TENTANG
DOSEN PEMBIMBING:
MUHAMMAD DANIL M.H
OLEH KELOMPOK V
1. RISKI SAFITRI
2. RAHMELIA KHOIRUNNISA
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan...................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan sarana pokok dalam pebangunan ilmu pengetahuan
maupun teknologi. Hal ini disebabkan, oleh karena penelitian bertujuan untuk
mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis, dan konsisten. Melalui
proses penelitian tersebut diadakan analisa dan konstruksi terhadap data yang
telah dikumpulkan dan diolah.
Oleh karena itu penelitian merupakan suatu sarana (ilmiah) bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka metodologi penelitian yang
diterapkan harus senantiasa disesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang menjadi
induknya. Pengetaahuan dan teknologi diperoleh saat ini dipastikan melalui
kegiatan penelitian termasuk ilmu-ilmu sosial yang ada di dalamnya termasuk
ilmu hukum.
Penelitian mengandung metode atau cara yang harus dilalui sebagai syarat
dalam penelitian. Metode dilaksanakan pada setiap kegiatan penelitian didasarkan
pada cakupan ilmu pengetahuan yang mendasari kegiatan penelitian. Meskipun
masing-masing terdapat berbagai jenis dan sifat dalam melakukan kegiatan
penelitian hukum, akan tetapi Terdapat prinsip-prinsip umum yang harus
dipahami oleh semua peneliti untuk melakukan suatu kegiatan penelitian hukum.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian penelitian hukum empiris?
2. Apa objek penelitian hukum empiris?
3. Bagaimana pendekatan dalam Penelitian Empiris?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengaruh ilmu sosial terhadap disiplin hukum adalah kalimat kunci yang
sesuai sebagai pembuka pembicaraan mengenai jenis penelitian yang satu ini,
1
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum , PT. Citra Aditya Abadi,
Bandung, 2004, hlm., 52-53.
2
yaitu penelitian hukum empiris (empirical legal research). Kata “empiris” bukan
berarti harus menggunakan alat pengumpul data dan teoriteori yang biasa
dipergunakan di dalam metode penelitian ilmu-ilmu sosial, namun di dalam
konteks ini lebih dimaksudkan kepada pengertian bahwa “kebenarannya dapat
dibuktikan pada alam kenyataan atau dapat dirasakan oleh panca indera” atau
bukan suatu fiksi bahkan metafisika atau gaib, yang sejatinya berupa proses
berfikir yang biasanya hanya dongeng maupun pengalaman-pengalaman spiritual
yang diberikan Tuhan tidak kepada setiap manusia dan tidak harus melalui proses
penalaran ilmiah suatu hal tertentu dapat diterima kebenarannya, meskipun oleh
para ilmuwan kadang dikatakan tidak ilmiah atau an illogical phenomena.
Penerimaan terhadap suatu yang bersifat ilmiah biasanya dipredikatkan dengan
ungkapan “masuk akal”, sedangkan penerimaan terhadap suatu yang bersifat
metafisika dan spiritual biasanya disebut sebagai kepercayaan.2
3
sebagaimana dimaksud, dan faktanya memang tidak dipersiapkan untuk itu, maka
peranan para ilmuan sosial berikut metode- metode penelitian bahkan teori-
teorinya dibutuhkan oleh sebagian penstudi hukum yang ingin melakukan
penelitian di bidang hukum dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial (socio-
legal research maupun disebut dengan penelitian hukum interdisipliner, karena
kadang-kadang bersentuhan dengan ilmu ekonomi, antropoligi, bahkan ilmu
politik dan lain-lain.3
Ilmu hukum sebagai sesuatu yang empiris berjalan menapaki tiga tahap.
Tahap Pertama; Realis : factual patterns of behavior. Fokus studi pada tahap ini
adalah prilaku. Misalnya bagaimana prilaku hakim pria dan hakim wanita dalam
menjatuhkan hukuman perkosaan, atau dalam perkara di Pengadilan Agama
bagaimana sikap hakim perempuan dan hakim laki-laki dalam memutus perkara
permohonan poligami.
4
4. Ilmu hukum empiris merupakan ilmu yang bebas nilai.
4
Nurul Qamar, Metode Penelitian Hukum, Makassar, CV. Social Politic Genius, 2017.
Hal. 90
5
C. Pendekatan Dalam Penelitian Empiris
Pendekatan empiris adalah suatu pendekatan penelitian yang digunakan
untuk menggambarkan kondisi yang dilihat di lapangan secara apa adanya.
Pendekatan empiris adalah suatu pendekatan penelitian yang digunakan
untuk menggambarkan kondisi yang dilihat di lapangan secara apa adanya.
Pendekatan empiris juga akan memberikan kerangka pembuktian atau pengujian
untuk memastikan suatu kebenaran. Pendekatan empiris ini diharapkan dapat
menggali data dan informasi semaksimal mungkin.5
BAB III
PEENUTUP
5
Soerjono Soekamto, Penelitian Hukum Normatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2004. Hal. 91
6
A. Kesimpulan
Penelitian hukum empiris adalah suatu metode penelitian hukum yang
berfungsi untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti bagaimana
bekerjanya hukum dilingkungan masyarakat. Dikarenakan dalam penelitian ini
meneliti orang dalam hubungan hidup di masyarakat maka metode penelitian
hukum empiris dapat dikatakan sebegai penelitian hukum sosiologis. Dapat
dikatakan bahwa penelitian hukum yang diambil dari fakta-fakta yang ada di
dalam suatu masyarakat, badan hukum atau badan pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum , PT. Citra Aditya Abadi,
Bandung, 2004.
7
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2003.
Nurul Qamar, Metode Penelitian Hukum, Makassar, CV. Social Politic Genius,
2017.
Soerjono Soekamto, Penelitian Hukum Normatif, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2004.
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum Di Indonesia, PT Karisma Putra Utama,
Jakarta, 2006.