Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN PESANTREN: SEJARAH, PERKEMBANGAN

DAN TANTANGAN MASA KINI


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Drs. A. Zuhdi, M.Ag

Oleh:

Muhammad Shof Rijal Muttaqin (18110109)


Kurnia Putri Utami (18110105)
Muhammad Izzulhaq (18110166)

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan anugerah
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. sholawat dan salam senantiasa selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad yang telah menunjukan jalan yang lurus
berupa ajaran agama islam dan menjadi anguerah bagi alam semesta ini.

Tidak lupa kami berterimakasih sebesar-besarnya kepada bapak Drs. A.


Zuhdi, M.Ag sebagai dosen membimbing, untuk membantu pembuatan makalah
berjudul “Pendidikan Pesantren: Sejarah, Perkembangan dan Tantangan Masa
Kini” sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini. Serta berterima kasih kepada
pihak yang membantu kelancaran pembuatan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah imi bisa


bermanfaat dan bisa menjadi inspirasi kepada pembaca. Jika ada kesalahan dalam
penulisan kami mohon maaf sebesar-besarnya karena manusia tidak luput dari
salah dan dosa.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

C. Tujuan Makalah.................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2

A. Sejarah Pesantren ................................................................................................. 2

B. Perkembangan Pesantren di Indonesia............................................................... 5

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan non-formal
ang ada di Indonesia, dengan berada di tengah-tengah masyarakat dengan
ciri khasnya tersendiri menurut bagaimana sistem pondok pesantren tersebut
menerapkan dalam manajerialnya.
Dengan seiring berkembangnya zaman banyak pondok pesantren
yang berusaha untuk menyesuaikan dan tidak sedikit yang masih stagnan
dan seakan menutup diri dari banyaknya perubahan-perubahan yang
dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan berupaa untuk tetap
melestarikan budaya dan ciri khasnya. Oleh karena itu dalam makalah ini
mencoba menelusuri bagaimana sejarah terbentuknya pesantren di
Indonesia dan bagaimana perubahan pesantren seiring dengan tantangan
perkembangan zaman di masa kini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pesantren di Indonesia?
2. Bagaimana Perkembangan pesantren di Indonesia?
3. Bagaimana sikap pesantren dalam menyikapi tantangan di masa kini?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui sejarah pesantren di Indonesia
2. Untuk mengetahui perkembangan pesantren di Indonesia
3. Untuk mengetahui Bagaimana sikap pesantren dalam menyikapi
tantangan di masa kini

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pesantren

Pesanten atau biasa dikenal sebagai pondok pesantren jika dilihat dari asal
akatanya berasal dari kata “santri” yang mendapatkan imbuhan “pe” dan “an”
sehingga dapat diartikan sebagai “tempatnya santri”. Ada yang berspekulasi bahwa
berdirinya sebuah pondok pesantren bermula dari pengakuan oleh masyarakat akan
keunggulan dan keluasan ilmu seorang kiai, kemudian muncul sebuah keinginan
untuk menimba ilmu kepada kiai tersebut dari masyarakat sekitar ataupun luar
daerah dan membangun sebuah tempat tinggal yang letaknya tidak jauh dari
kediaman sang kiai tersebut. Pondok pesantren memiliki lingkungan tersendiri
dalam menjalankan segala aktifitasnya. Lingkungan pondok pesantren
seminimalnya terdiri dari kediaman kiai atau pengasuh dan biasa disebut “ndalem”,
muholla atau masjid, dan tempat tinggal santri. 1

Belum ada kepastian tentang berdirinya pondok pesantren pertama kali di


indonesia. Menurut penelitian dari Departemen Agama yang dilaksanakan pada
tahun 1984 menyatakan bahwa pesantren tertua di Indonesia adalah pesantren Jan
Tampes II yang berada di Pamekasan Madura yang didirikan pada tahun 1062. Hal
ini diragukan karena pasti ada pesantren Jan Tanpes I jika ada yang kedua dan
pastinya lebih tua.

Pada awal berdirinya, sistem pendidikan pesantren sangatlah sederhana.


Kegiatan pembelajarannya dilakukan di musholla atau “langgar” yang dilakukan
oleh kiai beserta santri yang belajar kepadanya. Dengan seiring berjalannya waktu
dan bertambahnya santri menjadikan kegiatan ini menjadi sebuah lembaga yang
unik yaitu pondok pesantren.

Asal usul munculnya pondok pesantren di Indonesia tidak lepas dari peran
walisongo yang menyebarkan agama Islam pada abad ke 15-16 masehi. Pengaruh

1
Djamaludin & Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1998).
Hlm., 99

2
terbesar terhadap adanya walisongo berada di tanah Jawa karea penyebaran ke
sembilan wali merata di tanah Jawa. Syekh Maulana Malik Ibrahim atau biasa
dikenal sebagai Sunan Gresik adalah salah satu wali yang pertama kali
menyebarkan agama Islam di tanah Jawa dan dikenal sebagai “Spiritual Father”
atau gurunya dari guru pesantren di Jawa. Beliau wafat pada 8 April 1419 M dan
bertepatan pada 12 Rabi’ul Awwal 822H.2

Meskipun Sunan Gresik dianggap sebagai tokoh yang pertama kali


menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa, yang berhasil mendirikan dan
mengembangkan pesantren seutuhnya yaitu Raden Rahmat yang biasa dikenal
sebagai Sunan Ampel. Beliau mendirikan pondok pesantren pertama kali di daerah
Kembang Kuning yang pada awal pendiriannya hanya ada tiga orang santri yang
belajar kepadanya. Ketiga santri tersebut adalah Abu Hurairah, Wiryo Suroyo, dan
Kyai Bangkuning. Berawal dari kembang kuning, beliau pindah ke daerah Ampel
Denta, Surabaya kemudian juga mendirikan pesantren di sana. Sunan Ampel
mencapai kesuksesan dalam misi keagamaan dan pendidikan, sehingga masyarakat
Majapahit pada saat itu mengenal beliau. Oleh karena itu munculah pesantren-
pesantren baru yang didirikan oleh para santri dan putra beliau. 3

Elemen-elemen yang harus ada dalam pesantren adalah sebagai berikut :4

1) Kyai

Kyai atau disebut juga dengan pengasuh pondok yaitu seseorang yang
menjadi panutan dikalangan pesantren tersebut. Kyai ini memiliki sosok
yang sangat bijaksana, rendah hati, dan berwibawa. Lyai memiliki
karismatik dan juga memiliki wibawa yang tinggi diklangan masyarakat
sehingga beliau disegani dan menjadi panutan dalam masyarakat. Kyai
juga harus bisa menyampaikan kajian agama kepada masyarakatnya, bisa
bersikap adil tanpa memebedakan status sosial, dan mampu menyelesaikan
masalah-masalah yang terjadi dimasyarakat.

2
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996). Hlm.,
41
3
Rahim Husni, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Logos, 2001). Hlm., 157
4
Hasan Basri, Kapita Selekta Pendidikan, (Bandung, Pustaka Setia : 2012), hal. 317-322

3
2) Santri

Santri adalah orang yang berada atau tinggal didalam pesantren. Santri
ini adalah nama lain dari murid atau siswa. Adapun tipe santri itu ada tiga
menurut tradisinya, yaitu :

a) Santri mukim, adalah santri yang tidur dan menetap didalam pondok
pesantren. Santri mukim ini biasanya berasalah dari daerah yang jauh.
Santri mukim juga merupakan sekelompok santri yang sudah tinggal
lama dipondok dan mengemban tanggung jawab sebagai pengurus dan
memiliki tanggung jawab dalam mengajar kitab-kitab dasar dan
menengah.

b) Santri kalong, adalah santri yang tidak menetap didalam pondok


pesantren. Biasanya santri kalong ini adalah orang-orang yang
bertempat tinggal dengan jarak yang dekat dengan pomdok, sehingga
ketika waktunya tidur dia kembali kerumah. Namun ketika dipondok
ada kegiatan, dia ke pondok dan mengikuti kegiatan yang sedang
berjalan.

c) Santri kelana, adalah santri yang sering berpindah-pindah pesantren


untuk memperdalam ilmu agamanya.

3) Pondok

Pondok adalah tempat bermukim atau tempat tidur para santri. Pondok
juga bisa di sebut dengan asrama untuk para santri. Pondok menjadi
elemen pesantren yang tak kalah penting, karena pondok atau asrama
santri ini yang bisa menjadikan pesantren terus berkembang. Sesesak dan
sekotor apapun asrama santri ini, tetap akan menjadikan santri mampu
beradaptasi pada lingkungan barunya ketika santri sudah meninggalkan
pesantren.

4) Masjid

Masjid adalah tempat yang digunakan untuk beribadah para santri.

4
5) Pengajaran kitab kuning

Dalam dunia pesantren, kitab-kitab klasik dalam pengajaran agama Islam


biasa dikenal dengan sebutan “Kitab Kuning”. Asal usul penyebutan ini
dikarenakan kertas yang menjadi media cetaknya berwarna kuning. Akan
tetapi juga banyak kitab-kitab klasik yang sudah dicetak menggunakan
kertas berwarna putih.

Pengajaran kitab-kitab kuning ini meliputi Nahwu (gramatika dalam


bahasa Arab), Sharaf, Fiqih, Ushul Fiqih, Tauhid, Tafsir, Hadits, Tasawwuf,
Sejarah atau Tarikh dan lain sebagainya.

B. Perkembangan Pesantren di Indonesia

Pada awal masuknya islam, pusat pendidikan Islam di Jawa dinamakan dengan
pesantren. Tokoh yang pertama kali mendirikan pesantren di Indonesia adalah
Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Syekh Maghribi yaitu pada abad 15. Syekh
Maulana Malik Ibrahim mengembangkan Islam dan berdakwah menggunakan
masjid dan pesantren yang beliau bangun. Seiring berjalannya waktu,
pengembangan Islam ini dilanjutkan oleh para wali songo. Kemudian, pada tahun
1619 Raden Rahmat atau biasa di kenal dengan Sunan Ampel mendirikan pesantren
pertama di Surabaya yaitu di daerah Kembangkuning. Pada masa ini, pesantren
sangat berpengaruh dalam penyebaran Islam dan menyebar luas ditanah Jawa.
Kemudian tokoh wali songo yang lain seperti Sunan Giri di Gresik, Sunan Bonang
di Tuban, Sunan Drajat di Paciran juga mendirikan pondok pesantren untuk sarana
atau lembaga pendiddikan Islam.5

Pada tahun 1882 sebelum Indonesia merdeka, pemerintahan belanda


mendirikan sebuah pengadilan agama (Priesterreden), yang bertugas untuk
mengawasi jalannnya pengajaran agama di pesantren. Namun tak lama kemudian,
pada tahun 1905 Belanda mengeluarkan ordinansi (peraturan pemerintah) yang
berisi tentang peraturan bahwa guru-guru yang akan mengajar harus mendapatkan

5
Musthofa, Kedatangan Islam dan Pertumbuhan Pondok Pesantren di Indonesia Perspektif
Filsafat Sejarah, (An-Nuha, Vol.2, No.1 2015), hal. 7-8.

5
izin oleh pemerintahan setempat. Hal ini dipertegas lagi pada tahun 1925 yaitu
dengan adanya pemabatas kriteria guru yang bisa mengajar pelajaran mengaji.
Kemudian pada tahun 1932 Belanda kembali memberikan peraturan untuk
memberantasan setiap lembaga pendidikan yang tidak dapat izin resmi dari
pemerintahan Belanda dan memberikan materi yang tidak sesuai dengan ketentuan
pada masa itu.

Setelah Indonesia merdeka, Indonesia memiliki wewenang sendiri dalam


melakukan pendidikannya, dan pada masa inilah pendidikan Islam seperti
Madrasah, dan lembaga formal mulai didirikan. Walaupun pada saat itu pesantren
memiliki nuansa baru namun tetap saja eksestensi pesantren menurun karena telah
terganti oleh madrasah dan lembaga formal lainnya. Akhirnya banyak pesantren-
pesantren kecil yang mati dan hanya pesantren besar yang mampu tetap berdiri
kokoh. Tantangan ini mencapai klimaksnya pada tahun 1950an.6

Perkembangan pesantren terjadi sangat pesat terutama ketika masa


kolonialisme dan masa sesudah perang (pascaperang) kemerdakaan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :7

1. Pembinaan pada pesantren mendapat perhatian yang besar dari para


pembesar pada saat itu yaitu : para raja dan sultan. Hal ini disebabkan
karena pada saat itu, ulama’ dan kyai memiliki kedudukan khusus yaitu
menjadi penasehat para raja dan sultan.

2. Pada masa kolonialisme, pesantren adalah satu-satunya lembanga


pendidikan untuk warga pribumi asli, karena pada saat itu pemerintahan
hindia belanda membangun lembaa pendidikan yang hanya diperuntukkan
pada golongan tertentu saja.

3. Akses belajar para pemuda indonesia ke Makkah sangatlah mudah, karena


lancarnya hubungan transportasi antara Indonesia dan Makkah. Setelah

6
Mohammad Hasan, Perkembangan Pendidikan Pesantren, (Tadris, Vol.10, No.1, 2015), hal. 66.
7
Endin Mujahidin, Pesantren Kilat Alternatif Pendidikan Agama di Luar Sekolah, (Jakarta Timur :
Pustaka Al-Kautsar, 2005) hal. 17-18.

6
para pemuda kembali ke Indonesia mereka membangung pesantren sendiri
di daerah masing-masing.

Dalam perkembangan, pada awal berdirinya pesantren, pesantren hanya


memberikan ilmu agama seperti : ilmu fiqih, ushul fiqih, Al-Qur’an dan Hadist,
sejarah nabi, dan ilmu berbahasa Arab memlalui kajian kitab klasik. Namun seiring
berkembanganya persantren, tidak hanya ilmu agama, namu dimasukkan juga ilmu
umum seperti matematika dan lain sebagainya. Di pesantren awalnya hanya
mengajarkan pendidikan agama, namun ada yang kemudian membentuk
pendidikan formal dari tingkat SD, SMP dan SMA, bahkan mendirikan perguruan
tinggi sendiri. Contoh pesantren yang mengalami perkembangan dari zaman ke
zaman ini adalah pesantren Mambaul Ulum di Surakarta.8

Adapun macam-macam pesantren menurut perkembangannya adalah


sebagai berikut:

a) Pesantren Salafi/Salafiyah (tradisional) yaitu pesantren yang materi


pembelajarannya hanya berkaitan tentang agama. Pesantren ini adalah
pesantren tradisisonal yang mempertahankan kitab kuning sebagai
pembelejarannya. Tujuan pesantren salafi adalah menciptakan lulusan
yang memiliki kemampuan dalam bidang dakwah atau berpotensi sebagai
dai dimasyaraktnya. Dalam pesantren ini, santri-santrinya dibekali dengan
ilmu agama saja, dan tidak diperbolehkan mengikuti pendidikan formal.
Andaikan materi formal diberikan pada santrinya, itu sebatas digunakan
untuk ketrampilan hidup. Contoh dari pesantren salafi adalah : pondok
pesantren Lirboyo dan Ploso di Kediri dan pondok pesantren Maslakul
Huda di Kajen Pati Jawa Tengah. Adapun ciri-ciri dari pesantren salafi
adalah sebagai berikut :

1) Pokok pendidikannya menggunakan kitab klasik

2) Kurikulumnya, khusus pada materi agama (

8
Hasbi Indra, Pendidikan Pesantren dan Perkembangan Sosial-Kemasyarakatn (Studi atas
Pemikiran K.H. Abdullah Syafi’e), (Yogyakarta : Deepublish, 2018), hal.20.

7
3) Memiliki dua sistem pengajaran, yaitu sistem pengajaran individual
(sorogan) dam pengajaran klasikal (wetonan, bandongan dan
halaqoh).

b) Pesantren Ribathi yaitu pesantren yang materi didalamnya berupa materi


penddiikan agama dan umum, atau pesantren yang mengkombinasikan
antara materi agama dan umum. Pesantren ini juga menyediakan
pendidikan formal untuk santrinya. Pesantren jenis ini memiliki tujuan
pokok menciptakan kaderdai dan juga memberikan peluang pada seluruh
santrinya untuk bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Dengan hal tersebut, diharapkan seluruh santri bisa mengisi posisi-posisi
strategis, baik dalam pemerintahan juga masyarakatnya. Contoh dari
pesantren ini adalah pesantren Guluk-guluk, pesantren Sukorejo, pesantren
Blok Agung, pesantren Darul Ulum, dan pesantren Paciran. Ciri-ciri
pesantren Ribathi adalah

1) Kurikulumnya terdiri dari materi umum dan materi agama

2) Di lingkungan pesantren dibentuk pula madrasah atau tipe sekolah


umum

3) Terkadang tidak mengajarkan kitab klasik atau kitab kuning

c) Pesantren Khalafi/Khalafiyah (modern) yaitu pesantren yang didalamnya


terdapat kurikulum yang sudah tersusun secara baik untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan oleh pesantren. Pesantren ini disebut dengan khalafi
karena memiliki perubahan baik dalam materi dan metode pembelajaran
yang diberikan kepada santri. Dalam pesantren ini, santri tidak hanya
diberikan materi agama dan umum, melainkan juga diberikan materi yang
berkaitan dengan keterampilan (skill atau vocational). Contoh pondok
pesantren khalafi adalah : pondok pesantren Darussalam Gontor yang
merupakan pesantren khalafi pertama kali yang berdiri di Ponorogo Jawa
Timur 1926, dan di mulai sistem kurikulum KMI (jkh) pada tahun 1936.
Adapun ciri-cirinya yaitu :

1) Pembelajarannya sudah menggunakan sistem yang modern

8
2) Tidak hanya memberikan materi agama tapi juga memberikan materi
non agama

3) Serta memberikan materi ketampilan kepada peserta didik

Adapun dalam pekembangan selanjutnya, berdiri Pesantren Jami’i


yaitu pesantren yang di peruntukkan untuk mahasiswa dimana pesantren
tersebut memberikan pengajian sebagai pengingat bagi mahasiswa. Pesantren
jami’i disebut juga dengan pesantren atau asrama pelajar atau mahasiswa,
karena santri yanga bermukim di pesantren ini adalah pelajar atau mahasiswa.
Tujuan utama dari pesantren ini adalah keberhasilan santri dalam belajar
ditingakatan sekolah formal. Contoh dari pesantren jami’i adalah seperti
Ma’had Aly yang ada di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

10
DAFTAR PUSTAKA
Musthofa, Kedatangan Islam dan Pertumbuhan Pondok Pesantren di Indonesia
Perspektif Filsafat Sejarah, (An-Nuha, Vol.2, No.1 2015), hal. 1-15. (jurnal)

Hasan Basri, Kapita Selekta Pendidikan, (Bandung, Pustaka Setia : 2012)

Endin Mujahidin, Pesantren Kilat Alternatif Pendidikan Agama di Luar Sekolah,


(Jakarta Timur : Pustaka Al-Kautsar, 2005)

Hasbi Indra, Pendidikan Pesantren dan Perkembangan Sosial-Kemasyarakatn


(Studi atas Pemikiran K.H. Abdullah Syafi’e), (Yogyakarta : Deepublish,
2018),

Mohammad Hasan, Perkembangan Pendidikan Pesantren, (Tadris, Vol.10, No.1,


2015), hal. 56-73.

11

Anda mungkin juga menyukai