Anda di halaman 1dari 28

Strategi Perlawanan Bangsa

Indonesia Terhadap Bangsa


Barat Sebelum dan Setelah
Abad 20

Anggota kelompok 3:

1. Ananda Thalia
2. Budiman Akbar
3. Farrel Affieto
4. Hidayati Nur Trianti
Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia
terhadap Penjajahan Bangsa Barat di
Nusantara Sebelum Abad ke-20
Bersifat Berbentuk
kedaerahan perlawanan fisik

Dipimpin oleh raja Berpusat di


dan bangsawan pedalaman
Sebelum abad ke-20, bangsa Indonesia
telah melakukan perjuangan melawan
penjajah. Perjuangan yang dilakukan masih
secara fisik serta bersifat kedaerahan
Perjuangan yang bersifat kedaerahan

Perjuangan bersifat kedaerahan artinya perlawanan


dilakukan di masing masing daerah demi
mempertahankan daerah atau wilayah kekuasaannya
Perjuangan yang bersifat fisik

Perjuangan bersifat fisik artinya perjuangan masih


menggunakan peralatan atau senjata yang
sederhana untuk digunakan di medan perang
Perjuangan bangsa Indonesia sebelum abad 20
biasa dipimpin oleh para pemimpin daerah
atau bangsawan. Perjuangan ini umumnya
bertumpu pada wibawa pemimpin. Oleh
karena itu, jika pemimpinnya tewas atau
tertangkap, maka perlawanan akan berhenti
Pangeran Teuku Umar
Bangsawan
Diponegoro
Bangsawan Pemimpin
perang Aceh
Pemimpin perang melawan
Diponegoro Belanda

Sultan
Sisingamangaraja
XII Hasanuddin
Raja
Raja

Panglima perang Pemimpin


negeri Toba perang Gowa
melawan Belanda melawan
Belanda
Sebelum abad ke-20, perlawanan berpusat di
desa desa atau di pedalaman karena kota
yang merupakan pusat perniagaan dikuasai
oleh Belanda dan didirikan benteng milik
Belanda.
Banyak perlawanan sebelum abad ke-20 yang dapat
dipadamkan oleh penjajah, sehingga menemui
kegagalan. Hal ini terjadi karena:

•Masyarakat indonesia belum mengenal


nasionalisme yang baik
•Adanya ketergantungan terhadap pemimpin
•Adanya kendala jarak dan persenjataan
•Kekuaatan belum terorganisir dengan baik
Perlawanan terhadap Portugis

1. Perlawanan Kesultanan Ternate


2. Perlawanan Kesultanan Demak
3. Perlawanan Kesultanan Aceh
Perlawanan terhadap Kolonialisme
Belanda

1. Perlawanan Kesultanan Mataram (1613-1645)


2. Perlawanan Kesultanan Gowa atau Makassar (1666-
1669)
3. Perlawanan Pattimura di Maluku (1817)
4. Perlawanan Pangeran Diponegoro (1825-1830)
5. Perlawanan Kesultanan Palembang (1804-1821)
6. Perang Padri (1803-1838)
7. Perang Aceh (1873-1904)
8. Perlawanan Sisingamangaraja XII (1870-1907)
9. Perlawanan Kerajaan-kerajaan di Bali (1846-1849)
10. Perlawanan Kesultanan Banjar (1859-1905)
Tokoh Perlawanan Terhadap Kolonialisme Belanda
Abad ke-17
❶ Sultan Agung dari Mataram (1613-1645)

❷ Sultan Iskandar Muda dari Aceh (1635)

❸ Sultan Hasanuddin (1667)

❹ Untung Suropati dan Trunojoyo dari Jawa (1670)

❺ Ibnu Iskandar dari Tanah Minang (1680)

❻ Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten (1684)


Tokoh Perlawanan Terhadap Kolonialisme Belanda
Abad ke-19 sampai Awal Abad ke-20

❷ Sultan Badaruddin ❸ Tuanku Imam


❶ Pattimura dari dari Palembang Bonjol dari Tanah
Maluku (1817) (1817) Minang (1822-1837)

❹ Pangeran ❺ I Gusti Ketut ❻ Pangeran


Diponegoro dari Jelantik dari Bali Antasari dari
Jawa (1825-1830) (1850) Kalimantan (1860)
❼ Cut Nyak Dien, Teuku Cik Di Tiro,
Teuku Umar dari Aceh (1873-1904)

❽ Anak Agung Made ❾ Raja Sisingamangaraja


dari Lombok (1895) dari Tapanuli (1900-an)
KARAKTERISTIK
PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA MELAWAN
KOLONIALISME SETELAH
TAHUN 1908
No Sebelum Tahun1908 Setelah Tahun 1908

1 Dipimpin raja atau bangsawan dan Dipimpin dan digerakan oleh kaum
tokoh agama terpelajar

2 Bersifat kedaerahan (local) Bersifat nasional dan telah ada kerjasama


antardaerah

3 Brsifat fisik atau perjuangan Diplomasi dengan cara-cara modern


dilakukan dengan mengangkat
senjata

4 Terfokus pada pemimpin Memiliki organisasi yang memungkinkan


kharismatik adanya kaderisasi

5 Bersifat reaktif dan spontan Memiliki visi yang jelas, yaitu Indonesia
merdeka
DIPIMPIN DAN DIGERAKAN
OLEH KAUM TERPELAJAR
Setelah tahun 1908, perjuangan melawan kolonialisme dimotori
kaum terpelajar melalui organisasi-organisasi pergerakan.

Munculnya kaum terpelajar pada masa ini tidak terlepas dari Politik
Etis pemerintah Belanda. Semula dimaksudkan untuk memperoleh
tenaga kerja murah, pndidikan yang diselenggrakan bagi kaum
pribumi pada awal abad ke-20 justru melahirkan golongan
cendekiawan yang menjadi penggerak perjuangan melawan
kolonalisme

Organisasi-organisasi pergerakan itu memiliki karakteristik masing-


masing, ada yang bersikap kooperatif-moderat dan ada pula yang
bersikap nonkooperatif-radikal.
BERSIFAT NASIONAL
• Setelah tahun 1908, hampir seluruh Nusantara menjadi satu kesatuan
dalam politik, hukum, pemrintahan dan berada dibawah kekuasaan kolonal
Belanda. Hal ini memang merupakan cita-cita besar Belanda melalui Pax
Netherlandica-nya.
• Di sisi lain, keberhasilan Pax Netherlandica itu justru mampu menyatukan
rakyat Indonesia dalam satu perasaan senasib-sepenanggungan.
• Kesadaran berbangsa ini tidak terlepas dari peran kaum terpelajar atau
cendekiawan. Salah satu factor yang memungkinkan terjadinya hubungan
antarcendekiawan dari berbagai daerah adalah pendidikan.
PERJUANGAN
MENGGUNAKAN JALUR
ORGANISASI
• Kendati perlawanan bersenjata meletus secara sporadic, umumnya
perjuangan melawan kolonialisme setelah tahun 1908 dilakukan dengan
menggunakan jalur organisasi.
• Para tokoh perjuangan menggunakan cara-cara modern seperti
diplomasi, kampanye lewat media, rapat akbar serta menolak
bekerjasama dengan pemerintah colonial.
• Penggunaan jalur organisasi dilatarbelakangi kesadara bahwa bangsa
Indonesia tidak sanggup menandingi kekuatan keuangan, persenjataan,
serta organisasi politik dan militer.
• Pada masa ini, kaum terpelajar Indonesia memprakarsai terbitnya
banyak media massa seperti koran dan majalah.
⚫ Sebelum lahirnya kesadaran
nasional, perjuangan melawan
Belanda umumnya bergantung
pada satu atau dua tokoh yang
dianggap kharismatis. Tokoh-
Memiliki tokoh itu umumnya berasal dari
lingkungan istana ataupun dari
Organisasi kalangan utama. Akibatnya,
ketika sang tokoh wafat atau
yang diasingkan,perlawanan pun
berhenti.
Memungkinka
n Adanya⚫ Setelah tahun 1908, perlawanan
bergantung pada organisasi-
Kaderisasi organisasi pergerakan dengan
system kaderisasi yang rapi.
Dengan demikian,
keberlangsungan gerakan
terjaga.
MEMILIKI VISI DAN MISI YANG
JELAS
“INDONESIA MERDEKA”
Perjuangan sebelum 1908 bertujuan membebaskan
daerah masing-masing dari penguasaan Belanda.
Seiring munculnya kesadaran nasional atau kesadaran
berbangsa, perjuangan setelah 1908 melalui
organisasi-organisasi pergerakan diarahkan pada satu
visi dan misi yang jelas yaitu KEMERDEKAAN
INDONESIA.
Tokoh Perlawan Bangsa
Indonesia Melawan
Penjajah Sesudah Abad
ke-20
Kelebihan

❑ Rakyat lebih cerdas

❑ Bersifat nasional dan tidak bergantung pada


pemimpin

❑ Sudah terorganisir dengan baik

❑ Persenjataan juga lebih canggih dan memadai


Tokoh

❑ Ki Hajar Dewantara
Mempunyai nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat.
Bersama dengan Danudirja Setiabudi (Douwes Dekker)
dan Cipto Mangunkusumo, Mereka mendirikan Indische
Partij. Mereka dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai.
Indische Partij menuntut kemerdekaan Indonesia
Beliau juga mendirikan Perguruan Taman Siswa.
Perguruan ini mengajarkan kepada siswanya sifat
kebangsaan. Karena peranannya yang besar dalam dunia
pendidikan, Ki Hajar Dewantara diberi julukan sebagai
Bapak Pendidikan Nasional
Tokoh

❑ Dr. Sutomo atau Bung Tomo


Sutomo adalah salah satu pendiri Budi Utomo,
Budi Utomo adalah organisasi pergerakan
kebangsaan modern pertama di Indonesia yang
dibentuk tanggal 20 mei 1908. Tujuannya adalah
mempertinggi derajat bangsa Indonesia dan
mempertinggi keluruhan budi orang Jawa
Pertanyaan
1. Thania (24) : Bentuk perlawanan dan perang apa
yang dipimpin sultan badarudin?
2. Rizka (19) : pengertian dan perbedaan dari
organisasi-organisasi di indonesia?
3. Liana (12) : Kenapa perlawanan sebelum 1908
membutuhkan waktu yang sangat lama?
4. Eldinta (6) : bagaimana Ki hajar dewantara
membangkitkan rasa nasionalisme murid”nya?
5. Shahnaz (22) : apa saja kontribusi anak Agung
Made
Pertanyaan 2
6. Naufal (18) : Apakah ada perlawanan dari
papua dan bentuknya jika ada?

Anda mungkin juga menyukai