Oleh:
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan anugerah
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. sholawat dan salam senantiasa selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad yang telah menunjukan jalan yang lurus
berupa ajaran agama islam dan menjadi anguerah bagi alam semesta ini.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
C. Tujuan Makalah.................................................................................................... 1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan non-formal
ang ada di Indonesia, dengan berada di tengah-tengah masyarakat dengan
ciri khasnya tersendiri menurut bagaimana sistem pondok pesantren tersebut
menerapkan dalam manajerialnya.
Dengan seiring berkembangnya zaman banyak pondok pesantren
yang berusaha untuk menyesuaikan dan tidak sedikit yang masih stagnan
dan seakan menutup diri dari banyaknya perubahan-perubahan yang
dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan berupaa untuk tetap
melestarikan budaya dan ciri khasnya. Oleh karena itu dalam makalah ini
mencoba menelusuri bagaimana sejarah terbentuknya pesantren di
Indonesia dan bagaimana perubahan pesantren seiring dengan tantangan
perkembangan zaman di masa kini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pesantren di Indonesia?
2. Bagaimana Perkembangan pesantren di Indonesia?
3. Bagaimana sikap pesantren dalam menyikapi tantangan di masa kini?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui sejarah pesantren di Indonesia
2. Untuk mengetahui perkembangan pesantren di Indonesia
3. Untuk mengetahui Bagaimana sikap pesantren dalam menyikapi
tantangan di masa kini
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pesantren
Pesanten atau biasa dikenal sebagai pondok pesantren jika dilihat dari asal
akatanya berasal dari kata “santri” yang mendapatkan imbuhan “pe” dan “an”
sehingga dapat diartikan sebagai “tempatnya santri”. Ada yang berspekulasi bahwa
berdirinya sebuah pondok pesantren bermula dari pengakuan oleh masyarakat akan
keunggulan dan keluasan ilmu seorang kiai, kemudian muncul sebuah keinginan
untuk menimba ilmu kepada kiai tersebut dari masyarakat sekitar ataupun luar
daerah dan membangun sebuah tempat tinggal yang letaknya tidak jauh dari
kediaman sang kiai tersebut. Pondok pesantren memiliki lingkungan tersendiri
dalam menjalankan segala aktifitasnya. Lingkungan pondok pesantren
seminimalnya terdiri dari kediaman kiai atau pengasuh dan biasa disebut “ndalem”,
muholla atau masjid, dan tempat tinggal santri. 1
Asal usul munculnya pondok pesantren di Indonesia tidak lepas dari peran
walisongo yang menyebarkan agama Islam pada abad ke 15-16 masehi. Pengaruh
1
Djamaludin & Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1998).
Hlm., 99
2
terbesar terhadap adanya walisongo berada di tanah Jawa karea penyebaran ke
sembilan wali merata di tanah Jawa. Syekh Maulana Malik Ibrahim atau biasa
dikenal sebagai Sunan Gresik adalah salah satu wali yang pertama kali
menyebarkan agama Islam di tanah Jawa dan dikenal sebagai “Spiritual Father”
atau gurunya dari guru pesantren di Jawa. Beliau wafat pada 8 April 1419 M dan
bertepatan pada 12 Rabi’ul Awwal 822H.2
1) Kyai
Kyai atau disebut juga dengan pengasuh pondok yaitu seseorang yang
menjadi panutan dikalangan pesantren tersebut. Kyai ini memiliki sosok
yang sangat bijaksana, rendah hati, dan berwibawa. Lyai memiliki
karismatik dan juga memiliki wibawa yang tinggi diklangan masyarakat
sehingga beliau disegani dan menjadi panutan dalam masyarakat. Kyai
juga harus bisa menyampaikan kajian agama kepada masyarakatnya, bisa
bersikap adil tanpa memebedakan status sosial, dan mampu menyelesaikan
masalah-masalah yang terjadi dimasyarakat.
2
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996). Hlm.,
41
3
Rahim Husni, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Logos, 2001). Hlm., 157
4
Hasan Basri, Kapita Selekta Pendidikan, (Bandung, Pustaka Setia : 2012), hal. 317-322
3
2) Santri
Santri adalah orang yang berada atau tinggal didalam pesantren. Santri
ini adalah nama lain dari murid atau siswa. Adapun tipe santri itu ada tiga
menurut tradisinya, yaitu :
a) Santri mukim, adalah santri yang tidur dan menetap didalam pondok
pesantren. Santri mukim ini biasanya berasalah dari daerah yang jauh.
Santri mukim juga merupakan sekelompok santri yang sudah tinggal
lama dipondok dan mengemban tanggung jawab sebagai pengurus dan
memiliki tanggung jawab dalam mengajar kitab-kitab dasar dan
menengah.
3) Pondok
Pondok adalah tempat bermukim atau tempat tidur para santri. Pondok
juga bisa di sebut dengan asrama untuk para santri. Pondok menjadi
elemen pesantren yang tak kalah penting, karena pondok atau asrama
santri ini yang bisa menjadikan pesantren terus berkembang. Sesesak dan
sekotor apapun asrama santri ini, tetap akan menjadikan santri mampu
beradaptasi pada lingkungan barunya ketika santri sudah meninggalkan
pesantren.
4) Masjid
4
5) Pengajaran kitab kuning
Pada awal masuknya islam, pusat pendidikan Islam di Jawa dinamakan dengan
pesantren. Tokoh yang pertama kali mendirikan pesantren di Indonesia adalah
Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Syekh Maghribi yaitu pada abad 15. Syekh
Maulana Malik Ibrahim mengembangkan Islam dan berdakwah menggunakan
masjid dan pesantren yang beliau bangun. Seiring berjalannya waktu,
pengembangan Islam ini dilanjutkan oleh para wali songo. Kemudian, pada tahun
1619 Raden Rahmat atau biasa di kenal dengan Sunan Ampel mendirikan pesantren
pertama di Surabaya yaitu di daerah Kembangkuning. Pada masa ini, pesantren
sangat berpengaruh dalam penyebaran Islam dan menyebar luas ditanah Jawa.
Kemudian tokoh wali songo yang lain seperti Sunan Giri di Gresik, Sunan Bonang
di Tuban, Sunan Drajat di Paciran juga mendirikan pondok pesantren untuk sarana
atau lembaga pendiddikan Islam.5
5
Musthofa, Kedatangan Islam dan Pertumbuhan Pondok Pesantren di Indonesia Perspektif
Filsafat Sejarah, (An-Nuha, Vol.2, No.1 2015), hal. 7-8.
5
izin oleh pemerintahan setempat. Hal ini dipertegas lagi pada tahun 1925 yaitu
dengan adanya pemabatas kriteria guru yang bisa mengajar pelajaran mengaji.
Kemudian pada tahun 1932 Belanda kembali memberikan peraturan untuk
memberantasan setiap lembaga pendidikan yang tidak dapat izin resmi dari
pemerintahan Belanda dan memberikan materi yang tidak sesuai dengan ketentuan
pada masa itu.
6
Mohammad Hasan, Perkembangan Pendidikan Pesantren, (Tadris, Vol.10, No.1, 2015), hal. 66.
7
Endin Mujahidin, Pesantren Kilat Alternatif Pendidikan Agama di Luar Sekolah, (Jakarta Timur :
Pustaka Al-Kautsar, 2005) hal. 17-18.
6
para pemuda kembali ke Indonesia mereka membangung pesantren sendiri
di daerah masing-masing.
8
Hasbi Indra, Pendidikan Pesantren dan Perkembangan Sosial-Kemasyarakatn (Studi atas
Pemikiran K.H. Abdullah Syafi’e), (Yogyakarta : Deepublish, 2018), hal.20.
7
3) Memiliki dua sistem pengajaran, yaitu sistem pengajaran individual
(sorogan) dam pengajaran klasikal (wetonan, bandongan dan
halaqoh).
8
2) Tidak hanya memberikan materi agama tapi juga memberikan materi
non agama
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Musthofa, Kedatangan Islam dan Pertumbuhan Pondok Pesantren di Indonesia
Perspektif Filsafat Sejarah, (An-Nuha, Vol.2, No.1 2015), hal. 1-15. (jurnal)
11