Anda di halaman 1dari 13

PERANAN PESANTREN DALAM MENCIPTAKAN

MASYARAKAT MADANI
(Mata Kuliah: Pendidikan Islam dalam Sisdiknas)

DOSEN PENGASUH
ASWAN, S.Ag, MM

DISUSUN OLEH
(Kelompok II)

AULIA ANZANI (1901020022)


FAHMI NURJANNAH (1901020054)
M. DWI FAUZAN (1901020102)

FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER VII PAI-A REG
INSTITUT AGAMA ISLAM DAAR AL ULUUM
ASAHAN-KISARAN
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas limpahan rahmat dan
hidayah Nya yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan dari Nya
tentunya kami tidak akan mampu untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat berangkaikan salam, semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi
Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, semoga dengan kita yang
selalu bershalawat kepadanya mendapatkan pengakuan kelak di yaumul mahsyar
kelak. Aamiin
Dan tak lupa pula mengucap syukur kepada Allah yang telah memberikan
kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “PERANAN PESANTREN DALAM MENCIPTAKAN
MASYARAKAT MADANI”, yang sekiranya nanti makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.
Tentunya kami sangat menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan,baik dari penyusunan kalimat dan juga isi dari materi. Untuk
itu kami mengharapkan saran juga kritik kepada para pembaca, guna untuk
memperbaiki makalah ini.Terakhir kami berterimah kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung adanya makalah ini.Demikian, semoga makalah ini dapat
memberikan maafaat.

Kisaran, Oktober 2022


Penyusun

Kelompok Dua

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Hakikat Pesantren.........................................................................................3
B. Elemen-elemen Dasar Sebuah Pesantren......................................................3
C. Jenis Pesantren..............................................................................................5
D. Hakikat Masyarakat Madani.........................................................................7
E. Peranan Pesantren dalam Menciptakan Masyarakat Madani........................8
BAB III PENUTUPAN............................................................................................9
KESIMPULAN....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Islam yang dikenal sebagai Pondok Pesantren diajarkan di
Jawa selama sekitar 500 tahun. Pesantren merupakan salah satu
lembaga pendidikan Islam tradisional yang mengajarkan agama Islam
dan sekaligus mengajarkan moralitas dalam keagamaan sebagai
pedoman perilaku sehari-hari. Pesantren adalah jenis pendidikan Islam
tradisional yang bertujuan untuk mempelajari, mendalami,
mengkhayati, dan mengamalkan ajaran Islam.
Dalam sejarahnya di masa lalu, pesantren telah mampu mencetak
kader-kader handal yang tidak hanya dikenal potensialnya, akan tetapi
mereka telah mampu mereproduksi potensi yang dimiliki menjadi
sebuah keahlian yang layak jual. Seperti halnya di era pertama
munculnya pesantren, yaitu pada masa kepemimpinan wali songo.
Dimana mereka telah mampu menundukkan dominasi peradaban
Majapahit yang telah berkuasa selama berabad-abad yang dikenal
sebagai suatu kerajaan dengan struktur pemerintahan dan pertahanan
Negara yang cukup disegani di kawasan Asia Tenggara.
Dalam sejarahnya di masa lalu, pesantren telah mampu mencetak
kader-kader handal yang tidak hanya dikenal potensialnya, tetapi
mereka juga dapat menghasilkan potensi dengan menggunakan keahlian
tersendiri.
Hal ini menjadi sangat logis sekali ketika hampir semua lembaga
pendidikan di Indonesia termasuk sebagian pesantren mulai berlomba-
lomba melakukan pengembangan yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman, pondok pesantren dalam perkembangannya
menjelma sebagai lembaga sosial yang memberikan warna khas bagi
perkembangan masyarakat sekitarnya.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapat yaitu:
1. Apa yang dimaksud hakikat dari Pesantren ?
2. Apa saja elemen-elemen dasar dari sebuah Pesantren ?
3. Apa saja jenis-jenis Pesantren ?
4. Apa yang dimaksud dengan Masyarakat Madani ?
5. Bagaimana peranan pesantren dalam menciptakan Masyarakat
Madani ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud hakikat pesantren.
2. Untuk dapat mengetahui apa saja elemen-elemen dasar dari sebuah
pesantren.
3. Untuk dapat mengetahui apa saja jenis-jenis pesantren.
4. Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan masyarakat
madani.
5. Untuk dapat mengetahui bagaimana peranan pesantren dalam
menciptakan masyarakat madani.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pesantren
Seiring dengan penyebaran Islam di seluruh Indonesia, pendidikan
Islam di Indonesia terus berkembang. Pendidikan yang berlangsung pada
hari ini, awalnya terlaksana karena adanya kontak antara pedagang
(mubaligh) dengan masyarakat umum, tetapi pendidikan yang
dilaksanakan lebih ke arah informal. Setelah Indonesia menetapkan Islam
sebagai salah satu agama yang dianut oleh penduduknya, saat itu
pendidikan Islam diajarkan di langgar-langgar, surau ataupun masjid,
dimana saat itu pendidikan Islam dibawah tanggung jawab kerajaan Islam
yang berdiri. Tetapi pendidikan Islam juga ada yang telah dilaksanakan di
lembaga pendidikan seperti pesantren.1
Menurut etimologi, pesantren berasal dari istilah "pe-santri-an" yang
merujuk pada kesenian para santri atau tempat santri. Pesantren
merupakan tempat bagi santri untuk belajar ilmu-ilmu agama. Dengan
demikian sebagai hasil dari hal tersebut, pesantren merupakan salah satu
dari sekian banyak bentuk pendidikan yang mengedepankan pendidikan-
pendidikan Islam, juga mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama
Islam yang telah dipelajari.2
B. Elemen-elemen Dasar Sebuah Pesantren
Pondok pesantren terdiri atas elemen yang meliputi:
1. Kyai
Selain berfungsi sebagai pemimpin dan guru di pondok
pesantren, Kyai juga mentransmisikan ilmu dan teladan kepada
para santrinya. Metode-metode seperti sorogan dan wetonan
digunakan dalam penyampaian ilmu, dan sebagai bagian dari

1
Iswantir, Pendidikan Islam Sejarah, Peran dan Kontribusi dalam Sistem
Pendidikan Nasional, (Bandar Lampung: CV Anugerah Utama Raharja, 2013), hal.95
2
Haidar Putra Daulay, Historitas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan
Madrasah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001), hal.27

3
proses penyampaian ilmu dalam aspek transmisi keteladanan,
meliputi hal-hal seperti: akhlak keikhlasan, kesederhanaan,
kedisiplinan, kesantunan, ketegasan, dan lainnya.3
2. Santri
Salah satu lembaga pendidikan terpenting yang berpotensi
meningkatkan jati diri seseorang adalah pondok pesantren dengan
ciri khas tertentu. Istilah "santri" digunakan oleh umat Islam atau
masyarakat Jawa untuk menggambarkan orang-orang yang
memiliki perhatian yang lebih kuat atau tinggi terhadap agamanya
(Islam).4
3. Masjid
Salah satu simbol dari islam adalah masjid, yang juga
merupakan ikon pendidikan dan pembelajaran bagi para santri saat
berada di pondok pesantren. Masjid merupakan tempat pendidikan
yang sudah lama digunakan, bahkan semanjak zaman Nabi
Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam.
4. Pondok
Mayoritas santri di pesantren biasanya tinggal di pondok yang
telah disediakan oleh pihak pondok pesantren, sehingga mereka
dapat secara aktif menempuh pendidikan dan partisipasi mereka di
pesantren.
5. Kitab
Ciri khas selanjutnya dari pesantren adalah kitab, yang
merupakan referensi yang dapat ditemukan di pondok pesantren,
misalnya saja seperti kitab-kitab kuning (klasik), dan biasanya
kitab yang seringkali dikaji adalah kitab yang bercirikan suatu
mazhab tertentu.5
3
Mansur, Moralitas Pesantren: Meneguh Kearifan dan Telaga Kehidupan,
(Yogyakarta: Safiria Insani Press, 2004), hal.55
4
In’am Sulaiman, Masa Depan Pesantren : Eksistensi Pesantren di Tengah
Gelombang Modernisasi, (Malang: Madani, 2010), hal.155
5
Hamdan Farchan dan Syarifuddin, Titik Tengkar Pesantren : Resolusi Konflik
Masyrakat Pesantren, (Yogyakarta: Pilar Religia, 2005), hal.1

4
C. Jenis Pesantren
Ridwan Nasir membagi pondok pesantren menurut tipenya.
Menurutnya, terdapat beberapa tipe pesantren yang selama ini dikenal
luas di tengah masyarakat Muslim. Pembagian tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Pondok Pesantren Salaf/ Klasik, ialah pondok pesantren yang di
dalamnya ada sistem pembelajaran salaf( weton serta sorogan),
serta sistem klasik (madrasah) salaf.
2. Pondok Pesantren Semi Berkembang, ialah pondok pesantren
yang di dalamnya ada sistem pembelajaran salaf serta klasikal
swasta dengan kurikulum 90% agama serta 10% umum
(universal).
3. Pondok Pesantren Berkembang, ialah pondok pesantren
semacam semi berkembang, cuma saja sudah lebih bermacam-
macam dalam bidang kurikulumnya ialah 70% agama serta 30%
umum (universal). Di samping itu pula diselenggarakan
madrasah SKB 3 Menteri dengan akumulasi diniyah.
4. Pondok Pesantren Khalaf/Modern, ialah bentuk pondok
pesantren berkembang, hanya sudah lengkap lembaga
pendidikan yang ada di dalamnya, antara lain diselenggarakan
sistem sekolah umum dengan penambahan diniyah (praktik
membaca kitab salaf), perguruan tinggi dan dilengkapi dengan
bahasa Arab dan Inggris.
5. Pondok Pesantren Ideal, yang juga dikenal sebagai Program
Pesantri Ideal, terdiri dari sejumlah pembelajaran yang lebih
lengkap dengan durasi yang lebih panjang yang menekankan
pentingnya kualitas di atas kuantitas, yaitu meliputi bidang
keterampilan seperti pertanian, teknologi, perikanan, dan

5
perbankan, dan benar-benar memperhatikan kualitasnya dengan
berusaha tidak menggeser ciri khusus dari pesantren.6
Uraian di atas memiliki kesamaan dengan apa yang sebelumnya
dikemukakan oleh M. Bahri Gazali. Menurutnya, secara factual
pondok pesantren yang berkembang dalam masyarakat dapat dibagi
menjadi:
1. Pondok Pesantren Tradisional
Pondok pesantren tradisional masih mempertahankan bentuk
aslinya yang mana, pesantren ini mengajarkan kitab-kitab yang
ditulis oleh ulama abad ke-15 dengan menggunakan bahasa
Arab. Sistem pendidikan pondok pesantren jenis ini adalah
sistem pendidikan halaqah yang dilakukan di Masjid.
Sedangkan kurikulum pembelajaran yang digunakan
sepenuhnya bergantung pada keputusan Kyai.
2. Pondok Pesantren Modern
Pesantren jenis ini berbeda dengan pesantren jenis lain
karena orientasi belajarnya terfokus pada sistem belajar modern
dan tradisional. Dimana pesantren ini terutama didasarkan pada
strategi dan kemampuan yang diterapkan. Istilah “kurikulum”
mengacu pada sekolah atau lembaga keagamaan dengan reputasi
nasional. Dalam jenis kelas ini, pengajaran bahasa Arab dan
agama diprioritaskan.
3. Pondok Pesantren Komprehensif
Kelengkapan sistem di pesantren ini disebabkan oleh fakta
bahwa sistem ini merupakan persilangan antara tradisional dan
kontemporer. Artinya, pelatihan dan ketenagakerjaan dilakukan
dengan menggunakan metode sorogan, bandongan, dan
wetonan, tetapi sistem pendidikan yang lebih konsisten untuk
siswa masih digunakan.7

6
M. Ridwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal: Pondok
Pesantren di Tengah Arus Perubahan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal.87-88
7
M. Bahri Gazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta: Prasati, 2003), hal.14-15

6
D. Hakikat Masyarakat Madani
Jadi pada hakikatnya, Masyarakat Madani adalah masyarakat yang
terkenal dengan fokusnya pada nilai-nilai kemanusiaan, yang penting
bagi studi teknologi dan pengetahuan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala
memberikan gambaran dari Masyarakat Madani dengan firman-Nya
dalam QS. Saba’ ayat 15:

ٍ ‫ان لِ َسبَاٍ فِ ْي َم ْس َكنِ ِه ْم ٰايَةٌ َۚجنَّ ٰت ِن َع ْن يَّ ِمي ٍْن َّو ِش َم‬
‫ال ەۗ ُكلُ ْوا ِم ْن‬ َ ‫لَقَ ْد َك‬
‫طيِّبَةٌ َّو َربٌّ َغفُ ْو ٌر‬ َ ٌ‫ق َربِّ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوا لَهٗ ۗبَ ْل َدة‬ِ ‫رِّ ْز‬
Artinya: “Sungguh, bagi kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Tuhan) di
tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan
dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan), “Makanlah
olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan
bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik
(nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha
Pengampun.”

Istilah “Masyarakat Madani” mengacu pada individu atau kelompok


dalam “masyarakat sipil”. Anwar Ibrahim yang lahir di Indonesia di
bawah kepemimpinan Nurcholish Madjid, adalah orang pertama yang
mendukung metode ini. Masyarakat Madani secara keseluruhan juga
dikenal sebagai komunitas Muslim, tumbuh subur di Madinah Nabi
Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Madinah diakui sebagai lokasi
historis yang sah untuk pembentukan masyarakat madani dalam populasi
massa.
Sebagai generasi bangsa, kita memiliki potensi untuk memberikan
kontribusi yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat dan
pencegahan perdagangan manusia. Selain itu kita harus mampu
mendidik diri tentang hal-hal yang masih lazim di masyarakat saat ini.
Untuk memastikan bahwa kita tidak dikhianati dalam perjalanan
pendidikan kita.
Al-Qur’an dan As-Sunnah yang disampaikan oleh Allah dan
Rasulullah dipergunakan sebagai dasar untuk mendidik orang tentang
agama Islam. Setelah itu kita harus menentukan sejauh mana masalah

7
yang ada di masyarakat dan metode apa yang dapat digunakan untuk
mengatasinya di dalam masyarakat tersebut.8
E. Peranan Pesantren dalam Menciptakan Masyarakat
Madani
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi Islam di
Indonesia yang didirikan sebagai respon atas munculnya gagasan
ideologi Islam tentang pemikiran Islam di Indonesia dalam rangka
memperkuat ulama. Kyai, dan kompetensi dalam memperjuangkan
Islam.
Sebagai hasil dari arus kemajuan zaman, ide-ide pembaharuan
pemikir Islam di Indonesia yang dalam hal ini adalah pesantren mampu
melakukan dinamika. Hal ini dapat dipecah menjadi 4 kategori yaitu
materi, administrasi, manajemen/sistem dan dinamika non klasikal di
samping dinamika klasikal.
Sebagai hasil dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
agama dapat diadaptasi dengan perkembangan zaman. Atas dasar itu,
pendidikan agama sebagai bentuk pendidikan Islam yang dapat
mengajarkan manusia seutuhnya akan semakin terbuka. Selain itu,
pesantren memilliki kapasitas untuk mempengaruhi anggota masyarakat
yang religious, demokratis, egaliter, toleran dan tidak liberal.9

8
Deny Suito, Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Muslim Indonesia Centre
For Moderate, 2006), hal.67
9
Rahardjo, Relevansi Iptek Profetik dalam Pembangunan Masyarakat Madani,
Academika, (Vol, 01, Th. XV, 1997), hal.17-24

8
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
1. Pesantren merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk pendidikan
yang mengedepankan pendidikan-pendidikan Islam, juga
mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam yang telah
dipelajari.
2. Pondok Pesantren terdiri atas komponen yang meliputi:
a. Kyai
b. Santri
c. Masjid
d. Pondok
e. Kitab
3. Menurut M.Bahri Gazali secara factual pondok pesantren yang
berkembang di masyarakat dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Pondok Pesantren Tradisional
b. Pondok Pesantren Modern
c. Pondok Pesantren Komprehensif
4. Masyarakat Madani adalah masyarakat yang terkenal dengan fokusnya
pada nilai-nilai kemanusian, yang penting bagi studi teknologi dan
pengetahuan.
5. Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi Islam di
Indonesia yang didirikan sebagai respon atas munculnya gagasan
ideology Islam tentang pemikiran Islam di Indonesia dalam rangka
memperkuat ulama, kyai, dan kompetensi dalam memperjuangkan
Islam.

9
DAFTAR PUSTAKA
Iswantir, Pendidikan Islam Sejarah, Peran dan Kontribusi dalam Sistem
Pendidikan Nasional, (Bandar Lampung: CV Anugerah Utama Raharja,
2013).
Daulay, Haidar Putra, Historitas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan
Madrasah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001).
Mansur, Moralitas Pesantren: Meneguh Kearifan dan Telaga Kehidupan,
(Yogyakarta: Safiria Insani Press, 2004).
Sulaiman, In’am, Masa Depan Pesantren : Eksistensi Pesantren di Tengah
Gelombang Modernisasi, (Malang: Madani, 2010).
Syarifuddin, dan Hamdan Farchan, Titik Tengkar Pesantren : Resolusi Konflik
Masyrakat Pesantren, (Yogyakarta: Pilar Religia, 2005).
Nasir, M. Ridwan, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal: Pondok Pesantren
di Tengah Arus Perubahan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010).
Suito, Deny, Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Muslim Indonesia Centre
For Moderate, 2006).
Rahardjo, Relevansi Iptek Profetik dalam Pembangunan Masyarakat Madani,
Academika, (Vol, 01, Th. XV, 1997).
Gazali, M. Bahri, Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta: Prasati, 2003).

10

Anda mungkin juga menyukai