Anda di halaman 1dari 15

MASA REFORMASI 1998

Oleh:
Aulia Risky Febriyanti
XII IPS/07

SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatnya saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MASA REFORMASI 1998” ini dengan
baik dan tepat waktu. Saya menyadari makalah ini masih banyak kekurangan-
kekurangan karena terbatasnya pengetahuan, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan masukan, bimbingan serta saran-saran dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.
Berkaitan dengan makalah ini, saya mendapatkan banyak bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak
pula saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata saya mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, amin.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................................................... 1
D. Manfaat ................................................................................................................. 1
BAB II ............................................................................................................................... 2
ISI PEMBAHASAN ............................................................................................................. 2
A. Hal yang Melatarbelakangi Lahirnya Era Reformasi ................................................. 2
B. Peristiwa-peristiwa Penting Masa Reformasi .......................................................... 3
1. Tragedi Trisakti 1998 ........................................................................................... 3
2. Kerusuhan Mei 1998 ........................................................................................... 4
3. Berakhirnya Masa Pemerintahan Soeharto dan Pengangkatan B.J. Habibie
sebagai presiden........................................................................................................ 5
4. Pemilu Pertama Era Reformasi ............................................................................ 6
5. Masa Pemerintahan KH Abdurrahman Wahid ..................................................... 7
C. Tuntutan dan Agenda Reformasi 1998 .................................................................... 8
BAB III ............................................................................................................................ 10
PENUTUP ....................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................... 10
LAMPIRAN...................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan


kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara
konstitusional. Artinya,adanya perubahan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi,
hukum, sosial, dan budaya yanglebih baik, demokratis berdasarkan prinsip
kebebasan, persamaan, dan persaudaraan.

Era reformasi atau era pasca-Suharto di Indonesia dimulai pada tahun 1998, tepatnya
saat kejatuhan Soeharto. Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998
dan digantikan oleh wakil presiden saat itu, B.J. Habibie. Periode ini didirikan oleh
lingkungan sosial politik yang lebih terbuka.

Gerakan reformasi ini bertujuan untuk melakukan pembangunan dan perubahan yang
diprioritaskan pada bidang hukum, politik, ekonomi, dan sosial. Perubahan ini
tentunya tidak didapat dengan cara yang mudah. Butuh proses yang cukup lama
sehingga perubahan tersebut dapat dirasakan.
Perubahan yang bertahap tersebut membutuhkan adanya agenda reformasi untuk
memprioritaskan mana yang lebih dahulu harus dilaksanakan.

Selain proses yang bertahap, perlu adanya kontrol atas reformasi agar pelaksanaan
reformasi tepat pada tujuan dan sasarannya. Reformasi yang tidak terkendali akan
menyebabkan ketidakterarahnya kehidupan masyarakat dan akan menimbulkan krisis
norma. Sehingga tidak akan membawa kebaikan terhadap kehidupan masyarakat
Indonesia di masa depan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang melatarbelakangi terjadinya reformasi 1998?
2. Peristiwa apa saja yang terjadi pada masa reformasi 1998?
3. Apa saja tuntutan dan agenda yang ada pada masa reformasi 1998?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang dibalik reformasi 1998
2. Untuk mengetahui peristiwa apa saja yang terjadi pada saat reformasi 1998
3. Untuk mengetahui apa saja tuntutan dan agenda reformasi 1998

D. Manfaat
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengeani sejarah yang pernah
terjadi di Indonesia khususnya pada masa reformasi 1998
2. Dapat menambah wawasan pembaca mengenai latar belakang serta
peristiwa apa saja yang terjadi pada masa reformasi 1998

1
BAB II
ISI PEMBAHASAN

A. Hal yang Melatarbelakangi Lahirnya Era Reformasi

Rezim orde baru di bawah presiden Soeharto runtuh setelah berdiri selama 32
tahun. Orde Baru dihentikan paksa oleh rakyat karena banyak persoalan mulai dari
ekonomi, politik, hingga pembangunan yang tidak dapat dinikmati rakyat.
Pada saat itu, kekacauan memicu kericuhan yang terjadi di ibu kota, kemudian
menjadi kerusuhan terbesar yang pernah terjadi di Indonesia.
Disusul dengan pertikaian antara mahasiswa dan masyarakat dengan polisi dan
tentara.

latar belakang lahirnya pemerintah Reformasi disebabkan oleh beberapa hal.


Salah satunya dipicu oleh adanya dampak krisis finansial Asia 1997. Hal ini
menyebabkan kondisi ekonomi di Indonesia melemah sehingga menyebabkan
banyak ketidakpuasan masyarakat.
Namun, sebenarnya ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah juga
disebabkan oleh faktor lainnya, Di antaranya karena terjadinya penyelewengan
Pancasila dan kekuasaan serta adanya KKN. KKN di sini merujuk pada tindakan
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Selain itu, era pemerintahan Soeharto juga
dianggap cukup jawasentris.
Pada masa Orde Baru kebebasan pers juga sangat dibatasi dan dikontrol oleh
pemerintah. Selain itu, terdapat juga krisis sosial di mana masyarakat terbagi
menjadi dua kelas yaitu kaum elit dan rakyat biasa. Bahkan, hubungan antar umat
beragama sempat terganggu hingga timbul serangkaian kerusuhan bernuansa
SARA.

Seperti aksi membakar 9 gereja Kristen yang dilakukan oleh umat Islam pada
bulan Oktober 1996 silam. Sangat disayangkan, akibat aksi ini sebanyak lima
orang telah tewas. Kejadian serupa pun terjadi di berbagai wilayah lainnya seperti
di Tasikmalaya dan Kalimantan Barat.

Pada saat itu, keadaan sosial budaya di Indonesia menjadi sangat kacau.
Ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah juga mendorong munculnya
perilaku negatif di masyarakat. Selain itu, masyarakat pun menjadi mudah dihasut
untuk melakukan tindak anarkis.

Berbagai penyimpangan yang telah dilakukan oleh masa pemerintahan presiden


Soeharto membuat rakyat kecewa. Akhirnya, kebencian rakyat sudah tak dapat
dipendam lagi, Ditambah lagi, banyak aksi-aksi mahasiswa yang menuntut
presiden Soeharto untuk turun dari posisinya.

2
B. Peristiwa-peristiwa Penting Masa Reformasi
1. Tragedi Trisakti 1998

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Tragedi_Trisakti
Gambar 1 Tragedi Trisakti

Mahasiswa melakukan aksi demonstrasi besar-besaran ke Gedung


Nusantara, salah satu gedung utama MPR/DPR RI di Jakarta. Termasuk di
antaranya adalah mahasiswa Universitas Trisakti. Para mahasiswa
menuntut tanggung jawab pemerintah atas terjadinya krisis ekonomi
Indonesia pada awal 1998 yang dipengaruhi krisis finansial Asia 1997-1999.
Para mahasiswa melakukan aksi damai dengan berjalan dari dari kampus
Trisakti ke Gedung Nusantara pada pukul 12.30 WIB. Namun, aksi mereka
dihambat blokade Polri dan militer. Beberapa mahasiswa lalu mencoba
bernegosiasi dengan pihak Polri.
Mahasiswa pun akhirnya bergerak mundur pada pukul 17.15 WIB seiring
aparat keamanan bergerak maju. Aparat keamanan lalu menembakkan
peluru ke arah mahasiswa. Kerumunan mahasiswa yang panik lalu
berpencar, sebagian besar berlindung di kawasan Universitas Trisakti. Di
saat ini, aparat keamanan terus melakukan penembakan.
Korban tembak lalu berjatuhan dan dilarikan ke RS Sumber Waras. Satuan
pengamanan di lokasi pada saat itu adalah Brimob, Batalyon Kavaleri 9,
Batalyon Infanteri 203, Artileri Pertahanan Udara Kostrad, Batalyon Infanteri
202, Pasukan Anti Huru Hara Kodam, serta Pasukan Bermotor. Mereka
dilengkapi dengan tameng, gas air mata, rangkaian senapan Steyr, dan
senapa serbu SS-1.
Tiga mahasiswa dipastikan tewas pada pukul 20.00 WIB, dan satu orang
kritis.
Pihak aparat keamanan membantah telah menggunakan peluru tajam,
tetapi hasil otopsi menunjukkan kematian disebabkan peluru tajam. Hasil
sementara saat itu memprediksi bahwa peluru tersebut hasil pantulan
peluru tajam dari tanah untuk tembakan peringatan

3
2. Kerusuhan Mei 1998

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kerusuhan_Mei_1998#/media/Berkas:May_1998_riot.jpg
Gambar 2 Penjarahan terhadap etnis tionghoa

Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang
terjadi di Indonesia pada 13 Mei–15 Mei 1998, khususnya di Ibu Kota
Jakarta namun juga terjadi di beberapa daerah lain. Kerusuhan ini diawali
oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti di mana empat
mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi
12 Mei 1998. Hal inipun mengakibatkan penurunan jabatan Presiden
Soeharto, serta pelantikan B. J. Habibie. Pada kerusuhan ini banyak toko
dan perusahaan dihancurkan oleh amuk massa terutama milik warga
Indonesia keturunan Tionghoa. Konsentrasi kerusuhan terbesar terjadi di
Jakarta, Medan dan Surakarta. Dalam kerusuhan tersebut, banyak warga
Indonesia keturunan Tionghoa yang meninggalkan Indonesia. Tak hanya
itu, seorang aktivis relawan kemanusiaan yang bergerak di bawah Romo
Sandyawan, bernama Ita Martadinata Haryono, yang masih seorang siswi
SMU berusia 18 tahun, juga diperkosa, disiksa, dan dibunuh karena
aktivitasnya. Ini menjadi suatu indikasi bahwa kasus pemerkosaan dalam
Kerusuhan ini digerakkan secara sistematis, tak hanya sporadis.
Amuk massa ini membuat para pemilik toko di kedua kota tersebut
ketakutan dan menulisi muka toko mereka dengan tulisan "Milik pribumi"
atau "Pro-reformasi" karena penyerang hanya fokus ke orang-orang
Tionghoa. Beberapa dari mereka tidak ketahuan, tetapi ada juga yang
ketahuan bukan milik pribumi. Sebagian masyarakat mengasosiasikan
peristiwa ini dengan peristiwa Kristallnacht di Jerman pada tanggal 9
November 1938 yang menjadi titik awal penganiayaan terhadap orang-
orang Yahudi dan berpuncak pada pembunuhan massal yang sistematis
atas mereka di hampir seluruh benua Eropa oleh pemerintahan Jerman
Nazi. Sampai bertahun-tahun berikutnya Pemerintah Indonesia belum
mengambil tindakan apapun terhadap nama-nama yang dianggap kunci
dari peristiwa kerusuhan Mei 1998. Pemerintah mengeluarkan pernyataan
yang menyebutkan bahwa bukti-bukti konkret tidak dapat ditemukan atas
kasus-kasus pemerkosaan tersebut, tetapi pernyataan ini dibantah oleh
banyak pihak.

4
Sebab dan alasan kerusuhan ini masih banyak diliputi ketidakjelasan dan
kontroversi sampai hari ini. Namun umumnya masyarakat Indonesia secara
keseluruhan setuju bahwa peristiwa ini merupakan sebuah lembaran hitam
sejarah Indonesia, sementara beberapa pihak, terutama pihak Tionghoa,
berpendapat ini merupakan tindakan pembasmian (genosida) terhadap
orang Tionghoa, walaupun masih menjadi kontroversi apakah kejadian ini
merupakan sebuah peristiwa yang disusun secara sistematis oleh
pemerintah atau perkembangan provokasi di kalangan tertentu hingga
menyebar ke masyarakat.
Tidak lama setelah kejadian berakhir dibentuklah Tim Gabungan Pencari
Fakta (TGPF) untuk menyelidiki masalah ini. TGPF ini mengeluarkan
sebuah laporan yang dikenal dengan "Laporan TGPF"
Mengenai pelaku provokasi, pembakaran, penganiayaan, dan pelecehan
seksual, TGPF menemukan bahwa terdapat sejumlah oknum yang
berdasar penampilannya diduga berlatar belakang militer. Sebagian pihak
berspekulasi bahwa Pangab saat itu (Wiranto) dan Pangdam Jaya Mayjen
Sjafrie Sjamsoeddin melakukan pembiaran atau bahkan aktif terlibat dalam
provokasi kerusuhan ini.
Pada 2004 Komnas HAM mempertanyakan kasus ini kepada Kejaksaan
Agung namun sampai 1 Maret 2004 belum menerima tanggapan dari
Kejaksaan Agung.

3. Berakhirnya Masa Pemerintahan Soeharto dan Pengangkatan B.J.


Habibie sebagai presiden

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180518104025-20-299175/drama-
tanpa-kata-ayah-anak-ala-soeharto-dan-habibie
Gambar 3 Penurunan jabatan oleh Soeharto kepada B.J. Habibie

Setelah Soeharto mundur, jabatan presiden diserahkan kepada wakilnya,


yaitu BJ Habibie. Hal tersebut dilakukan berdasarkan pasal 8 UUD 1945.
Presiden Republik Indonesia ketiga ini hanya menjabat selama 1 tahun 5
bulan. Hal ini karena masa pemerintahan BJ Habibie dianggap sebagai
perpanjangan tangan rezim Orde Baru.
Meskipun sebentar, pemerintahan BJ habibie mampu menyelamatkan krisis
moneter yang terjadi pada Orde Baru. Pemerintahannya disebut kabinet
reformasi pembangunan. Pemerintahan tersebut mengeluarkan berbagai
upaya di bidang politik, di antaranya:
a. Kebebasan rakyat dalam menyalurkan aspirasi.

5
b. Mengganti lima paket undang-undang dan tiga di antaranya diubah
menjadi lebih demokratis.
c. Melakukan pencabutan terhadap pembredelan pers.
d. Pengurangan jumlah anggota ABRI di MPR dari 75 orang menjadi
38 orang.
e. Jejak pendapat wilayah Timor Timur.
f. Memberikan abolisi kepada 18 tahanan dan narapidana politik
(orang-orang yang mengkritik presiden).
g. Polri dipisahkan dari ABRI menjadi Kepolisian RI dan ABRI menjadi
nama TNI.
Selanjutnya upaya di bidang ekonomi sebagai berikut:
a. Merekonstruksi perekonomian nasional.
b. Membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional.
c. Merekapitulasi perbankan dan menurunkan inflasi.
d. Melikuidasi bank yang bermasalah.
e. Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hingga di bawah
Rp 10.000.
f. Mengesahkan UU No.5 tahun 1999 tentang larangan praktik
monopoli atau persaingan tidak sehat.
g. Mengesahkan UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen.

4. Pemilu Pertama Era Reformasi

Sumber: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres/pemilu-1999/
Gambar 4 Peserta pemilu 1999

pada 7 Juni 1999, pemilihan umum (pemilu) pertama pascamundurnya


Presiden Soeharto digelar. Usai Presiden Soeharto lengser pada 21 Mei
1999, wakil presiden Bacharudin Jusuf (BJ) Habibie yang naik menjadi
pengganti pun melaksanakan pemilu tiga tahun lebih awal. Semula, pemilu
dijadwalkan berlangsung pada 2002 sebelum akhirnya maju menjadi 1999.
Percepatan pemilu hasil tekanan rakyat pada pemerintahan Habibie
lantaran dirinya dipandang tidak memiliki legitimasi untuk memegang
kekuasaan. Publik menganggap, Habibie yang dulu menjabat sebagai wakil
presiden, bagian dari orde baru yang mestinya turut dilengserkan. Pemilu
1999 diselenggarakan dalam waktu yang sangat singkat, yakni kurang dari

6
lima bulan. Waktu itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai
penyelenggara pemilu berhasil merumuskan lebih dari 136 peraturan dan
keputusan tentang tata cara pemilu. Tak hanya itu, KPU juga dinilai berhasil
merencanakan dan menyelenggarakan pemilu sebagaimana perintah
Undang-Undang. Pemilu pertama di era reformasi ini pun berusaha
dibangun di atas asas baru Luber dan Jurdil, yakni langsung, umum, bebas,
dan rahasia, serta jujur dan adil. Pasalnya, di masa pemerintahan orde baru,
pelaksanaan pemilu hanya mengedepankan asas Luber tanpa melibatkan
aspek Jurdil. Dibuangnya format politik dua partai dan satu Golongan Karya
(Golkar) pada masa pemerintahan Soeharto, melahirkan demokrasi yang
multipartai. Tercatat, pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai peserta dari berbagai
warna politik.
Dari 48 partai peserta pemilu 1999, hanya 21 partai yang mendapatkan
kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dilansir dari Indonesia Baik,
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menjadi pemenang yang
meraih 35.689.073 suara atau 33,74 persen dengan perolehan 153 kursi.
Disusul oleh Partai Golkar yang mendapat 120 kursi, PPP dengan 58 kursi,
PKB dengan 50 kursi, dan PAN dengan 34 kursi. Tak lama setelah
penyelenggaraan pemilu, hasil Sidang Umum MPR 1999 menetapkan
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan Ketua Umum PDI-P Megawati
Soekarnoputri sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Hingga pada
Sidang Istimewa MPR 23 Juli 2001, Presiden Gus Dur digantikan oleh
Megawati Soekarnoputri dengan Hamzah Haz sebagai wakilnya.

5. Masa Pemerintahan KH Abdurrahman Wahid

Sumber: https://www.merdeka.com/peristiwa/6-kebijakan-kontroversial-gus-dur-saat-jadi-
presiden.html
Gambar 5 Presiden Gus Dur dan Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri

Gus Dur mulai menjabat tahun 1999 sampai 2001. Terpilihanya Gus Dur
karena MPR menolak laporan pertanggungjawaban Presiden Habibie.
Sedangkan wakilnya dimenangkan oleh Megawati Soekarnoputri.
Kemudian dilantik pada 21 Oktober 1999. Setelah menjabat, pemerintah
Gus Dur memiliki beberapa kebijakan politik, yaitu:

7
a. Departemen Penerangan dibubarkan, dianggap mengganggu
kebebasan pers.
b. Departemen Sosial dibubarkan, dianggap sebagai sarang
korupsi.
c. Mentetujui penggantian nama Irian Jaya pada Desember 1999
menjadi Papua.
d. Masyarakat etnis Tionghoa diperbolehkan beribadah dan
merayakan Imlek.
e. Pencabutan peraturan mengenai larangan terhadap PKI dan
penyebaran Marxisme dan Lenisme.
f. Membekukan MPR dan DPR.
Pada masa pemerintahan Gus Dur, kondisi perekonomian Indonesia mulai
membaik dibandingkan era sebelumnya. Namun, ternyata tidak semua
kebijakan Gus Dur disenangi. Banyak pihak yang menganggap kebijakan
Gus Dur terlalu sering menuai kontroversi. Sehingga mengakibatkan
kredibilitas Gus Dur perlahan-lahan menurun. Kepemimpinan Gus Dur tidak
berlangsung lama, dirinya mundur dari jabatannya pada 23 Juli 2001.
Setelah Gus Dur lengser, kemudian jabatan presiden digantikan oleh
wakilnya, Megawati Soekarnoputri.

C. Tuntutan dan Agenda Reformasi 1998


1. Adili Soeharto dan Pengikutnya
Isi tuntutan reformasi 1998 di Indonesia yang pertama adalah adili Soeharto
dan pengikutnya. Selama masa kepemimpinan Soeharto, kondisi
perekonomian yang terjadi di Indonesia sangat kacau balau, apalagi setelah
mengalami krisis moneter pada tahun 1998.
Hal ini menyebabkan para mahasiswa ingin membuat sekaligus melakukan
gerakan untuk menurunkan kekuasaan Soeharto dari jabatannya sebagai
presiden Indonesia yang telah menjabat selama 32 tahun.
Para mahasiswa meminta adanya sebuah reformasi pada sistem
pemerintahan Indonesia pada saat itu, salah satunya yaitu mengadili
Soeharto dan para pengikutnya.
Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan mengingat praktik KKN (Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme) sangat marak terjadi selama Soeharto menjabat sebagai
presiden yang membuat Indonesia mengalami kerugian sangat besar,
2. Amandemen UUD 1945
Isi tuntutan reformasi 1998 di Indonesia yang kedua adalah amandemen
atau perubahan UUD 1945.
Para mahasiswa menuntut adanya perubahan terhadap undang-undang
dasar tersebut dikarenakan pada saat masa kepemimpinan Soeharto tidak
ada hukum yang ditetapkan untuk mengatur btas sebuah jabatan presiden
maupun menteri.
Karena tidak adanya peraturan tersebut dalam UUD 1945 menyebabkan
Soeharto dapat menjabat sebagai presiden dengan waktu yang sangat
panjang selama yang ia mau.

8
Akhirnya para mahasiswa menuntut adanya amandemen terkait UUD 1945
karena jika tidak dilakukan perubahan, besar kemungkinan presiden-
presiden selanjutnya akan melakukan hal serupa seperti Soeharto.
3. Otonomi Daerah Seluas-luasnya
Isi tuntutan reformasi 1998 di Indonesia yang ketiga yaitu otonomi daerah
seluas-luasnya.
Pada masa orde baru atau kepemimpinan Soeharto, pembangunan serta
pengembangan daerah hanya terpusat di satu titik yaitu pulau jawa sehingga
perkembangan-perkembangan di daerah lain tidak merata.
Para mahasiswa menuntut agar pemerintah melakukan pelebaran otonomi
daerah sehingga semua wilayah yang ada di Indonesia yaitu dari Sabang
sampai Merauke dapat mengembangkan daerahnya masing-masing agar
tidak tertinggal.
4. Hapus Dwifungsi ABRI
Isi reformasi 1998 di Indonesia yang keempat yaitu hapus dwifungsi ABRI
(angkatan Bersenjata Republik Indonesia ).
Hal ini dilakukan karena sebelum masa kepemimpinan Soeharto sebagai
presiden Indonesia, sebelumnya ia menjabat sebagai Panglima Komando
Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
Ketika ia terpilih menjadi presiden, ABRI kemudian memiliki dua fungsi atau
dwifungsi yaitu untuk keamanan dan sosial politik.
Dalam kata lain, tugas ABRI tidak hanya menjaga keamanan dan ketertiban
negara Indonesia saja, melainkan ikut terlibat untuk memegang kekuasaan
sekaligus mengatur negara.
Aturan dwifungsi melahirkan berbagai permasalahan yang terjadi di
Indonesia pada masa orde baru karena ABRI menjadi sebuah kekuatan
yang sangat besar namun tidak memihak masyarakat sipil.
Sehingga pada tahun 1998 para mahasiswa dan masyarakat menuntut agar
pemerintah menghapuskan aturan dwifungsi ABRI.
5. Hapus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
Isi tuntutan reformasi 1998 di Indonesia yang kelima adalah hapus korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN).
Hal ini dikarenakan pada masa kepemimpinan Soeharto sebagai presiden
Indonesia, praktik KKN sangat sering terjadi di tengah jabatan pemerintahan
Indonesia.
6. Tegakkan Supremasi Hukum
Isi tuntutan reformasi 1998 yang terakhir yaitu tegakan supremasi hukum.
Pada masa orde baru, hukum hanya tajam untuk masyarakat bawah,
sedangkan para petinggi negara kebal dari hukum.
Hal ini tentu saja sangat merugikan masyarakat karena para pejabat dapat
berprilaku seenaknya sesuai dengan keinginan sendiri.
Itulah sebabnya para mahasiswa berdemo meminta tuntutan agar
pemerintah menegakan supremasi hukum dengan tujuan penegakan hukum
pada tingkat tertinggi sehingga dapat diterapkan secara lebih tegas tak
memandang siapapun termasuk para elite negara.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari materi yang sudah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa perkembangan
demokrasi yang baik dan aman dapat berdampak baik pula pada keadaan
politik dan pemerintahan di suatu negara. Begitu pula sebaliknya.
Perkembangan demokrasi yang tidak terkontrol dapat menimbulkan krisis
kepercayaan yang berujung pada konflik-konflik yang dapat menyebabkan
disintegrasi suatu bangsa. Oleh sebab itu, diperlukan aturan-aturan hukum
yang baik, yang dapat dijadikan sebagai acuhan untuk melangsungkan
kegiatan bernegara yang baik pula.

B. Saran
Berikut adalah saran yang dapat digunakan agar mewujudkan masa depan
bangsa dengan demokrasi yang lebih dewasa. Diharapkan diadakannya suatu
aturan hukum yang tegas yang dapat mengatur berjalannya demokrasi di
Indonesia.

10
LAMPIRAN

11
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.zenius.net/blog/latar-belakang-pemerintahan-masa-reformasi
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Tragedi_Trisakti
3. https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/11/070000669/peristiwa-
penting-era-reformasi?page=all
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Kerusuhan_Mei_1998#cite_note-8
5. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180518104025-20-299175/drama-
tanpa-kata-ayah-anak-ala-soeharto-dan-habibie
6. http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres/pemilu-1999/
7. : https://www.merdeka.com/peristiwa/6-kebijakan-kontroversial-gus-dur-saat-
jadi-presiden.html

12

Anda mungkin juga menyukai