269 orang setuju untuk kembali ke UUD 1945 119 orang tidak setuju untuk kembali ke UUD 1945
Melihat dari hasil voting, usulan untuk kembali ke UUD 1945 tidak dapat direalisasikan. Hal ini disebabkan oleh jumlah anggota konstituante yang menyetujui usulan tersebut tidak mencapai 2/3 bagian, seperti yang telah ditetapkan pada pasal 137 UUDS 1950.
Bertolak dari hal tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah dekrit yang disebut Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 : 1. 2. 3. 4. Tidak berlaku kembali UUDS 1950 Berlakunya kembali UUD 1945 Dibubarkannya konstituante Pembentukan MPRS dan DPAS
3. Menyelenggarakan Ganefo (Games of the New Emerging Forces) yang sebagian besar pesertanya adalah Negara-negara komunis; 4. Membentuk Poros Jakarta-Peking.
2.4.1 Pembentukan MPRS Sesuai dengan diktum dekrit, maka Presiden Soekarno membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara berdasarkan Penpres no.2 tahun 1959. Seluruh anggota MPRS tidak diangkat melalui pemilihan umum, tetapi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan 3 syarat, yaitu : 1. Setuju kembali kepada UUD 1945 2. Setia kepada perjuangan RI 3. Setuju kepada manifesto politik Dalam siding-sidangnya, MPRS telah mengeluarkan beberapa kebijakan penting seperti : 1. Penetapan manifesto politik RI sebagai bagian dari GBHN 2. Penetapan Garis-garis Besar Pembangunan Nasional Berencana tahap 1 (1961-1969) 3. Menetapkan Presidan Soekarno sebagai Presiden seumur hidup
2.4.2Pembentukan DPAS DPAS dibentuk oleh Presiden Soekarno, dan diketuai langsung oleh Presiden sendiri, dan yang menjadi wakil ketua adalah Ruslan Abdul Gani
2.4.3 Pembentukan Kabinet Kerja Kabinet kerja dipimpin oleh Presiden Soekarno sebagai Perdana Menteri dan Ir. Juanda sebagai menteri pertama
2.4.4 Pembentukan Front Nasional Front Nasional merupakan lembaga ekstra parlementer yang dibentuk dengan tujuan : 1. Menyelesaikan revolusi nasional Indonesia 2. Melaksanakan pembangunan semesta nasional 3. Mengembalikan Irian Jaya ke wilayah RI
2.4.5 Penataan Organisasi Pertahanan dan Keamanan Penataan ini meliputi digabungkannya TNI dan Polri kedalam satu wadah yaitu ABRI, sehingga dengan demikian ABRI terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Kepolisian
2.4.6 Penyederhanaan Partai-partai Politik Penyederhanaan yang dimaksud adalah pembubaran partai-partai politik yang tidak sesuai dengan Penpres no.7 tahun 1959
2.4.7 Penyederhanaan Ekonomi 1. 2. 3. 4. 5. Pembentukan Depernas Melakukan Devaluasi mata uang rupiah Mengeluarkan peraturan dibidang ekspor-impor (peraturan 26 mei) Mengeluarkan Deklarasi Ekonomi (Dekon) Membentuk Badan Musyawarah Pengusaha Swasta Nasional (Bamunas)
Demikian makalah ini penulis susun sesuai dengan hasil observasi dari berbagai sumber. Dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah diberikan oleh guru kami. Kami mengucapkan terima kasih dan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, karena berkat izin-Nyalah makalah ini dapat penulis selesaikan dengan lancar. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, sahabat, serta orang-orang yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Sekian dan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
1. Dari www. Wikipedia. Sejarah Indonesia (1959-1966). http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_%281959-1966%29 (diakses pada tanggal 13 Februari 2012) 2. Dari www. CafeBelajar Blog. Sejarah Demokrasi Terpimpin di Indonesia. http://cafebelajar.com/sejarah-demokrasi-terpimpin-di-indonesia.html (diakses pada tanggal 13 Februari 2012) 3. Dari www. PustakaSekolah Blog. Sejarah Orde Lama : Demokrasi Terpimpin . http://www.pustakasekolah.com/sejarah-orde-lama-demokrasi-terpimpin.html (diakses pada tanggal 13 Februari 2012)