifat  unik dan tidak ternilai harganya sepanjang selaras dengan norma moral
masyarakat.
Ada juga yang mengatakan bahwa istilah budi atau moral dalam pengertian yang terluas
adalah pendidika. Dengan kata lain budi pekerti mempelajari  arti diri sendiri dan
penerapan arti diri sendiri itu dalam bentuk tindakan.Penerapan tindakan budi pekerti
memperoleh pengalaman tentang dunia nyata atau lingkungan hidup yang sangat
berperan dalam pembelajaran budipekerti. Tanpa penerapan tersebut akan berakibat
kurang terpenuhnya persyaratan pendidikan budi pekerti, karena seseorang tidak
terpenuhi komisi hidup sosialnya dengan akibat lebih jauh kurang berkembangnya budi
pekerti seseorang.

B. TEORI PENGEMBANGAN MORAL DALAM PENDIDIKAN BUDI PEKERTI


Terhadap hukuman moral atau budi pekerti yang melahirkan pertentangan antara perlu
dan tidak perlu akhirnya memunculkan tiga jenis teori hukuman moral budi pekerti yang
oleh Brubacher 1978: 210 masing-masing disebut teori balas dendam, teori perlindungan,
dan teori pendidikan.
1. Teori balas dendam
Teori balas dendam mengandung prinsip bahwa hukuman merupakan jenis balas
dendam. Kerugian yang diterima orang lain dapat dihapus atau diganti dengan
kerugian yang sama terhadap orang yang berbuat pelanggaran. Prinsip ini didasarkan
atas ketentuan hukum moral zaman kuno yang menyatakan: “utang darah diganti
darah”. Teori ini juga didukung oleh bukti bahwa seseorang melakukan pelanggaran
atau kejahatan dilandasi oleh penuh kesadaran. Seorang anak tahu bahwa tindakan
yang dikehendakinya salah, namun 25 Maimunah Hasan, 2013. Pendidikan anak usia
dini, Jogjakarta: DIVA Press. PENDIDIKAN ETIKA DAN BUDI PEKERTI
BERBASIS KARAKTER 35 tetap dilakukan meskipun ia mengetahuinya. Ia
melakukannya karena penuh kedengkian yang direncanakan sebelumnya. Untuk
menghadapi masalah tersebut, hukum moral harus menunjukkan fungsinya dengan
menjatuhkan hukuman yang memadai sebagai penebus dosa.
2. Teori perlindungan
Teori ini berisi ketentuan bahwa hukuman dapat dijatuhkan kepada seseorang untuk
melindungi masyarakat dengan memberi contoh hukuman kepada si pelanggar.
Hukuman ini tidak bermaksud menghapus kesalahan si pelanggar, melainkan lebih
meyakinkan masyarakat untuk melawan pelanggaran sejenis bagi kepentingan hidup
yang aman dan damai. Perilaku si pelanggar yang emosional merupakan ancaman
bagi keberadaan kewenangan dan wibawa kelompok atau masyarakat bahkan
sekolah. Kelemahan teori ini adalah balas dendam sebagai dorongan untuk
menghukum seseorang mungkin terlalu keras sehingga mengakibatkan orang yang
dihukum malahan sakit hati dan bukannya memperoleh peringatan.
3. Teori pendidikan
Teori ini umumnya dianut oleh sekolah. Teori pendidikan memandang bahwa kedua
teori di atas, mengandung kelemahan, yaitu terlalu buruk atau keras sehingga
menyingkirkan aspek rehabilitasi anak yang keras kepala. Prinsip yang dianut oleh
teori ini adalah hukuman tidak boleh dijatuhkan kepada seseorang jika tidak
mengandung upaya membina atau mendidik kembali sesuai dengan kehendak
masyarakat yang berharap moral harus ditegakkan dalam masyarakat. Si pelanggar
harus diberi kesempatan untuk melihat diri sendiri mengenai perbuatannya seperti
orang lain melihat dirinya. Namun, jika ia gagal untuk memahami diri dan gagal pula
menerima aturan moral maka hukuman yang dijalaninya juga berarti mengalami
kegagalan.

C. PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM PROSES EDUKASI DAN


TRANSFORMASI
Pendidikan pada umumnya dan Pendidkan Budi Pekerti pada khususnya merupakan
sarana untuk mengadakan perubahan secara mendasar, karena membawa perubahan
individu samapai ke akar-akarnya. Pada saat pertumbuhan anak, perlu ditanamkan nilai-
nilai tersebut sejak dini sehingga sejalan dengan fitrah Allah SWT. Anak bagaikan
benih yang harus ditanamdi tempat persemaian yang cocok, agar dapat berkembang, dan
orang tua (pendidik) dapat memeliharanya.
Allah SWT berfirman:
Artinya: “bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakngnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah
tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum,
maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak da pelindung bagi mereka
selain Dia”. (QS. Ar_ra`d ayat 11)
Dalam ayat tersebut, ada dua perubahan, yaitu pertama perubahan pada individu; kedua,
perubahan pada kelompok. Hikmah Allah telah mengatakan bahwa perubahan yang
kedua (pada kelompok) tergantung pada masing-masing individu. Keduanya saling
berkaitan. Perubahan pertama merupakan sebab perubahan kedua, sedangkan perubahan
kedua merupakan hassil dan perubahan pertama.
Masih ada hal lain yang dapat mengubah kondisi social, misalnya pergantian kekuasaan,
revolusi social, atau peristiwa-peristiwa alam. Namun, semua itu tidak begitu
berpengaruh kecuali pada keadaan fisik masyarakat, sedangkan pada jiwa perorangan
tidak akan dapat berubah kecuali dengan pendidikan.
Mari kita tengok mengenai kehidupan Islami dalam Al-Qur`an Surah Al-Mujadalah ayat
21,
Artinya:
“Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang”. Sesungguhnya Allah
Maha kuat lagi Maha Perkasa.
Kondisi Masyarakat muslim di atas terus berlangsung setelah masa sahabat, sampai pada
akhirnya masuk berbagai aib dan fitnah yang mengakibatkan perubahan pada individu-
individunya.
Pada decade sekarang, banyak orang Islam yang ingin kembali kepada kehidupan ala
Islami. Kesadaran ini merebak di sebagian besar Negara Islam. Satu-satunya jalan yang
memungkinkan kembali kepada kondisi tersebut adalah melalui jalur pendidikan.
Secara lebih khusus lagi, peranan pendidikan (edukasi) dalam mengadakan perubahan
(transformasi) masyarakat, tampak sebagai berikut.
 Menjaga generasi sejak masa kecil dan berbagai penyelewengan ala jahiliah.
Mengembangkan pola hidup, perasaaan dan pemikiran mereka sesuai dengan fitrah, agar
mereka menjadi fondasi yang kukuh dan sempurna di masyarakat.
Lebih lanjut dalam Penjelasan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 3003 dikemukakan bahwa manusia membutuhkan pendidikan dalam
kehidupannya. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31
ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan dan
ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan
Negara Indonesia.
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan memunculkan tuntutan baru
dalam segala aspek kehidupan, termassuk dalam system pendidikan. Tuntutan tersebut
menyangkut pembaruan system pendidikan, yakni sebagai berikut:
a) Pembaruan kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani peserta didik dan
potensi daerah yang beragam, diversifikasi jenis pendidikan yang dilakukan secara
professional, penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku secara nasional dan
daerah menyesuaikan dengan kondisi setempat.
b) Penyusunan standar pendanaan pendidikan untuk setiap satuan pendidikan sesuai prinsip
pemerataan dan keadilan.
c) Pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi.
Pembaruan system pendidikan nasional dilakukan untuk memperbarui visi, misi, dan
strategi pembangunan pendidikan nasional.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa serta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

D. PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DI ERA REFORMASI-GLOBALISASI


Beberapa tahun terakhir ini sering kita lihat dan alami terjadinya tawuran antarsekolah,
konflik antar sekolah yang mengakibatkan perkelahian dan pembunuhan, kenakalan
remaja yang berlebihan, siswa-siswi yang dianggaap tidak sopan, tidak bertanggung
jawab terhadap tindakannya, dan juga banyak siswa sekolah yang menjadi korban
narkoba. Siswa SMU tertentu dengan mudah tawur dengan SMU lain meskipun
sebenarnya mereka tidak mengerti sebabnya bahkan sebenarnya mereka belum pernah
bertemu dan kenal. Mereka hanya dipanasi oleh angkatan sebelumnya bahkan sekolah
lain itu adalah musuh mereka. Banyak siswa-siswi sekolah menengah yang merasa
bangga bila ikut mengacau dan melanggar aturan lalu lintas bahkan sampai menodong
bus kota dan merusaknya bila bus tidak mau berhenti. Siswa ikut terlibat dengan konflik
masyarakat, saling membenci kelompok lain, cukup banyak. Dan di banyak kota besar,
bahkan juga sudah sampai di banyak desa, siswa-siswi terlibat pada narkoba dan menjadi
malas untuk belajar. Beberapa lembaga pemasyarakatan dipenuhi oleh siswa dan
mahasiswa yang menjadi korban narkoba, sampai-sampai pimpinan lembaga
pemasyarakatan disebut rektor karena anggotanya banyak mahasiswa/siswa. Mengapa
mereka sampai seperti itu? Siapa yang bertanggung jawab? Siapa yang bersalah?

Sekolah nampaknya kurang dapat membantu siswa untuk lebih berkembang sebagai
manusia yang lebih utuh, bukan hanya pandai dalam hal pengetahuan (transfer of
knowledge) tetapi juga menjadi manusia yang bertanggung jawab, dan mempunyai nilai
kesopanan, yang memperlakukan orang lain secara manusiawi. Menurut undang-undang
pendidikan sebenarnya sudah dicantumkan bahwa pendidikan nasional kita ini bertujuan
untuk membantu generasi muda agar berkembang menjadi manusia yang utuh, yang
berpengetahuan tinggi, bermoral, beriman, berbudi luhur, bersosialitas, dan lain-lain.
Namun nyatanya cukup lama segi non pengetahuan itu kurang mendapatkan perhatian
sehingga yang dihasilkan adalah siswa yang sungguh pandai dalam hal pengetahuan
tetapi tidak bermoral atau tidak seimbang dalam segi kehidupan yang lain. Secara
ekstrem malah dapat terjadi bahwa dengan pengetahuannya yang begitu tinggi
dimanfaatkan untuk berbuat hal-hal yang tidak baik.
Dari keinginan dan dambaan orang tua dan para pendidik pada umumnya manusia seperti
apa yang mereka inginkan terjadi dalam diri anak didik. Yang jelas mereka
menginginkan bahwa anak didik menjadi manusia yang utuh, yang berkembang

bukan hanya ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan nilai kemanusiaan yang lain. Lebih
jelasnya manusia macam apa yang didambakan dengan pendidikan budi pekerti
dijelaskan oleh  Suparno, sebagai berikut:
1)      Manusia sebagai makhluk yang berakal budi
2)      Manusia sebagai pribadi
3)      Manusia adalah makhluk sosial
4)      Manusia sebagai makhluk yang berbudaya
Ada hal-hal tertentu yang hanya akan dapat diselesaikan secara nasional. Lalu ada hal-hal
tertentu yang hanya akan dapat diselesaikan secara nasional. Lalu ada hal-hal tertentu
yang hanya akan dapat diselesaikan dengan baik kalau kita hadapi secara regional
bersama bangsa-bangsa lain di kawasan bersama kita. Dan akhirnya ada masalah-masalah
yang bersifata global tadi, yang hanya dapat diselesaikan dengan baik apabila antara
bangsa-bangsa di dunia ini benar-benar terdapat kerjasama yang baik.
Sudahkah keempat jenis wawasan ini ditanamkan secara seimbang dalam diri anak didik
kita? Pada umumnya sekolah kita hanya memperhatikan dan memupuk wawasan nasional
saja. Pemupukan wawasan lokal tampaknya dipandang sebagai suatu soal yang terlampau
kecil bagi agenda pendidikan di sekolah kita. Sebaliknya pemupukan wawasan regional
dan global rupanya dipandang suatu pekerjaan yang tidak terjangkau bagi kebanyakan
sekolah kita. Dalam keadaan seperti ini yang terpuruk pada anak-anak kita adalah
wawasan nasional yang tidak dilapisi oleh wawasan lokal serta tidak dilengkapi pula oleh
wawasan regional dan wawasan global.
Apa yang harus dilakukan sekolah untuk membimbing anak didik memahami situasi
yang terdapat di dunia dewasa ini? Apa yang harus dilakukan sekolah untuk membekalai
anak didik dengan empat jenis wawasan: lokal, nasional, regional dan global maka
menurut Buchori ada tiga hal yang perlu dianalisis, antara lain:
1)      Masalah pendekatan atau approach
2)      Masalah susunan Substansi
3)      Masalah Metode.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Pendidikan budi pekerti perlu diberikan di sekolah, sejak Taman Kanak-Kanak sampai
dengan Sekolah Menengah. Budi pekerti membantu perkembangan manusia muda untuk
menjadi manusia lebih utuh, terlebih manusia sebagai makhluk sosial. Juga melalui
pendidikan budi pekerti siswa disadarkan akan tanggung jawabnya terhadap dirinya,
Tuhan, orang lain, dan juga alam semesta.

 Paradigma pendidikan nasional harus bertumpu pada akar kebudayaan nasional yang
bersumber dan kearifan-kearifan lokal yang diperoleh dan nilai-nilai budaya, moral dan
budi pekerti yang berkembang dalam masyarakat.
 Penerapan pendidikan budi pekerti tersebut dapat diwujudkan melalui upaya keteladanan,
pembiasaan, dan pengkondisian lingkungan.

3.2 Saran

Penulis masih menyadari akan ketidak sempurnaan pembuatan makalah ini, maka dari itu
penulis meminta saran dan kritik yang mendukung untuk makalah ini, agar dalam
pembuatan makalah yang berikutnya bisa lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

https://text-id.123dok.com/document/nq77xr0dq-teori-pengembangan-moral-dalam-
pendidikan-budi-pekerti.html
https://desyanalubis.files.wordpress.com/2015/04/bab-i-ii-iii.docx
https://text-id.123dok.com/document/nq77xr0dq-teori-pengembangan-moral-dalam-
pendidikan-budi-pekerti.html
http://blogkuvhu.blogspot.com/2014/03/sejarah-pemikiran-budi-pekerti.html

Anda mungkin juga menyukai