Anda di halaman 1dari 2

SISTEM KEPARTAIAN PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL 1950 – 1959

Sistem kepartaian yang berlaku di Indonesia pada masa Demokrasi liberal adalah sistem
Multipartai. Dasar hukum dari sistem kepartaian adalah maklumat pemerintah 3 November 1945.
Melalui sistem ini, interaksi antara partai-partai di Indonesia mengalami dinamika yang sangat
dinamis pada masa demokrasi Liberal.
Berlakunya sistem multipartai berdampak pada meningkatnya jumlah partai politik di
Indonesia. Politisi dari kalangan sipil banyak membentuk partai politik dengan ideologi dan
pandangan kenegaraan yang bermacam-macam.
Dari banyaknya partai di Indonesia pada masa itu terdapat 4 partai besar yang mendapatkan
perhatian besar dari kalangan rakyat yaitu:
1. PNI (Partai Nasional Indonesia)
PNI (Partai Nasional Indonesia) adalah partai yang berideologi nasionalis dengan
basis utama kalangan pegawai kantor dan elit dalam birokrasi. PNI memiliki popularitas
besar di kalangan muslim abangan daerah pedesaan Jawa. Partai ini kerap dihubungkan
dengan sosok Soekarno, padahal pada masa Demokrasi Liberal Sokarno tidak menjadi
angota partai politik manapun. PNI mendapatkan peringkat 1 pada Pemilu 1955 dengan
22,32 persen suara.
2. Partai Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia)
Partai Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) berdiri pada 7 November 1945.
Dalam buku Sejarah Modern Indonesia 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, Masyumi
mewakili kepentingan-kepentingan politik Islam dan dianggap sebagai partai besar di negara
ini.
Masyumi memiliki permasalahan dalam organisasi internal partai sehingga
menimbulkan perpecahan antara golongan Islam modernis dan tradisionalis. Masyumi pecah
menjadi 2 kubu pada tahun 1952, satu kubu dipimpin oleh Sukiman dan kubu lainnya
dipimpin oleh Natsir. Masyumi memperoleh peringkat 2 pada Pemilu 1955 dengan 20,92
persen suara.
3. Partai NU (Nahdatul Ulama)
Partai NU (Nahdlatul Ulama) merupakan pecahan dari Masyumi pada tahun 1952.
Partai ini didirikan oleh tokoh-tokoh Masyumi yang memiliki ideologi Islam tradisionalis.
Partai NU memiliki basis masa dari kalangan Islam mayoritas di Jawa. Pada Pemilu 1955, NU
berhasil mendapatkan peringkat 3 dengan perolehan 18,41 persen suara. Keberhasilan NU
pada Pemilu 1955 sangat mengejutkan, bahkan bagi kalangan internal partai NU sendiri.
Partai ini sempat mengambil orang non partai untuk duduk di kursi parlemen.
4. PKI (Partai Komunis Indonesia)
PKI (Partai Komunis Indonesia) berdiri pada 7 November 1945. Partai ini pernah
melakuan pemberontakan di Madiun tahun 1948, namun masih diperbolehkan untuk
berpolitik pada masa Demokrasi Liberal. DN Aidit sebagai tokoh partai ini, membangun
dengan sangat hati-hati PKI dari puing-puing reruntuhan pasca peristiwa PKI Madiun 1948.
Strategi politik yang digunakan cenderung defensif untuk melindungi partai dari pihak yang
menginginkan kehancurannya. PKI memperoleh peringkat 4 dalam Pemilu 1955 dengan
perolehan 16,36 persen suara.

Anda mungkin juga menyukai