Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH METODE PENELITIAN HUKUM

TENTANG

METODOLOGI PENELITIAN HUKUM EMPIRIS

DOSEN PEMBIMBING:
MUHAMMAD DANIL M.H

OLEH KELOMPOK V

1. RISKI SAFITRI
2. RAHMELIA KHOIRUNNISA

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh


Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
berkat hidayah dan taufiq-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami
dengan tepat waktu. Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan kesehatan dan
kesempatan kepada kita sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya .
Sholawat dan salam ke Ruh junjungan nabi Besar muhammad SAW yang
telah membawa risalah islam ke tengah-tengah ummatnya, guna mengeluarkan
ummatnya dari alam kebodohan menuju alam yang berilmu pengetahuan yang
disertai iman dan islam sebagaiman yang kita rasakan saat sekarang ini.
Akhirnya hanya kepada Allahlah kami berserah diri dan memohon ampun
atas kesalahan yang diperbuat, mudah-mudahan makalah ini dapat berguna bagi
penulis khususnya, pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Panyabungan, Oktober 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................1


B. Rumusan Masalah ............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

A.Pegerian Penelitian Hukum Empiris...................................................2

B. Objek Penelitian Hukum Empiris.......................................................5

C. Pendekatan Dalam Penelitian Hukum Empiris..................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian merupakan sarana pokok dalam pebangunan ilmu pengetahuan
maupun teknologi. Hal ini disebabkan, oleh karena penelitian bertujuan untuk
mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis, dan konsisten. Melalui
proses penelitian tersebut diadakan analisa dan konstruksi terhadap data yang
telah dikumpulkan dan diolah.
Oleh karena itu penelitian merupakan suatu sarana (ilmiah) bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka metodologi penelitian yang
diterapkan harus senantiasa disesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang menjadi
induknya. Pengetaahuan dan teknologi diperoleh saat ini dipastikan melalui
kegiatan penelitian termasuk ilmu-ilmu sosial yang ada di dalamnya termasuk
ilmu hukum.
Penelitian mengandung metode atau cara yang harus dilalui sebagai syarat
dalam penelitian. Metode dilaksanakan pada setiap kegiatan penelitian didasarkan
pada cakupan ilmu pengetahuan yang mendasari kegiatan penelitian. Meskipun
masing-masing terdapat berbagai jenis dan sifat dalam melakukan kegiatan
penelitian hukum, akan tetapi Terdapat prinsip-prinsip umum yang harus
dipahami oleh semua peneliti untuk melakukan suatu kegiatan penelitian hukum.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian penelitian hukum empiris?
2. Apa objek penelitian hukum empiris?
3. Bagaimana pendekatan dalam Penelitian Empiris?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Hukum Empiris


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), empiris adalah sesuatu
yang berdasarkan pengalaman, terutama pengalaman yang diperoleh melalui
penemuan, percobaan atau pengamatan.
Maka, penelitian empiris bisa diartikan sebagai ilmu pengetahuan sosial,
yakni suatu pengelompokan ilmu pengetahuan yang fokus pada penelitian
perilaku manusia dan lingkungan. Tetapi, berbeda dengan ilmu pengetahuan
alam atau sains yang meneliti alam dan gejalanya.

Penelitian hukum empiris adalah suatu metode penelitian hukum yang


berfungsi untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti bagaimana
bekerjanya hukum dilingkungan masyarakat. Dikarenakan dalam penelitian ini
meneliti orang dalam hubungan hidup di masyarakat maka metode penelitian
hukum empiris dapat dikatakan sebegai penelitian hukum sosiologis. Dapat
dikatakan bahwa penelitian hukum yang diambil dari fakta-fakta yang ada di
dalam suatu masyarakat, badan hukum atau bdan pemerintahan. 1

Metode penelitian hukum empiris adalah suatu metode penelitian hukum


yang berfungsi untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti bagaimana
bekerjanya hukum di lingkungan masyarakat. Dikarenakan dalam penelitian ini
meneliti orang dalam hubungan hidup di masyarakat maka metode penelitian
hukum empiris dapat dikatakan sebagai penelitian hukum sosiologis. Dapat
dikatakan bahwa penelitian hukum yang diambil dari fakta-fakta yang ada di
dalam suatu masyarakat, badan hukum atau badan pemerintah.

Pengaruh ilmu sosial terhadap disiplin hukum adalah kalimat kunci yang
sesuai sebagai pembuka pembicaraan mengenai jenis penelitian yang satu ini,
1
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum , PT. Citra Aditya Abadi,
Bandung, 2004, hlm., 52-53.

2
yaitu penelitian hukum empiris (empirical legal research). Kata “empiris” bukan
berarti harus menggunakan alat pengumpul data dan teoriteori yang biasa
dipergunakan di dalam metode penelitian ilmu-ilmu sosial, namun di dalam
konteks ini lebih dimaksudkan kepada pengertian bahwa “kebenarannya dapat
dibuktikan pada alam kenyataan atau dapat dirasakan oleh panca indera” atau
bukan suatu fiksi bahkan metafisika atau gaib, yang sejatinya berupa proses
berfikir yang biasanya hanya dongeng maupun pengalaman-pengalaman spiritual
yang diberikan Tuhan tidak kepada setiap manusia dan tidak harus melalui proses
penalaran ilmiah suatu hal tertentu dapat diterima kebenarannya, meskipun oleh
para ilmuwan kadang dikatakan tidak ilmiah atau an illogical phenomena.
Penerimaan terhadap suatu yang bersifat ilmiah biasanya dipredikatkan dengan
ungkapan “masuk akal”, sedangkan penerimaan terhadap suatu yang bersifat
metafisika dan spiritual biasanya disebut sebagai kepercayaan.2

Oleh sebab itu, penelitian hukum empiris dimaksudkan untuk mengajak


para penelitinya tidak hanya memikirkan masalah-masalah hukum yang bersifat
normatif (law as written in book), bersifat teknis di dalam
mengoperasionalisasikan peraturan hukum seperti mesin yang memproduksi dan
menghasilkan hasil tertentu dari sebuah proses mekanis, dan tentunya hanya dan
harus bersifat preskriptif saja, meskipun hal ini adalah wajar, mengingat sejatinya
sifat norma hukum yang “ought to be” itu.

Selanjutnya cara pandang sebagaimana disebutkan tadi bergeser menuju


perubahan ke arah penyadaran bahwa hukum, faktanya dari perspektif ilmu sosial
tenyata lebih dari sekadar norma-norma hukum dan teknik pengoperasiannya saja,
melainkan juga sebuah gejala sosial dan berkaitan dengan perilaku manusia
ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat yang unik dan memikat untuk diteliti
tidak dari sifatnya yang preskriptif, melainkan bersifat deskriptif. Di sisi lain,
mengingat para penstudi hukum sejatinya tidak terlatih melakukan penelitian
2
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum Di Indonesia, PT Karisma Putra Utama, Jakarta,
2006. Hal. 182

3
sebagaimana dimaksud, dan faktanya memang tidak dipersiapkan untuk itu, maka
peranan para ilmuan sosial berikut metode- metode penelitian bahkan teori-
teorinya dibutuhkan oleh sebagian penstudi hukum yang ingin melakukan
penelitian di bidang hukum dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial (socio-
legal research maupun disebut dengan penelitian hukum interdisipliner, karena
kadang-kadang bersentuhan dengan ilmu ekonomi, antropoligi, bahkan ilmu
politik dan lain-lain.3

Ilmu hukum sebagai sesuatu yang empiris berjalan menapaki tiga tahap.
Tahap Pertama; Realis : factual patterns of behavior. Fokus studi pada tahap ini
adalah prilaku. Misalnya bagaimana prilaku hakim pria dan hakim wanita dalam
menjatuhkan hukuman perkosaan, atau dalam perkara di Pengadilan Agama
bagaimana sikap hakim perempuan dan hakim laki-laki dalam memutus perkara
permohonan poligami.

Tahap kedua; sociological jurisprudence (law in book dan law in action).


Fokus studi ini adalah pada problem kesenjangan, yaitu kesenjangan law in book
dan law in action. Namun demikian aliran ini mendapat kritik pedas karena hanya
memaparkan kesenjangan tetapi tidak menjelaskan kenapa hal itu terjadi, sehingga
tidak ada solusi.

Tahap ketiga adalah socio legal jurisprudence. Aliran ini melihat


hubungan timbal balik antara hukum dan masyarakat, yakni pengaruh hukum
terhadap masyarakat dan pengaruh masyarakat terhadap hukum. DHM Meuwissen
memberi ciri ilmu hukum empiris sbb :

1. Ilmu hukum empiris secara tegas membedakan fakta dan norma.


2. Gejala hukum menurut ilmu hukum empiris harus murni empiris, yakni
fakta sosial.
3. Metode yang digunakan ilmu hukum empiris adalah metode ilmu empiris.
3
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2003. Hal. 40

4
4. Ilmu hukum empiris merupakan ilmu yang bebas nilai.

Di antara pemikiran hukum non doktrinal adalah aliran yang


menempatkan hukum dalam paradigma historis (mazhab sejarah). Sebagai pranata
yang tidak bisa lepas dari variable-variable sosial lainnya, sebenarnya hukum
bersifat historis, artinya bahwa hukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan
berkembang secara historis bersama-sama dengan masyarakat yang bersangkutan.
Hukum tumbuh dari kesadaran hukum bangsa di suatu tempat dan pada waktu
tertentu. Hukum tidak dapat dibentuk, melainkan tumbuh dan berkembang
bersama dengan kehidupan masyarakat. Sedang Undang-undang dibentuk hanya
untuk mengatur hubungan masyarakat atas kehendak masyarakat melalui negara.

B. Objek Penelitian Hukum Empiris


Objek kajian penelitian empiris adalah fakta sosial. Penelitian lapangan ini
bertujuan untuk mempelajari secara intensif latarbelakang keadaan sekarang, dan
interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau
masyarakat.
Objek kajian penelitian empiris adalah fakta sosial. Penelitian lapangan ini
bertujuan untuk mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang, dan
interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau
masyarakat. Penelitian lapangan ini biasanya dikenal dengan penelitian empiris.
Ilmu Hukum Empiris adalah ilmu hukum yang memandang hukum sebagai fakta
yang dapat dikonstatasi atau diamati dan bebas nilai.3 Ilmu Hukum Empiris
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana bekerjanya hukum dimasyarakat.
Penelitian Hukum Empiris sebagai hasil interaksi antara hukum ilmu hukum
empiris dengan disiplin ilmu-ilmu lainnya terutama sekali sosiologi dan
antropologi melahirkan sosiologi hukum dan antropologi hukum. Pangkal tolak
penelitian atau kajian ilmu hukum empiris adalah fenomena hukum masyarakat
atau fakta sosial yang terdapat dalam masyarakat serta penelitian ilmu hukum
empiris lebih menekankan pada segi observasinya.4

4
Nurul Qamar, Metode Penelitian Hukum, Makassar, CV. Social Politic Genius, 2017.
Hal. 90

5
C. Pendekatan Dalam Penelitian Empiris
Pendekatan empiris adalah suatu pendekatan penelitian yang digunakan
untuk menggambarkan kondisi yang dilihat di lapangan secara apa adanya.
Pendekatan empiris adalah suatu pendekatan penelitian yang digunakan
untuk menggambarkan kondisi yang dilihat di lapangan secara apa adanya.
Pendekatan empiris juga akan memberikan kerangka pembuktian atau pengujian
untuk memastikan suatu kebenaran. Pendekatan empiris ini diharapkan dapat
menggali data dan informasi semaksimal mungkin.5

BAB III

PEENUTUP

5
Soerjono Soekamto, Penelitian Hukum Normatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2004. Hal. 91

6
A. Kesimpulan
Penelitian hukum empiris adalah suatu metode penelitian hukum yang
berfungsi untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti bagaimana
bekerjanya hukum dilingkungan masyarakat. Dikarenakan dalam penelitian ini
meneliti orang dalam hubungan hidup di masyarakat maka metode penelitian
hukum empiris dapat dikatakan sebegai penelitian hukum sosiologis. Dapat
dikatakan bahwa penelitian hukum yang diambil dari fakta-fakta yang ada di
dalam suatu masyarakat, badan hukum atau badan pemerintahan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum , PT. Citra Aditya Abadi,
Bandung, 2004.

7
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2003.
Nurul Qamar, Metode Penelitian Hukum, Makassar, CV. Social Politic Genius,
2017.
Soerjono Soekamto, Penelitian Hukum Normatif, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2004.
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum Di Indonesia, PT Karisma Putra Utama,
Jakarta, 2006.

Anda mungkin juga menyukai