Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT ISLAM


(PENDIDIKAN: KEWAJIBAN DALAM ISLAM)
(KEBEBASAN DAN DEMOKRASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM)

TUGAS MATA KULIAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN AGAMA


DOSEN PENGAMPU
QOSIM LAKASENG, S.H.I., M.Pd

OLEH
KELOMPOK 5
SUDIMAN
NIM. 19010558

RAHMATSYAH
NIM. 19010561

MUHAMMAD WAHYU
NIM. 19010539

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STITSYAM MA’ARIF BONTANG KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah Swt. Tuhan Seru


Sekalian Alam, Dzat Yang Maha Tinggi Sumber Kebajikan dan Kearifan, atas
rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat selesai. Sholawat dan salam semoga
tercurah kepada junjungan semesta alam, Rasulullah Muhammad Saw. yang selalu
mengajarkan untuk tawadhu dan bijak dengan ilmu yang dimiliki. Makalah ini di
susun dengan maksud memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah Sosiologi
Pendidikan Agama. Makalah ini dapat menjadi sumber referensi; pendobrak minat
baca; pendobrak motivasi hidup; menjadi ilmu yang terus mengalir manfaatnya
sepanjang jaman, tanpa menafikan bahwa pada dasarnya makalah ini dapat
digunakan untuk semua kalangan. Tak lupa, penyusun makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan atau kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi
pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bontang, Maret 2022

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
A. Pengertian Pendidikan Agama ...................................................... 3
B. Pendidikan: Kewajiban dalam Islam............................................. 5
C. Kebebasan dan Demokrasi dalam Pendidikan Islam .................... 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 10
A. Kesimpulan ................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Agama Islam merupakan agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW kepada
umat manusia di bumi. Agama Islam adalah agama yang universal, yang
mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik
duniawi maupun ukhrawi.
Salah satu di antara ajaran Islam tersebut adalah, mewajibkan kepada ummat
Islam untuk melaksanakan pendidikan. Karena menurut ajaran Islam, pendidikan juga
merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi tercapainya
kesejahteraan dan kebahagiaan dunia serta akhirat. Dengan pendidikan itu pula
manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dan
kehidupannya.
Terlebih lagi Islam adalah merupakan agama ilmu dan agama akal karena
Islam selalu mendorong umatnya untuk mempergunakan akal dan menuntut ilmu
pengetahuan, agar dengan demikian mereka dapat membedakan mana yang benar dan
mana yang salah, dapat menyelami hakikat alam, dapat menganalisa segala
pengalaman yang telah dialami oleh umat-umat yang telah lalu dengan pandangan
ahli-ahli filsafat yang menyebut manusia sebagai Homo sapiens, yaitu sebagai
makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan, dan dengan dasar
itu manusia ingin selalu mengetahui dengan apa yang ada di sekitarnya.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pendidikan dan
masyarakat Islam.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan makalah ini adalah sebagai berikut;
1. Bagaimana pengertian pendidikan dalam Islam?
2. Bagaimana pendidikan menurut kewajiban dalam Islam?
3. Bagaimana kebebasan demokrasi dalam pendidikan Islam?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut;
1. Memahami arti pendidikan dalam Islam.
2. Memahami setiap muslim berkewajiban dalam menuntut ilmu.
3. Dapat memahami kebebasan demokrasi dalam pendidikan Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Islam
Dalam bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan
memberinya awalan “pe” dan akhiran “an”, mengandung arti “perbuatan” (hal, cara
dan sebagainya).1
Istilah pendidikan ini berasal dari bahasa yunani, yaitu “paedagogie”, yang
berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan
ke dalam bahasa Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau
bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah”
yang berarti pendidikan.
Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa
agar ia menjadi orang dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya pendidikan berarti
usaha yang dijalankan oleh seorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi
seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup
dan penghidupan yang lebih tingi dalam arti mental.2
Sering kita terjebak dengan dua istilah antara pendidikan Islam dan
pendidikan agama Islam (PAI) padahal hakikatnya secara substansial pendidikan
agama Islam dan pendidikan Islam sangat berbeda. Usaha-usaha yang di ajarkan
tentang personal agama itulah yang kemudian bisa disebut dengan pendidikan agama
Islam, sedangkan pendidikan Islam adalah nama sebuah sistem, yaitu sistem
pendidikan yang Islami.
Pendidikan Agama Islam yang dimaksud disini ialah usaha yang berupa
asuhan dan bimbingan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya
dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam serta menjadikannya sebagai
pandangan hidup.3

1
Poerwadamanita, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976) 250
2
Sudirman dkk, Ilmu Pendidikan, (Bandung: CF Remaja Karya, 1987) 4
3
Zakiah Derajat, dkk, Pendidikan Islam Keluarga dan Sekolah (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1995) 86

3
Pendidikan Islam; pendidikan berakar dari perkataan didik yang berarti
pelihara ajar dan jaga. Setelah dijadikan analogi pendidikan boleh diuraikan sebagai
suatu proses yang berterusan untuk menjaga dan memelihara pembesaran tubuh
badan dan pertumbuhan bakat manusia dengan rapih supaya dapat melahirkan orang
yang berilmu, baik tingkah laku dan dapat mengekalkan nilai-nilai budaya
dikalangan masyarakat.
Pendidikan adalah suatu proses penanaman sesuatu kedalam diri manusia,
pendidikan adalah sesuatu yang secara bertahap ditanamkan kedalam manusia.
“Suatu proses penanaman” mengacu pada metode dan sistem untuk menanamkan
apa yang disebut sebagai pendidikan secara bertahap.4
Secara sederhana pendidikan Islam adalah pendidikan yang “berwarna” Islam.
Maka pendidikan Islami adalah pendidikan yang berdasarkan islam. Dengan
demikian nilai-nilai ajaran islam itu sangat mewarnai dan mendasari seluruh proses
pendidikan.
Dilihat dari sudut etistimologis, istilah pendidikan Islam sendiri terdiri dari
atas dua kata, yakni “pendidikan” dan “islami”. Definisi pendidikan sering disebut
dengan berbagai istilah, yakni altarbiyah, al-taklim, al-ta’dib dan al-riyadoh. Setiap
istilah tersebut memiliki makna yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan perbedaan
kontek kalimatnya dalam pengunaan istilah tersebut. Akan tetapi dalam keadaan
tertentu semua istilah itu memiliki makna yang sama, yakni pendidkan.5
Pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan zaman
sekarang belum terdapat pada masa rosulullah, tetapi usaha dan aktifitasnya dalam
urusan agama telah mencakup arti pendidikan zaman sekarang diantara pakar
pendidikan banyak yang memberikan pengertian dengan versi yang berbeda-beda,
tetapi pada dasarnya mempunyai maksud yang sama.
Menurut Poerbakawatja dan Harahap menyatakan bahwa, “pendidikan adalah
usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si

4
Muhammad Fathurrohman, Sulistyorini, Meretas Pendidikan Berkualitas dalam Pendidikan
Islam (Yogyakarta: Teras, 2012) 8-9
5
Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2014) 1-2

4
anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tangung jawab
moral dan segala perbuatannya.6
Sedangkan menurut Muzayyin Arifin dalam bukunyaFilsafat Pendidikan
Islam bahwa “pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan pribadi
manusia, aspek rohaniah dan jasmaniah, juga harus berlangsung secara bertahap”.7

B. Pendidikan : Kewajiban dalam Islam


Salah satu di antara ajaran Islam tersebut adalah, mewajibkan kepada ummat
Islam untuk melaksanakan pendidikan. Karena menurut ajaran Islam, pendidikan juga
merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi tercapainya
kesejahteraan dan kebahagiaan dunia serta akhirat.
Kewajiban akan pendidikan dalam pandangan Islam sangat banyak
diantaranya yakni dalam Alquran dan Alhadis. Sebagaimana ayat Alquran dalam
surah al-alaq berikut;

Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.”(QS Al Alaq: 1-5)8
Dari ayat tersebut jelaslah bahwa agama Islam men•dorong umatnya agar
menjadi umat yang pandai, dimulai dengan belajar baca tulis dan diteruskan dengan
belajar berbagai macam ilmu pengetahuan.

6
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005) 6
7
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009) 12
8
Kementrian Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahan New Cordova, (Bandung: Syaamil Qur’an,
2012), h.597

5
Islam di samping menekankan kepada umatnya untuk belajar juga menyuruh
umatnya untuk mengajarkan ilmunya kepada orang lain. Jadi Islam mewajibkan
umatnya belajar dan mengajar. Melakukan proses belajar dan mengajar adalah besifat
manusiawi, yakni sesuai dengan harkat kemanusiaannya, sebagai makhluk Homo
educandus, dalam arti manusia itu sebagai makhluk yang dapat dididik dan dapat
mendidik.
Di dalam hadist nabi juga menerangkan kewajiban tentang pendidikan sebagai
berikut;

Artinya; “Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim
perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr).

Artinya; “Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat”. (HR. Ibnu Abdil
Barr)

Artinya; “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya
memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat, maka wajib
baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduannya maka wajib
baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi)

Dengan adanya ayat Al Qur’an serta beberapa hadis maka dapat disimpulkan
bahwa agama Islam sangat mewajibkan akan pendidikan atau menuntut ilmu
pengetahuan kepada seluruh kaum muslimin baik pria maupun wanita sepanjang
hidupnya, sejak lahir sampai meninggal dunia. Allah sangat mendorong hambanya

6
untuk belajar dan mengajar dan sangat menghargai orang yang berilmu pengetahuan,
bahkan akan mengangkat martabat atau derajat mereka ketempat yang terpuji.9

C. Kebebasan dan Demokrasi dalam Pendidikan Islam


Acuan pemahaman demokrasi pendidikan dalam pandangan ajaran Islam
bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits. Selain itu demokrasi pendidikan Islam
merupakan implementasi prinsip-prinsip demokrasi Islam terhadap pendidikan
Islam,10 adanya demokrasi dalam pendidikan Islam sebagaimana telah dijelaskan
dalam sebuah hadis berikut:

“Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim
perempuan”.
Dari hadis tersebut dapat dilihat bahwa pendidikan itu harus disebarluaskan
hingga meliputi segenap lapisan masyarakat, baik itu laki-laki ataupun perempuan
masing-masing memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu selain itu juga mempunyai
kebebasan dalam meraih pendidikan.11
Adapun bentuk demokrasi dalam pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1. Kebebasan bagi pendidik dan peserta didik
Kebebasan di sini meliputi: kebebasan berkarya, kebebasan mengembangkan
potensi, dan kebebasan berpendapat.
a. Kebebasan berkarya
Kebebasan dalam berkarya yaitu kebebasan dalam berfikir tanpa terpaku pada
pendapat orang lain, sehingga dapat menentukan secara bebas masa depannya sendiri
berdasarkan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri.
b. Kebebasan mengembangkan potensi

9
Juhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h.98-103
10
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), Cet.vi, h.333
11
HB. Hamdani, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Kota Kembang, 1986), h.173

7
Masing-masing individu memiliki kebebasan dalam mengembangkan
potensinya, pengembangan potensi ini dapat dilakukan melalui proses pendidikan
yang mampu menghantarkan seorang individu menjadi hamba Allah dan khalifah
Allah di muka bumi ini dengan berpegang teguh pada nilai-nilai ilahiyyah.
c. Kebebasan berpendapat
Dalam hal ini pendidik dituntut untuk menghargai pendapat peserta didik, dan
peserta didik dituntut pula untuk menghargai pendapat pendidik dan sesama peserta
didik, karena menghargai pendapat merupakan salah satu kebutuhan dalam
melaksanakan pendidikan.

2. Persamaan terhadap peserta didik dalam pendidikan Islam


Islam memberikan kesempatan yang sama bagi semua penganutnya untuk
mendapatkan pendidikan atau belajar.
Abuddin Nata menyatakan bahwa peserta didik yang masuk di lembaga
pendidikan tidak ada perbedaan derajat atau martabat, karena penyelenggaraan
pendidikan dilaksanakan dalam suatu ruangan dengan tujuan untuk memperoleh
pengetahuan dari pendidik. Pendidik harus mengajar anak orang yang tidak mampu
dengan yang mampu secara bersama atas dasar penyediaan kesempatan belajar yang
sama bagi semua peserta didik.
Dalam pendidikan Islam juga tidak ada sistem sekolah unggul karena hal
tersebut tidak sesuai dengan prinsip demokrasi pendidikan Islam sebab bersifat
diskriminasi atau membedakan terhadap peserta didik. Dalam pendidikan Islam yang
ada adalah sistem pelayanan unggul, dimana setiap peserta didik dibimbing
mengembangkan potensinya secara maksimal.

3. Penghormatan akan martabat individu dalam pendidikan Islam


Demokrasi sebagai penghormatan akan martabat orang lain, maksudnya ialah
seseorang akan memperlakukan orang lain sebagaimana dirinya sendiri. Secara
historis prinsip penghormatan akan martabat individu telah ditunjukan oleh Nabi

8
Muhammad SAW dalam praktek pembebasan kaum tertindas di Mekkah seperti
memerdekakan budak.
Dalam proses pendidikan pendidik menghargai pendapat peserta didik, tanpa
membedakan dari mana asalnya. Pendidik dapat menimbulkan sikap saling
menghargai pendapat di antara sesama peserta didik. Pendidik dalam memberikan
ganjaran atau hukuman kepada peserta didik harus yang bersifat mendidik, karena
dengan cara yang demikian akan tercipta situasi dan kondisi yang demokratis dalam
proses belajar mengajar.12

12
Ramayulis, Op.Cit., h.333-335

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dengan mengetahui pendidikan dan masyarakat Islam, maka dapat kita


ketahui bahwa antara pendidikan dan masyarakat Islam memiliki hubungan yang
sangat erat dan saling mendukung satu sama lain. Dengan Islam, proses pendidikan
akan lebih baik dan sesuai dengan tuntunan agama.
Agama Islam sangat mewajibkan akan pendidikan atau menuntut ilmu
pengetahuan kepada seluruh kaum muslimin baik pria maupun wanita sepanjang
hidupnya, sejak lahir sampai meninggal dunia. Dan agama Islam juga memberikan
kesempatan yang sama bagi semua penganutnya untuk mendapatkan pendidikan atau
belajar.
Kebebasan dalam pendidikan Islam, bahwasanya pendidikan Islam memberi
kebebasan untuk memilih, karena kebebasan merupakan syarat mutlak untuk
pengembangan potensi fitrah manusia serta kemampuannya untuk berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya.

B. Saran
Bagi pembaca pada umumnya, dengan mempelajari pendidikan dan
masyarakat Islam seyogyanya dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca dan
bagi Mahasiswa sebagai calon pendidik PAI sudah seharusnya belajar dan paham
berbagai pendidikan apa saja yang seharusnya diterapkan dalam lingkup masyarakat
di saat mengajar mata pelajaran Sosiologi Pendidikan Agama.
Demikianlah makalah yang dapat disampaikan oleh kelompok kami. Untuk
para pembaca diharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah
yang selanjutnya.

1
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, HM. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1992


Djafar, Muhammadiyah. Membina Pribadi Muslim. Jakarta: Kalam Mulia. 1994
Drajat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2000. Cet.iv
Hamdani, HB. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Kota Kembang. 1986
Juhairini. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1992
Kementrian Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahan New Cordova. Bandung: Syaamil
Qur’an. 2012
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2008. Cet.vi
Rusn, Abidin Ibnu. Pemikiran Al Ghazali tentang Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 1998
Thoho, HM Chabib. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset. 1996
Zainuddin. Seluk Beluk Pendidikan dari Al Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara. 1991.
Cet.1
Langgulung, Hasan. Manusia dan Pendidikan. Jakarta: PT Al Husna Zikra. 1995.
Cet.3
https://rdhani51.wordpress.com/2014/01/08/makalah-kel-3-pendidikan-dan
masyarakat-islam/
http://repository.uinbanten.ac.id/2141/4/BAB%20II.pdf

https://www.google.com/search?q=al+alaq+1-
5&rlz=1C1FHFK_idID932ID932&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwj
Kt_b9vMf2AhUYUGwGHR4VDngQ_AUoAXoECAEQAw&biw=1600&bih=789&
dpr=1#imgrc=XBGbWF8_je0UmM

https://ppsd.or.id/pentingnya-mencari-ilmu/

Anda mungkin juga menyukai