Anda di halaman 1dari 7

BAB II SEJARAH PEMERINTAHAN DEMOKRASI TERPIMPIN

2.1 Latar belakang


Demokrasi terpimpin di Indonesia dimulai sejal dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret pada tanggal 11 maret 1966. Demokrasi terpimpin di Indonesia dimaksudkan oleh Sukarno sebagai demokrasi yang sesuai dengan kepribadian bangsa, yang berbeda dengan sistem demokrasi liberal yang merupakan produk dari barat, tetapi pada pelaksanaannya, Demokrasi Terpimpin mengalami bentuk macam penyimpangan. Penyimpangan-penyimpangan tersebut diakibatkan oleh terpusatnya kekuatan politik pada Presiden Soekarmo. Era tahun 1959 sampai dengan 1966 merupakan era Soekarno, yaitu ketika keijakan-kebijakan Presiden Soekarno sangat mempengaruhi kondisi politik Indonesia Latar belakang dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno : 1. Dari segi keamanan nasional: Banyaknya gerakan separatis pada masa demokrasi liberal, menyebabkan ketidakstabilan negara. 2. Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat. 3. Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk menggantikan UUDS 1950. Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno diawali oleh anjuran Soekarno agar Undang-Undang yang digunakan untuk menggantikan UUDS 1950 adalah UUD 1945. Namun usulan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan anggota konstituante. Sebagai tindak lanjut usulannya, diadakan pemungutan suara yang diikuti oleh seluruh anggota konstituante . Pemungutan suara ini dilakukan dalam rangka mengatasi konflik yang timbul dari pro kontra akan usulan Presiden Soekarno tersebut. Hasil pemungutan suara menunjukan bahwa :

269 orang setuju untuk kembali ke UUD 1945 119 orang tidak setuju untuk kembali ke UUD 1945

Melihat dari hasil voting, usulan untuk kembali ke UUD 1945 tidak dapat direalisasikan. Hal ini disebabkan oleh jumlah anggota konstituante yang menyetujui usulan tersebut tidak mencapai 2/3 bagian, seperti yang telah ditetapkan pada pasal 137 UUDS 1950.

Bertolak dari hal tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah dekrit yang disebut Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 : 1. 2. 3. 4. Tidak berlaku kembali UUDS 1950 Berlakunya kembali UUD 1945 Dibubarkannya konstituante Pembentukan MPRS dan DPAS

2.2 Definisi Pemerintahan Demokrasi Terpimpin


Menurut Ketepan MPRS no. XVIII/MPRS /1965 demokrasi trepimpin adalah kerakyatan yang dipimpn oleh hikmat kebijaksamaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Demokrasi terpimpin merupakan kebalikan dari demokrasi liberal dalam kenyataanya demokrasi yang dijalankan Presiden Soekarno menyimpang dari prinsip-prinsip negara demokrasi. 2.2.1 Penyimpangan-Penyimpangan Pemerintah Pada Masa Demokrasi terpimpin Dikeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Soekarno dimaksudkan untuk melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia agar sesuai dengan UUD 1945. Tetapi pada pelaksanaannya, pemerintah khususnya Presiden Soekarno banyak melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap UUD 1945 itu sendiri, di antaranya sebagai berikut : A. Penyimpangan di Bidang Kebijakan Dalam Negeri 1. Mengumumkan ajaran Nasakom (Nasionalis, Agama, komunis); 2. Penetapan MPRS tentang jabatan Presiden Soekarno sebagai Presiden RI seumur hidup; 3. Pembubaran DPR hasil pemilu 1, tahun 1955; 4. Kaburnya sistem kepartaian dan lemahnya peranan partai politik; 5. Peranan parlemen yang lemah; 6. Jaminan hak-hak dasar warga negara masih lemah; 7. Terjadinya sentralisasi kekuasaan pada hubungan antara pusat dan daerah; 8. Terbatasnya kebebasan pers sehingga banyak media masa yang tidak dijinkan terbit. B. Penyimpangan di Bidang Kebijakan Luar Negeri 1. Politik konfrontasi dengan pembagian dunia menjadi 2 bagian, yaitu Oldefo (Old Establishes Forces/Negara-negara kapitalis imperialis) dan Nefo (New Emerging Forces/Negara-negara progresif revolusioner); 2. Melaksanakan politik Mercu Suar (pembangunan proyek-proyek raksasa, komplek olahraga senayan, Jakarta by pass, Monumen Nasional, Jembatan Ampera);
2

3. Menyelenggarakan Ganefo (Games of the New Emerging Forces) yang sebagian besar pesertanya adalah Negara-negara komunis; 4. Membentuk Poros Jakarta-Peking.

2.3 Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer


1. Kekuasaan legislatif lebih kuat dari pada kekuatan ekspekutif 2. Meteri-menteri (kabinet) harus mempertanggungjawabkan tindakan kepada DPR 3. Program kebijaksanaan kabinet harus disesuaikan dengan tujuan politik sebagian anggota parlemen.

2.4 Kebijakan Pemerintah Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959

2.4.1 Pembentukan MPRS Sesuai dengan diktum dekrit, maka Presiden Soekarno membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara berdasarkan Penpres no.2 tahun 1959. Seluruh anggota MPRS tidak diangkat melalui pemilihan umum, tetapi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan 3 syarat, yaitu : 1. Setuju kembali kepada UUD 1945 2. Setia kepada perjuangan RI 3. Setuju kepada manifesto politik Dalam siding-sidangnya, MPRS telah mengeluarkan beberapa kebijakan penting seperti : 1. Penetapan manifesto politik RI sebagai bagian dari GBHN 2. Penetapan Garis-garis Besar Pembangunan Nasional Berencana tahap 1 (1961-1969) 3. Menetapkan Presidan Soekarno sebagai Presiden seumur hidup

2.4.2Pembentukan DPAS DPAS dibentuk oleh Presiden Soekarno, dan diketuai langsung oleh Presiden sendiri, dan yang menjadi wakil ketua adalah Ruslan Abdul Gani

2.4.3 Pembentukan Kabinet Kerja Kabinet kerja dipimpin oleh Presiden Soekarno sebagai Perdana Menteri dan Ir. Juanda sebagai menteri pertama

2.4.4 Pembentukan Front Nasional Front Nasional merupakan lembaga ekstra parlementer yang dibentuk dengan tujuan : 1. Menyelesaikan revolusi nasional Indonesia 2. Melaksanakan pembangunan semesta nasional 3. Mengembalikan Irian Jaya ke wilayah RI

2.4.5 Penataan Organisasi Pertahanan dan Keamanan Penataan ini meliputi digabungkannya TNI dan Polri kedalam satu wadah yaitu ABRI, sehingga dengan demikian ABRI terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Kepolisian

2.4.6 Penyederhanaan Partai-partai Politik Penyederhanaan yang dimaksud adalah pembubaran partai-partai politik yang tidak sesuai dengan Penpres no.7 tahun 1959

2.4.7 Penyederhanaan Ekonomi 1. 2. 3. 4. 5. Pembentukan Depernas Melakukan Devaluasi mata uang rupiah Mengeluarkan peraturan dibidang ekspor-impor (peraturan 26 mei) Mengeluarkan Deklarasi Ekonomi (Dekon) Membentuk Badan Musyawarah Pengusaha Swasta Nasional (Bamunas)

2.5 Peranan PKI


Partai Komunis Indonesia (PKI) menyambut "Demokrasi Terpimpin" Soekarno dengan hangat dan anggapan bahwa PKI mempunyai mandat untuk mengakomodasi persekutuan konsepsi yang sedang marak di Indonesia kala itu, yaitu antara ideologi nasionalisme, agama (Islam) dan komunisme yang dinamakan NASAKOM. Pada tahun 1962, perebutan Irian Barat secara militer oleh Indonesia yang dilangsungkan dalam Operasi Trikora mendapat dukungan penuh dari kepemimpinan PKI, mereka juga mendukung penekanan terhadap perlawanan penduduk adat yang tidak menghendaki integrasi dengan Indonesia.

2.6 Keterlibatan Amerika Serikat


Di era Demokrasi Terpimpin, antara tahun 1959 dan tahun 1965, Amerika Serikat memberikan 64 juta dollar dalam bentuk bantuan militer untuk jenderal-jenderal militer Indonesia. Menurut laporan di media cetak "Suara Pemuda Indonesia": Sebelum akhir tahun 1960, Amerika Serikat telah melengkapi 43 batalyon angkatan bersenjata Indonesia. Tiap tahun AS melatih perwira-perwira militer sayap kanan. Di antara tahun 1956 dan 1959, lebih dari 200 perwira tingkatan tinggi telah dilatih di AS, dan ratusan perwira angkatan rendah terlatih setiap tahun. Kepala Badan untuk Pembangunan Internasional di Amerika pernah sekali mengatakan bahwa bantuan AS, tentu saja bukan untuk mendukung Soekarno dan bahwa AS telah melatih sejumlah besar perwira-perwira angkatan bersenjata dan orang sipil yang mau membentuk kesatuan militer untuk membuat Indonesia sebuah "negara bebas".

2.7 Dampak ke situasi politik


Era "Demokrasi Terpimpin" diwarnai kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum borjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani Indonesia. Kolaborasi ini tetap gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak Indonesia kala itu. Pendapatan ekspor Indonesia menurun, cadangan devisa menurun, inflasi terus menaik dan korupsi kaum birokrat dan militer menjadi wabah sehingga situasi politik Indonesia menjadi sangat labil dan memicu banyaknya demonstrasi di seluruh Indonesia, terutama dari kalangan buruh, petani, dan mahasiswa.

BAB III PENUTUP

Demikian makalah ini penulis susun sesuai dengan hasil observasi dari berbagai sumber. Dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah diberikan oleh guru kami. Kami mengucapkan terima kasih dan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, karena berkat izin-Nyalah makalah ini dapat penulis selesaikan dengan lancar. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, sahabat, serta orang-orang yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Sekian dan terima kasih.

Limbangan, 21 Februari 2012

Penyusun

DAFTAR PUSTAKA

1. Dari www. Wikipedia. Sejarah Indonesia (1959-1966). http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_%281959-1966%29 (diakses pada tanggal 13 Februari 2012) 2. Dari www. CafeBelajar Blog. Sejarah Demokrasi Terpimpin di Indonesia. http://cafebelajar.com/sejarah-demokrasi-terpimpin-di-indonesia.html (diakses pada tanggal 13 Februari 2012) 3. Dari www. PustakaSekolah Blog. Sejarah Orde Lama : Demokrasi Terpimpin . http://www.pustakasekolah.com/sejarah-orde-lama-demokrasi-terpimpin.html (diakses pada tanggal 13 Februari 2012)

Anda mungkin juga menyukai