Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

5 TEMPAT WISATA
DI KABUPATEN SUMEDANG

Disusun Oleh :
Nama : Zahra Siti Nur Sa’adah
Kelas : 8D
NIS : 0108313705

SMP NEGERI 5 SUMEDANG


TAHUN AJARAN 2023 / 2024
Kel. Situ, Kec. Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang,
Prov. Jawa Barat 45621
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa melimpahkan berkah dalam setiap
langkah perjalanan kehidupan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sebagai tauladan dalam menjalani
kehidupan yang penuh dengan keindahan.

Makalah ini saya sajikan sebagai wujud pengabdian dan kecintaan saya
terhadap keberagaman pesona alam yang dimiliki oleh Indonesia, khususnya
dalam rangka menggali keindahan alam Kabupaten Sumedang. Kabupaten yang
kaya akan warisan budaya, kearifan lokal, serta kekayaan alam yang
menakjubkan.

Dalam makalah ini, saya berupaya untuk mengulas dengan mendalam tentang
lima tempat wisata yang memukau di Kabupaten Sumedang. Setiap tempat wisata
memiliki daya tariknya sendiri yang menarik minat para pengunjung, baik dari
dalam maupun luar daerah. Rangkuman ini diharapkan dapat memberikan
gambaran yang komprehensif bagi para pembaca tentang wisata yang luar biasa di
Kabupaten Sumedang.

Tidak lupa, saya juga mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya


kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya makalah ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pengalaman dan pengetahuan yang saya peroleh
dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan inspirasi
bagi setiap pembaca.

Akhir kata, saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saran, kritik, dan masukan yang membangun sangat saya harapkan
guna perbaikan di masa yang akan datang.

Sumedang, Desember 2023

Zahra Siti Nur Sa’adah

i
DAFTAR ISI

LATAR BELAKANG ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3


2.1 Museum Prabu Geusan Ulun ......................................................................... 3
2.2 Gedung Negara Kab. Sumedang .................................................................... 5
2.3 Alun – Alun Kota Sumedang ......................................................................... 5
2.4 Tahura Gunung Palasari.................................................................................. 8
2.5 Monumen Taman Endog ................................................................................ 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 10


3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 10
3.2 Saran .............................................................................................................. 10

LAMPIRAN ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara yang kaya akan keindahan alam dan keberagaman
budaya. Salah satu daerah yang mempesona adalah Kabupaten Sumedang,
yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kabupaten ini tidak hanya
terkenal dengan kearifan lokal dan kebudayaannya yang khas, tetapi juga
menyimpan sejumlah tempat wisata yang menakjubkan.

Lima tempat wisata yang akan saya ulas dalam makalah ini menampilkan
kekayaan alam Kabupaten Sumedang yang luar biasa. Dari gunung yang
menantang hingga keindahan alam buatan yang memesona, setiap tempat
wisata memiliki daya tariknya sendiri yang mampu memikat hati para
pengunjung.

Tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan


informasi yang komprehensif mengenai potensi wisata yang dimiliki oleh
Kabupaten Sumedang. Dengan demikian, diharapkan masyarakat luas, baik
yang tinggal di dalam maupun di luar daerah, dapat lebih mengenal serta
tertarik untuk mengunjungi dan menikmati keindahan alam yang tersembunyi
di Kabupaten Sumedang.

Selain itu, dengan mengangkat lima tempat wisata unggulan ini, saya juga
berharap agar potensi pariwisata Kabupaten Sumedang semakin dikenal secara
luas, sehingga dapat menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi para
pelancong lokal maupun mancanegara. Upaya pelestarian dan pengembangan
tempat-tempat wisata ini juga diharapkan dapat terus dilakukan untuk menjaga
kelestarian alam serta budaya yang ada.

Melalui makalah ini, saya berharap pembaca dapat merasakan keindahan


wisata dan kekayaan budaya yang luar biasa yang dimiliki oleh Kabupaten
Sumedang, serta diinspirasi untuk menjelajahi keindahan yang masih
terpendam di berbagai sudut daerah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berikut ini adalah beberapa rumusan masalah yang bisa kamu gunakan
sebagai dasar untuk makalah tentang lima tempat wisata di Kabupaten
Sumedang:
1. Apakah potensi wisata alam Kabupaten Sumedang sudah dioptimalkan
secara maksimal di lima tempat wisata yang akan diulas?
2. Bagaimana aksesibilitas menuju lima tempat wisata tersebut dan
bagaimana pengaruhnya terhadap minat kunjung wisatawan?

1
3. Sejauh mana upaya pelestarian alam dan budaya dilakukan di lima tempat
wisata tersebut?
4. Bagaimana pengelolaan fasilitas dan infrastruktur pendukung pariwisata di
lima tempat wisata tersebut?
5. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam mengembangkan lima
tempat wisata ini menjadi destinasi unggulan dan bagaimana cara
mengatasinya?

1.3 Tujuan
berikut adalah beberapa tujuan yang bisa menjadi landasan untuk makalah
tentang lima tempat wisata di Kabupaten Sumedang:

1. Menggali Potensi Wisata: Menjelaskan dan mengeksplorasi potensi wisata


yang dimiliki oleh lima tempat wisata di Kabupaten Sumedang, baik dari
segi alam, budaya, maupun atraksi yang ditawarkan.
2. Memberikan Informasi Detail: Menyajikan informasi yang komprehensif
tentang setiap tempat wisata, termasuk aksesibilitas, fasilitas yang tersedia,
daya tarik utama, serta pengalaman unik yang dapat diperoleh oleh
pengunjung.
3. Mendorong Kunjungan Wisata: Menginspirasi minat masyarakat lokal dan
wisatawan untuk mengunjungi dan menikmati keindahan alam serta
kekayaan budaya yang tersedia di Kabupaten Sumedang.
4. Menyoroti Pelestarian Alam dan Budaya: Membahas upaya pelestarian
alam dan budaya yang dilakukan di lima tempat wisata tersebut serta
pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan dan warisan budaya lokal.
5. Memberikan Rekomendasi Pengembangan: Mengidentifikasi potensi
pengembangan lebih lanjut dari lima tempat wisata tersebut, baik dari segi
infrastruktur, promosi, maupun pemanfaatan potensi lokal yang dapat
meningkatkan daya tarik wisata.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Museum Prabu Geusan Ulun


Museum Prabu Geusan Ulun berdiri pada 11 November 1973. Semula
museum ini hanya untuk kalangan keluarga saja. Kemudian pada tanggal 7 –
13 Maret tahun 1974 saat seminar sejarah tentang penetapan hari jadi
Sumedang, para ahli sejarah Jawa Barat yang ada pada saat itu mengusulkan
perubahan nama museum menjadi Museum Prabu Geusan Ulun.
Museum Prabu Geusan Ulun resmi terbuka untuk umum tanggal 24 Januari
1985. Museum pada saat ini menempati 6 gedung terdiri dari Gedung
Srimanganti, Bumi Kaler, Gendeng, Gedung Pusaka, Gedung Gamelan dan
Gedung Kareta.
Sampai dengan tahun 2010 kepala pengelola museum dijabatrangkap oleh
Ketua Yayasan Pangeran Sumedang. Sejak tahun 2010 museum menjadi
bidang tersendiri dibawah naungan Yayasan Pangeran Sumedang. Kemudian
dikarenakan satu dan hal lainnya Museum Prabu Geusan Ulun saat ini berada
dibawah pengelolaan Yayasan Nazhir Wakaf Pangeran Sumedang.

Gambar 2.1 Halaman Museum Prabu Geusan Ulun


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Museum Prabu Geusan Ulun berdiri diatas tanah wakaf (tanah milik) seluas
± 2,3 Ha dengan luas komplek bangunan museum seluas ± 1,8 Ha. Adapun
bangunan yang digunakan sebagai museum terdiri dari 2 bangunan cagar
budaya, 2 bangunan lama bukan cagar budaya, dan 2 bangunan baru.

3
Visi
Terpeliharanya wakaf peninggalan dan terwujudnya amanah para leluhur
Sumedang di bidang sosial budaya dengan dilandasi semangat kekeluargaan
dalam tali kawargian serta ditopang oleh sumber daya manusia yang beriman,
bertaqwa dan berkualitas untuk menghadapi segala tantangan di era globalisasi

Misi
1. Meningkatkan upaya penertiban dan pemeliharaan Aset/wakaf Pangeran
Aria Soeria Atmadja
2. Meningkatkan, melestarikan seni, adat dan budaya warisan leluhur
Sumedang
3. Menunjang peningkatan pariwisata daerah
4. Mempererat tali silaturahmi antar wargi
5. Turut serta meningkatkan bidang pendidikan
6. Meningkatkan kinerja organisasi

Jadwal Operasional Museum Prabu Geusan Ulun :


Selasa - Kamis 08.00 - 14.00
Sabtu - Minggu 08.00 - 14.00
*Senin dan Jum’at serta Hari Libur Nasional Tutup

Lokasi :
Jalan Prabu Geusan Ulun no. 40 Regol Wetan, Sumedang Selatan, Kab.
Sumedang, Prov. Jawa Barat

Tata Tertib Pengunjung :

Gambar 2.1.1 Tata Tertib Pengunjung


Sumber : https://www.museumprabugeusanulun.org/ticketing

4
2.2 Gedung Negara Kab. Sumedang
Gedung ini dibangun pada masa pemerintahan Bupati Pangeran Soeria
Koesoemah Adinata (Pangeran Soegih) yang menjabat dari tahun 1836 sampai
dengan 1882. Gedung ini dikenal juga dengan nama Gedung Bengkok. Lebih
tepatnya, Gedung Negara ini dibangun pada tahun 1850. Pada awalnya
Gedung Negara ini dibangun untuk mengakomodasi kunjungan tamu-tamu
dari Batavia yang datang ke Sumedang.

Gambar 2.2 Gedung Negara Kabupaten Sumedang


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Di bagian halaman depan Gedung Bengkok yang cukup luas, dibangun


taman-taman dan ditanami dengan berbagai jenis buah-buahan. Di bagian
barat didirikan Panggung Gamelan untuk menyimpan gamelan-gamelan kuno.
Sampai saat ini, Gedung Negara dipergunakan sebagai rumah dinas pejabat
Bupati Kabupaten Sumedang.

2.3 Alun – Alun Kota Sumedang


Dahulu, Alun-Alun Sumedang berupa tanah lapang yang ditumbuhi
rerumputan dan pepohonan disekelilingnya, namun pada tahun 2020 tempat
ini diperINDAH dengan adanya taman, kolam, tempat permainan anak serta
fasilitas lainnya, dan pada malam hari dengan dihiasi oleh lampu lampu Alun-
Alun Sumedang terlihat semakin CANTIK. Pada bagian tengah tempat ini
terdapat bangunan berupa Monumen yang dikenal dengan Monumen Lingga,
berupa peninggalan jaman kolonial Belanda yang didirikan pada Tahun 1922.

5
LINGGA menjadi lambang Kabupaten Sumedang. Monumen Lingga berdiri
kokoh di tengah Alun-alun Sumedang. Lingga adalah sebuah penghargaan atas
pengabdian memimpin rakyat dibangun di jantung pemerintahan Sumedang.
Penghargaan ini justru diberikan kepada bupati yang dianggap akan
memberontak oleh Belanda.

Gambar 2.3 Monumen Lingga


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Monumen penghargaan ini dipersembahkan bagi Bupati Pangeran Aria


Soeriaatmadja yang wafat di Mekah dan dijuluki Pangeran Mekah. Namanya
juga diabadikan menjadi jalan persis di sebelah utara Lingga itu. Monumen ini
didirikan tahun 1922 setelah bupati yang hidupnya sangat sederhana ini tak
lagi menjadi orang nomor satu. Pangeran Soeriaatmadja menjadi Bupati
Sumedang sejak 31 Januari 1883-1919.

Monumen Lingga yang diresmikan oleh Gubernur Jenderal Mr D Fock di


bagian dindingnya ditulis, Pangabakti Ka Suwarginan Pangeran
Soeriaatmadja, Bupati Sumedang 1883-1919, ping 1 Juni 1919. Bagian atas
Lingga berbentuk setengah bola dan terbuat dari pelat tembaga,
melambangkan setinggi-tingginya puncak prestasi manusia, tidak akan
mencapai kesempurnaan yang hakiki, sebab kesempurnaan sesungguhnya
hanyalah milik Allah SWT. Sedangkan pintu Lingga sendiri, yang dibangun
empat buah pada setiap penjuru mata angin dengan anak tangga bertrap-trap
sebagai simbol pendakian ruhani manusia dalam mencapai keridloan Allah
dengan terlebih dahulu menguasai empat unsur nafsu yang terdapat pada diri

6
setiap insan, amarah, sawiyah, lawamah dan mutmainah. Dengan penguasaan
keempat unsur nafsu itu, maka manusia dengan pengampunan Allah. Atas
segala dosanya, diibaratkan seperti bayi yang baru lahir dari rahim ibunya.

Lambang Kabupaten Sumedang diciptakan R. MAHAR MARTANEGARA,


putera Bupati Bandung, R Adipati Aria Martanagara yang masih penya
keturunan Sumedang. Lambang ini diresmikan 13 Mei 1959.

Gambar 2.3.1 Lambang Kabuapaten Sumedng


Sumber : https://id.m.wikipedia.org

 Perisai, melambangkan jiwa kesatria utama, percaya pada diri


sendiri.
 Sisi Merah, semangat keberanian
 Dasar Hijau, lambang kesuburan
 Bentuk setengah bola serta bentuk kubus pada ” LINGGA ”,
mlambangkan manusia tidak ada yang sempurna.
 Sinar Matahari, melambangkan semangat rakyat dalam mencapai
kemajuan.
 Warna Kuning Emas, berarti keluhuran budi dan kebesaran jiwa.
 Sinar yang ke 17, angka sakti, tanggal Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
 Delapan bentuk dari pada ” LINGGA ” , lambang bulan Proklamasi
Indonesia.
 Sembilan belah batu pada ” LINGGA ”, empat buah kaki tembok
dan lima buah anak – anak tangga : Lambang Tahu Proklamasi
Republik Indonesia (1945).
 Tulisan ” INSUN MEDAL ”, melambangkan kristalisasi dari pada
jiwa dan kepribadian rakyat Sumedang.

7
2.4 Tahura Gunung Palasari
Situs wisata sejarah tak melulu identik dengan sepi, berdebu, dan angker.
Itulah yang dirasakan saat memasuki objek wisata Taman Hutan Raya
(Tahura) Gunung Palasari Sumedang.

Pengunjung yang datang pun disuguhi tak hanya objek bersejarah, tetapi
juga wisata alam dan berbagai atraksi. Para pengunjung dapat dengan bebas
masuk dan melihat-lihat di gua dan benteng bersejarah dari zaman penjajahan
Belanda.

Gambar 2.4 Bangunan Belanda Gunung Palasari


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dengan luas 31,22 hektar ini, kawasan Gunung Palasari memiliki 205
spesies flora. Di antaranya akasia, Eboni, Jati, Pinus dan masih banyak yang
lainnya. Gunung ini berada di Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang
Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

2.5 Monumen Taman Endog


Taman Endog (Endog dalam Basa Sunda yang berarti Telur) merupakan
salah satu tempat yang dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kota
Sumedang. Taman ini lokasinya berada di tengah-tengah kota Sumedang yang

8
menjadi tempat untuk berekreasinya keluarga. Sebagai tempat rekreasi
keluarga, Taman Endog dilengkapi dengan tempat parkir kendaraan.

Taman ini dinamakan Taman Endog karena di tengah-tengahnya terdapat


bangunan tugu berbentuk telur raksasa. Di bawahnya terdapat dua buah tangan
sebagai penyangganya. Taman ini dibangun oleh Pemerintah Kabupaten
Sumedang pada tahun 1990. Sementara pengelolaannya ada di bawah Badan
Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Sumedang.

Gambar 2.5 Monumen Taman Endog


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Fungsi Taman Endog sebagai area parkir ditegaskan dengan adanya Surat
Keputusan Bupati Sumedang No. 551/22/Sk. 26-DLLAJ/1998.

Pada tahun 2009 dilakukan renovasi Taman ini. Renovasi ini berkaitan
dengan kondisi fisik tugunya yang mulai rusak dimakan usia. Termasuk juga
dikarenakan banyak logo-logo prestasi yang menempel di sekeliling bulatan
telor tersebut sudah tidak tampak karena sebagian besar copot dan hilang.
Anggarannya dari perubahan APBD 2009 yang menghabiskan biaya sekitar
Rp 50 Juta.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kekayaan Alam & Budaya yang Luar Biasa Kabupaten Sumedang
memiliki beragam tempat wisata alam yang menakjubkan, seperti museum,
alun – alun, tugu bersejarah serta taman hutan raya yang dilengkapi bangunan
belanda menjadi daya tarik untuk di kunjungi. Keragaman Budaya yang
Melekat Tidak hanya alam, tetapi juga kebudayaan dan adat istiadat Sunda
yang masih dilestarikan dengan baik di tempat-tempat wisata seperti di
Museum Prabu Geusan Ulun. Pengelolaan dan Pelestarian yang Perlu
Ditingkatkan Beberapa tempat wisata memerlukan perhatian lebih dalam hal
pengelolaan fasilitas, pemeliharaan lingkungan, dan promosi untuk
meningkatkan daya tariknya.

3.2 Saran
Pengembangan Infrastruktur Pariwisata Diperlukan investasi dalam
infrastruktur pendukung, seperti jalur akses yang lebih baik, fasilitas umum,
dan papan informasi yang jelas di setiap lokasi. Pengelolaan Berkelanjutan
Mendorong pengelolaan yang berkelanjutan dengan fokus pada pelestarian
alam, peningkatan fasilitas, dan upaya mempertahankan keaslian budaya lokal.
Peningkatan Promosi Perlu adanya upaya promosi yang lebih luas dan terarah
baik melalui media sosial, situs web, maupun kerja sama dengan pihak terkait
untuk menarik minat lebih banyak pengunjung. Pengembangan Layanan dan
Aktivitas Pengayaan pengalaman pengunjung dengan menghadirkan lebih
banyak kegiatan, tur, atau acara budaya yang dapat memberikan pengalaman
yang tak terlupakan. Dan yang terakhir kolaborasi dengan Komunitas Lokal
Melibatkan dan menggandeng komunitas lokal dalam pengelolaan serta
promosi dapat meningkatkan pendapatan dan kesadaran akan pentingnya
pelestarian warisan lokal.

10
LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan Observasi 5 Tempat Wisata Di Kabupaten Sumedang

1. Museum Prabu Geusan Ulun

11
2. Gedung Negara Kabupaten Sumedang

3. Alun – Alun Kota Sumedang

12
4. Taman Hutan Raya Gunung Palasari

13
5. Monumen Taman Endog

DAFTAR PUSTAKA
 https://www.museumprabugeusanulun.org/
 https://virtualtour.sumedangkab.go.id/gd-negara
 https://virtualtour.sumedangkab.go.id/alun2
 https://www.jabarnews.com/ragam/di-gedung-negara-sumedang-
ditemukan-05-kg-paku-berserakan/
 https://virtualtour.sumedangkab.go.id/palasari
 https://sumedangtandang.com/direktori/detail/taman-endog.htm
 https://id.m.wikipedia.org/wiki/
Berkas:Lambang_Kabupaten_Sumedang.png

14

Anda mungkin juga menyukai