PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Muhammad Basri
20010034
BAB I
PENDAHULUAN
َف َوتَ ْن َه ْىنَ َع ِه ْال ُم ْن َك ِر َوتُؤْ ِمنُ ْىن ِ اس تَأ ْ ُم ُر ْونَ ِب ْال َم ْع ُر ْو ْ ُك ْنت ُ ْم َخي َْر ا ُ َّم ٍة ا ُ ْخ ِر َج
ِ َّت ِللن
ِ اّللِ َولَ ْى ٰا َمهَ ا َ ْه ُل ْال ِك ٰت
َب لَ َكانَ َخي ًْرا لَّ ُه ِۗ ْم ِم ْن ُه ُم ْال ُمؤْ ِمنُ ْىنَ َوا َ ْكث َ ُر ُه ُم ْال ٰف ِسقُ ْىن ِۗ ٰ ِب
Artinya: Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah
dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya
Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-
orang fasik. (Kemenag, n.d.)
2
disampaikan dalam bentuk kitab yang ditulis dalam bahasa Arab. Dengan
demikian, PDF memberikan pendekatan yang berbeda dalam mengembangkan
pengetahuan agama dan umum bagi para siswa (Ali, 2020).
Saat ini, lembaga pendidikan diniyah telah berkembang menjadi dua
bentuk, yaitu Madrasah diniyah takmiliyah dan Pendidikan diniyah formal
atau PDF. PDF mulai berkembang dengan didukung terbitnya PMA Nomor 13
tahun 2014 yang memberikan persyaratan yang ditentukan secara jelas bagi
pesantren yang menjadi tempat pelaksanaan program ini. Pesantren yang
memenuhi persyaratan tersebut dapat menerapkan PDF sebagai bentuk
pendidikan formal di lembaganya. Hal ini memungkinkan pesantren untuk
memberikan pendidikan yang lebih terstruktur dan efektif bagi peserta
didiknya (YAQIN, 2022).
Pendidikan Diniyah Formal telah mendapatkan muadalah
(penyetaraan) ijazah Ma’had Buus Islamiyah Al-Azhar (sederajat SMA) dari
Sidang Majelis Tinggi Al-Azhar Mesir. Dari keputusan ini mendapat apresiasi
dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. “Alhamdulillah, setelah melalui
proses panjang, akhirnya ijazah Pendidikan Diniyah Formal yang umumnya
diselenggarakan Pesantren Salafiyah mendapat muadalah dari Al-Azhar
(Kontributor, 2021). Berita ini merupakan momen yang mengembirakan bagi
Pendidikan Diniyah Formal karna memiliki prestasi yang membanggakan,
yaitu pengakuan ijazahnya oleh lembaga ternama Al-Azhar di Mesir. Hal ini
memberikan kesempatan yang sangat baik bagi lulusan PDF untuk
melanjutkan pendidikan mereka di Al-Azhar.
PMA No. 13 tahun 2014 tentang pendidikan diniyah formal dijelaskan
secara tersendiri dalam Keputusan Dirjen Pendidikan Islam No. 5839 tahun
2014 tentang Pedoman pendirian Pendidikan Diniyah Formal (Direktur,
2014). Dalam peraturan menteri agama menjelaskan tentang pendidikan
diniyah formal, antara lain tentang persyaratan pendirian pendidikan diniyah
formal, pembagian kewenangan antara pemangku kebijakan di lingkungan
Kementerian Agama dari Pusat hingga kabupaten/kota, Prosedur permohonan
izin pendirian pendidikan diniyah formal, Jadwal kegiatan proses pemberian
5
izin, Masa berlaku izin, pembinaan dan evaluasi, dan prosedur penutupan
pendidikan diniyah formal, serta standar format dalam pelayanan pemberian
izin pendirian PDF.
Hingga saat ini sudah ada 61 sekolah yang sudah mendapatkan izin
operasional berdirinya satuan pendidikan Muadalah SPM dan pendidikan
diniyah formal, yang sudah diserahkan Prof. Waryono Abdul Ghofur. Dari 61
lembaga itu terdiri dari 44 satuan pendidikan muadalah dan 17 pendidikan
diniyah formal. Bersama penyerahan SK, dan juga dilakukannya
penandatanganan fakta integritas (Kemenag, 2022). Khususnya di Sumatra
Utara keberadaan lembanga pendidikan diniyah formal ini cuman terdapat satu
sekolah yang sudah mendapatkan izin operasional, yaitu pada jenjang Wustha,
lembanga pendidikan diniyah formal ini terdapat di pondok pesantren Abinnur
Al-Islami. Yang dimana artinya penomena perkembangan PDF ini sangat
signifikan. Dikhawatirkan perkembangan PDF itu tidak dikawali dengan
sistem jaminan mutu.
Menurut hasil wawancara dengan Aisah M, Pd. Pesantren Abinnur Al-
Islami didirikan oleh H. Ahmad Saukani Hasibuan, Lc pada tahun 2006
setelah beliau menyelesaikan pendidikan pada perguruan tinggi di Syria.
Semangat pendirian pesantren beranjak dari upaya H. Ahmad Saukani
Hasibuan, Lc melahirkan santri penghafal Al-Qur'an (tahfiz Al-Qur'an). Selain
Tahfis Al-Qur’an, pesantren Abinnur Al-Islami juga fokus pada kitab klasik
(Buku kuning). Dari awal mula berdirinya pesantren Abinnur Al-Islami oleh
H. Ahmad Saukani sejalan dengan program pendidikan diniyah formal yang
mempertahankan ke khasan tradisional, dan kitab kelasik (kitab kuning).
Mulainya menerapkan program pendidikan diniyah formal di Abinnur mulai
dari tahun 2020 dengan menerapkan program PDF ini dikharapkan dapat
melahirkan santri penghapal Al-Qur’an, dan mengerti tentang kitab klasik
(kitab kuning) (Hasil Wawancara, 2024a).
Menurut hasil wawancar dengan Dahlena, S. Pd. Pondok pesantren
salafiyah di Abinnur Al-Islami merupakan salah satu pendidikan non formal
atau setara dengan paket B, sedangkan PDF (pendidikan Diniyah Formal)
6
lebih baik. Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya membentuk akademisi,
tetapi juga pemimpin yang bertanggung jawab dan berintegritas tinggi.
Pengangkatan judul pendidikan diniyah formal mencerminkan
komitmen yang mendalam terhadap pembentukan generasi masa depan yang
unggul secara moral dan intelektual. Dengan memberikan landasan moral
yang kokoh, tidak hanya menciptakan akademisi yang berpengetahuan luas,
tetapi juga membentuk pemimpin masa depan yang berintegritas tinggi dan
bertanggung jawab. Akan tetapi berdasarkan pendapat Dudin dan Waryono
mulai dari tidak meratanya perkembangan pendidikan diniyah formal. Namun,
masih sedikit pondok pesantren yang menerapkan program pendidikan diniyah
formal, dan bahkan di Sumatra Utara hanya satu pondok pesantren yang
menerapkan program pendidikan diniyah formal. Dikhawatirkna belum
dibarengi dengan pengawalan konteks mutu secara professional,
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas Peneliti ingin melihat lebih dalam
impelementasi kebijakan pendidikan diniyah formal tingkat wustha di pondok
pesantren Abinnur Al-Islami, maka dari itu fokus permasalahan dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana impelementasi pendidikan diniyah formal dari aspek
kurikulum dan pembelajaran di pondok pesantren Abinnur Al-Islami?
2. Bagaimana Impelementasi pendidikan diniyah formal dari aspek pendidik
dan tenaga kependidikan di pondok pesantren Abinnur-Al-Islami?
3. Bagaimana impelementasi pendidikan diniyah formal dari aspek penilaian
di pondok pesantren Abinnur Al-Islami?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan impelementasi pendidikan diniyah formal di
bidang kurikulum di pondok pesantren Abinnur Al-Islami.
8
E. Penjelasan Istilah
Bersarkan fokus dan rumusan masalah penelitian, maka penjelasab
istilah dalam penelitian ini adalah impelementasi kebijakan pendidikan
diniyah formal tingkat wustha di pondok pesantren Abinnur Al-Islami
1. Impelementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana
yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya
dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna (Ermanovida et
al., 2021). Implementasi ini mencerminkan proses pemecahan dan
penerapan kebijakan dan program dalam praktiknya. Dalam hal ini,
implementasi kebijakan pendidikan diniyah formal melibatkan upaya
untuk membentuk kurikulum dan menyediakan sarana dan prasarana untuk
menghasilkan kebijakan tersebut dalam bentuk nyata. Hal ini merujuk
kepada proses melaksanakan dan menghidupkan kebijakan dan program
dalam praktiknya, seperti mengajarkan materi, mengelola pembelajaran,
dan mengembangkan kompetensi siswa. Dalam kontekst pendidikan,
implementasi adalah proses melaksanakan dan menghidupkan kebijakan
dan program dalam praktiknya, dan tidak hanya merujuk kepada proses
pembuatan kebijakan dan program sendiri.
2. Kebijakan adalah apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemerintah dalam
mengatur perdagangan, mengendalikan inflasi, atau mempromosikan
perumahan rakyat dan bukan apa yang di inginkan pemerintah
(Ermanovida et al., 2021). Istilah kebijakan ini mengacu pada aturan atau
instruksi resmi yang ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga terkait
dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Disini, kebijakan pendidikan
diniyah formal merujuk pada kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah diniyah
formal.
3. Pendidikan Diniyah Formal istilah ini merupakan sistem pendidikan Islam
tradisional yang mencakup studi agama, bahasa Arab, dan budaya Islam.
Pendidikan diniyah formal merujuk pada sistem pendidikan yang
diselenggarakan secara resmi oleh lembaga pendidikan tertentu
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Impelementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan adalah sebuah proses yang melibatkan
pelaksanaan dari sebuah kegiatan secara lengkap dan mencakup semua aspek
yang diperlukan untuk menghasilkan hasil yang diinginkan. Implementasi
tidak hanya melibatkan pelaksanaan dari sebuah kegiatan, tetapi juga
melibatkan kolaborasi antar berbagai pihak para ahli, dan perlukan sarana dan
prasarana yang memenuhi standar internasional. Implementasi juga
memerlukan pengembangan program studi yang mencakup kurikulum
konvensional dan kurikulum Islam secara integratif, serta standar internasional
dan sesuai dengan syarat akreditasi nasional (SAN).
Implementasi adalah sebuah proses yang rumit dan kompleks, dan
suatu kegiatan yang sudah dilaksanakan tepat waktu dan sesuai dengan
prosedur tidak berarti sudah terimplementasi dengan baik. Implementasi
adalah sebuah konsep yang berkaitan dengan sejumlah indikator keberhasilan
atau sering disebut sebagai kinerja dan pencapaian. Implementasi adalah
konsep yang berusaha melihat sejumlah faktor kunci yang mempengaruhi
pelaksanaan kebijakan, seperti keberhasilan dalam mentaati prosedur,
keberhasilan dalam penggunaan anggaran, dan keberhasilan dalam hal
pencapaian sasaran atau target kebijakan(Jumroh, 2021).
Dari semua pendapat tentang implementasi kebijakan dapat di
simpulkan impelementasi kebijakan adalah proses yang kompleks dan
memerlukan banyak faktor untuk menjadi berhasil. Salah satu faktor utama
yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan adalah kualitas dan
relevansi dari isi kebijakan. Jika isi kebijakan dianggap bermasalah, maka
akan menghambat pelaksanaan kebijakan. Tetapi, faktor lain yang berasal dari
sisi internal atau eksternal pelaksana kebijakan juga bisa menjadi faktor yang
menghambat proses implementasi kebijakan, seperti keterbatasan sumber
daya, kurangnya koordinasi antara berbagai pihak kurangnya pemahaman dari
12
pengajian dan kajian kitab kuning atau Dirasah Islamiyah dengan pola
pendidikan mu'allimin (Kemenag RI, 2014).
laporan kemajuan belajar yang mencakup prestasi santri dalam semua mata
pelajaran, ekstrakurikuler, dan pencapaian lainnya selama satu tahun pelajaran
(Turmudzi et al., 2023).
Mekanisme penyusunan prosedur penilaian, bentuk penilaian, serta
penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dituangkan dalam bentuk pedoman
yang buat dan ditetapkan oleh Kepala Satuan Pendidikan Formal (Turmudzi et
al., 2023). Penilaian dalam pendidikan diniyah formal umumnya mencakup
beberapa aspek, seperti pemahaman terhadap ajaran agama, kemampuan
membaca Al-Quran, pemahaman terhadap hadis, fiqh, dan sejarah Islam, serta
kemampuan berbahasa Arab. Penilaian ini dapat dilakukan melalui ujian
tertulis, penugasan, presentasi, dan ujian lisan. Selain itu, aspek sikap dan
moral juga sering dievaluasi dalam penilaian ini.
G. Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang
relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan saat ini. Berikut ini
beberapa hasil penelitian yang relevan yang dijadikan bahan telaah bagi
peneliti.
1. Dari penelitian (Dudin, 2019). Menjelaskan bahwa Pendidikan diniyah
formal di pesantren harus dibarengi dengan pengawalan konteks mutu
penyelenggaraan di pesantren secara profesional. Dari evaluasi
penyelenggaraan pendidikan diniyah formal ula Darussalam Ciamis
tampak realitasnya yaitu:
a. dari segi input, terdapat beberapa ustadz kurang memenuhi standar
kualifikasi akademik dan belum memiliki sertifikat Pendidikan diniyah
formal, standar kurikulum pendidikan diniyah formal dari Kemenag
untuk kitabnya terlalu tinggi, dan hampir sama dengan kitab-kitab
yang diajarkan pada Ma’had Ali, sehinga dapat menyulitkan dalam
penjenjangannya; sarana prasarana kurang memadai, dan anggaran
(dana) kurang mencukupi untuk pembiayaan prndidikan diniyah
formal ula.
25
Penelitian ini:
a. Penelitian ini
dilakukan di
pondok
pesantren
Abinnur Al-
Islami
b. Waktu
penelitian ini
dilakukan pada
tahun
2023/2024.
Penelitian ini:\
a. Penelitian ini
berlokasi di
Sumatra Utara
b. Penelitian ini
fokus pada pada
satu pomdok
pesantren
c. Penelitian ini
membahas PDF
tingkat wustha
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif, yaitu dengan menguraikan fenomena-fenomena yang
terjadi di lapangan. Dengan pertimbangan itu penelitian ini berusaha
menganalisa dan mendeskripsikan data, fakta dan keadaan maupun disposisi
yang terjadi di lapangan serta melakukan analisis dan prediksi tentang apa
yang sebaiknya dilakukan untuk mencapai keadaan yang dikehendaki.
Deskripsi tersebut diperoleh dengan cara mencatat wawancara sumber data
dan tindakan-tindakan yang di amati dilokasi penelitian secara berulang-ulang
sampai jenuh.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di pondok pesantren Abinnur Al-Islami.
Mompang jae, kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal,
Provinsi Sumatra Utara. Waktu penelitian akan dilakukan peneliti mulai dari
Desember sampai selesai di pondok pesantren Abinnur Al-Islami untuk
mengamati dan mendiskripsikan fakta dan keadaan yang terjadi di lapanngan
C. Sumber Data Penelitian
Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri asal dua
macam yaitu: Data primer dan data skunder.
1. Sumber data Primer
Sumber primer yaitu data-data yang yang diperoleh melalui
observasi dan wawancara aktor-aktor atau informan yang berkaitan
dengan Pendidikan Diniyah Formal di pondok pesantren Abinnur Al-
Islami. dan informan tersebut adalah:
a. Kepala Madsrasah pondok pesantren Abinnur Al-Islami Tinggkat
Wustho
b. Guru pesantren Abinnur Al-Islami
33
3. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto, metode dokumentasi adalah metode
yang dipergunakan dalam mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, surat kabar, agenda, dan sebagainya.
Metode dokumentasi dapat pula dimengerti secara luas adalah segala
macam bentuk sub informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik
yang resmi maupun yang tidak resmi dalam bentuk laporan, buku harian,
dan sebagainya baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan. Jadi
data dapat diambil melalui metode yang digunakan dalam penelitian dari
berbagai catatan tentang peristiwa dalam bentuk dokumen (Faisol, 2020).
Metode dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data
menggunakan menyelidiki data-data yang sudah didokumentasikan. Asal
dari katanya, dokumentasi, yakni dokumen, berarti barang-barang tertulis.
di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-
benda tertulis, seperti kitab -kitab, peraturan-peraturan, dokumen, catatan
harian, dan sebagainya
E. Tekhnik Keabsahan Data
Keabsahan data adalah konsep penting yang diperbaharui dari konsep
keaslian (validitas) dan keandalan (reliabilitas). Derajat kepercayaan
keabsahan data (kredebilitas) bisa diadakan pengecekkan menggunakan teknik
pengamatan yg tekun, dan triangulasi. Ketekunan pengamatan yang dimaksud
ialah menemukan ciri-ciri dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan
atau isu yang sedang dicari tentang program pendidikan diniyah formal.
Triangulasi ialah teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan dan
memanfaatkan berbagai sumber, sebagai bahan perbandingan. Triangulasi
yang digunakan oleh peneliti ada tiga, yaitu:
1. Triangulasi Sumber, yaitu menggali kebenaran informasi tertentu dengan
menggunakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara, hasil
observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang
dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.
35
Ikbal, M., Pohan, A. J., & Nasution, S. (2021). Pergumulan Sistem Pesantren
Trasformasi Menuju Identitas Baru (M. I. Barus (ed.)). Madina Publisher.
Jumroh, M. (2021). Implementasi Pelayanan Publik Teori dan Praktik. 81–150.
Turmudzi, F., Syakir, A. M., Asrohah, H., & Nawawi, M. (2023). Dokumen
Penjamin Mutu Pendidikan Diniyah Formal. Majelis Masyayikh.