Disusun Oleh :
KELOMPOK 10
Siti Fatimah (12210920655)
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
banyak nikmat, nikmat yang tak terhingga banyaknya, Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Prospek lembaga pendidikan islam ” ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam
kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita
di hari akhir kelak.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari ibu Dr.Nurhasanah Bakhtiar
M,Ag pada mata kuliah Agama Konghucu di UIN SUSKA RIAU. Selain itu, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai
prospek lembaga pendidikan islam.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN..................................................................... 2
A. Kesimupulan............................................................................ 10
B. Saran........................................................................................ 10
DAFTAR KEPUSTAKAAN................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas pada makalah kali ini
diantaranya :
1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita dapat
mengetahui dan memahami prospek lembaga pendidikan islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Selanjutnya ketika anak beranjak lebih dewasa, dan mulai mampu untuk
berinteraksi dengan keadaan sosial, keluarga mulai memberikan kepercayaan
kepada wadah lain untuk mendidik anak, yaitu wadah sekolah. Lingkungan
sekolah mendidik anak dengan menyempurnakan bekal yang telah diperolehnya
dari lingkungan keluarga. Maka tidak mengherankan ketika kondisi keluarga yang
kurang memperhatikan terhadap anak, maka akan sangat berpengaruh terhadap
proses pendidikan di sekolah.
3
Diketahui bersama pendidikan Islam ialah termasuk dalam permasalahan
sosial, sehingga dalam kelembagaannya tidak terlepas dari lembaga-lembaga
sosial yang ada. lembaga disebut juga sebagai institusi, pranata, sedangkan
lembaga sosial adalah suatu bentuk organisasi yang tersusun relatif atas pola-pola
tingkah laku, peranan-peranan dan relasi-relasi yang terarah dalam mengikat
individu yang mempunyai otoritas formal dan sanksi hukum, guna tercapai
kebutuhan-kebutuhan sosial dasar.1
4
tempat-tempat itu biasanya mereka gunakan sebagai tempat ritual ajaran ibadah.
Dengan proses terbentuknya tempat-tempat ibadah itu, selain sebagai tempat
ibadah, mereka juga memfungsikannya sebagai tempat untuk melakukan proses
pendidikan. hal ini di dasarkan kepada sejarah Islam dimana ketika masa awal
kehadirannya, Rasulullah juga memfungsikan tempat ibadah sebagai tempat
berlangsungnya proses pendidikan agama.4
4
Ibid, 20.
5
Ibid, 21.
6
Di tempat tersebut tinggal Ki Ajar dengan Cantrik. Ki Ajar adalah orang yang mengajar
dan cantrik adalah orang yang diajar. Kedua kelompok ini tinggal disatu tempat atau komplek, dan
disinilah terjadi proses belajar mengajar. Lihat:Daulay, Sejarah Pendidikan dan Pembruan., 21.
5
a.Masjid dan Langgar
Fungsi utama masjid dan langgar adalah sebagai tempat ibadah. Selain
dari fungsi ibadah itu, masjid juga digunakan sebagai tempat untuk pendidikan.
biasanya ditempat ini digunakan dilakukan pendidikan untuk anak-anak maupun
orang dewasa. Penyampaian ajaran Islam dilakukan biasanya oleh ustadz atau
kiai. Bidang pengajaran yang diajarkan sebatas ilmu aqidah, ibadah, akhlak dan
pengkajian Al Quran.7
b.Pesantren
7
Ibid, 21.
8
Hasbullah, Kapita Selekta., 40.
6
Rangkang adalah tempat tinggal murid yang dibangun berdekatan dengan masjid. 9
Sistem pendidikan dan metodenya hampir sama dengan pesantren namun
bentuknya lebih sederhana dari pesantren.
Selanjutntya adalah surau, Surau lebih dikenal sebagai tempat ibadah menurut
orang melayu termasuk di dalamnya Indonesia dan Malaysia. Surau sendiri
mempunyai arti tempat suatu bangunan kecil untuk tempat shalat, tempat belajar
mengaji, tempat wirid. Menurut Christine Dobbin yang dikutip oleh Daulay, surau
adalah rumah yang didiami oleh para pemuda setelah aqil baligh, terpisah dari
rumah keluarganya yang menjadi tempat tinggal wanita dan anak-anak. 12 sistem
pendidikan di surau banyak kemiripanya dengan sistem pendidikan di pesantren,
inti pelajarannya adalah ilmu-ilmu agama.
9
Daulay, Sejarah Perkembangan Dan Pembauran., 24.
10
Ibid, 26.
11
Ibid, 23.
12
Ibid, 26.
13
Ibid, 39.
7
bersumber dari ide-ide para tokoh atau ulama yang menimba ilmu di pusat
pendidikan Islam dan kembali ke tanah air. Mereka menularkan wacana
pembaruan pendidikan di kalangan umat Islam. Kedua, bersumber dari dalam
negeri sendiri yang ketika itu dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda. Hindia
Belanda melakukan diskriminasi terhadap pendidikan yang mambagi pendidikan
ke dalam tiga strata sosial. Hingga berpengaruh terhadap munculnya lembaga-
lembaga pendidikan Islam seperti :
d.Madrasah
14
Hasbullah, Kapita Selekta., 66.
15
Daulay, Sejarah Pertumbuhan., 123.
16
Ibid., 122.
8
- Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Berdirinya IAIN adalah imbas dari dikeluarkanya dekrit presiden 5 Juli 1959,
bahwa pada intinya kembali digunakannya UUD 1945 dan Pancasila sebagai jiwa
atau ruh negara. Sehingga mendorong semangat untuk mengamalkan sila pertama
pancasila, yang diperankan PTAIN sebagai institusi pendalaman ajaran-ajaran
Islam.
17
Ibid, 135.
18
Ibid, 138.
9
komprehensif dan mendalam) sementara di lembaga-lembaga pendidikan Islam
kurikulum pendidikan agama Islam menjadi kosentrasi dan titik tekan.
BAB III
19
Baharuddin, Pengembangan Lembaga., 97.
10
A. Kesimpulan
B.Saran
Dan juga, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, oleh sebab itu
penulis masih memerlukan banyak masukan yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah yang akan datang.
11
DAFTAR PUSTAKA
12