Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Doktrin Kepercayaan Dalam Islam

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu : Dr.Syarifuddin Idris,M.Pd.I

Disusun Oleh:

1. Monicha (2124072)
2. Putri Elisca Lovelita Dwi Agustini (2124083)

Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI)


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK
BANGKA BELITUNG
2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Salawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat dan pengikut- pengikutnya hingga akhir zaman. Terimakasih
kami ucapkan kepada dosen pengampu yang sudah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas kami sebagai
mahasiswa dan makalah ini digunakan sebagai sumber berdiskusi sebagaimana
mestinya. Kami menyadari banyaknya kekurangan yang terdapat dalam makalah
ini karena itu kami memohon maaf atas segala kekurangan. Sekian kata pengantar
yang dapat kami sampaikan
Penyusun menyadari, meskipun dipersiapkan dan ditulis dalam rentang
waktu cukup lama, makalah yang ada di tangan pembaca ini masih jauh dari
kesempurnaan dan terdapat berbagai kelemahan dan kekurangan. Besar harapan
penulis kiranya pembaca dapat memberikan kritik dan saran sebagai bahan
perbaikan dalam karya tulis dengan topik yang serupa.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFATR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................1
B. Rumusuan Masalah....................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Iman Kepada Allah...................................................................2
B. Kemustahilan Menemukan Zat Allah.......................................4
C. Argumen Keberadaan Allah......................................................4
D. Iman Kepada Malaikat, Kitab Dan Rasul Allah........................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................10
B. Saran...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Di zaman modern seperti sekarang ini, ada begitu banyak pengaruh yang
masuk setiap ke negara-negara di dunia, tidak terkecuali dengan negara yang
berpenduduk mayoritas Muslim seperti Indonesia. Perkembangan IPTEK yang
semakin berkembang menjadikan kita semakin ingin mengetahui bagaimana
perkembangan yang dialami oleh negara- negara maju yang ada di luar sana
misalnya pada negara adidaya yang mana mereka merupakan mayoritas non
muslim. Ada begitu banyak paham yang disebarkan dan mulai dianut oleh banyak
negara misalnya liberalisme yang selalu menjadi keinginan banyak orang.
Keinginan untuk memperoleh kebebasan dalam berkarya, berekspresi, maupun
mengeluarkan pendapat. Terkadang keinginan ini seolah semakin jauh dari ajaran
Islam yang dianut dan norma yang berlaku.
Di dalam Islam dikenal yang namanya rukun iman, yang menjadi dasar dari
Islam itu sendiri. Rukun iman sendiri terdiri atas 6 yakni iman kepada Allah;
Malaikat; Kitab; Rasul; Hari Kiamat; dan Qadha dan Qadar. Ke-6 rukun iman ini
menjadi landasan dan tolak ukur seorang muslim dalam berprilaku, maupun
bersikap. Konsekuensi dari rukun iman ini yakni adanya aplikasi akan apa yang
telah kita yakini. Iman kepada Allah tidak berarti hanya percaya kepada Allah
tetapi juga percaya akan apa- apa yang diciptakan dan ditetapkan oleh Allah Swt.
Percaya akan Nabi dan Rasul yang diutusnya dan menjadikan kitab al-Quran
sebagai pedoman dan tolak ukur dalam melakukan sesuatu, apakah sesuai dengan
aturan Allah ataukah melanggar aturan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Iman Kepada Allah
2. Kemustahilan Menemukan Zat Allah
3. Argumen Keberadaan Allah

iv
4. Iman Kepada Malaikat, Kitab Dan Rasul Allah

BAB II
PEMBAHASAN

A. Iman Kepada Allah


Iman kepada Allah adalah doktrin utama dalam Islam yang tidak dapat
ditawar-tawar lagi. Kata “iman”  berasal dari bahasa Arab, yang menurut
pengertian bahasa berarti “kepercayaan.” Beriman kepada Allah berarti:
1. Percaya dengan sepenuh hati akan eksistensi Tuhan dan keesaannya serta
sifat-sifat-Nya yang serba sempurna;
2. Mengikuti tanpa reserve petunjuk/tuntunan/bimbingan Tuhan dan Rasul-
Nya yang tersebut dalam al-Quran dan hadis-hadis Nabi;
3. Menjalankan ibadah sesuai dengan tuntunan al-Quran dan as-Sunah.1
Bentuk pernyataan pengakuan terhadap Allah terinflikasi pada pengakuan-
pengakuan lainnya yang berhubungan dengan seperti Dzat Allah, sifat-sifat Allah,
kehendak Allah, perbuatan (Af”al Allah), malaikat Allah, para Nabi dan utusan
Allah, hari kiamat, surga dan neraka. Oleh karena itu, ia yang merupakan kalimat
yang terdapat dalam hadis Qudsi ini sangan syarat nilai. Pengakuan terhadap
keberadaan Allah berarti menolak keberadaan Allah, yang dianut oleh para
pengikut agama selain Islam.2
Perhatikan dan simaklah firman Allah swt, berikut ini:

1
Masjfuk Zuhdi, Studi Islam Jild I: Akidah (Jakarta: cv. Rajawali,1988), hal. 11.
2
Drs. Atang Abdul Hakim dan DR. Jaih Mubarak MA. Metodologi Studi Islam. Rosda Karya,
Bandung. 1999. Pg. 56.

v
Menurut Imam Qurtubi, firman Allah swt di atas,‫ يَاَأيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا آ ِمنُوْ ا‬,ayat ini
diturunkan dan ditujukan untuk semua orang yang beriman, makna ayat tersebut
adalah wahai orang-orang yang berbuat benar, tunjukkan kebenaran yang kalian
ِ ‫َو ْال ِكتَا‬
lakukan dan teruslah kalian berada pada garis kebenaran itu, ‫ب الَّ ِذى نَ َّز َل َعلَى‬
‫“ َرسُوْ لِ ِه‬Dan kepada Kitab yang Allah swt turunkan kepada rasul-Nya,” maksudnya
‫ُأ‬ ِ ‫ا‬bbَ‫“ َو ْال ِكت‬Serta Kitab yang Allah swt turunkan
ِ b‫ب الَّ ِذى ْن‬
adalah al-Qur’an, ‫ ُل‬b‫ز َل ِم ْن قَ ْب‬b
sebelumnya,” artinya kepada setiap kitab yang diturunkan kepada para Nabi
sebelum Nabi Muhammad saw.
Ibnu Katsir, Abu Umar, dan Ibnu ‘Amir membaca dengan Qira’ah
“nuzzila”, dan “unzila” dengan harakat dhammah, sedangkan yang lain
membacanya dengan Qira’ah “nazzala” dan “anzala” dengan harakat fathah.
Pendapat lain mengatakan, bahwa ayat ini diturunkan kepada orang yang beriman
kepada Nabi Muhammad saw dari kalangan para Nabi terdahulu. Pendapat lain
mengatakan bahwa khitab ayat ini ditujukan kepada orang-orang munafik, makna
ayat menurut kelompok ini adalah wahai orang-orang yang beriman secara zhahir,
murnikanlah keimananmu kepada Allah swt. Pendapat lain mengatakan bahwa
yang dimaksud dalam ayat ini adalah orang-orang musyrik, makna ayat menurut
golongan ini adalah wahai orang-orang yang beriman kepada Latta, Uzza dan
Thaghut (syeitan), berimanlah kalian kepada Allah swt, dan percayalah kalian

vi
kepada Allah swt juga kepada kitan-kitab-Nya. (Syaikh Imam al-Qurthubi, Tafsir
al-Qurthubi 5, hal.983-984.)
Sedangkan Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya beliau memberikan
penafsiran  bahwa maksud konteks  ayat di atas bukanlah perintah untuk beriman,
melainkan perintah untuk lebih menyempurnakan iman dan memperkokohnya.
Dari surah an-Nisa ayat 136 di atas Rukun Iman disebutkan hanyalah lima perkara
yaitu:

1. Percaya kepada Allah swt


2. Percaya kepada Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul
3. Percaya kepada Malaikat-Malaikat
4. Percaya kepada Kitab-Kitab
5. Percaya kepada Hari Akhirat

Menurut Sayyid Quthb, seruan iman pada ayat tersebut merupakan seruan
iman yang kedua, dengan menyebutkan ciri atau sifat mereka yang membedakan
mereka dari kejahilan yang ada di sekitarnya. Ini merupakan penjelasan terhadap
unsur-unsur iman yang wajib diimani oleh orang-orang yang beriman. Yaitu,
beriman kepada Allah swt dan rasul-Nya. Iman yang menghubungkan antara hati
seorang mukmin dengan Tuhan yang telah menciptakan mereka, dan telah
mengutus kepada mereka orang yang menunjukkan mereka pada keimanan itu,
yaitu Rasulullah. Di sampinng itu juga beriman kepada risalah Rasul dan
membenarkan segala yang dibawa untuk mereka dari Tuhan yang telah
mengutusnya.dan kemudian disusul dengan keharusan beriman kepada hari
kiamat. (Sayyid Quthb, “Tafsir fi Zhilalil Quran”, diterjemahkan oleh As’ad
Yasin, Jakarta, Gema Insani:  2008, cet.3,  jil.III, h.101)
Menurur sayyid Quthb adapun beriman kepada Allah swt, malaikat, kitab-
kitab, rasul dan hari kiamat bagi orang beriman sudah merupakan fitrah di lubuk
hatinya yang dalam.
M. Quraish Shihab menjelaskan dalam bukunya Wawasan Al Quran , Al-
Quran mengisayaratkan bahwa kehadiran Tuhan ada dalam diri setiap insan.
Demikian dipahami dari firman-Nya dalam surah al-Rum: 30.

vii
Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah swt;
(tetaplah atas) fitrah Allah swt yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
tidak ada perubahan pada fitrah Allah swt. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Karena sudah menjadi fitrah manusia untuk beriman kepada Allah swt,
maka sewajarnyalah untuk senantiasa meningkatkan dan memperkokoh keimanan
itu. Umat terdahulu meyakini sebagian yang disampaikan oleh para rasul dan
kufur dengan sebagian yang lain.

B. Kemustahilan Menemukan Zat Allah


Allah adalah Maha Esa yang berarti Allah itu tidak tersususn dari beberapa
bagian yang terpotong-potong dan Dia pun tidak mempunyai sekutu. Dan Esa
dalam perbuatan (Af’al) ialah bahwa tidak ada seorang pun yang mampu
mengerjakan sesuatu yang menyerupai perbuatan Allah.
Allah dengan sifat Rahman dan Rahimnya, telah membekali manusia
dengan akal dan pikiran dalam menjalankan hidupnya. Akal pikiran merupakan
ciri keistimewaan manusia, sekaligus pembeda antar manusia dan makhluk
lainnya. Manusia mencapai taraf hidupnya yang mulia melalui pikiran, sebaliknya
manusia pun terpuruk kehidupan yang hina melalui akalnya. Ada sejumlah
persoalan yang tidak bisa diselesaikan oleh akal ialah Dzat Allah. Dalam Q.S. Al-
An’am ayat 103, Allah berfirman “ Allah tidak dapat dicapai oleh penglihatan
mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dia-lah Yang Maha
Halus Lagi Maha Mengetahui “.3
C. Argumen Keberadaan Allah
Ada tiga teori yang menerangkan asal kejadian alam semesta yang
mendukung keberadaan Allah. Pertama, paham yang mengatakan alam semesta
ini ada dari yang tidak ada (creatio ex-nihilo). Kedua, paham yang mengatakn
alam semesta ini berasal dari sel (jauhar) yang merupakan inti. Ketiga, paham
yang mengatakan alam semesta itu ada yang menciptakan.
3
Drs. Atang Abdul Hakim dan DR. Jaih Mubarak MA. Metodologi Studi Islam. Rosda Karya,
Bandung. 1999. Pg. 59.

viii
Al-Farabi dengan teori pancarannya mengatakan alam semesta ini adalah
hasil pancaran wujud kesebelas atau akal kesepuluh. Akal pertama adalah sebab
pertama, yang merupakan wujud pertama yang melahirkan wujud berikutnya.
Wujud pertama adalah Allah.
Ibnu Sina membangun sebuah teori yang disebut teori wujud yang dibangun
dalam upaya membuktikan eksistensi tuhan. Teori ini sifat wujud lebih penting
dari sifat-sifat lainnya, meskipun sifat esensi sendiri. Wujud menjadikan esensi
yang berada didalam akal mempunyai kenyataan diluar akal.4
Teori kedua mengatakan alam semesta berasal dari sel, melihat sebagai teori
yang lebih sesak daripada teori pertama. Menurutnya sel tidak mungkin mampu
menyusun dan memberinya sesuatu pada struktur alam semesta umpamanya,
aspek gender dan tatat surya.
Teori ketiga mengatakan alam semesta ada yang menciptakan adalah teori
yang bersesuain dengan pemikiran akal yang sehat. Masalah yang kemudian
muncul teori ketiga ialah : siapakah yang menciptakan alam semesta ini ?.
menurut doktrin Islam, yang hal inipun menjadi aqidah dan keyakinan umat Islam
bahwa alam semesta ini adalah Allah, jawaban itu membawa pengertian bahwa
Allah itu ada. Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang menjelasakan bahwa
Allah itu ada. Ayat yang menjelaskan pernyataan tersebut adalah Q.S. Al-Zumar
ayat 62-63 :
“ Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.
Kepunyaannya ialah langit dan bumi. Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat
Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi “.
Iman kepada Allah adalah doktrin utama dalam Islam yang tidak dapat
ditawar lagi.ia adalah dimensi ta’abudi yang terkait dengan petunjuk dan
pertolongan Allah atas hambanya.

D. Iman Kepada Malaikat, Kitab Dan Rasul Allah


1. Malaikat Allah

4
Zuhdi, M. Studi Islam Jilid I: Akidah. Jakarta: Rajawali Pers. 1988.

ix
Malaikat atau terkadang disebut al-mala’ al-a’la adalah makhluk Allah yang
diciptakan dari An-Nuur. Malaikat dicipatakan dari cahaya, jin dari nyala api dan
Adam dari tanah. Malaikat termasuk makhluk rohani yang bersifat gaib mereka
disucikan dari syahwat kebinatangan yang terhindar dari keinginan hawa nafsu
yang bersifat materil. Tidak seorang pun yang tidak tahu hakekat malaikat kecuali
Allah dan orang-orang yang telah ditentukannya.
Menurut Fazlur Rahman malaikat adalah makhluk langit yang mengabdi
kepada Allah yang masing-masing mempnyai tugas yang berbeda. Antara
malaikat yang satu dengan yang lainnya memilki beberapa perbedaan, seperti
kedudukan dan pangkat yang hanya diketahui oleh Allah SWT. Tugas malaikat itu
ada yang dikerjakan dialam ruh dan ada pula dialam dunia.
Malaikat atau terkadang disebut al-Mala’ al-A’la adalah makhluk Allah
yang diciptakan dari an-Nuur. Malaikat diciptakan dari cahaya, jin dari nyala api
dan Adam dari tanah. Malaikat termasuk makhluk rohani yang bersifat gaib
mereka disucikan dari syahwat kebinatangan yang terhindar dari keinginan hawa
nafsu yang bersifat material. Karena malaikat diciptakan dari cahaya maka
malaikat itu merupakan immaterial being (bukan makhluk yang berupa material). 5
Karena malaikat itu immaterial being maka sangat masuk akal bila ia dapat
berubah bentuk dan rupanya sesuai dengan yang dikehendakinya atas izin Allah.
Sebagaimana Jibril pernah menjelma menjadi manusia pada waktu ia diutus oleh
Allah untuk memberitahukan Maryam bahwa Allah akan menganugerahkan
kepadanya seorang anak laki- laki yang suci, yaitu Isa As.

2. Kitab-Kitab Allah
Ayat-ayat Allah merupakan ajaran dan tuntutan itu dapat dibedakan menjadi
dua : pertama, ayat yang tertulis didalam kitabnya dan kedua ayat yang tidak
tertulis, yaitu alam semesta. Ayat yang tertulis terformalisikan dalam empat kitab 6
:
1) Al-qur’an kepada Nabi Muhammad SAW.

5
Ibid., hal. 27
6
Munir dan Sudarsono. Dasar- Dasar Agama Islam. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2001. Pg. 112

x
2) Injil kepada Nabi Isa AS
3) Taurat kepada Nabi Musa AS
4) Zabur kepada Nabi Daud AS

Keempat kitab-kitab itu disebut kitab langit, karena kitab itu diyakini umat
Islam sebagai firman Allah yang diwahyukan kepada para Nabi dan Rasul. Isalm
mengajarkan bahwa mempercayai dan mengimani semua kitab Allah itu adalah
wajib.
1) Al-Qur’anul Karim
Al-qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad selama 22 tahun lebih
dan diturunkan didua kota yaitu Mekah dan Madinah, Al-qur’an
dibagi menjadi 30 juz dan terdiri atas 114 surat. Al-qur’an
menempati posisi yang sangat penting dan mempunyai keistimewaan
diantaranya pertama, Al-qur’an memuat ringkasan ajaran yang
dibawa oleh ketiga kitab sebelumnya seperti aspek keesaan dan
keimanan kepada Allah, keimanan kepada rasul, kebenaran atas hari
akhir, surga dan neraka. Kedua, sebagai kitab terakhir, al-qur’an
memuat kalam Allah terakhir sebagai petunjuk dan pemimpin bagi
manusia didunia. Kemurnian Al-qur’an isinya sangat terjaga dan
terpelihara dari tangan yang tidak bertanggung jawab. Ketiga,
keberlakuan al-qur’an tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Keempat,
Al-qur’an merupakan kitab suci agama Islam.
2) Kitab Injil
Kitab injil adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Isa
AS. Keberlakuan injil dibatasi oleh waktu, yaitu sampai saat datang
dan diutusnya Nabi Muhammad SAW. Pada mulanya kitab yang
disebut terakhir ini hanya memuat kalam Allah. Tetapi
perkembangannya mengalami perubahan yaitu masuknya tulisan-
tulisan para pengikut Nabi Isa AS sehingga berubah pada bentuk dan
isinya yang asli. Mereka yang memasukkan tulisan kedalam injil

xi
adalah Mathius, Markus, Lukas dan Yahya. Kitab injil yang ditemui
sekarang diidentifikasi dengan nama-nama mereka.
3) Kitab Taurat
Taurat (Ibrani: Thora) : merupakan firman Allah yang diwahyukan
kepada Nabi Musa AS. Oleh karena itu keberlakuan kitab inipun
dibatasi yaitu sampai tiba kitab Allah berikutnya. Kitab taurat yang
beredar sudah tidak murni lagi karena terdapat sejumlah
penambahan dari para pengikutnya.
A. Hafidz Dasuki menjelaskan bahwa taurat salah satu dari tiga
komponen (thora, nabiin dan khetubiin) didalm kitab suci agam
yahudi disebut Biblia,oleh orang kristen disebut dengan Old
testament. Isi dari utama darikitab taurat adalah perintah tuhan
tersebut adalah 1. hormati dan cintailah satu Allah, 2. sebutkanlah
nama Allah dengan hormat, 3. sucikanlah hari tuhan, 4. hormatilah
lbu dan bapak, 5. dilarang membunuh, 6. dilarang berinah, 7.
dilarang mencuri, 8. dilarang berdusta, 9. jangan ingin berbuaqt
cabul, 10. jangan ingin memilki barang orang lain dengan cara yang
tidaj halal.
4) Kitab Zabur
Istilah Zabur yang kata jamaknya Zubur didalam Al-qur’an terdapat
pada beberapa tempat. Dalam bahasa Arab disebut juga Mazmur dan
jamaknya Mazamir, dalam bahasa Ibrani disebut Mizmar, dalam
bahasa Suriani disebut Mazmor dan bahasa Ethiopia disebut
Mazmur.

3. Rasul-rasul Allah SWT


Doktrin Islam mengajarakn agar setiap Islam tidak membedakan antara satu
Rasul dengan lainnya. Secara bahasa Rasul adalah orang yang diutus, yang artinya
ia diutus untuk menyampaikan berita rahasia, tanda-tanda yang akan datang dan
masa risalah.7

7
Munir dan Sudarsono. Dasar- Dasar Agama Islam. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2001. Pg.124

xii
Para ulama dalam mengartikan Rasul dan Nabi dibagi dua kelompok,
kelompok pertama mempersamakan arti keduanya dan kelompok kedua
membedakannya. Rasul adalah manusia biasa yang dipilih oleh Allah dari
keturunan yang mulia yang diberi keistimewaan baik akal maupun kesucian
rohani. Sebagai manusia biasa rasul adalah seperti layaknya manusia lainnya yang
suka makan, minum, tidur dan seksual.
Diantara tugas yang diemban para Rasul, pertama mengajarkan tauhid
dengan segala sifatnya, kedua mengajak manusia agar menyembah dan meminta
kepada Allah, ketiga mengajarkan manusia agar memilki moral atau akhalak yang
mulia, keempat mengajarkan kepada manusia agar selamat didunia dan akhirat,
kelima mengajak manusia bersemangat dalam bekerja dan berusaha yang
menjauhkan sifa-sifat malas sehingga trejadi keseimbangan antara dunia dan
akhirat, keenam mengajak manusia tidak mengikuti hawa nafsu, ketujuh
menyampaikan berita yang bersifat gaib seperti malaikta surga dan neraka, alam
kubur dan alam akhirat.
Dalam rangaka menyampaikan tugas riasalahnya, para rasul diberikan sifat-
sifat oleh Allah sebagai berikut :
1) Shiddiq artinya jujurdan benar serta terhindar dari sifat dustanya (al-
kidzb) atau bohong.
2) Amanah dapat dipercaya.
3) Tabligh menyampaikan.
4) Fathanah artinya bijaksana.
5) Ma’shum artinya senantiasa mendapatkan bimbingan dari Allah.

Jumlah Nabi dan Rasul tidak diketahui secara pasti, ada sebagian ulama
yang mengatakan bahwa jumlah nabi adalah 124000 orang dan Rasul sebanyak
313 orang adapun jumlah Nabi dan Rasul pada umumnya diketahui berjumlah 25
orang.

xiii
BAB III
PENUTUP

xiv
A. Kesimpulan
Iman kepada Allah adalah Percaya dengan sepenuh hati akan eksistensi
Tuhan dan keesaannya serta sifat-sifat-Nya yang serba sempurna. Mengikuti tanpa
reserve petunjuk/tuntunan/bimbingan Tuhan dan Rasul- Nya yang tersebut dalam
Al- Quran dan Hadis- hadis Nabi. Menjalankan ibadah sesuai dengan tuntunan al-
Quran dan as-Sunah
Adanya Tuhan merupakan kebenaran mutlak yang harus diyakini dan tidak
perlu dibuktikan adanya zat Tuhan. Bahkan hal ini dilarang oleh agama
berdasarkan hadis nabi dari Ibnu Abas yang artinya “Pikirkanlah tentang
ciptaan/makhluk Allah, dan janganlah kamu memikirkan tentang Allah (zatnya),
karena sesungguhnya Kamu tidak sekali- kali akan mampu mencapainya.” Yang
perlu dibuktikan adalah adanya Allah bukan adanya zat- Nya.
Ada tiga teori yang menjelaskan asal kejadian alam semesta ini, yang
menjelaskan keberadaan Tuhan.
a. Paham yang mengatakan bahwa alam semesta ini ada dari yang tidak ada
(creatio ex-nihilo). Ia terjadi dengan sendirinya;
b. Paham yang mengatakan bahwa alam ini berasal dari sel (jauhar) yang
merupakan inti;
c. Paham yang mengatakan bahwa alam semesta itu ada yang menciptakan.
Beriman kepada malaikat ialah percaya bahwa Allah mempunyai makhluk
yang dinamai “malaikat” yang tidak pernah durhaka kepada-Nya dan senantiasa
taat menjalankan tugas yang dibebankan dengan sebaik- baiknya.
Beriman kepada kitab- kitab Allah berarti percaya bahwa Allah telah
menurunkan beberapa kitab-Nya kepada beberapa Rasul-Nya untuk menjadi
pegangan dan pedoman hidup guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat. Iman kita kepada nabi dan Rasul cukup secara global, artinya kita hanya
wajib percaya bahwa Allah telah mengutus beberapa nabi dan Rasul sebelum Nabi
Muhammad, tetapi kita tidak wajib mengetahui berapa jumlah seluruhnya, siapa
nama-namanya, dan di mana mereka bertugas masing-masing.

xv
B. Saran
Berkaitan dengan materi ini maka secara pribadi penulis menyarankan agar
sebagai seorang muslim hendaklah kita berusaha untuk memperkuat keimanan
kita, sehingga dengan kuatnya keimanan kita dan keyakinan kita terhadap rukun
iman maka kita dapat mengaplikasikan apa- apa yang menjadi larangan maupun
perintah dari Allah Swt.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Atang Abdul Hakim dan DR. Jaih Mubarak MA. Metodologi Studi Islam.
1999. Rosda Karya, Bandung.
Firli S. 2012. 10 Nama-nama Malaikat dan Tugas-tugasnya. Tersedia di:
http://mylaboratorium.blogspot.com/2012/02/10-nama-nama-malikat-dan-
tugas-tugasnya.html. Diakses pada tanggal 15-3-2015, 16:03.
Imas 2010. Iman Kepada Kitab-kitab Allah. Tersedia di:
http://paismpn4skh.wordpress.com/2010/02/03/iman-kepada-kitab-kitab-
allah-swt.html. Diakses pada tanggal 15-3-2015, 16.40.
Neng A. 2010. Iman Kepada Malaikat. http://muslim.or.id/aqidah/iman-kepada-
malaikat.html. Diakses pada tanggal 15-3-2015, 13:42.
Munir dan Sudarsono 2001. Dasar- Dasar Agama Islam. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Nata, A. 1993. Al-Quran dan Hadis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Zuhdi, M. 1988. Studi Islam Jilid I: Akidah. Jakarta: Rajawali Pers.

xvii

Anda mungkin juga menyukai