Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH HUKUM LINGKUNGAN

“KEBIJAKAN PENGELOLAAN TAMBAK UDANG DI DUSUN


PAKEMBANGAN TERHADAP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
(SUTAINABLE DEVELOPMENT) DI

LINGKUNGAN SEKITAR ”

Dosen Pengampu : Evi Dwi Hastri, S.H,. M.H.


Anggota
kelompok:
Ilyasi 720412157
RA. Djuhariyah 720412159
Elza Febriani 720412160
Nabila Priscillia Ars’y Nada 720412162
Sherly Widia Putri 720412164
BAB 1
Pendahuluan
Latar Belakang
Artinya, tujuan pembangunan
Lingkungan selalu berperan dalam berkelanjutan itu sendiri haruslah
berdirinya pembangunan berkelanjutan Mempertahankan pertumbuhan ekonomi
(sustainable Development), sehingga namun, mengubah kualitasnya sehingga
prinsip pembangunan berkelanjutan tidak merusak lingkungan dan kondisi
menegaskan bahwa pembangunan sosial; Memenuhi kebutuhan akan
berkelanjutan menghendaki terjaminnya pekerjaan, pangan, energi, air, dan
sanitasi; Memastikan pertumbuhan
kualitas hidup yang baik bagi generasi
penduduk agar tidak melebihi daya
sekarang dan generasi yang akan datang dukung bumi; Melindungi dan
melalui pelestarian daya dukung ekosistem. meningkatkan sumber daya alam;
Reorientasi teknologi dan manajemen
resiko; dan Memadukan kepentingan
ekonomi dan lingkungan dalam setiap
tahap pengambilan keputusan.
Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) salah satunya alih lahan Tambak Udang di Dusun
Pakembangan, Desa Lombang, Kecamatan Batang-batang yang dilakukan oleh masyarakat setempat secara
besar besaran sebagai mata pencaharian masyarakat sekitar. Namun, mata pencaharian tersebut memiliki
dampak yang kurang menguntungkan terhadap lingkungan disekitarnya, sehingga dapat dikatakan belum
memenuhi pembangunan berkelanjutan (sustainable Development), yang capaian pembangunannya harus
terdapat keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan pelestarian dan perlidungan ekosistem.

Dengan adanya pembangunan berkelanjutan yang tidak memenuhi pengelolaan lingkungan hidup maka
dibuatlah kebijakan tentang pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia pada Undang-Undang Nomor 32 tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Keluarnya Undang-undang ini adalah karena
dirasakan kerusakan lingkungan makin menjadi, sehingga perlu dikeluarkannya sebuah kebijakan yang tidak
hanya mengharuskan pengelolaan lingkungan akan tetapi juga perlindungan terhadap lingkungan.
Rumusan Masalah
• Bagaimana dampak lingkungan yang dekat dengan tambak udang yang dimiliki masyarakat lokal bagi
masyarakat lombang timur dan wisatawan yang berkunjung?
• Bagaimana kebijakan pengelolaan lingkungan hidup terhadap tambak udang lokal yang ada di Lombang
Timur?
• Bagaimana upaya pemanfaatan yang seharusnya dilakukan pemilik tambak udang itu sendiri terhadap
pengelolahan limbah dari tambak udang?
Tujuan
• Mengetahui dampak lingkungan yang disebabkan oleh Tambak udang yang dimiliki masyarakat
lokal
• Mengetahui kebijakan pengelolaan lingkungan hidup terhadap tambak udang lokal yang ada di Lombang
Timur.
• Mengetahui upaya pemanfaatan yang seharusnya dilakukan dari limbah Tambak Udang masyarakat lokal
Metode
Dalam penyususunan makalah ini, kami melakukan observasi di Dusun di Dusun Pakembangan, Desa Lombang,
Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep pada hari Senin, 18 Oktober 2021. Disini kami menggunakan
metode pengumpulan data kualitatif dengan serangkaian wawancara yang dilakukan. Metode pustaka yang
digunakan makalah ialah jurnal ilmiah, buku dan sumber lainnya (Media Internet).
BAB 2
Pembahasan
Dampak Lingkungan yang disesbabkan oleh Tambak
Udang Masyarakat Lokal bagi masyarakat Lombang
Timur dan Wisatawan
● Pencemaran Air
● Pencemaran Daratan
● Pencemaran Udara

Menurunnya
pengotoran Pemburukan Kualitas

Mengurangi dan Pencemaran


Melemahhkan
Pengotoran Daya (Pollution
Penggunaanya Damage)

Proses Terjadinya Pencemaran


DAMPAK LIMBAH TERHADAP
EKOSISTEM LAUT DAN TANAH
(PASIR LOMBANG)
Kebijakan Pengelolaan lingkungan hidup terhadap tambak udang
lokal yang ada di Lombang Timur
Di Indonesia dasar hukum dalam menentukan kebijakan dan penyeleggaraan tata
ruang saat ini bersumber pada Undang –Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang yang dimuat di dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1992 Nomor 115.

Dalam prinsipnya perizinan untuk pelaku usaha untuk kebijakan


pengelolaan lingkungan hidup terhadap tambak udang sangatlah
penting, terutama dalam permohonan izin lokasi dan
permohonan izin prinsip.
Undang Undang Tentang Tata
Tata Cara Perizinan
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hdup No. 12
Tahun 2006 Tentang Tata cara Perizinan Pembuangan Air Limbah
Ke Laut Pasal 2 ayat (1) bahwa : “ satiap Penanggung Jawab Usaha
dan/atau kegiatan yang menghasilkan air limbah wajib mengolah air
limbahnya sehingga memenuhi persyaratan yang ditentukan sebelum
air limbah dibuang ke laut”.

Dan Pasal 2 ayat (2) bahwa: “Persyaratan


pembuangan air limbah ke laut sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
Namun, limbah tambak udang yang ada di timur Pantai Lombang tidak memenuhi kriteria air
limbah yang dibuang ke laut menurut Peraturan menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 tahun
2006 tentang Persyaratan dan Tata cara Perizinan Pebuangan Air Limbah ke Laut. Sehingga
pelaku tambak udang yang air limbah nya dibuang dan tidak diolah dapat diberlakukan
prinsip pencemar membayar.
Upaya Pemanfaatan yang Seharusnya dilakukan Pemilik Tambak Udang
itu sendiri terhadap Pengelolaan Limbah dari Tambak Udang

Limbah tambak udang berupa unsur organik, biasanya sisa pakan yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem
pantai. Unsur organik yang terakumulasi dapat meningkatkan populasi alga yang mengganggu komunitas ikan.
Limbah udang juga dapat mengganggu budidaya ikan yang lain yang terdapat di pantai. Sehingga perlu adanya upaya
pemanfaatan yang seharusnya dilakukan dalam pengelolaan limbah agar dapat di akumulasif dari limbah tersebut dan
dapat di minimalisir.
Alternatif pengelolaan limbah tambak udang dapat menggunakan tanaman airnya sebagai media menurunkan
parameter limbah. Alternatif tersebut antara lain :
1. Metode Construted Wetland dengan tanaman air seperti eceng gondok.
2. Penambahan ikan dan rumput laut.
3. Menggunakan tanam rumput vertiver.
Kemudian, pemanfaatan limbah padat tambak udang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada pemeliharaan
rumput laut (gracilaria.sp).
BAB 3
Penutup
Kesimpulan
● Pembangunan tambak udang milik masyarakat lokal masih belum memenuhi
persyaratan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) terhadap
lingkungan hidup yang dalam proses dan capaian pembangunan harus terdapat
keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, pelestarian dan
perlindungan ekosistem. Kemudian perizinan terhadap dibangunnya tambak
udang milik masyarakat lokal di Timur Pantai Lombang Dusun Pakembangan
Kecamatan Batang-batang tidak memiliki izin usaha, yang seharusnya
melakukan perizinan sesuai dengan prinsip perizinan oleh pemerintah
Kabupaten Sumenep melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (DPMPTSP).
Saran
• Penggalian sumber kekayaan alam tersebut harus di usahakan agar tidak merusak tata
lingkungan hidup manusia, dilaksanakan dengan kebijaksanan yang menyeluruh dan
dengan memperhitungkan kebutuhan generasi yang akan datang .

• Perlunya ketegasan Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam menindak perizinan usaha


tambak udang yang dibangun secara ilegal oleh masyarakat lokal. Dan ketegasan
dalam perizinan pembuangan limbah tambak udang yang langsung ke laut yang tidak
sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 2006
Tentang Tata Cara Perizinan Pembuangan Air Limbah ke Laut.

• masyarakat haruslah melakukan upaya-upaya yang dapat mengurangi


limbah tambak udang yaitu dengan cara pengelolaan limbah dapat
memanfaatkan saluran retention (Penyimpanan). Kemudian
pengelolaan limbah tambak udang dapat menggunakan tanaman airnya
sehingga dapat mengurangi parameter limbah tersebut. dan
memanfaatkan limbah padat tambak udang sebagai pupuk organik
untuk rumput laut. 
THANKS

Anda mungkin juga menyukai