Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan. Atas karunia-Nya
berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah bertema
Reformasi.

Adapun penulisan makalah bertema Reformasi ini dibuat , penulis tidak hanya membahas
konteks Pengertian reformasi nya saja, tetapi juga kronologi terjadinya proses terkait.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta membantu
penyelesaian makalah. Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan
kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Hari Peringatan Reformasi 21 Mei Dan Arti Reformasi........................... 3


B. Tragedi Trisakti: Sejarah, Latar Belakang Dan Kronologinya............................... 5
C. Dampak Gerakan Mahasiswa Trisakti 1998 Terhadap Perubahan Sosial
di Masyarakat Indonesia......................................................................................... 7

BAB III PENUTUP................................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reformasi merupakan upaya dari pemerintah maupun individu untuk melakukan


perubahan terhadap suatu badan atau lembaga yang berada di suatu lingkungan, dengan melihat
fenomena yang telah terjadi sebelumnya, dan dirasakan tidak memberikan dampak secara
signifikan terhadap perbaikan kesejahteraan anggota melalui sistem pemerintahan maupun
pengorganisasian yang baik. Reformasi bisa dilakukan di semua aspek kehidupan, tanpa
terkecuali di bidang agama, berdasarkan pada dinamika-dinamika kehidupan yang keliru yang
diterapkan selama ini, sehingga membutuhkan perbaikan dan pelurusan tujuan melalui visi dan
misi yang jelas.

Menurut McGrath, para mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya, secara umum
mendekati Reformasi dengan pola pikir yang hampir sama, mereka bagaikan pelancong-
pelancong pada Abad Pertengahan yang mendekati hutan lebat yang gelap di bagian selatan
Jerman. Mereka bagaikan penjelajah yang berpetualang masuk ke daerah yang baru, tidak pasti
apa yang akan mereka temukan. Bahkan lebih dalam, McGrath mengatakan bahwa para
mahasiswa kadang-kadang tergoda untuk mengabaikan ide-ide dan paham-paham dari Reformasi
supaya mereka dapat memusatkan perhatian pada aspek-aspek sosial dan politik, sehingga
konsekuensinya mereka akan gagal menangkap esensi dari Reformasi sebagai suatu fenomena
sejarah dan gagal memahami mengapa Reformasi merupakan titik rujukan bagi banyak
perdebatan di dalam dunia keagamaan masa kini dan di bidang lain.

Dari pandangan di atas dapat kita cermati, bahwa seharusnya reformasi itu dilakukan
dengan menyeluruh tanpa pandang bulu dan tempat. Siapa saja bisa menjadi pelaku dalam
menjalankan reformasi yang adil dan memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, sebagai landasan
dalam menjalankan gerakan perubahan pada setiap bangsa yang memiliki jiwa besar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pokok pikiran diatas, terdapat masalah utama yang menjadi kajian
penulisan makalah ini, yaitu: “Bagaimana Gerakan Mahasiswa tahun 1998 yang mengakibatkan
keruntuhan Orde Baru?”. Untuk lebih memfokuskan masalah dari masalah utama maka penulis
membatasi permasalahan yang dirumuskan dalam beberapa pernyataan sebagai berikut:

a. Bagaimana latar belakang peristiwa tragedi Trisakti Mei 1998?

1
b. Bagaimana proses terjadinya peristiwa tragedi Trisakti Mei 1998?
c. Bagaimana dampak dari peristiwa tragedi Trisakti Mei 1998?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:

a. Menjelaskan bagaimana latar belakang gerakan Trisakti Mei 1998.


b. Menjelaskan proses tragedi Trisakti Mei 1998.
c. Menjelaskan dampak tragedi Trisakti Mei 1998.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Hari Peringatan Reformasi 21 Mei Dan Arti Reformasi

Reformasi pada umumnya dikenal sebagai suatu peristiwa titik balik dari sebuah keadaan
yang buruk menjadi keadaan yang lebih baik. Peristiwa reformasi biasanya diidentikan terhadap
perubahan kondisi suatu negara.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, reformasi adalah perubahan secara drastis
untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara.

Peristiwa reformasi telah banyak terjadi di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Di


negara ini, reformasi terjadi pada 21 Mei 1998 yang ditandai dengan mundurnya Soeharto dari
jabatan Kepresidenan Republik Indonesia.

Penyebab Terjadinya Reformasi Di Indonesia

Dimuat dari laman Kepustakaan Perpusnas, Soeharto resmi menjabat sebagai Presiden
Republik Indonesia sejak Maret 1968. Sejak saat itu, Soeharto memulai rezimnya yang dikenal
dengan sebutan Orde Baru.

Dalam menjalankan pemerintahannya fokus yang utama Soeharto ialah pembangunan


ekonomi Indonesia. Dikutip dari Lilik Eka Aprilia, dkk dalam penelitiannya yang berjudul
Berakhirnya Pemerintahan Presiden Soeharto Tahun 1998 (2014: 1), disebutkan bahwa konsep
pembangunan ekonomi yang lebih maju menurut Soeharto ialah dengan melakukan stabilisasi
keamanan baik nasional maupun regional.

Oleh karena itu, Asvi Warman Adam dalam bukunya yang berjudul Membongkar
Manipulasi Sejarah (2009: 46), menyebutkan bahwa Presiden Soeharto mempercayakan
pembangunan ekonomi kepada kaum teknokrat. Soeharto pun menunjuk orang-orang seperti
Widjojo Nitisastro, Ali Wardhana, J.B. Sumarlin, Saleh Afiff, dan Andrianus Mooy sebagai
pelopor utama dalam membangun perekonomian Indonesia.

Mengutip dari dalam buku Reformasi & Jatuhnya Soeharto karangan Basuki Agus
Suparno (2012: 53-54), disebutkan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi pada saat itu
dapat dilihat dari menurunnya angka inflasi pada angka 40-50% dari yang sebelumnya 650%.

3
Selain itu, mereka mampu menjadwalkan kembali pembayaran utang luar negeri dan juga
membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada angka 8,6%. Padahal, sebelumnya mereka
hanya menargetkan pertumbuhan ekonomi pada angka 5%.

Akan tetapi, semua citra baik yang telah dibangun oleh Soeharto perlahan runtuh akibat
tergerusnya kepercayaan publik terhadap pemerintahannya. Rakyat mulai tidak percaya, karena
maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme di tubuh pemerintahan.

Kemudian, sikap otoriter dan hilangnya kebebasan pers maupun berpendapat membuat
rakyat tidak nyaman. Akibatnya, terjadi berbagai peristiwa mencekam di berbagai wilayah.
Muncul konflik-konflik sosial budaya yang sampai melibatkan isu sara. Puncak dari
ketidakpercayaan rakyat, yaitu ketika terjadi krisis moneter pada tahun 1997.

Pada awal Juli 1997 krisis terjadi di Thailand yang diikuti dengan penurunan nilai tukar
mata uang di berbagai negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Nilai tukar rupiah yang
mulanya Rp2.500 per dolar AS mengalami kemerosotan hingga 9 persen. Kemerosotan nilai
tukar rupiah terus terjadi, pada Oktober 1997 nilai tukarnya menjadi Rp4.000 per dolar AS.

Puncak kemerosotan itu terjadi pada Januari 1998, di mana nilai tukar rupiah melemah
menjadi Rp17 ribu per dolar As. Melemahnya nilai rupiah, mengakibatkan naiknya harga bahan-
bahan pokok, harga premium naik dua kali lipat, ribuan usaha bangkrut, meluasnya
pengangguran, terjadinya PHK besar-besaran, dan meningkatnya jumlah orang miskin baru.

Sejarah Hari Reformasi 21 Mei

Situasi ekonomi yang mengalami krisis, ketidakpercayaan masyarakat terhadap


pemerintah, dan terjadinya konflik-konflik di beberapa wilayah menyebabkan munculnya
gerakan mahasiswa untuk menuntut dilakukan reformasi.

Gerakan tersebut telah dimulai sejak akhir Februari 1998 dan memuncak pada 12 Mei
1998. Saat itu, terjadi peristiwa hilangnya empat nyawa aktivis mahasiswa Tri Sakti akibat
tembakan peluru tajam aparat kepolisian.

Setelah peristiwa tersebut, kerusuhan pun terus terjadi hingga tanggal 15 Mei 1998
tercatat lebih dari 1.000 orang tewas di Jakarta. Di berbagai daerah juga terjadi kerusuhan akibat
ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Di Medan, kerusuhan juga terjadi, ketika para mahasiswa berunjuk rasa di kampus-
kampus. Tiba-tiba ribuan warga turun ke jalan untuk merusak, membakar, dan menjarah toko-
toko dan gudang-gudang penyimpanan barang. Tidak hanya itu, aksi lanjutan di medan semakin

4
mengarah ke sentimen rasial hingga mendorong pengungsian besar-besaran para warga
keturunan Cina.

Peristiwa yang semakin mencekam serta ketidakstabilan kehidupan politik dan sosial di
Indonesia membuat Ketua DPR bersama pimpinan yang lain memerintahkan Soeharto untuk
mengundurkan diri dari jabatannya demi keamanan bangsa dan negara.

Pada akhirnya, setelah melihat kondisi Indonesia yang tidak menentu tepat pada tanggal
21 Mei 1998 Soeharto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Republik
Indonesia dan digantikan oleh wakilnya B.J Habibie.

B. Tragedi Trisakti: Sejarah, Latar Belakang Dan Kronologinya

Tragedi Trisakti merupakan bagian dari sejarah Indonesia. Penting bagi generasi
sekarang ini untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang lalu dan dijadikan sebagai pengetahuan
dan pembelajaran terutama bagi penerus bangsa.

Sejarah Tragedi Trisakti

Tragedi Trisakti merupakan peristiwa penembakan yang terjadi pada tanggal 12 Mei
1998, terhadap sejumlah mahasiswa saat melakukan demonstrasi menuntut Presiden Soeharto
turun dari jabatannya.

Kala itu pemerintahan masa Orde Baru sudah berlangsung selama 32 tahun, tepatnya dari
tahun 1966 hingga 1998. Pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Soeharto memiliki berbagai
kebijakan yang baik untuk kelangsungan Bangsa Indonesia. Namun, ada juga kebijakan yang
dianggap tidak memihak pada rakyat.

Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta,Indonesia


serta puluhan lainnya luka. Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri
Hertanto (1977 - 1998), Hafidin Royan (1976 - 1998), dan Hendriawan Sie (1975 - 1998).

Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital
seperti kepala, tenggorokan, dan dada. Peristiwa penembakan empat mahasiswa Universitas
Trisakti ini juga digambarkan dengan detail dan akurat oleh seorang penulis sastra dan jurnalis,
Anggie Dwi Widowati dalam karyanya berjudul Langit Merah Jakarta.

5
Latar Belakang Tragedi Trisakti

Tragedi Trisakti dilatar belakangi oleh beberapa faktor seperti krisis politik, krisis
ekonomi, krisis kepercayaan dan krisis hukum.

Ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998, yang terpengaruh oleh krisis finansial
Asia sepanjang 1997-1999. Pemerintahan Presiden Soeharto juga dinilai otoriter dan tidak
menerima kritikan. Selain itu, kekuasaan kehakiman berada dibawah kontrol dan campur tangan
Presiden Soeharto.

Latar belakang krisis yang banyak terjadi di Indonesia pada masa Orde Baru inilah yang
menimbulkan krisis kepercayaan hingga membuat para mahasiswa dan masyakarat melakukan
demonstrasi besar-besaran di bulan Mei 1998.

Kronologi Tragedi Trisakti

Tragedi Trisakti terjadi tanggal 12 Mei 1988. Kala itu mahasiswa pun melakukan aksi
demonstrasi besar-besaran ke Gedung Nusantara, termasuk mahasiswa Universitas Trisakti.

Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju Gedung Nusantara pada
pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade dari Polri dan militer datang kemudian.
Beberapa mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan pihak Polri.

Akhirnya, pada pukul 17.15, para mahasiswa bergerak mundur, diikuti bergerak majunya
aparat keamanan. Aparat keamanan pun mulai menembakkan peluru ke arah mahasiswa.

Para mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besar berlindung di Universitas
Trisakti. Namun aparat keamanan terus melakukan penembakan. Korban pun berjatuhan, dan
dilarikan ke RS Sumber Waras.

Satuan pengamanan yang berada di lokasi pada saat itu adalah Brimob, Batalyon
Kavaleri 9, Batalyon Infanteri 203, Artileri Pertahanan Udara Kostrad, Batalyon Infanteri 202,
Pasukan Anti Huru Hara Kodam serta Pasukan Bermotor. Mereka dilengkapi dengan tameng,
gas air mata, Steyr, dan SS-1.

Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak dan satu orang
dalam keadaan kritis. Meskipun pihak aparat keamanan membantah telah menggunakan peluru
tajam, hasil otopsi menunjukkan kematian disebabkan peluru tajam. Hasil sementara diprediksi
peluru tersebut hasil pantulan dari tanah peluru tajam untuk tembakan peringatan.

Peristiwa tersebut kemudian menyulutkan semangat mahasiswa hingga adanya


demonstrasi yang lebih besar pada 13-14 Mei 1998.

6
Kondisi bangsa yang semakin tidak terkendali akhirnya memaksa Soeharto untuk
meletakkan jabatannya di depan Mahkamah Agung pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 10.00 pagi.
Pada saat yang sama, Soeharto kemudian menunjuk wakilnya B.J. Habibie untuk menggantikan
posisinya.

C. Dampak Gerakan Mahasiswa Trisakti 1998 Terhadap Perubahan Sosial Di


Masyarakat Indonesia

Proses reformasi pada tahun 1998 telah berdampak besar dalam kehidupan masyarakat di
Indonesia secara umum. Pertama, yang paling dapat dirasakan dan dapat dilihat dengan jelas
adalah jatuhnya rezim Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun. Selama berkuasa, Rezim
Orde Baru telah menjadi orde kekerasan, yang selalu mengedapankan tindakan represif dalam
menjaga kelanggengan kekuasaannya. Mundurnya Presiden Soeharto sebagai symbol dari Orde
Baru telah menjadi tolak ukur dari perubahan tersebut.

Kedua, seiring dengan jatuhnya Rezim Orde Baru maka berdampak pada struktur
pemerintah. Ketiga, perubahan system politik di Indonesia. Walaupun sering dikatakan bahwa
paham yang dianut oleh system politik di Indonesia adalah demokrasi, ini jauh berbeda dengan
apa yang dirasakan oleh masyarakat. Perbedaan pendapat kerap kali dianggap mengganggu
stabilitas nasional, menjadi hal yang dilarang pada masa Orde Baru. Perubahan sosial juga
mempengaruhi sistem nilai, sikap, dan perilaku dalam sistem masyarakat di Indonesia. Dalam
konteks Reformasi pada tahun 1998 terjadi perubahan-perubahan yang cukup signifikan dalam
kehidupan sehari-hari.

Perubahan yang diharapkan dalam gerakan mahasiswa adalah sebuah perubahan yang
menyeluruh di masyarakat. Tujuannnya adalah semua kebijaksanaan politik dan ekonomi berada
ditangan rakyat. Walaupun pada akhirnya gerakan mahasiswa di Indonesia menjadi gerakan
moral yang menyuarakan masalah-masalah sosial masyarakat kemudian berubah menjadi sebuah
gerakan politik. Gerakan mahasiswa sebaiknya kembali menjadi gerakan yang mempunyai
pandangan lebih mendalam pada berbagai masalah sosial yang melanda bangsa ini (Siti
Jubaedah, 2006:139-141).

7
BAB III

PENUTUP

Gerakan mahasiswa muncul ketika golongan terpelajar yang memiliki pemikiran jauh
kedepan melihat keadaan negara yang sedang kacau. Krisis multidimensi yang melanda
Indonesia menjadi penyebab inti timbulnya demontrasi besar-besaran hampir di seluruh wilayah
Indonesia yang dimulai oleh mahasiswa. Agenda reformasi yang menjadi tuntutan para
mahasiswa mencakup beberapa tuntutan, seperti:

 Adili Soeharto dan kroni-kroninya,

 Laksanakan amandemen UUD 1945,

 Penghapusan Dwi Fungsi ABRI,

 Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya,

 Tegakkan supremasi hukum,

 Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN.

Dengan tuntutan-tuntutan diatas mahasiswa tidak hanya melakukan aksi di dalam kampus
tetapi juga turun ke jalan. Begitu juga dengan mahasiswa Trisakti. Mereka melakukan aksi
hingga terjadi bentrok dengan aparat keamanan dan terjadilah penembakan terhadap 4
mahasiswa Trisakti. Dengan adanya penembakan tersebut maka suasana hampir di seluruh
Indonesia mulai bergejolak. Terutama di Jakarta, mahasiswa semakin lantang menyuarakan
aspirasinya dan banyak terjadi bentrokan-bentrokan hingga ada juga oknum yang memanfaatkan
situasi tersebut dengan melakukan penjarahan ataupun perampokan.

Mahasiswa yang tergabung dalam Forkot (forum kota) berhasil menduduki gedung DPR
dan MPR dan dari sanalah berhasil mendesak Soeharto lengser dari kursi Presidennya. Struktur
dan tatanan pemerintah juga ikut berubah. Selain itu di masyarakat juga terjadi perubahan sosial.
Dimana masyarakat yang tadinya kurang memiliki kebebasan dalam menyuarakan aspirasi akibat
resresifnya pemerintah menjadi terbuka. Kemudian, mulai dilindungi Hak Asasi Manusia
menjadi salah satu indikator perubahan sosial di Indonesia setelah jatuhnya Orde Baru. Satu
catatan yang harus digaris bawahi dari peristiwa tersebut bahwa mahasiswa sebagai agen
perubahan jangan hanya menyuarakan hal-hal yang berbau politik saja tetapi sebaiknya juga
memberikan porsi lebih untuk menyuarakan nasib masyarakat.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://mh.uma.ac.id/pahami-pengertian-dari-reformasi/

https://edukasi.okezone.com/read/2021/09/22/65/2475054/tragedi-trisakti-sejarah-latar-belakang-
dan-kronologinya?page=2

https://tirto.id/sejarah-hari-peringatan-reformasi-21-mei-dan-arti-reformasi-gr9n

Jubaedah, S.(2010). Gerakan Mahasiswa: kajian tentang peranan mahasiswa universitas trisakti
pada mei 1998 dalam proses pergantian kekuasaan orde baru. Skripsi Sarjana pada
Jurusan pendidikan sejarah, fakultas pendidikan ilmu pengetahuan sosial, universitas
pendidikan indonesia Bandung : tidak diterbitkan.

Anda mungkin juga menyukai