MAKALAH PPKN
Disusun Oleh :
XII MIPA 2
MAN 18 JAKARTA TIMUR
2023 – 2024
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kepada Allah Swt. Yang telah
melimpahkan segala rahmatnya hingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat
waktu. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kontribusi berbagai pihak yang
mendukung.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dea Alfia, S.Pd yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Ada banyak hal yang dapat kami pelajari
selama proses penyusunan makalah.
Dengan terselesaikannya makalah ini, kami harap apa yang sudah kami teliti
bisa bermanfaat bagi orang lain. Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 1
ii
Daftar Pustaka
Daftar Isi
COVER ................................................................................................................................ i
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
D. Tujuan Reformasi.................................................................................................... 7
PENUTUP .......................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 9
B. Saran ....................................................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak Juli 1997, krisis ekonomi melanda Indonesia dan beberapa wilayah Asia
Tenggara. Krisis ekonomi tersebut berkaitan erat dengan krisis politik yang juga
terjadi di Indonesia saat itu.
Krisis moneter ini kemudian membuka tabir krisis-krisis lainnya terutama krisis
moral. Tubuh pemerintah saat itu digerogoti praktek kolusi, korupsi dan nepotisme
(KKN).
Dampak krisis ini menyebabkan harga bahan-bahan pokok naik bahkan langka,
lapangan kerja menyempit, pengangguran membludak, dan angka putus sekolah
meningkat. Akibat pengangguran dan kemiskinan yang meningkat drastis,
terjadilah inflasi atau kemerosotan nilai uang yang tinggi.
Saat itu sebagian besar rakyat semakin sulit menghadapi tekanan ekonomi dan
semakin menyadari ketimpangan ekonomi yang berpihak pada satu kelompok saja.
Pemerataan dan keadilan dinilai belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
1
Yang Melatar belakangi Gerakan Reformasi :
1. Krisis Politik
Krisis politik yang terjadi pada tahun 1998 merupakan puncak dari
berbagai kebijakan politik pemerintahan Orde Baru. Berbagai kebijakan
politik yang dikeluarkan pemerintahan Orde Baru selalu dengan alasan
dalam kerangka pelaksanaan demokrasi Pancasila.
Namun, sebenarnya merupakan politik mempertahankan kekuasaan
Presiden Soeharto dan pejabat pemerintahnya. Artinya, demokrasi yang
dijalankan pemerintah Orde Baru bukanlah demokrasi yang semestinya,
melainkan rekayasa.
Dengan demikian, demokrasi yang dilakukan bukan berarti dari,
oleh dan untuk rakyat. Melainkan, demokrasi yang berarti dari, oleh dan
untuk rakyat.
2. Krisis Ekonomi
Juli 1996 negara-negara Asia krisis moneter hingga mempengaruhi
perkembangan ekonomi Indonesia. Ternyata, ekonomi Indonesia tidak
mampu menghadapi krisis global yang melanda dunia.
Krisis ekonomi Indonesia diawali dengan melemahnya nilai tukar
rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Awalnya, 1 Agustus 1997 nilai
tukar rupiah turun dari Rp 2,603.00 hingga Maret 1998 menjadi Rp
16,000.00 per dollar.
3. Krisis Hukum
Rekayasa-rekayasa yang dibangun pemerintahan Orde Baru tidak
terbatas pada bidang politik. Dalam bidang hukum pun, pemerintah
melakukan intervensi.
Kekuasaan peradilan harus dilaksanakan untuk melayani
kepentingan para penguasa dan bukan untuk melayani masyarakat dengan
penuh keadilan. Bahkan, hukum sering dijadikan alat pembenaran para
penguasa.
2
Krisis hukum pada masa Orde Baru juga tercermin dari berbagai
praktik pelanggaran HAM. Kasus pelanggaran HAM antara lain berupa
pembunuhan, penculikan, penyiksaan, dan penghilangan secara paksa.
Pelanggaran tersebut merupakan dampak pendekatan ABRI. Perlawanan
menyelesaikan masalah-masalah pembangunan.
4. Krisis Sosial
Krisis sosial merupakan krisis yang disebabkan oleh krisis politik
ekonomi, hukum dan ekonomi. Pelaksanaan politik yang represif dan tidak
demokratis menyebabkan terjadinya konflik politik maupun konflik antar
etnis dan agama.
Konflik antara etnis dan agama meletus di berbagai daerah.
Khususnya kerusuhan-kerusuhan anti-China di sejumlah kota di Indonesia.
Kelompok Cina/Tionghoa merupakan menjadi sasaran kemarahan
masyarakat. Pasalnya, kelompok Cina/Tionghoa mendominasi
perekonomian di Indonesia.
Badai krisis ekonomi makin menjalar dalam bentuk gejolak-gejolak
non-ekonomi. Ketimpangan perekonomian Indonesia memberikan
sumbangan terbesar terhadap krisis sosial.
5. Krisis Kepercayaan
Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia telah
mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden
Soeharto. Pemerintah dinilai tidak mampu membangun kehidupan politik
yang demokratis, menegakkan hukum dan peradilan, serta sistem ekonomi.
3
Ketimpangan-ketimpangan tersebut melahirkan krisis kepercayaan.
Krisis ini akhirnya mendesak Soeharto mundur dari jabatannya dan menjadi
akhir dari masa Orde Baru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, rumusan masalah makalah ini
sebagai berikut :
1. Faktor apa saja yang menyebabkan jatuhnya pemerintahan presiden Soeharto?
2. Bagaimana kebijakan sistem pemerintahan Indonesia pasca peristiwa
pengunduran Soeharto?
3. Apakah tujuan sistem pemerintahan demokrasi Reformasi?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan ini yaitu :
1. Untuk mengetahui faktor jatuhnya pemerintahan presiden Soeharto
2. Untuk mengetahui kebijakan sistem pemerintahan pasca mundurnya presiden
Soeharto
3. Untuk mengetahui tujuan demokrasi reformasi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
3. Pidato Harmoko
Pada 18 Mei 1998 sore, ketika mahasiswa sedang melakukan aksi
demonstrasi, Harmoko yang merupakan Menteri Penerangan di era Orde
Baru menyampaikan pidatonya di hadapan para demonstrans. Harmoko
berharap Soeharto mengundurkan diri dengan bijaksana. Namun menurut
Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto, pernyataan Harmoko merupakan
pendapat serta sikap yang bersifat individu.
Kemudian pada 20 Mei 1998, Soeharto menerima surat hasil
keputusan dari 14 Menteri Kabinet Pembangunan VII. Isi surat hasil
keputusan itu tak lain adalah sebanyak 14 menteri tersebut tidak bersedia
menjabat sebagai menteri pada Kabinet Reformasi.
Lalu pada pukul 23.00 WIB, Soeharto pun memanggil sejumlah
pejabat, seperti Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto hingga Mensesneg
Saadilah Mursjid. Soeharto kemudian mantap untuk meletakkan
kekuasaannya. Hingga pada akhirnya Soeharto mengundurkan diri dari
kursi presiden, Kamis, 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB.
B. Pengertian Reformasi
Reformasi merupakan perubahan secara drastis dalam hal perbaikan politik,
sosial, ekonomi suatu masyarakat maupun negara.
Era reformasi adalah era pasca-Soeharto di Indonesia dimulai pada tahun 1998,
tepatnya saat Kejatuhan Soeharto Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21
Mei 1998 dan digantikan oleh wakil presiden saat itu, B.J. Habibie. Periode ini
didirikan oleh lingkungan sosial politik yang lebih terbuka. Era Reformasi
berlangsung dari tahun 1998 sampai sekarang.
6
C. Ciri-ciri Reformasi
1. Terjadinya sejumlah rotasi kekuasaan dari pusat hingga daerah.
2. Pola rekrutmen politik dilakukan secara terbuka sehingga pengisian jabatan
politik bisa diikuti oleh siapa pun.
3. Terjaminnya hak-hak dasar warga negara, seperti kebebasan berpendapat.
4. Adanya ketentuan presiden dan kepala daerah yang hanya bisa menjabat
maksimal dua periode.
5. Pemilihan umum dijalankan dengan lebih demokratis dengan sistem yang
dikenal jujur, adil, langsung, umum, bebas, dan rahasia.
6. Sistem pemilu lebih demokratis dimulai pada 2004 dan pada 2005 kepala
daerah dipilih langsung oleh rakyat.
7. Kembalinya kebebasan pers sehingga menghidupkan kegiatan jurnalisme
yang berdaulat.
8. Lahirnya banyak partai di Indonesia yang disebut dengan
sistem multipartai.
D. Tujuan Reformasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reformasi adalah perubahan
secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu
masyarakat atau negara.
Hal itu diperparah dengan budaya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang
merajalela, serta fakta bahwa eksekutif menjadi penguasa tunggal di atas lembaga
lainnya sehingga tidak ada yang mampu mengawasi kekuasaan.
7
Ketika krisis moneter 1997 meluluh lantakkan Indonesia, muncul gerakan
reformasi yang menuntut pembenahan total dengan harapan dapat bermuara menuju
kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor utama jatuhnya masa pemerintahan presiden Soeharto yaitu karena
adanya krisis ekonomi moneter di Indonesia. Harga kebutuhan pokok yang
naik dan nilai yang turun didukung aksi Korupsi, Kolusi serta Nepotisme
(KKN) di lingkaran pemerintah menyebabkan krisis moral timbul di
masyarakat. Mahasiswa merupakan pihak yang memberi kontribusi besar
dalam demonstrasi menyuarakan tuntutan reformasi sistem pemerintahan di
Indonesia.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, kami
menyadari masih terdapat banyak batasan dan kekeliruan yang ada dalam
penelitian ini. Namun, dalam penelitian ini diharapkan dapat membuka
perspektif serta meningkatkan rasa patriotisme dan nasionalisme pembaca.
Bagi suatu negara, sosok pemimpin merupakan salah satu faktor krusial yang
akan mengarahkan kemajuan suatu bangsa. Sebagai negara demokrasi,
masyarakat perlu transparasi kerja pemerintahan dan menghargai hak setiap
warga negara. Pemerintah setidaknya harus menulis sejarah konkret dan
membantu perkembangan pendidikan terutama pendidikan karakter di
Indonesia.
9
Daftar Pustaka
10