Anda di halaman 1dari 40

Makalah Jogja

NADILA RAMADHANI
IX-G
Jl. Dipati Ukur No.34 Cicalengka-Kab. Bandung
40395
DAFTAR ISI
SAMPUL………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………...1
A.Latar Belakang……………………………..1-4
BAB II PEMBAHASAN……………………...5-30
BAB III KESIMPULAN…………………….31-33
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Candi Prambanan
Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu
terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 Masehi. Candi ini
dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai
dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa
pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah
Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna ‘Rumah Siwa’), dan memang di
garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga
meter yang menunjukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan kecamatan
Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur laut Yogyakarta, 50 kilometer
barat daya Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di perbatasan
antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya sangat
unik, Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa Bokoharjo,
Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi Prambanan terletak
di wilayah administrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten.
Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu
terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara.
Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur
Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian
mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih
kecil. Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan
menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.
Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850
Masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung
Maha Sambu, pada masa kerajaan Medang Mataram.

2. Gunung Merapi
Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Magelang, Jawa Tengah merupakan salah satu gunung berapi
teraktif di Indonesia, yang memiliki siklus erupsi 4-8 tahun sekali. Pada 10 tahun
terakhir, tercatat dua erupsi yang terjadi pada tahun 2006 dan puncaknya pada
tahun 2010 yang diperkirakan merupakan siklus ulang 100 tahunan Gunung
Merapi Erupsi merapi di tahun 2010 merupakan erupsi dengan energi terbesar
seperti yang dikatakan oleh Surono (Mantan Kepala Badan Geologi Kementerian
ESDM) dengan kerusakan dan kerugian sebesar Rp4,23 trilyun. Pasca erupsi
Merapi pemerintah menetapkan ulang daerah yang termasuk dalam kawasan rawan
bencana.

3. Taman Pintar

Taman Pintar adalah tempat wisata berbasis pengetahuan dan sains yang
diresmikan pada tanggal 20 Mei 2006 bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional
dengan bangunan yang memanfaatkan bekas gedung Shopping Center di jalan
Panembahan Senopati Yogyakarta. Munculnya Taman Pintar ini tak lepas dari
perkembangan dunia sains yang berkembang sangat pesat, terutama Teknologi
Informasi, yang kemudian telah mengangkat peradaban manusia menuju era
globalisasi. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan alam , pengertian dan
wawasan manusia terhadap fakta dan gejala lingkungannya menjadi bertambah
luas dan mendalam. Teknologi mampu berkembang dan dimanfaatkan di berbagai
bidang kehidupan. Mengingat pentingnya teknologi aplikasi berbagai disiplin ilmu
untuk memecahkan suatu persoalan dalam wawasan pengetahuan alam mendorong
manusia untuk menciptakan suatu kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan.
Perkembangan sains ini adalah sesuatu yang patut disyukuri dan tentunya
menjanjikan kemudahankemudahan bagi perbaikan kualitas hidup manusia.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta komunikasi
yang mengalami kemajuan sangat pesat dan kemudian berpengaruh terhadap pola
pendidikan dan komunikasi di masyarakat.

Menghadapi realitas perkembangan masyarakat yang sedemikian itu, dan


wujud kepedulian terhadap pendidikan, maka Pemerintah Kota Yogyakarta
menggagas sebuah ide untuk Pembangunan wisata “Taman Pintar” sebagai suatu
sarana belajar yang menyenangkan. Pada dasarnya, masyarakat terutama pelajar
menginginkan suatu perubahan dalam dunia pendidikan yang terkesan monoton
dan menjemukan. Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan
dan hiburan yang mampu menciptakan suasana pendidikan yang menyenangkan
membuat sebuah penerapan pembelajaran yang dapat dilakukan dimana saja.
Taman Pintar dibuka untuk menunjang pendidikan dasar dan menengah. Oleh
karena itu, sebagian besar peraga di dalamnya sesuai kurikulum. Untuk
mengurangi kebosanan terhadap pelajaran, konsep itu dikemas ke dalam
permainan atau wahana interaktif yang menyenangkan. Konsep smart and fun itu
sangat diminati masyarakat. Dari sebuah fasilitas penunjang pendidikan, Taman
Pintar menjadi obyek wisata fenomenal.

Kini, Taman Pintar mempunyai 25 zona wahana yang terdiri dari 200 unit
dan 6.000 peraga dan akan bertambah lagi. Zona-zona itu di antaranya terdiri atas
seni, budaya, sains populer, geologi, dan kebencanaan. Beragam alat peraga ilmu
pengetahuan dan teknologi sekaligus pengenalan lingkungan, diantaranya yaitu
aquarium air tawar, kehidupan prasejarah, sistem tata surya, zona bencana alam,
zona teknologi telekomunikasi dan informasi. Terdapat berbagai macam zona di
Gedung Kotak yaitu zona Teknologi pengolahan minyak dan gas bumi, zona
Indonesiaku, zona Teknologi Pengolahan Susu, zona Teknologi Otomotif Roda
Dua, zona City Planning Galery dan zona Air Untuk Kehidupan. Alat peraga yang
ada di Taman Pintar dikemas sangat menarik dan interaktif.

Di halaman terdapat zona Playground dengan berbagai permainan yang


menjadi zona penyambutan. Zona itu dapat diakses gratis. Permainan yang ada
seperti Air Menari, Rumah Pohon, Parabola Berbisik, Labirin, Dinding
Berdendang, Spektrum Warna, Tapak Presiden, Gong Perdamaian. Selain
menyajikan sains dan teknologi, Taman Pintar juga menyajikan seni, tradisi, dan
budaya Yogyakarta secara ringkas. Keraton dan struktur pemerintahan Yogyakarta
yang unik, misalnya, dapat diperoleh pengetahuan mengenai kebudayaan asli jawa.
Setiap tahun, jumlah wisatawan Taman Pintar meningkat pesat. Tahun pertama,
jumlah wisatawan 311.000 orang. Jumlah itu meningkat lebih dari dua kali lipat di
tahun-tahun berikutnya. Wisatawan yang 60 persennya pelajar itu tidak hanya dari
Daerah Istimewa Yogyakarta, namun meluas dari berbagai daerah di Indonesia.
Rombongan sejumlah negara asing pun rutin mengunjungi Taman Pintar, di
antaranya dari Korea Selatan, Filipina, dan Belanda.
4.Tebing Breksi

Tebing Breksi merupakan area tambang batuan kapur yang menjadi sumber
penghidupan warga di sekitarnya. Batuan kapur yang ada di Tebing Breksi pada
mulanya merupakan abu yang dilontarkan Gunung Api Nglanggeran saat terjadi
erupsi berpuluh-puluh tahun yang lalu.
BAB II
PEMBAHASAN

1. CANDI PRAMBANAN

A. Sejarah Candi Prambanan


1. Pembangunan Candi Prambanan
Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan termegah yang pernah dibangun
di Jawa kuno, pembangunan candi Hindu kerajaan ini dimulai oleh Rakai Pikatan
sebagai tandingan candi Buddha Borobudur dan juga candi Sewu yang terletak tak
jauh dari Prambanan. Beberapa sejarawan lama menduga bahwa pembangunan
candi agung Hindu ini untuk menandai kembali berkuasanya keluarga Sanjaya atas
Jawa, hal ini terkait teori wangsa kembar berbeda keyakinan yang saling bersaing;
yaitu wangsa Sanjaya penganut Hindu dan wangsa Sailendra penganut Buddha.
Pastinya, dengan dibangunnya candi ini menandai bahwa Hinduisme aliran Saiwa
kembali mendapat dukungan keluarga kerajaan, setelah sebelumnya wangsa
Sailendra cenderung lebih mendukung Buddha aliran Mahayana. Hal ini menandai
bahwa kerajaan Medang beralih fokus dukungan keagamaannya, dari Buddha
Mahayana ke pemujaan terhadap Siwa.
Bangunan ini pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai
Pikatan dan secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh Raja Lokapala
dan raja Balitung Maha Sambu. Berdasarkan prasasti Siwagrha berangka tahun 856
M, bangunan suci ini dibangun untuk memuliakan dewa Siwa, dan nama asli
bangunan ini dalam bahasa Sanskerta adalah Siwagrha. Dalam prasasti ini
disebutkan bahwa saat pembangunan candi Siwagrha tengah berlangsung,
dilakukan juga pekerjaan umum perubahan tata air untuk memindahkan aliran
sungai di dekat candi ini. Sungai yang dimaksud adalah sungai Opak yang
mengalir dari utara ke selatan sepanjang sisi barat kompleks candi Prambanan.

Sejarawan menduga bahwa aslinya aliran sungai ini berbelok melengkung ke


arah timur, dan dianggap terlalu dekat dengan candi sehingga erosi sungai dapat
membahayakan konstruksi candi. Proyek tata air ini dilakukan dengan membuat
sodetan sungai baru yang memotong lengkung sungai dengan poros utara-selatan
sepanjang dinding barat di luar kompleks candi. Bekas aliran sungai asli kemudian
ditimbun untuk memberikan lahan yang lebih luas bagi pembangunan deretan
candi perwara (candi pengawal atau candi pendamping).
Kompleks bangunan ini secara berkala terus disempurnakan oleh raja-raja
Medang Mataram berikutnya, seperti raja Daksa dan Tulodong, dan diperluas
dengan membangun ratusan candi-candi tambahan di sekitar candi utama. Karena
kemegahan candi ini, candi Prambanan berfungsi sebagai candi agung Kerajaan
Mataram, tempat digelarnya berbagai upacara penting kerajaan. Pada masa puncak
kejayaannya, sejarawan menduga bahwa ratusan pendeta brahmana dan murid-
muridnya berkumpul dan menghuni pelataran luar candi ini untuk mempelajari
kitab Weda dan melaksanakan berbagai ritual dan upacara Hindu. Sementara pusat
kerajaan atau keraton kerajaan Mataram diduga terletak di suatu tempat di dekat
Prambanan di Dataran Kewu.
2. Ditelantarkannya Candi Prambanan
Sekitar tahun 930-an, ibu kota kerajaan berpindah ke Jawa Timur oleh Mpu
Sindok, yang mendirikan Wangsa Isyana. Penyebab kepindahan pusat kekuasaan
ini tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi sangat mungkin disebabkan oleh
letusan hebat Gunung Merapi yang menjulang sekitar 20 kilometer di utara candi
Prambanan. Kemungkinan penyebab lainnya adalah peperangan dan perebutan
kekuasaan. Setelah perpindahan ibu kota, candi Prambanan mulai telantar dan
tidak terawat, sehingga pelan-pelan candi ini mulai rusak dan runtuh.
Bangunan candi ini diduga benar-benar runtuh akibat gempa bumi hebat pada
abad ke-16. Meskipun tidak lagi menjadi pusat keagamaan dan ibadah umat Hindu,
candi ini masih dikenali dan diketahui keberadaannya oleh warga Jawa yang
menghuni desa sekitar. Candi-candi serta arca Durga dalam bangunan utama candi
ini mengilhami dongeng rakyat Jawa yaitu legenda Rara Jonggrang. Setelah
perpecahan Kesultanan Mataram pada tahun 1755, reruntuhan candi dan sungai
Opak di dekatnya menjadi tanda pembatas antara wilayah Kesultanan Yogyakarta
dan Kasunanan Surakarta (Solo).

3. Penemuan kembali Candi Prambanan


Penduduk lokal warga Jawa di sekitar candi sudah mengetahui keberadaan
candi ini. Akan tetapi mereka tidak tahu latar belakang sejarah sesungguhnya,
siapakah raja dan kerajaan apa yang telah membangun monumen ini. Sebagai hasil
imajinasi, rakyat setempat menciptakan dongeng lokal untuk menjelaskan asal-
mula keberadaan candi-candi ini; diwarnai dengan kisah fantastis mengenai raja
raksasa, ribuan candi yang dibangun oleh makhluk halus jin dan dedemit hanya
dalam tempo satu malam, serta putri cantik yang dikutuk menjadi arca. Legenda
mengenai candi Prambanan dikenal sebagai kisah Rara Jonggrang.
Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan
Belanda. Candi ini menarik perhatian dunia ketika pada masa pendudukan Britania
atas Jawa. Ketika itu Colin Mackenzie, seorang surveyor bawahan Sir Thomas
Stamford Raffles, menemukan candi ini. Meskipun Sir Thomas kemudian
memerintahkan penyelidikan lebih lanjut, reruntuhan candi ini tetap telantar hingga
berpuluh-puluh tahun. Penggalian tak serius dilakukan sepanjang 1880-an yang
sayangnya malah menyuburkan praktik penjarahan ukiran dan batu candi.
Kemudian pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan
memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. Beberapa saat kemudian
Isaäc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi
tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak. Arca-arca dan
relief candi diambil oleh warga Belanda dan dijadikan hiasan taman, sementara
warga pribumi menggunakan batu candi untuk bahan bangunan dan fondasi rumah.

4. Pemugaran Candi Prambanan


Pemugaran dimulai pada tahun 1918, akan tetapi upaya serius yang
sesungguhnya dimulai pada tahun 1930-an. Pada tahun 1902-1903, Theodoor van
Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan
oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan
cara yang lebih sistematis sesuai kaidah arkeologi. Sebagaimana diketahui para
pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu secara
sembarangan tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali. Pada tahun
1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun
1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian
diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut
hingga tahun 1993.
Upaya renovasi terus menerus dilakukan bahkan hingga kini. Pemugaran candi
Siwa yaitu candi utama kompleks ini dirampungkan pada tahun 1953 dan
diresmikan oleh Presiden pertama Republik Indonesia Sukarno. Banyak bagian
candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang
dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi
apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi
kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja. Kini, candi ini
termasuk dalam Situs Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO, status ini
diberikan UNESCO pada tahun 1991. Kini, beberapa bagian candi Prambanan
tengah direnovasi untuk memperbaiki kerusakan akibat gempa Yogyakarta 2006.
Gempa ini telah merusak sejumlah bangunan dan patung.
B. Kompleks Candi Prambanan
Pintu masuk ke kompleks bangunan ini terdapat di keempat arah penjuru mata
angin, akan tetapi arah hadap bangunan ini adalah ke arah timur, maka pintu masuk
utama candi ini adalah gerbang timur. Kompleks candi Prambanan terdiri dari:

1. Tiga Candi Trimurti: candi Siwa, Wisnu, dan Brahma. Tiga Candi Wahana:
candi Nandi, Garuda, dan Angsa.
2. Dua Candi Apit: terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan candi-candi
Wahana di sisi utara dan selatan.
3. Empat Candi Kelir: terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik pintu masuk
halaman dalam atau zona inti.
4. Lima Candi Patok: terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti.
5. Dua ratus dua puluh empat Candi Perwara: tersusun dalam 4 barisan konsentris
dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga terluar: 44, 52, 60, dan 68,
maka terdapat total 240 candi di kompleks Prambanan.
6. Aslinya terdapat 240 candi besar dan kecil di kompleks Candi Prambanan.
Tetapi kini hanya tersisa 18 candi; yaitu 8 candi utama dan 8 candi kecil di zona
inti serta 2 candi perwara. Banyak candi perwara yang belum dipugar, dari 224
candi perwara hanya 2 yang sudah dipugar, yang tersisa hanya tumpukan batu
yang berserakan. Kompleks candi Prambanan terdiri atas tiga zona; pertama
adalah zona luar, kedua adalah zona tengah yang terdiri atas ratusan candi,
ketiga adalah zona dalam yang merupakan zona tersuci tempat delapan candi
utama dan delapan kuil kecil.
7. Penampang denah kompleks candi Prambanan adalah berdasarkan lahan bujur
sangkar yang terdiri atas tiga bagian atau zona, masing-masing halaman zona
ini dibatasi tembok batu andesit. Zona terluar ditandai dengan pagar bujur
sangkar yang masing-masing sisinya sepanjang 390 meter, dengan orientasi
Timur Laut – Barat Daya. Kecuali gerbang selatan yang masih tersisa, bagian
gerbang lain dan dinding candi ini sudah banyak yang hilang. Fungsi dari
halaman luar ini secara pasti belum diketahui; kemungkinan adalah lahan taman
suci, atau kompleks asrama Brahmana dan murid-muridnya. Mungkin dulu
bangunan yang berdiri di halaman terluar ini terbuat dari bahan kayu, sehingga
sudah lapuk dan musnah tak tersisa.
Candi Prambanan adalah salah satu candi Hindu terbesar di Asia Tenggara
selain Angkor Wat. Tiga candi utama disebut Trimurti dan dipersembahkan
kepadantiga dewa utama Trimurti: Siwa sang Penghancur, Wisnu sang Pemelihara
dan Brahma sang Pencipta. Di kompleks candi ini Siwa lebih diutamakan dan lebih
dimuliakan dari dua dewa Trimurti lainnya. Candi Siwa sebagai bangunan utama
sekaligus yang terbesar dan tertinggi, menjulang setinggi 47 meter.
1. Candi Siwa
Halaman dalam adalah zona paling suci dari ketiga zona kompleks candi.
Pelataran ini ditinggikan permukaannya dan berdenah bujur sangkar dikurung
pagar batu dengan empat gerbang di empat penjuru mata angin. Dalam halaman
berpermukaan pasir ini terdapat delapan candi utama; yaitu tiga candi utama yang
disebut candi Trimurti (“tiga wujud”), dipersembahkan untuk tiga dewa Hindu
tertinggi: Dewa Brahma Sang Pencipta, Wishnu Sang Pemelihara, dan Siwa Sang
Pemusnah.
Candi Siwa sebagai candi utama adalah bangunan terbesar sekaligus tertinggi
di kompleks candi Rara Jonggrang, berukuran tinggi 47 meter dan lebar 34 meter.
Puncak mastaka atau kemuncak candi ini dimahkotai modifikasi bentuk wajra yang
melambangkan intan atau halilintar. Bentuk wajra ini merupakan versi Hindu
sandingan dari stupa yang ditemukan pada kemuncak candi Buddha. Candi Siwa
dikelilingi lorong galeri yang dihiasi relief yang menceritakan kisah Ramayana;
terukir di dinding dalam pada pagar langkan. Di atas pagar langkan ini dipagari
jajaran kemuncak yang juga berbentuk wajra. Untuk mengikuti kisah sesuai
urutannya, pengunjung harus masuk dari sisi timur, lalu melakukan pradakshina
yakni berputar mengelilingi candi sesuai arah jarum jam. Kisah Ramayana ini
dilanjutkan ke Candi Brahma.

( DEWA SIWA )

( CANDI SIWA )
2. Candi Brahma dan Candi Wishnu
Dua candi lainnya dipersembahkan kepada Dewa Wisnu, yang terletak di sisi
utara dan satunya dipersembahkan kepada Brahma, yang terletak di sisi selatan.
Kedua candi ini menghadap ke timur dan hanya terdapat satu ruang, yang
dipersembahkan untuk dewa-dewa ini. Candi Brahma menyimpan arca Brahma
dan Candi Wishnu menyimpan arca Wishnu yang berukuran tinggi hampir 3 meter.
Ukuran candi Brahma dan Wishnu adalah sama, yakni lebar 20 meter dan tinggi 33
meter.
( DEWA WISHNU )
( DEWA BRAHMA )
( CANDI BRAHMA )

3. Candi Wahana
Tepat di depan candi Trimurti terdapat tiga candi yang lebih kecil daripada
candi Brahma dan Wishnu yang dipersembahkan kepada kendaraan atau wahana
dewa-dewa ini; sang lembu Nandi wahana Siwa, sang Angsa wahana Brahma, dan
sang Garuda wahana Wisnu. Candi-candi wahana ini terletak tepat di depan dewa
penunggangnya. Di depan candi Siwa terdapat candi Nandi, di dalamnya terdapat
arca lembu Nandi.
Pada dinding di belakang arca Nandi ini di kiri dan kanannya mengapit arca
Chandra dewa bulan dan Surya dewa matahari. Chandra digambarkan berdiri di
atas kereta yang ditarik 10 kuda, sedangkan Surya berdiri di atas kereta yang
ditarik 7 kuda. Tepat di depan candi Brahma terdapat candi Angsa. Candi ini
kosong dan tidak ada arca Angsa di dalamnya. Mungkin dulu pernah bersemayam
arca Angsa sebagai kendaraan Brahma di dalamnya. Di depan candi Wishnu
terdapat candi yang dipersembahkan untuk Garuda, akan tetapi sama seperti candi
Angsa, di dalam candi ini tidak ditemukan arca Garuda. Mungkin dulu arca Garuda
pernah ada di dalam candi ini. Hingga kini Garuda menjadi lambang penting di
Indonesia, yaitu sebagai lambang negara Garuda Pancasila.
4. Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Patok
Di antara baris keenam candi-candi utama ini terdapat Candi Apit. Ukuran
Candi Apit hampir sama dengan ukuran candi perwara, yaitu tinggi 14 meter
dengan tapak denah 6 x 6 meter. Di samping 8 candi utama ini terdapat candi kecil
berupa kuil kecil yang mungkin fungsinya menyerupai pelinggihan dalam Pura
Hindu Bali tempat meletakan canang atau sesaji, sekaligus sebagai aling-aling di
depan pintu masuk. Candi-candi kecil ini yaitu; 4 Candi Kelir pada empat penjuru
mata angin di muka pintu masuk, dan 4 Candi Patok di setiap sudutnya. Candi
Kelir dan Candi Patok berbentuk miniatur candi tanpa tangga dengan tinggi sekitar
2 meter.
5. Candi Perwara
Dua dinding berdenah bujur sangkar yang mengurung dua halaman dalam,
tersusun dengan orientasi sesuai empat penjuru mata angin. Dinding kedua
berukuran panjang 225 meter di tiap sisinya. Di antara dua dinding ini adalah
halaman kedua atau zona kedua. Zona kedua terdiri atas 224 candi perwara yang
disusun dalam empat baris konsentris. Candi-candi ini dibangun di atas empat
undakan teras-teras yang makin ke tengah sedikit makin tinggi. Empat baris candi-
candi ini berukuran lebih kecil daripada candi utama. Candi-candi ini disebut
“Candi Perwara” yaitu candi pengawal atau candi pelengkap. Candi-candi perwara
disusun dalam empat baris konsentris baris terdalam terdiri atas 44 candi, baris
kedua 52 candi, baris ketiga 60 candi, dan baris keempat sekaligus baris terluar
terdiri atas 68 candi.
( CANDI PERWARA )
C. Arsitektur Candi Prambanan
Arsitektur candi Prambanan berpedoman kepada tradisi arsitektur Hindu yang
berdasarkan kitab Wastu Sastra. Denah candi mengikuti pola mandala, sementara
bentuk candi yang tinggi menjulang merupakan ciri khas candi Hindu. Prambanan
memiliki nama asli Siwagrha dan dirancang menyerupai rumah Siwa, yaitu
mengikuti bentuk gunung suci Mahameru, tempat para dewa bersemayam. Seluruh
bagian kompleks candi mengikuti model alam semesta menurut konsep kosmologi
Hindu, yakni terbagi atas beberapa lapisan ranah, alam atau Loka.
Seperti Candi Borobudur, Prambanan juga memiliki tingkatan zona candi,
mulai dari yang kurang suci hingga ke zona yang paling suci. Meskipun berbeda
nama, tiap konsep Hindu ini memiliki sandingannya dalam konsep Buddha yang
pada hakikatnya hampir sama. Baik lahan denah secara horizontal maupun vertikal
terbagi atas tiga zona:
Bhurloka (dalam Buddhisme: Kamadhatu), adalah ranah terendah makhluk
yang fana; manusia, hewan, juga makhluk halus dan iblis. Di ranah ini manusia
masih terikat dengan hawa nafsu, hasrat, dan cara hidup yang tidak suci. Halaman
terluar dan kaki candi melambangkan ranah bhurloka.
huwarloka (dalam Buddhisme: Rupadhatu), adalah alam tegah, tempat orang
suci, resi, pertapa, dan dewata rendahan. Di alam ini manusia mulai melihat cahaya
kebenaran. Halaman tengah dan tubuh candi melambangkan ranah bhuwarloka.
Swarloka (dalam Buddhisme: Arupadhatu), adalah ranah tertinggi sekaligus
tersuci tempat para dewa bersemayam, juga disebut swargaloka. Halaman dalam
dan atap candi melambangkan ranah swarloka. Atap candi-candi di kompleks
Prambanan dihiasi dengan kemuncak mastaka berupa ratna (Sanskerta: permata),
bentuk ratna Prambanan merupakan modifikasi bentuk wajra yang melambangkan
intan atau halilintar. Dalam arsitektur Hindu Jawa kuno, ratna adalah sandingan
Hindu untuk stupa Buddha, yang berfungsi sebagai kemuncak atau mastaka candi.
Pada saat pemugaran, tepat di bawah arca Siwa di bawah ruang utama candi
Siwa terdapat sumur yang didasarnya terdapat pripih (kotak batu). Sumur ini
sedalam 5,75 meter dan peti batu pripih ini ditemukan di atas timbunan arang kayu,
tanah, dan tulang belulang hewan korban. Di dalam pripih ini terdapat benda-benda
suci seperti lembaran emas dengan aksara bertuliskan Waruna (dewa laut) dan
Parwata (dewa gunung). Dalam peti batu ini terdapat lembaran tembaga bercampur
arang, abu, dan tanah, 20 keping uang kuno, beberapa butir permata, kaca,
potongan emas, dan lembaran perak, cangkang kerang, dan 12 lembaran emas (5 di
antaranya berbentuk kura-kura, ular naga (kobra), padma, altar, dan telur).

D. Relief Candi Prambanan


1. Relief Ramayana dan Krishnayana
Candi ini dihiasi relief naratif yang menceritakan epos Hindu; Ramayana dan
Krishnayana. Relief berkisah ini diukirkan pada dinding sebelah dalam pagar
langkan sepanjang lorong galeri yang mengelilingi tiga candi utama. Relief ini
dibaca dari kanan ke kiri dengan gerakan searah jarum jam mengitari candi. Hal ini
sesuai dengan ritual pradaksina, yaitu ritual mengelilingi bangunan suci searah
jarum jam oleh peziarah. Kisah Ramayana bermula di sisi timur candi Siwa dan
dilanjutkan ke candi Brahma temple. Pada pagar langkan candi Wisnu terdapat
relief naratif Krishnayana yang menceritakan kehidupan Krishna sebagai salah satu
awatara Wishnu.
2. Relief Lokapala, Brahmana, dan Dewata
Di seberang panel naratif relief, di atas tembok tubuh candi di sepanjang galeri
dihiasi arca-arca dan relief yang menggambarkan para dewata dan resi brahmana.
Arca dewa-dewa lokapala, dewa surgawi penjaga penjuru mata angin dapat
ditemukan di candi Siwa. Sementara arca para brahmana penyusun kitab Weda
terdapat di candi Brahma. Di candi Wishnu terdapat arca dewata yang diapit oleh
dua apsara atau bidadari kahyangan.
3. Relief Panil Prambanan: Singa dan Kalpataru
Di dinding luar sebelah bawah candi dihiasi oleh barisan relung (ceruk) yang
menyimpan arca singa diapit oleh dua panil yang menggambarkan pohon hayat
kalpataru. Pohon suci ini dalam mitologi Hindu-Buddha dianggap pohon yang
dapat memenuhi harapan dan kebutuhan manusia. Di kaki pohon Kalpataru ini
diapit oleh pasangan kinnara-kinnari (hewan ajaib bertubuh burung berkepala
manusia), atau pasangan hewan lainnya, seperti burung, kijang, domba, monyet,
kuda, gajah, dan lain-lain. Pola singa diapit kalpataru adalah pola khas yang hanya
ditemukan di Prambanan, karena itulah disebut “Panil Prambanan”.

2. GUNUNG MERAPI

Merapi merupakan salah satu Gunung Api paling aktif di Indonesia, Gunung
Merapi secara geografis terletak pada posisi 7º 32.5’ Lintang Selatan dan 110º
26.5’ Bujur Timur, dan secara administrasi terletak pada 4 (empat) wilayah
kabupaten yaitu Kabupaten Sleman di Provinsi D.I. Yogyakarta dan
Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali serta Kabupaten Klaten di
Provinsi Jawa Tengah. Merapi termasuk gunungapi yang sering meletus
dan sampai Juni 2006, sudah terjadi 83 kali erupsi. Periode terjadi waktu
letusan erupsi Gunung Merapi terjadi setiap 2-5 tahun (periode pendek),
sedangkan selang waktu periode menengah setiap 5-7 tahun (Badan
Litbang Pertanian, 2010). Aktivitias erupsi terbaru yang tergolong erupsi
paling besar beberapa dekade terakhir adalah erupsi tahun 2010, Secara
umum total volume erupsi Merapi berkisar antara 100 sampai 150 km
kubik, dengan tingkat efusi berkisar 105 m kubik per bulan dalam seratus
tahun (Berthommier, 1990; Siswowidjoyo et al., 1995; dalam Rahayu, 2010),
sedangkan volume material piroklastik hasil erupsi tahun 2010 ditaksir
mencapai lebih dari 140 juta m3 (Tim Badan Litbang Pertanian, 2010).
Selain bahaya Primer yaitu bahaya erupsi (Awan panas, pyroclastic, Hujan
material) ancaman selanjutnya adalah bahaya Sekunder/ Pasca-erupsi (lahar
dingin). Ancaman terjadinya banjir lahar pasca-erupsi akan berlangsung
hingga 3 –4 tahun kedepan, dikemukakan oleh Kepala Pusat Data dan
Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo
Nugroho (Hendarto, 2011), hal ini disebabkan oleh volume material yang
dihasilkan dalam erupsi 2010 sangat besar, yakni 140 juta meter3. Hingga
akhir April 2011, baru 25% material yang teralirkan melalui banjir lahar
hujan. Kerusakan yang diakibatkan oleh aliran banjir lahar di sungai-sungai
yang berhulu di Merapi terjadi di wilayah Provinsi D.I. Yogyakarta dan Jawa
Tengah. Sekitar 35% produk letusan G. Merapi tersebut masuk ke K. Gendol
berupa aliran piroklastik dan sisanya tersebar di sungai- sungai lain yang
berhulu di lereng G. Merapi, seperti K. Woro, K. Kuning, K. Boyong, K.
Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K.

Hingga kini apabila terjadi hujan di puncak G. Merapi, terjadi banjir


lahar di sungai yang berhulu di G. Merapi, (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi, 2010). Salah satu kawasan yang juga terdampak adalah
Kawasan Kali putih, Desa Jumoyo, Kecamatan Srumbung, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah.

Setelah erupsi Merapi pada tahun 2010 Wilayah Kali putih, yang
masuk daerah Magelang telah mengalami kerusakan, Kali putih merupakan
salah satu dari sungai utama yang mengalirkan lahar dingin dari hulu dan
membawa material vulkanik saat hujan, mengkutip dari penelitian Rasyid
dan Harun (2012) kerusakan Penggunaan lahan yang terkena luapan banjir
lahar antara lain adalah kampung sebesar 125.936,63 m2 (15,34 %), kebun
campuran sebesar 539.573,13 m2 (65,73 %), pendidikan sebesar 16.837,01
m2 (2,05 %), sawah sebesar 74.008,02 m2 (9,02 %), dan tegalan sebesar
64.552,50 m2 (7,86 %), Tingkat kerusakan penggunaan lahan di daerah
penelitian disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah jarak dari
sungai, kemiringan lereng, dan volume material vulkanik dari hulu sungai
yang terbawa air hujan, kawasan Kali Putih mengalami kerusakan cukup
besar.Kombinasi antara temperatur tinggi, kecepatan tinggi dan volume
sedimen yang besar menyebabkan berbagai kerusakan di sepanjang
kawasan yang dilalui termasuk kondisi sosial ekonomi penduduk yang
sebagian besar adalah petani yang bermukim dan berusaha di sekitar
Gunung Merapi. Ada tiga faktor utama yang petani, yaitu kondisi tempat
tinggal yang rusak, lahan usaha yang rusak tidak berproduksi dan tanaman
hutan mengalami kerusakan terutama pada kawasan bahaya terdekat bila
terjadi erupsi yaitu Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, II dan I.

Kawasan Lereng Merapi merupakan daerah resapan air, yang selama


ini mengandalkan pada keberadaan hutan disekitar kawasan pegunungan
telah mulai dirasakan dampaknya yakni kondisi lahan menjadi rentan
mengalami kerusakan, semakin berkurangnya volume hutan didaerah
lereng pegunungan berdampak langsung pada menurunnya kualitas
lingkungan yang ada disekitarnya, keadaan hutan menjadi gersang
sehingga tanaman terlihat tidak dapat tumbuh dengan baik, Kali Putih yang
merupakan salah satu sungai di lereng Merapi yang mengalami kerusakan,
telah berdampak pada eksistensi hutan di sekitar kawasan studi. Setelah
erupsi Merapi 2010 kemungkinan pengaruh suhu dan berbagai mineral
yang terbawa saat erupsi telah berpengaruh terhadap keadaan lahan,
diperlukan data dan informasi mengenai dampak pasca erupsi Merapi
selang antara 5 tahun terjadi. Oleh karena itu evaluasi kawasan Kali Putih
diperlukan untuk Recovery tanaman pertanian dan kehutanan.

Kawasan Kali Putih merupakan salah satu sungai yang mempunyai


hulu di Merapi dan mempunyai kerusakan tinggi akibat material merapi
yang terbawa aliran air saat terjadi hujan di Kawasan Hulu sungai sehingga
menyebabkan pendangkalan kejadian ini terus ber ulang seiring siklus
erupsi Merapi yang tinggi, menurut Bronto (1996); Widiyanto dan A.
Rahman, (2008), dalam Rahayu dkk., (2014) Erupsi Merapi sejak abad XVI
hingga abad XX mengalami perubahan waktu istirahat dari 71 tahun
menjadi 8 tahun, dengan jumlah kegiatan 7 kali menjadi 28 kali, Erupsi yang
cukup besar akhir-akhir ini adalah erupsi tahun 2006 dan tahun 2010. Hal
ini menyulitkan usaha reklamasi lahan terkena erupsi karena ancaman
kerusakan kembali lahan yang telah dipulihkan.

Diperkirakan jumlah material vulkanik yang terbawa banjir lahar


dingin yang melalui sungai-sungai yang berhulu di Sungai Progo pada
banjir tahun 2012 lalu mencapai 30,8 juta m3, dengan rincian Sungai
Pabelan 20,8 juta m3, Sungai Putih 8,2 juta m3 dan Sungai Krasak 10,8 m3.
Banjir lahar dingin berpotensi hingga 3-4 tahun kedepan, dilihat dari lereng
Gunung Merapi, kondisi batuan telah mengeras sehingga jika terjadi hujan
dampaknya akan lebih besar dan merusak, kondisi ini semakin diperparah
dengan tutupan hijauan di lereng Gunung sebagian besar telah rusak
akibat erupsi 2010 (Ikhsan dan Wicaksono, 2012), Lahar dingin telah
membanjir area di sekitar Kali Putih yang meliputi kawasan pertanian,
pinggir sungai dan pemukiman, material vulkanik sisa erupsi Gunung
Merapi 2010 tidak akan habis dalam 3-4 tahun, sehingga diperlukan analisis
perubahan suksesi ekologis di kawasan sekitar terdampak erupsi yang di
lewati banjir lahar dingin lahan telah rusak dan gersang, apakah tanaman
pertanian dan kehutanan dapat terecovery kembali atau perlu penambahan
daya dukung lain sehingga kondisi lahan menjadi seperti semula.

3.TAMAN PINTAR

A.Sejarah Taman Pintar

Sejak terjadinya ledakan perkembangan sains sekitar tahun 90-an, terutama


Teknologi Informasi, pada gilirannya telah menghantarkan peradaban manusia
menuju era tanpa batas. Perkembangan sains ini adalah sesuatu yang patut
disyukuri dan tentunya menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi perbaikan
kualitas hidup manusia.

Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu, dan wujud


kepedulian terhadap pendidikan, maka Pemerintah Kota Yogyakarta menggagas
sebuah ide untuk membangun "Taman Pintar” Disebut Taman Pintar, karena di
kawasan ini nantinya para siswa, mulai prasekolah sampai sekolah menengah bisa
dengan leluasa memperdalam pemahaman soal materi-materi pelajaran yang telah
diterima di sekolah dan sekaligus berekreasi.

Target Pembangunan Taman Pintar adalah memperkenalkan science kepada


siswa mulai dari dini, harapan lebih luas kreativitas anak didik terus diasah,
sehingga bangsa Indonesia tidak hanyamenjadi sasaran eksploitasi pasar teknologi
belaka, tetapi juga berusaha untuk dapat menciptakan teknologi sendiri. Bangunan
Taman Pintar ini dibangun di eks kawasan Shopping Center, dengan pertimbangan
tetap adanya keterkaitan yang erat antara Taman Pintar dengan fungsi dan kegiatan
bangunan yang ada di sekitarnya, seperti Taman Budaya, Benteng Vredeburg,
Societiet Militer dan Gedung Agung.

Relokasi area mulai dilakukan pada tahun 2004, dilanjutkan dengan tahapan
pembangunan Tahap adalah Playground dan Gedung PAUD Barat serta PAUD
Timur, yang diresmikan dalam Soft Opening! tanggal 20 Mel 2006 oleh
Mendiknas, Bambang Soedibyo.

Pembangunan Tahap II adalah Gedung Oval lantai dan II serta Gedung


Kotak lantai I, yang diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh
Mendiknas, Bambang Soedibyo, bersama Meninistek, Kusmayanto Kadiman, serta
dihadiri oleh Gubemur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.Pembangunan
Tahap III adalah Gedung Kotak lantai II dan III, Tapak Presiden dan Gedung
Memorabilia.

Setelahselesai tahapan pembangunan, Grand Opening Taman Pintar


dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2008 yang diresmikan oleh Presiden RI,
Susilo Bambang Yudhoyono.
B.Logo Taman Pintar

Makna logo Taman Pintar adalah sebagai berikut:

1. Kembang api adalah simbolisasi dari intelegensi dalam imajinasi.

2. Dalam bahasa Jawa, kembang api menggambarkan "MLETIK Pintar =


PADHANG MAKBYAR = Pintar

3. Kembang api merupakan sesuatu yang menyenangkan, menghibur, sesuai


dengan visi taman pintar sebagai wahana ekspresi, apresiasi, dan kreasi sains
dalam suasana yang menyenangkan.

4. Gambar logo yang keluar mengandung makna "OUT WARD LOOKING",


selalu melihat keluar untuk terus belajar mengikuti dinamika perubahan diluar
dirinya
5. Gambar logo tampak seperti matahan mengandung makna menyinari sepanjang
masa.

6. Efek Perspektif adalah simbolisasi sesuatu yang tinggi "cita-cita", pengharapan


bak taman pintar akan generasi muda Indonesia, khususnya Yogyakarta dalam
meraih cita-citanya.

7. Wahana gabungan HIJAU-BIRU melambangkan pertumbuhan tak terbatas.

8. Maskot taman pintar adalah burung hantu bernama tepi. Burung hantu adalah
spesies burung yang banyak melakukan aktifitas di malam hari. Dengan kepekaan
yang dimilikinya. la mempelajari dalam sekitamya dengan merasakan semua
kejadian alam yang ada di sekelilingnya.

C.Faktor Penarik Taman Pintar sebagai Tujuan Wisata

1. Letaknya yang sangat strategis dan mudah sekali dijangkau

Taman pintar berlokasi di jantung Kota Yogyakarta, tepatnya di Jalan


Panembahan Senopati NO.3 Yogyakarta, Indonesia Lokasi taman ini sebelumnya
merupakan lokasi Shooping Center yang kini direlokasi ke sebelah utara taman ini,
bersebelahan dengan Taman Budaya Yogyakarta, Gedung Societet Militair, dan
Pasar Beringharjo. Di sebelah selatan taman ini terdapat Bank Indonesia cabang
Yogyakarta, Kantor Pos Besar Yogyakarta, dan Keraton Yogyakarta. Di sebelah
timurnya terdapat Pos Polisi, sedangkan di sebelah baratnya terdapat Monumen
Serangan Umum 1 Maret, Benteng Vredeburg, Gedung Agung dan Jalan
Malioboro.

Akses menuju taman pintar tidak terlalu sulit karena letaknya persis di
pinggir utara Jalan Panembahan Senopati No. 3. Di samping itu, taman ini juga
relatif dekat dengan Bandara Adi Sucipto (sekitar 8 km), dan Terminal Giwangan
(sekitar 6 km), dari stasiun Lempuyangan (sekitar 3 km), dan dari Stasiun Tugu
(sekitar 2 km).

2. Memiliki nilal edukasi yang tinggi

Secara garis besar, materi isi taman ini terbagi menurut kelompok usia dan
penekanan materi Untuk kelompok usia, dibagi menurut tingkat pra sekolah, taman
kanak kanak, sekolah dasar, hingga sekolah menengah. Sedangkan untuk
penekanan materinya, diwujudkan dalam bentuk interaksi antara pengunjung
dengan materi yang disampaikan melalui anjungan yang ada, mulai dari anjungan
permainan, anjungan pengenalan, anjungan materi ilmu dasar, hingga anjungan
penerapan iptek. Format materinya disusun dalam bentuk sub-sub tema dan zona
ruang sebagal media penyampaian materi yang terkandung Disini anak-anak bukan
hanya dapat bermain secara menyenangkan, namun juga sambil belajar dan tentu
menyenangkan. Beragam wahana dibuat semenarik mungkin sehingga anak-anak
secara tidak sadar sedang menjalankan proses pendidikan yang sangat positif bagi
perkembangan mental dan fisiknya.

3. Tempat wisata yang menarik

Semua keluarga dapat menikmati taman wisata ini. Mulai dari anak-anak,
remaja hingga orang tua. Tempatnya yang berwarna-warni menambah
kesemarakan taman yang penuh wahana edukasi ini. Beragam wahana yang ada
disini pun menjadi daya tarik tersendiri seperti adanya Playground area, Gedung
PAUD barat dan PAUD timur, Gedung Oval lantai 1, Gedung Oval lantal 2,
Gedung kotak lantal 2, dan Gedung Memorabilia Pada masing-masing zona
memiliki berbagai wahana unggulan, antara lain taman Bermain, Penjelajah Kecil,
Petualangan Lingkungan, Titian Penemuan, Titian Sains, Jembatan Sains,
Indonesiaku, Teknologi canggih, dan Teknologi Populer.

4. Lingkungan yang Bersih

Banyak yang berkunjung ke Taman Pintar ini mengaku karena


nyamanberada di dalamnya. Pengujung merasakan keyamanan tentu karena
kebersihanlingkungan yang senantiasa di jaga balk oleh pengunjung maupun
pengelola. Ketika kami melakukan observasi hampir tidak terlihat sampah
berserakan, hanya bisa dijumpai beberapa daun kering yang berguguransecara
alami, Itupun sangat sedikit jumlahnya.

5. Harga Tiket Masuk Terjangkau

Biaya yang dikeluarkan pun sangat murah, jika hanya ingin berjalan-jalan di
areal Playground Pengujung tidak perlu Mengeluarkan biaya sepeserpun,
sedangkan jika ingin masuk ke wahana lain Jelas ada tambahan biaya. Misalnya
ketika pengunjung inging memasuki Gedung PAUD pengujung dikenal biaya: Rp.
500/ anak bagi anak yang berusia 2-7 tahun, biaya masuk Gedung Oval & kotak:
Rp. 5.000/ anak, Rp. 15.000/dewasa, sedangkan Gedung Memorabilia Rp. 1.000 /
anak. Rp. 2.000/dewasa, dan Teater 3D: Rp. 15.000/orang
D. Wahana Di Taman Pintar

1. Zona Playground

Saat anda masuk ketaman pintar anda akan di suguhi Zona Playground Area. Jalan
masuk dan pintu gerbang terpecah menjadi 2 oleh sebuah koridor yang terdiri atas
3 tiang berbentuk segitiga. Di ujung koridor ada sebuah gong bertuliskan "Gong
Perdamaian Nusantara (Sarana persaudaraan dan pemersatu bangsa. Di sekeliling
gong tersebut terdapat logo dari semua propinsi dan kabupaten yang ada di seluruh
Indonesia. Di zona ini ada wahana kolam air mancur, desaku permal, parabola
berbisik, sistem katrol, rumah pohon, jembatan goyang, jungkat-jungkit, dan
bermain pasir.

2. Gedung PAUD

Bagi anda pengunjung yang mempunyai balita atau anak usia dini, di Taman Pintar
ada tempat khusus bermain bagi anak usia dini. Tempat ini memang didesain untuk
anak balita. Dan banyak dari pengunjung, khususnya para orang tua yang
memanfaatkan tempat ini untuk memberi hiburan sekaligus menyuapi putra-putri
mereka saat bermain.

3. Gedung Memorabilia

Gedung memorabilia terdapat di sebelah barat area taman pintar. Di tempat ini para
pengunjung dapat melihat miniatur bangunan Keraton Yogyakarta secara detail
dan menyeluruh, ada pula foto raja-raja dari Yogyakarta, mulai dari
Hamengkubuwono sampai dengan raja yang sekarang bertahta, yaitu Sri Sultan
Hamengkubuwono X. Anda pun juga dapat melihat miniatur Yogyakarta secara
menyeluruh.

4. Gedung Kotak dan Oval

Perlu anda ketahui semua wahana di atas hanyalah wahana sambutan atau halaman
taman. Dan wahana yang sebenarnya adalah di gedung oval dan kotak. Ketika anda
masuk anda akan langsung melewati lorong bawah air mirip sea world. Di dalam
gedung kotak dan oval anda bisa mencoba wahana ilmu pengetahuan dan teknologi
apa saja. Disana juga ada petugas yang selalu siap menyapa pengunjung dengan
ramah, jika anda ingin bertanya petugas selalu siap melayani.

E. Kondisi Faktual Objek Wisata Taman Pintar


Setelah kita mengunjungi Taman Pintar Yogyakarta, banyak sekali
keunggulannya di banding dengan obyek wisata lain yang ada di Yogyakarta
adalah bahwa obyek wisata Taman Pintar selain sebagai tempat wisata atau
hiburan, juga merupakan tempat belajar dan bermain sekaligus menambah
wawasan.

Keunggulan lain dan obyek wisata Taman Pintar adalah letaknya yang
strategis karena berada di tengah kota Yogyakarta yaitu di dekat kawasan
Malioboro. Dilihat dari logo Taman Pintar, ketika kami mewawancarai salah satu
stat Taman Pintar, Kami mendapat informasi mengenal maskot Taman Pintar yaitu
Burung Hantu, salah satu staf disana menjelaskan alasan memakai maskot Burung
Hantu karena dianggap sebagai hewan petualang dan penjelajah.

Disana banyak terdapat berbagai macam wahana yang disediakan seperti


Tapak Presiden Indonesia, Gong Perdamaian, Taman Air Menan, Koridor Air,
Desaku Permal, Spektrum Wama, Dinding Berdendang. Sistem Katrol, Parabola
Berbisik, Rumah Batik, Rumah Gerabah dan Wahana Bahari.

Masuk ke Gedung Oval, di lantai 1 kami disuguhi berbagai fasilitas seperti


Aquarium Air Tawar Dome Area, Kehidupan Prasejarah, Zona Tata Surya dan
Zona Teknik Mesin. Di lantai 2, kami menemukan fasilitas seperti Zona gempa,
Zona Nuklir, Zona Kelistrikan dan Zona Energi Masuk ke Gedung Kotak, terdapat
fasilitas seperti Zona Pengolahan Minyak dan Gas Bumi, Zona Agro, Zona Air
untuk Kehidupan, Zona Teknologi Pengolahan Susu, Zona Teknologi informasi
dan Komunikasi dan Zona Teknologi Otomotif Roda Dua.

Terakhir yaitu Gedung Memorabilia, terdapat fasilitas mengenal Sejarah


Keraton Yogyakarta, Sejarah Tokoh Pendidikan dan Sejarah Presiden Ri Dari
sekian banyak fasilitas yang ada, kami hanya mengunjungi berbagai fasilitas
seperti yang ada di Gedung Memoribilia, Gedung Oval dan Gedung Kotak
walaupun tidak semuanya kami kunjungi. Kondisi fasilitas disana memang sangat
terjaga, sehingga tidak jauh berbeda seperti data yang kami peroleh dari berbagai
sumber Di Dome area ditampilkan replika alam semesta dengan bintang-bintang di
langit dan benda-benda angkasa lain seperti planet dan matahari. Beberapa foto
para ilmuwan ditampilkan dalam ukuran besar dengan sistem pencahayaan khusus
di sepenjang dinding. Di Gedung Memorabilia, gambar-gambar yang terdapat
disana masih bagus dan terawatt.

Fasilitas lain yang diharapkan dapat menambah pengetahuan anak-anak


adalah fasilitas Monumen Presiden. Taman Pintar berhasil mengumpulkan kecuail
milik Bung Kamo, telapak tangan dan telapak kaki Presiden seluruh Indonesia dan
juga tulisannya. Telapak tangan dan kaki itu kemudian dibingkai dalam sebuah
bingkai tembaga dengan omamnen "pamor keris" yang berbeda-beda untuk
masing-masing Presiden. Semua peragaan iptek tidak hanya dilihat saja, akan
tetapi juga bisa dapat disentuh dan dicoba-coba oleh pengunjung sehingga taman
pintar ini akan merangsang rasa ingin tau, menumbuhkan kesadaran akan
pentingnya iptek, memancing kreatifitas, dan peningkatan gairah belajar mata
ajaran ilmu-ilmu dasar seperti Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi.
4.TEBING BREKSI

1.KAWASAN TEBING BREKSI

A. Sejarah

Tebing Breksi yang berlokasi di Dusun Groyokan, Kelurahan Sambirejo,


Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman adalah tebing batu yang ditambang
oleh masyarakat sejak tahun 1980-an. Batu ini dimanfaatkan sebagai fondasi
rumah, mendirikan dinding. membangun sumur, dan lain sebagainya. Hal ini
menjadikan Desa Sambirejo begitu terkenalnya akan komoditas tambang batu.
Dikarenkana pembeli asing / luar pulau seringkali menyebut batuan dari wilayah
ini batu breksi, maka masyarakat pun menyebut bukit penghasil batuan itu dengan
tebing bukit breksi.

Tahun 2013 penambangan dihentikan berdasarkan penetapan kawasan ini


sebagai bagian dari warisan geologis (Geo-heritage) berdasarkan Keputusan
Kepala Badan Geologi RI Nomor 157.K/40/BGL/2014 dan melalui perhatian dan
dukungan Gubernur DIY Perubahan itu diawali ketika tim konservasi yang terdiri
dari Pemerintah Daerah DIY dan para peneliti dari UPN "Veteran" Yogyakarta
(UPNVY) mempublikasikan penemuan yang menyatakan Tebing Breksi
merupakan endapan abu vulkanik letusan gunung api purba. Tebing Breksi lalu
dimasukkan dalam daftar situs warisan geologi. Artinya tebing bekas lahan
tambang ini merupakan situs atau area geologi yang memiliki nilai-nilai penting di
bidang keilmuan, pendidikan, budaya, dan nilai estetika. Akhirnya pada akhir
bulan Mei 2015 Tebing Breksi diresmikan sebagai objek wisata. Peresmian Tebing
Breksi sebagai obyek wisata diresmikan oleh Gubernur DIY. Pengembangan
kawasan Tebing Breksi sebagai kawasan wisata menawarkan sisi keindahan,
keunikan, kreatifitas, dan pengelolaan kawasan yang dikembangkan dan didesain
sedemikian rupa secara bersama sama oleh masyarakat yang sinergis melalui
pokdarwis, pemerintah desa, Dinas Pariwisata DIY, Pemerintah Kabupaten Sleman
dan tentu saja banyaknya komunitas yang mencintai Tebing Breksi, seperti
komunitas yang tergabung dalam Forkom Lintas Komunitas Peduli Wisata DIY.

B. Pengelolaan Wilayah

Objek Wisata Tebing Breksi dikelola oleh sekumpulan pemuda dan


masyarakat yang disebut Lowoljo. Kelahiran pengelola wisata ini, tentu saja
sebagai sebuah respon masyarakat Sambirejo, akan pengembangan kegiatan
kepariwisataan di Tebing Breksi yang membutuhkan pengelolaan dan kebersamaan
di dalamnya. Kelompok ini di lahir pada pertengahan tahun 2015, yang pada awal
pembentukannya terdiri dari 20-an orang. terdiri dari unsur pemuda dan
masyarakat Sambirejo. Sampai dengan pertengahan tahun 2017 ini, keanggotaan
pengelola obyek wisata Tebing Breksi ini telah mencapai lebih dari 80 orang.

Pengelolaan Taman Breksi dipayungi oleh Peraturan Desa Sambirejo, yang


dalam hal ini masuk dalam usaha pengelolaan yang dilakukan oleh Badan Usaha
Milik Desa (BUM Desa) Sambirejo. Prambanan. Sleman, para wisatawan
Pengelola Tebing Breksi memberikan tarif masuk untuk wisatawan pengelolaan
dana dari masyarakat tersebut dikelola dan dilaporkan secara berkala oleh
pengelola kepada BUMDesa sebagai salah satu unit usahanya.

Tebing Breksi memiliki jam operasional dari jam 07.00 hingga 24.00.
Pengelola berencana untuk memperpanjang jum operasional hingga dapt
beroperasi selama 24/7. Menurut salah at pengelola, jumlah kunjungan wisatawan
ke Tehing Breksi pada hari biasa (Senin-Jumat) bisa mencapa 2.000-5.000 orang,
sementara pada akhir minggu bisa mencapai 10.000 orang. Hasil pendapatan
kemudian dibagi tiga untuk BUMDesa, untuk pembangunan dan pengelolaan
obyek wisata, serta untuk honor tenaga masyarakat yang mengelola obyek wisata.

C. Wahana pada Wisata Tebing Breksi

Obyek Wisata Tebing Breksi memberikan daya tarik unik. Selain sebagai
area bekas tambang yang menyisakan tebing yang kemudian diperindah dengan
ukiran, Tebing Breksi juga memberikan pemandangan ke kawasan bandara,
perkotaan, sampai pegunungan. Untuk menambah daya tarik wisata Tebing Breksi,
disiapkan lah beberapa wahana pada obyek wisata tersebut, seperti:

1). Puhutan pada dinding Tebing Breksi

Pahatan-pahatan pada dinding tebing di bagian timur yang semakin


menambah keelokan bukit yang semakin hari semakin mencuat namanya ini
bahkan menjadi nominator dalam Anugerah Pesona Indonesia kategori Tujuan
Wisata Baru Terpopuler Salah satu pahatan yang dibuat oleh pemahat lokal
menggambarkan sekuel perang kembang, yaitu peperangan antara Ksatria Arjuna
dan Buta Cakil. Makna filosofis dari pahatan tersebut adalah perbuatan berapa
keburukan atau kerusakan akan dapat dikalahkan oleh budi baik dan sikap ksatria.
Pahatan naga dan kura kuramenyusul kemudian, hal ini merupakan respon
kontekstual icon yang berada pada bagian Candi Ijo (800 meter sebelah timur
Tebing Breksi). Di lokasi Candi ljo terdapat patung naga dan kura kura sebuah
pengharapan bahwa pengembangan tehing breksi dalam konteks jejaring wisata
juga merupakan bagian dari pengembangan kompleks candi-candi Siwa di
sekitarnya. Rencana selanjutnya adalah membuat pahatan akan di lakukan di sisi
utara tebing, dengan mengambil tema cerita rakyat atau legenda Prabu Beko dan
Bandung Bandawasa. Legenda tersebut erat kaitannyadengan kompleks candi
Prambanan. Ratu Boko dun candi candi di dalam kawasan itu. Beberapa pahatan
yang ada di dinding Tebing Breksi :
2). Amphitheatre Tlatur Seneng

Tlatar Seneng adalah nama dari sebuah amphitheater (panggung terbuka)


yang yang diresmikanoleh Gubernur DIY dan menjadi awal bagaimana kawasan
tebing Breksi ini berkembang menjadikawasan wisata. Tatar Seneng ini dibangun
dengan ciri adanya langkan sebagai pokok panggung dan tempat duduk yang
mampu menumpung tak kurang dari 1000 penonton. Peruntukannya adalah sebagai
tempat pelaksanaan kegiatan seni budaya atau pagelaran lain bagi masyarakat.
Kondisi Amphiteater Tlatur :

3). Taman Kuliner


Tebing Breksi menumbuhkan Taman Kalimer yang menjual berbagai
macam makanan dan minuman seperti tempe mendoan, kelapa muda, dan me
instan, serta miniman teh dan kopi. Penjual yang membuka kios di Taman Kuliner
tersebut merupakan masyarakat. Sambirejo. Harga makanan yang disankan
berkisar dan Rp 10.000 hingga Rp 25.000 Seni Taman Kuliner Tebing Becksi juga
telah bekerja sama dengan salah satu perusahaan provider internet untuk
menambahkan fasilitasi WiFi. Kondisi passt Buliner di obyek wisata tebing Breksi
dapat dilihat pada Garnbar sebagaimana terdokumentasikan.

4). Balkondes Sambirejo

Balkandes (Balai Ekonomi Desa) Samhireja merupakan wahana yang haru


saja diresmikan oleh Menteri BUMN pada tanggal 27 April 2019 Balkondes
dengan menghadirkan fasilitas homestay yang memungkinkan wisatawan dapat
menginap dan menikmati lingkungan asri perdesaan dengan sasuna di atas bukit.
Balkondes tersebut menyediakan beberapa fasilitas lain di antaranya Ruanah Joglo,
Amphitheatre sebagai panggung kesenian dan pentas hutya, Pergola Joglo Gallery
sebagai ruang pertemuan dan galeri, Joglo Limasan sebagai lokasi workshop dan
ruang pajang para pelaku UMKM, Green Carden, Wata Tapak Compull, serta
Restoran Memiliki luas wilayah 2.500 m, kini Desa Sambirejo memiliki Balkondes
yang ditunjang dengan berbagi layanan berbasis teknologi digital, sepeiti sistem
pembayaran digital dengan e-money untuk sistem parkir, puasera, sewa mobil jeep,
serta pembayaran penginapan maupun meeting room. Namun sayangnya.
Balkondes Sambirejo belum dipublikasi dan dimanfaatkan secara maksimal
berhubung masih sangat baru diresmikan dan membutuhkan persiapan lebih
matang. Fasilitas yang diberikan di Balkondes Sambirajo tertera pada baliho yang
dipasang di kawasan Tebing Breksi:
5.) Amazing Race Tebing Breksi

Masyarakat Sumbarejo juga menyediakan jeep yang dipul di sewa untuk


berwisata berkeliling lokasi di sekitar Tebing Breksi Dengan memilih paket yang
tersedia. pengunjung bisa berjalan-jalan kelaar lokasi Tebing Breksi Paket yang
pertama adalah Paket Shot charga Rp 300,000 orang unnak mengunjungi 5
destinasi wisata di sekitar Tebing Breksi dalam waktu 45 menit hingga jam Paket
yang kedua adalali Paker Medium seharga Rp 400.000/4 ang anak mengunjungi 7
destinasi wisata di sekitar Tebing Breksi dalam waktu 2 jam. Tujuh pilihan tersebut
antara lain adalab Candi je. Cundi Bunyanibo, Tebing Banyanibo dengan melewall
limbung Pandan Rejo, Candi Dawangsar, Candi Bareng, dan Spot Riyadi
Sementara 5 destinasi wisata yang dikunjungi pada Paket Short adalah Candi
Banyuniho, Batu Papal, Selo Langit, Tebing Banyunibo, dan Candi ijo.

D. Fasilitas.

Pengelola Tebing Reeksi telah melengkapi fasilitas obyek wisata dengan


ruang ibadal (musjid), seperti pada Gumbar, dan toilet di beberapa titik di obyek
wisata Fasilitas tersebut juga telah dipeishara dengan baik. Toilet tidak menarik
bayaran tambahan bags pengunjung yang ingin memanfaatkan fails Selain itu
akses nak pengunjung keterbatan utan pengunjung penyimus disabilitas telah
difasilitasi juga Menurut rencana, pengelola akan segera menambahkan Taman
Bermain Anak.

BAB III

KESIMPULAN
A. CANDI PRAMBANAN
Candi Prambanan yang terletak persis di perbatasan Provinsi Jawa Tengah ±17
Km ke arah timur dari kota Yogyakarta. Daerah ini merupakan daerah yang
mempunyai banyak sejarah sehingga tidak heran banyak wisatawan asing yang
ingin mengunjungi tempat-tempat wisata di daerah Istimewa Yogyakarta terutama
di candi Prambanan yang berdiri di sebelah timur sungai Opak ±200 m sebelah
utara Yogya-Solo.
Dengan adanya data yang diperoleh dari uraian penulis dapat menyimpulkan:

1.Candi Prambanan memiliki keistimewaan dan pesona keindahan yang bukan saja
dari bentuk bangunan dan tata ruang, namun juga dari sisi filosofi dan sejarahnya.
2.Candi Prambanan memiliki banyak sejarah sehingga banyak wisatawan
mancanegara yang datang untuk melihat secara langsung kemegahannya.
3.Candi Prambanan merupakan peninggalan kebudayaan Hindu terbesar di
Indonesia dan warisan bernilai tinggi dari abad ke-9.

B. GUNUNG MERAPI

1. Saat ini Museum Gunung Merapi sudah mengimplementasikan Alur Kunjungan


dan telah menerapkan Prinsip Tata Pameran yang telah di tetapkan oleh
International Council Of Museum. Namun memang ada beberapa kekurangan
seperti tidak ada Story Line dan zonasi yang membagi isi dan tema per ruangan di
dalam Museum Gunung Merapi.

2. Museum Gunung Merapi kurang memanfaatkan Zonasi guna membagi jalan


cerita dan perbedaan tema di setiap zona agar pemanfaatan ruang menjadi
maksimal. Hal ini bisa sangat berguna sekali apabila ingin membuat pengalaman
yang berkesan untuk setiap pengunjung yang mengunjungi Museum Gunung
Merapi. Serta bagi pengelola akan lebih mudah untuk memberikan informasi atau
saat memadu wisatawan yang berkunjung ke Museum Gunung Merapi

. 3. Karena salah satu aspek penting di Museum adalah otentisitas nya. Museum
Gunung Merapi mempunyai potensi yang sangat besar untuk merebut perhatian
wisatawan dan mengedukasi mereka tentang 78 kegunung apian di dunia pada
umumnya dan Indonesia Yogyakarta pada khususnya.
4.Kehadiran Museum Gunung Merapi juga mengambil peran penting dalam
memberikan edukasi kepada pengunjung tentang aktifitas geologi bumi. Dengan
berbagai informasi dan koleksi yang terdapat di dalam nya mulai dari evolusi
bumi, gunung api, gempa bumi dan tsunami serta bagaimana tanda - tanda, proses,
serta cara menyelamatkan diri saat aktifitas geologi tersebut terjadi.

C. TAMAN PINTAR

• Taman Pintar ini dibangun di eks kawasan Shopping Center, dengan


pertimbangan tetap adanya keterkaitan yang erat antara Taman Pintar dengan
fungsi dan kegiatan bangunan yang ada di sekitarnya, seperti Taman Budaya.
Benteng Vredeburg, Societiet Militer dan Gedung Agung.

• Taman Pintar diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, pada
tanggal 16Desember 2008, Maskot taman pintar adalah burung hantu bernama
tepl.

• Taman Pintar merupakan tempat belajar yang menarik bagi pelajar karena akan
menambah khasanah pengetahuan.

D.TEBING BREKSI

Tebing Breksi adalah salah satu daya tarik wisata baru yang berada di Desa
Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Tebing Breksi
dulunya adalah sebuah penambangan batu setinggi 20 meter, tetapi pada tahun
2014, pemerintah melarang segala bentuk penambangan di Tebing Breksi,
Larangan pemerintah ini muncul, setelah sejumlah peneliti melakukan kajian.
Hasilnya, batuan kapur breksi disana ternyata adalah hasil erupsi abu vulkanik dari
Gunung Api Purba Nglanggeran, maka kawasan ini masuk dalam cagar budaya
dan harus dilestarikan. Sama halnya dengan keberadaan Gunung Api Purba
Nglanggeran, Candi Ijo, Situs Ratu Boko dan sebagainya, Tebing Breksi juga
merupakan salah satu bukti sejarah pembentukan Pulau Jawa, dari hasil-hasil
penelitian kemudian mendorong penetapan kawasan Tebing Breksi sebagai bagian
dari warisan geologis/geoheritage melalui Keputusan Kepala Badan Geologi
Republik Indonesia nomor 1157.K/40/BGL/2014, setelah menjadi kawasan
geoheritage praktis warga setempat tak bisa lagi menggantungkan hidup sebagai
petani tadah hujan dan penambang batu, sebagai pemangku kebijakan, Bapak
Gubernur Yogyakarta mendorong pengembangan wisata pada kawasan ini untuk
menyelamatkan para “veteran tambang dan petani tadah hujan” melalui Dinas
Pariwisata Yogyakarta dan Sleman mencanangkan program pengembangan
destinasi di Desa Sambirejo. berkat program tersebut, Tebing Breksi mulai
menunjukkan kecantikannya. Pengelolaan tebing Breksi sepenuhnya diserahkan
oleh masyarakat sekitar Tebing Breksi, kelompok sadar wisata Tlatar seneng Desa
sambirejo memutuskan untuk membuat dan memberi tugas kepada Pengelola
Tebing Breksi yaitu Lowo Ijo untuk menjaga, merawat dan menjadi operataor bagi
pengelolaan Tebing Breksi dalam hal kepariwisataan, dalam pengelolaannya,
Lowo Ijo mendapatkan beberapa masalah serius yaitu tentang para penambang
yang tidak setuju bila Tebing Breksi dijadikan daya tarik wisata, para penambang
yang semuanya adalah masyarakat sekitar Tebing Breksi tetap berkeinginan untuk
menambang di Tebing Breksi walaupun sudah dilarang pemerintah. Pengelola
Tebing Breksi yaitu Lowo Ijo bekerja sama dengan Kepala Desa Sambirejo dan
Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman mengusulkan bahwa para penambang akan
dialihkan ke peternakan dan akan mendapat bantuan hewan ternak dari Pemerintah
Provinsi Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Sleman pada bulan Desember
tahun 2017, untuk menunggu bantuan hewan ternak turun, pengelola Tebing
Breksi yaitu Lowo Ijo membuat kebijakan bahwa para penambang masih boleh
mengambil batu di Tebing Breksi asalkan yang diambil adalah batu dari bagian
Tebing Breksi yang akan dijadikan sebagai daya tarik Tebing Breksi, bebatuan
yang diambil para penambang adalah bebatuan dari bagian tebing Breksi yang
akan dijadikan embung, dengan begitu pengelola tidak perlu mengeluarkan biaya
untuk pembuatan embung dan para penambang masih bisa mengambil batu di
Tebing Breksi. Penghasilan Tebing Breksi adalah dari biaya masuk retribusi para
wisatawan, biaya retibusi di Tebing Breksi belum ditetapkan dan para wisatwan
bisa membayar biaya masuk seikhlasnya, jumlah pengunjung Tebing breksi bisa
mencapai tiga ribu wisatawan sampai lima ribu wisatawan setiap harinya dengan
pendapatan Rp 3.000.000,00- Rp 5.000.000,00 setiap harinya dan dalam stu bulan
penghasilan Tebing Breksi dari biaya retribusi sebesar Rp 150.000.000,00-
200.000.000,00. Jumlah anggota pengelola Tebing Breksi yaitu Lowo Ijo adalah
enam puluh orang dan bisa bertambah bila sedang ada acara di Tebing Breksi,
sistem upah para anggota Lowo Ijo adalah harian dengan jumlah nominal Rp
70.000,00 per hari, tapi walau mendapat upah yang cukup besar, banyak dari
anggota yang memutuskan untuk keluar dari Lowo Ijo karena pekerjaan di Tebing
Breksi sangat berat dan juga cuaca yang sangat panas. Peran pengelolaan Tebing
Breksi sangatlah terasa untuk kemajuan masyarakat sekitar Tebing Breksi, banyak
masyarakat yang bukan anggota dari Lowo Ijo yang membuat oleh-oleh khas
Tebing Breksi, ada yang membuat kalung, gelang hingga lukisan yang bertemakan
Tebing Breksi, tentu dengan adanya pengelolaan di daya tarik wisata Tebing
Breksi, anggota Lowo Ijo dan masyarakat sekitar Tebing Breksi mendapatkan
dampak yang positif yaitu meningkatkan taraf perekonomian.

Anda mungkin juga menyukai