Anda di halaman 1dari 3

Perkembangan Awal Demokrasi di Indonesia Melalui Volksraad

Pada masa kolonial Belanda,terdapat sebuah lembaga perwakilan rakyat bernama Volksraad.
Volksraad berasal dari bahasa Belanda yang berarti Dewan Rakyat. Lembaga ini dibentuk pada 16
Desember 1916 oleh Gubernur Jenderal Graaf van Limburg Stirum namun Volksraad baru mengadakan
sidang pertamanya pada 18 Mei 1918. Anggota Volksraad terdiri atas orang Belanda, orang Timur
Asing, dan orag pribumi. Pada awal pembentukannya Volksraad memiliki 38 anggota. Orang Indonesia
yang aktif dalam lembaga ini antara lain H.O.S Cokroaminoto, H. Agus Salim, Abdul Moeis, M. Husni
Thamrin, Otto Iskandardinata, dan Radjiman Wedyodiningrat. Anggota Volksraad bertugas selama satu
periode persidangan yaitu selama 4 tahun.

Pada awalnya Volksraad hanya bertugas sebagai penasihat pemerintah Belanda. Selanjutnya
pada tahun 1927 Volksraad memiliki kewenangan legislative bersama gubernur jenderal. Dalam
Volksraad gubernur jenderal memiliki hak veto yang menyebabkan kewenangan Volksraad menjadi
sangat terbatas. Usulan-usulan dari pihak anggota pribumi sering ditolak oleh pemerintahan Belanda.
Bahkan, Volksraad tidak memiliki hak angket dan hak menentukan anggaran belanja seperti parlemen
pada umumnya.

Sehingga pada 27 Januari 1930 tokoh nasionalis Indonesia yang menjadi anggota Volksraad
membentuk fraksi nasional. Pembentukan fraksi ini merupakan ide dari Muhammad Husni Thamrin.
Menurut buku Sejarah Nasional jilid V: Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda,
tujuan pembentukan fraksi nasional adalah menjamin kemerdekaan nasional dalam waktu sesingkat-
singkatnya dengan cara sebagai berikut.
1. Mengusahakan perubahan-perubahan ketatanegaraan.
2. Mengusahakan penghapusan perbedaan-perbedaan politik, ekonomi, dan intelektual
sebagai antithesis kolonial.
3. Mengusahakan kedua hal tersebut dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan
hokum.
Kegiatan awal fraksi nasional adalah melakukan pembelaan terhadap para pemimpin PNI yang
ditangkap. Anggota fraksi nasional Muhammad Husni Thamrin, berpendapat bahwa penangkapan
tersebut membuktikan bahwa pemerintah kolonial Belanda telah berlaku tidak adil terhadap pergerakan
rakyat Indonesia. Selain membahas politik, fraksi nasional juga memperhatikan kondisi pendidikan di
Indonesia. Masalah pendidikan yang paling disorot frkasi nasional adalah tentang peraturan sekolah liar
(wilde schoolen ordonantie) yang diterapkan pemerintah kolonial Belanda. Menurut fraksi nasional,
penerapan peraturan sekolah ini dianggap dapat menghambat kemajuan pendidikan penduduk pribumi.
Anggota fraksi nasional dalam sidang Volksraad kemudian menuntut pemerintah kolonial Belanda agar
mencabut peraturan tersebut.
Volksraad dibentuk pemerintah Belanda untuk menunjukkan bahwa pemerintah Belanda
memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk dapat berpartisipasi dalam pemerintahan.
Meskipun dalam perjalanannya Volksraad tidak dapat bekerja maksimal, setidaknya Volksraad menjadi
bukti penerapan demokrasi pada masa kolonial. Beberapa tindakan fraksi nasional dalam Volksraad
menunjukkan upaya para wakil rakyat untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Oleh karena itu,
Volksraad dianggap sebagai salah satu akar demokrasi di Indonesia.
Daftar Pustaka

Vicky Nurul Islamiyah, Muhamad Muchlis, Melkisedek Bagas F. 2017. Sejarah Peminatan Ilmu Ilmu
Sosial. Klaten: Intan Pariwara
https://id.wikipedia.org/wiki/Volksraad
https://serbasejarah.wordpress.com/2009/05/03/volksraad-dpr-versi-nederland/

Ragil Putri R.
XI-9/24

Anda mungkin juga menyukai