Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan
Pancasila, dengan judul Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila ini dengan
baik.

Ucapan terimakasih tak lupa saya ucapkan kepada Bapak H. Hardjito,


selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Pancasila, serta teman-teman
yang ikut serta membantu menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini
tersusun lebih baik lagi.

Akhir kata, makalah ini saya suguhkan kepada segenap pembaca, dengan
harapan adanya saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi pengembangan
perbaikan, serta pengembangan lebih sempurna dalam kajian-kajian Pendidikan
Pancasila.

Semoga makalah ini bermanfaat dan mendapat ridha dari Allah SWT.
Amin

Blitar, 11 Oktober 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.i
DAFTAR ISI.......ii

BAB I PENDAHULUAN......1
1.1 Latar Belakang1
1.2 Rumusan Masalah...1
1.3 Tujuan Penulisan.2

BAB II PEMBAHASAN3
2.1 Landasan Pendidikan Pancasila...3
2.2 Tujuan Pendidikan Pancasila...5

BAB III PENUTUP6


3.1 Kesimpulan..6
3.2 Saran6
DAFTAR PUSTAKA.7

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan Pancaila termasuk mata kuliah yang banyak terkena
imbas proses reformasi. Bukan hanya materinya yang banyak berubah.
Proses pendidikannya juga seharusnya mengalami perubahan mendasar.
Perubahan materi Pendidikan Pancasila menyangkut amandemen terhadap
UUD 1945 tentang ketatanegaraan dan hak asasi manusia. Materi Pendidikan
Pancasila seharusnya memuat perimbangan yang menandai antara
suprastruktur politik dan infrastruktur politik, antara dimensi negara dan
dimensi masyarakat, antara idealitas sistem politik dengan realitas dan
fleksibilitasnya.
Perubahan proses perkuliahan berkaitan dengan kebebasan yang lebih
besar kepada mahasiswa untuk merefleksikan dan bersikap kritis terhadap
implementasi kebijakan pemerintah. Pendidikan Pancasila tidak lagi sekedar
wadah untuk menyampaikan produk-produk negara, tetapi juga bagaimana
mahasiswa dalam kapasitasnya sebagai warga negara yang berpendidikan
tinggi dilibatkan dalam mengevaluasi produk negara tersebut. Proses
indoktrinasi dan penyampaian materi secara ekspositoris sudah tidak lagi
memadai.
Apabila pembatasan ruang gerak Pendidikan Pancasila tersebut
dilakukan maka Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi tidak akan disukai
oleh mahasiswa. Bagaimanapun juga, mahasiswa dapat menerima informasi
dan mendiskusikan informasi tersebut melalui media pendidikan yang
beragam di luar perkuliahan. Pendidikan Pancasila dilakukan secara terbatas,
maka ia akan berhadapan dengan situasi luar yang bergerak secara dinamis.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan
pembahasan yang akan dipaparkan dalam makalah ini dengan:
1. Apa landasan Pendidikan Pancasila?
2. Apa tujuan Pendidikan Pancasila?

1.3 Tujuan Penulisan


Setiap sesuatu memiliki tujuan, begitu pula dengan makalah ini,
penulis menulisnya dengan tujuan:

1
1. Untuk menjelaskan landasan Pendidikan Pancasila.
2. Untuk menjelaskan tujuan Pendidikan Pancasila.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila berada dalam keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi nomor 265/Dikti/Kep/2000 tanggal 10 Agustus
2000 tentang penyempurnaan kurukulum inti Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian (MKPK) Pendidikan Pancasila mengemukakan empat landasan
Pendidikan Pancasila, yaitu landasan historis, landasan kultural, landasan
yuridis, dan landasan filosofis.

Landasan Historis
Landasan historis adalah fakta-fakta sejarah yang dijadikan dasar bagi
pengembangan Pendidikan Pancasila, baik menyangkut formulasi tujuannya,
pengembangan materinya, rancangan model pembelajarannya, dan
evalusinya. Fakta historis tersebut membentang mulai dari kehidupan pra-
sejarah, sejarah Indonesia lama, masa kejayaan nasional, perjuangan bangsa
Indonesia melawan sistem penjajahan, proklamasi kemerdekaan, hingga
perjuangan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia.
Formulasi tujuan Pendidikan Pancasila tentu saja tidak hanya
memiliki perspektif waktu ke belakang yang berisi alasan-alasan historis
perlunya perilaku tertentu bagi generasi muda. Pada dasarnya, tujuan
Pendidikan Pancasila memformulasikan apa yang penting dari dari masa
lampau, masalah apa yang dihadapi pada masa sekarang, dan cita-cita
tentang kehidupan ideal di masa depan.

Landasan Kultural
Landasan kutural adalah pengembangan Pendidikan Pancasila
didasarkan atas nilai-nilai yang diagungkan, dan karenanya disepakati, dalam
kehidupan nasional. Tidak ada suatu masyarakat, bangsa, atau negara yang
mampu bertahan hidup tanpa komitmen, kesepakatan, dan cita-cita bersama
tentang nilai apa yang mendasari masyarakat, bangsa, dan negara itu.
Pendidikan Pancasila hendak memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
yang telah dan terus disepakati tersebut.

3
Nilai-nilai berfungsi sebagai faktor yang mengintegrasikan. Nilai
merupakan sesuatu yang mendasari sosok kebudayaan nasional. Nilai dasar
harus menjadi komitmen utama bagi setiap komponen bangsa. Sedangkan
nilai instrumental, yang bersifat jabaran dari nilai dasar, dikembangkan
secara dialogis untuk menjawab masalah-masalah yang muncul dalam
kehidupan nasional.

Landasan Yuridis
Landasan yuridis menyangkut aturan perundang-undangan yang
mendasari pelaksanaan Pendidikan Pancasila. Secara hierarkis, landasan
yuridis dapat ditelusuri dari UUD 1945, Ketetapan MPR, Undang-undang,
Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, Keputusan Direktur Jenderal, dan
lain-lain.
Pembukaan UUD 1945 menyatakan pentingnya pertumbuhan nilai
kebangsaan hingga terwujud kemerdekaan nasional (alinea 1 sampai alinea
3). Alinea 4 Pembukaan UUD 1945 secara tegas menyatakan tujuan nasional
antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pasal 31 UUD 1945
menyatakan hak setiap warga negara untuk mendapat hak pengajaran dan
pemerintah menyelenggarakan sistem pendidikan nasional.

Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah penggunaan hasil-hasil pemikiran filsafat
Pancasila untuk mengembangkan Pendidikan Pancasila. Pancasila sebagai
sistem filsafat dapat dilihat dari dua segi. Pertama, adanya anggapan bahwa
setiap orang dapat berfilsafat, dan hasil-hasilnya digunakan sebagai
pandangan hidup. Anggapan ini tidak membedakan secara tajam antara
filsafat dan pandangan hidup. Nilai-nilai Pancasila adalah pandangan hidup
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, nilai Pancasila merupakan produk
dari berfikir filsafati orang indonesia.
Kedua, nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup dirumuskan
sebagai sistem filsafatyang memenuhi persyaratan-persyaratan akademis.
Dalam konteks ini, kegiatan berfilsafat dibedakan antara proses yang
dilakukan oleh masyarakat, dan proses yang dilakukan oleh ahli filsafat.
Berfilsafat secara akademis berdasar pada persyaratan metodologi

4
berpikirnya, objeknya, sistematikanya, dan pelaporan hasil berpikirnya
berupa buku, artikel, atau karya ilmiah lainnya.

2.2 Tujuan Pendidikan Pancasila


Tujuan Pendidikan Pancasila dapat dilacak keterkaitannya dengan
tujuan nasional dan tujuan pendidikan nasional. Rumusan tujuan nasional
terdapat pada alinea 4 pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Tujuan Pendidikan Pancasila adalah agar subjek didik memiliki moral
yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan moralitas itu mampu terwujud
dalam kehidupan sehari-hari (UU no.2 tahun 1989).
Tujuan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah agar
mahasiswa (1) dapat memahami dan mampu melaksanakan jiwa Pancasila
dan UUD 1945 dalam kehidupannya sebagai warga negara Indonesia, (2)
menguasai pengetahuan tentang beragam masalah dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang hendak diatasi dengan
penerapan pemikiran yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, (3)
memupuk sifat dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma
Pancasila, sehingga mampu menanggapi perubahan yang terjadi dalam
rangka keterpaduanipteks dan pembangunan, dan (4) membantu mahasiswa
dalam proses belajar, proses berfikir, memecahkan masalah, dan mengambil
keputusan dengan menerapkan strategi heuristik terhadap nilai-nilai
Pancasila.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas
masyarakat Indonesia satu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju,
tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional,
bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan
nasional harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta
tanah air, menguatkan semangat kebangsaan, dan kesetiakawanan sosial,
serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para
pahlawan, serta berorientasi ke masa depan.

3.2 Saran
Dengan selesainya penulisan makalah ini, maka penulis mengharap
kepada pembaca sekiranya menemukan kesalahan pada makalah ini untuk
memperbaikinya. Sebab penulis bukanlah orang sepurna yang tidak lepas
dari sifat kekeliruan, sehingga penulis juga bisa melakukan kesalahan. Dan
jika ada sesuatu yang bisa dijadikan bahan kajian oleh pembaca maka penulis
akan merasa termotivasi. Saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun semangat menulis penulis akan selalu ditunggu oleh penulis.

6
DAFTAR PUSTAKA

Margono dan Nur Wahyu Rochmadi. 2000. Pendidikan Pancasila (Topik Aktual
Kenegaraan dan Kebangsaan). Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai