Letaknya berada 17 km arah timur Yogyakarta di tepi jalan raya menuju Solo. Candi yang utama yaitu Candi Siwa (tengah), Candi Brahma (selatan), Candi Wisnu (utara). Didepannya terletak Candi Wahana (kendaraan) sebagai kendaraan Trimurti; Candi Angkasa adalah kendaraan Brahma (Dewa Penjaga), Candi Nandi (Kerbau) adalah kendaraan Siwa (Dewa Perusak) dan Candi Garuda adalah kendaraan Wisnu (Dewa Pencipta). Pada dinding pagar langkan candi Siwa dan candi Brahma dipahatkan relief cerita Ramayana , sedangkan pada pagar langkah candi Wisnu dipahatkan relief Krisnayana. masuk candi Siwa dari arah timur belok ke kiri akan anda temukan relief cerita Ramayana tersebut searah jarum jam, relief cerita selanjutnya bersambung di candi Brahma. Candi Prambanan dikenal kembai saat seorang Belanda bernama C.A.Lons mengunjungi Jawa pada tahun 1733 dan melaporkan tentang adanya reruntuhan candi yang ditumbuhi semak belukar. Usaha pertama kali untuk menyelamatkan Candi Prambanan dilakukan oleh Ijzerman pada tahun 1885 dengan membersihkan bilikbilik candi dari reruntuhan batu. Pada tahun 1902 baru dimulai pekerjaan pembinaan yang dipimpin oleh Van Erp untuk candi Siwa, candi Wisnu dan candi Brahma. Perhatian terhadap candi Prambanan terus berkembang. Pada tahun 1933 berhasil disusun percobaan Candi Brahma dan Wisnu. Setelah mengalami berbagai hambatan, pada tanggal 23 Desember 1953 candi Siwa selesai dipugar. Candi Brahma mulai dipugar tahun 1978 dan diresmikan 1987. Candi Wisnu mulai dipugar tahun 1982 dan selesai tahun 1991. Kegiatan pemugaran berikutnya dilakukan terhadap 3 buah candi perwara yang berada di depan candi Siwa, Wisnu dan Brahma besarta 4 candi kelir dan 4 candi disudut / patok. Kompleks candi Prambanan dibangun oleh Raja-raja Wamca (Dinasty) Sanjaya pada abad ke-9. Candi Prambanan merupakan kompleks percandian dengan candi induk menghadap ke timur, dengan bentuk secara keseluruhan menyerupai gunungan pada wayang kulit setinggi 47 meter. Agama Hindu mengenal Tri Murti yang terdiri dari Dewa Brahma sebagai Sang Pencipta, Dewa Wisnu sebagai Sang Pemelihara, Dewa Shiwa sebagai Sang Perusak. Bilik utama dari candi induk ditempati Dewa Shiwa sebagai Maha Dewa sehingga dapat disimpulkan candi Prambanan merupakan candi Shiwa. Candi Prambanan atau candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Loro Jonggrang berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis yang jangkung, putri Prabu Boko, yang membangun kerajaannya diatas bukit di sebelah selatan kompleks candi Prambanan. Bagian tepi candi dibatasi dengan pagar langkan, yang dihiasi dengan relief Ramayana yang dapat dinikmati bilamana kita berperadaksina (berjalan mengelilingi candi dengan pusat cansi selalu di sebelah kanan kita) melalui lorong itu. Cerita itu berlanjut pada pagar langkan candi Brahma yang terletak di sebelah kiri (sebelah selatan) candi induk. Sedang pada pagar langkan candi Wishnu yang terletak di sebelah kanan (sebelah utara) candi induk, terpahat relief cerita Kresnadipayana yang menggambarkan kisah masa kecil Prabu Kresna sebagai penjelmaan Dewa Wishnu dalam membasmi keangkaramurkaan yang hendak melanda dunia.
Bilik candi induk yang menghadap ke arah utara berisi parung Durga, permaisuri Dewa Shiwa, tetapi umumnya masyarakat menyebutnya sebagai patung Roro Jonggrang, yang menurut legenda, patung batu itu sebelumnya adalah tubuh hidup dari putri cantik itu, yang dikutuk oleh ksatria Bandung Bondowoso, untuk melengkapi kesanggupannya menciptakan seribu buah patung dalam waktu satu malam. Candi Brahma dan candi Wishnu masing-masing memiliki satu buah bilik yang ditempati oleh patung dewa-dewa yang bersangkutan. Dihadapan ketiga candi dari Dewa Trimurti itu terdapat tiga buah candi yang berisi wahana (kendaraan) ketiga dewa tersebut. Ketiga candi itu kini sudah dipugar dan hanya candi yang ditengah ( di depan candi Shiwa) yang masih berisi patung seekor lembu yang bernama Nandi, kendaraan Dewa Shiwa. Patung angsa sebagai kendaraan Brahma dan patung garuda sebagai kendaraan Wishnu yang diperkirakan dahulu mengisi bilik-bilik candi yang terletak di hadapan candi kedua dewa itu kini telah dipugar. Keenam candi itu merupakan 2 kelompok yang saling berhadapan, terletak pada sebuah halaman berbentuk bujur sangkar, dengan sisi sepanjang 110 meter. Didalam halaman masih berdiri candi-candi lain, yaitu 2 buah candi pengapit dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri di sebelah utara dan yang lain berdiri di sebelah selatan, 4 buah candi kelir dan 4 buah candi sedut. Halaman dalam yang dianggap masyarakat Hindu sebagai halaman paling sacral ini, terletak di tengah halaman tengah yang mempunyai sisi 222 meter, dan pada mulanya berisi candi-candi perwara sebanyak 224 buah berderet-deret mengelilingi halaman dalam 3 baris.
http://candidiy.tripod.com/prambanan.htm
sebuah halaman berbentuk bujur sangkar, dengan sisi sepanjang 110 meter. Didalam halaman masih berdiri candi-candi lain, yaitu 2 buah candi pengapit dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri di sebelah Utara dan yang lain di sebelah Selatan, 4 buah candi kelir dan 4 buah candi sudut. Halaman dalam yang dianggap masyarakat Hindu sebagai halaman paling sacral ini, terletak di tengah halaman tengah yang mempunyai sisi 222 meter, dan pada mulanya berisi candi-candi perwara sebanyak 224 buah berderet-deret mengelilingi hfalaman dalam 3 baris. Diluar halaman tengah ini masih terdapat halaman luar yang berbentuk segi empat dengan sisi sepanjang 390 meter. Kompleks candi Prambanan dibangun oleh Raja-raja Wamca (Diansty) Sanjaya pada abad ke-9 dan kini merupakan obyek wisata yang dapat dikunjungi setiap hari antara pukul 06.00-18.00 WIB. Kompleks candi Prambanan terletak hanya beberapa ratus meter dari jalan raya Yogya-Solo yang ramai dilewati kendaraan umum.
http://vitomorisadit.blogspot.com/2010/04/sejarah-candi-prambanan.htm
Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau Pha Krut. Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya. Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah mendunia. Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu. Nah, masih banyak lagi yang bisa digali di Prambanan. Anda tak boleh jemu tentunya. Kalau pun akhirnya lelah, anda bisa beristirahat di taman sekitar candi. Tertarik? Datanglah segera. Sejak tanggal 18 September 2006, anda sudah bisa memasuki zona 1 Candi Prambanan meski belum bisa masuk ke dalam candi. Beberapa kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu kini sedang diperbaiki. http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/candi/prambanan/
baru tahun 1885 oleh Jr. JW Yzerman, Dr Groneman dan Th Van Erp mencoba mengumpulkan bagian-bagian candi. Usaha pemugaran candi ini terus berlanjut dan akhirnya selesai pada tahun 1982 dengan jumlah keseluruhan dalam kompleks Candi Prambanan terdiri atas 16 bangunan candi besar dan kecil. Di antaranya Candi Ciwa, Candi Wisnu, Candi Brahma, Candi Nandi, Candi Apit, Candi Kelir dan puluhan candi kecil-kecil. Kompleks bangunan Candi Prambanan terdiri atas tiga halaman, yaitu halaman luar yang dikelilingi oleh tembok yang berukuran 222 m x 390 m, kedua adalah halaman tengah yang dikelilingi oleh tembok berukuran 110 m x 110 m, sedangkan halaman terakhir merupakan pusat candi yang dikelilingi oleh tembok berukuran 110 m x 110 m. Sementara untuk menghubungkan ketiga halaman tersebut terdapat empat buah gapura yang terletak pada keempat sisi. Semua candi tersebut terletak di pusat halaman tengah. Catatan tentang fungsi candi-candi tersebut juga tidak ada, tetapi seperti telah disebutkan, bahwa Candi Prambanan dipercaya pada masa itu sebagai pusat kebudayaan dan ibu kota kerajaan. Maka disimpulkan bahwa kompleks Candi Prambanan merupakan tempat persembahyangan raja-raja. Ini dapat dilihat dari besar dan luasnya bangunan kompleks yang megah, yang dibangun khusus untuk kerabat keraton. Hal ini terlihat dari pahatan atau relief pada sekeliling candi yang menggambarkan makhluk-makhluk sorga, dan replika Gunung Mahameru yang diyakini merupakan tempat bersemayamnya dewa-dewa. Selain itu, terdapat arca Nandiswara dan Mahakala yang merupakan manifestasi dari Dewa Ciwa yang dianut oleh Dinasti Sanjaya yakni Hindu Ciwa. Dari Spiritual ke Ekonomis Sejarah terus berubah seiring dengan makin tuanya usia bumi, begitu pula dengan perkembangan kebudayaan yang makin lama makin tergeser, kebudayaan dan kepercayaan yang telah ada terlebih dahulu tergeser dengan kebudayaan dan kepercayaan baru. Pesatnya perkembangan pengaruh Islam dari Gujarat, India yang masuk ke Indonesia lewat pesisir Jawa, juga berpengaruh terhadap runtuhnya Kerajaan Hindu Majapahit, akhirnya kebudayaan ini terus bergeser ke arah timur. Hal ini yang juga mengakibatkan peninggalan-peninggalan Kerajaan-kerajaan Hindu seperti candicandi mulai ditinggalkan fungsinya sebagai sarana spiritual dan peribadatan. Memasuki abad modern sejak abad ke-19, peninggalan dari zaman klasik dari abad IV, sebagian besar peninggalan candi-candi kecil yang terkubur di dalam tanah akibat bencana meletusnya Gunung Merapi, mulai kembali ditemukan oleh ahli-ahli arkeologi. Penemuan-penemuan yang diawali dengan ditemukannya dua candi terbesar di Jawa yakni Candi Prambanan dan Candi Borobudur. Sejalan dengan perkembangan dunia pariwisata akhirnya dua candi besar -- Candi Borobudur dan Prambanan -- serta Keraton Ratu Boko oleh pemerintah dijadikan objek wisata andalan DIY dan Jawa Tengah yang pengelolaannya diserahkan kepada pihak swasta yakni PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko. Tetapi, perubahan fungsi ini tidak secara keseluruhan. Umat Hindu khususnya yang
berada di DIY dan Jawa Tengah masih memandang Candi Prambanan dan kompleks Keraton Ratu Boko sebagai tempat suci umat Hindu dan juga sebagai peninggalan terpenting umat Hindu di Jawa. Walaupun tidak setiap saat umat Hindu di DIY dan Jawa Tengah dapat melalukan persembahyangan di Candi Prambanan, acara ritual dalam kaitan hari besar agama Hindu rutin setiap tahun diadakan di Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko. Misalnya upacara Tawur Agung atau Marisudha Bumi untuk menyambut hari raya Nyepi. Biasanya ribuan umat Hindu yang tesebar di DIY dan Jawa Tengah hadir pada upacara di Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko ini untuk melakukan persembahyangan. Pada hari ini biasanya juga pihak pengelola PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko sengaja tidak memungut bayaran tiket tanda masuk, pada hari ini pula Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko sengaja diprioritaskan untuk upacara Marisudha Bumi dan acara-acara kepariwisataan ditiadakan. Biasanya upacara dimulai di Keraton Ratu Boko untuk selanjutnya dikirab menuju Candi Prambanan dan puncak acara Tawur Agung ini dipusatkan di Candi Prambanan. Candi-candi kecil tersebar di wilayah Yogyakarta. Pergeseran nilai-nilai kepercayaan dan praktik spiritual juga sering dijumpai dalam bentuk semedi atau tirakatan oleh masyarakat Jawa sekarang yang dilakukan di candi-candi kecil. Kebanyakan dari situs-situs atau candi-candi kecil tersebut kondisinya sangat memprihatinkan dan kurang terurus. Terlebih lagi apabila disertai legenda yang berkembang di masyarakat. Mungkin ini yang menyebabkan candi yang sudah cukup tua usianya kelihatan angker dan mistis, sehingga cocok menjadi tempat untuk bersemedi atau bertirakat. Misalnya Candi Abang di Kecamatan Berbah, Piyungan, Yogyakarta. Menurut cerita yang berkembang, tempat ini dihuni makhluk halus bernama Kiai Jagal yang berbadan besar tetapi kerap kali menolong warga. Ada juga Goa Sentono yang di dalamnya terdapat situs berbentuk lingga dan yoni yang menurut cerita dihuni oleh makhluk halus berwujud wanita cantik. Tempat ini sering kali didatangi orang-orang yang ingin bertirakat untuk mendaptkan pengasihan atau kekayaan. Cerita mistis juga berkembang di sekitar keberadaan situs Payak, sebuah permandian yang dipercaya sebagai tempat mandi Dewa Siwa. Di tempat ini menurut juru kunci di sana, tempat tinggal Dewa Ciwa yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Hal ini pernah terbukti kebenarannya, setelah ada orang sakit keras dan melakukan tirakat di tempat tersebut, setelah beberapa lama orang tersebut sembuh. Cerita-cerita semacam ini banyak sekali dijumpai pada masyarakat di sekitar candi-candi yang tersebar di Yogyakarta. http://candiprambanan555.blogspot.com/2009/12/candi-hindu-dan-keemasanperadaban.html
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. . i HALAMAN PENGESAHAN. ii KATA PENGHANTAR . iii DAFTAR ISI. . iiii BAB I. PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 Latar belakang masalah. .... 1 Identifikasi masalah ...... 2 Perumusan dan pembatasan masalah..... 2 Tujuan penulisan ..... 3 BAB II. PEMBAHASAN MATERI 2.1 Sejarah berdirinya candi prambanan.. 4 2.2 Letak geografis candi prambanan...6 2.3 Objek yang terdapat pada candi prambanan..6 A. Objek pada candi prambanan.6 B. Relief pada candi prambanan..9 C. Tahapan pembangunan candi prambanan 12 BAB. III PENUTUP
gugusan candi besar. Gambaran tentang gugusan candi seperti yang disebut dalam prasasti Siwargrarha dapat dibandingkan dengan kompleks candi Prambanan, gugusan candi yang dibangun pusatnya dipagari tembok keliling dan dikelilingi oleh deretan candi perwara yang disusun bersap hanya terdapat pada candi Prambanan.Disebutkan pula candi Perwara sama dalam bentuk dan ukuran. Hal lain yang menarik adalah 2 buah candi Apit, masing-masing didekat pintu masuk utara dan selatan.Keterangan mengenai gugusan candi yang terletak didekat sungai mengingatkan pada gugusan candi Prambanan dengan sungai Opak di sebelah baratnya dan jika dari jarak antara sungai Opak dan gugusan candi Prambanan
dan adanya pembelokan aliran sungai kemungkinan pembelokan tersebut terjadi diantara desa Klurak dan Bogem. Dengan demikian, tampaknya uraian yang terdapat dalam prasasti Siwargrarha tentang gugusan candi tersebut lebih cocok dengan keadaan candi Prambanan. Terjadinya perpindahan pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur berakibat tidak terawatnya candi-candi di daerah Prambanan, kondisi ini semakin parah dengan
disusun percobaan Candi Brahma dan Wisnu. Setelah mengalami berbagai hambatan, pada tanggal 23 Desember 1953 candi Siwa selesai dipugar. Candi Brahma mulai dipugar tahun 1978 dan diresmikan 1987. Candi Wisnu mulai dipugar tahun 1982 dan selesai tahun 1991. Kegiatan pemugaran berikutnya dilakukan terhadap 3 buah candi perwara yang berada di depan candi Siwa, Wisnu dan Brahma besarta 4 candi kelir dan 4 candi disudut / patok. Kompleks candi Prambanan dibangun oleh Raja-raja Wamca (Dinasty) Sanjaya pada abad ke-9. Candi Prambanan merupakan kompleks percandian dengan candi induk menghadap ke timur, dengan bentuk secara keseluruhan menyerupai gunungan pada wayang kulit setinggi 47 meter. Agama Hindu mengenal Tri Murti yang terdiri dari Dewa Brahma sebagai Sang Pencipta, Dewa Wisnu sebagai Sang Pemelihara, Dewa Shiwa sebagai Sang Perusak. Bilik utama dari candi induk ditempati Dewa Shiwa sebagai Maha Dewa sehingga dapat disimpulkan candi Prambanan merupakan candi Shiwa. Candi Prambanan atau candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Loro Jonggrang berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis yang jangkung, putri Prabu Boko, yang membangun kerajaannya diatas bukit di sebelah selatan kompleks candi Prambanan. pertama kali untuk menyelamatkan candi Prambanan dilakukan oleh IjzermUsaha an pada tahun 1885 dengan membersihkan bilik-bilik candi dari reruntuhan batu. Pada tahun 1902 dimulai pekerjaan pembinaan yang dipimpin oleh Van Erp untuk candi Siwa, candi Wisnu dan candi Brahma. Perhatian terhadap candi Prambanan terus berkembang. Pada tahun 1933 berhasil disusun percobaan candi Brahma dan Wisnu. Setelah mengalami berbagai hambatan pemugaran diselesaikan oleh bangsa Indonesia, tanggal 23 Desember 1953 candi Siwa selesai dipugar dan secara resmi dinyatakan selasai oleh Presiden Dr. Ir. Sukarno. Pemugaran candi di wilayah Prambanan terus dilaksanakan, diantaranya yaitu pemugaran candi Brahma dan candi Wisnu. Pemugaran candi Brahma dimulai pada tahun 1977 dan telah selesai dan diresmikan oleh Prof Dr. Haryati Soebandio tanggal 23 Maret 1987. Candi wisnu mulai dipugar pada tahun 1982 selesai dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 27 April 1991. Kegiatan pemugaran berikutnya dilakukan terhadap 3 buah candi yang berada di depan candi Siwa, Wisnu dan Brahma besarta 4 candi kelir dan 4 candi disudut. 2.2 Objek Yang Terdapat Pada Candi Prambanan A.Objek Pada Candi Prambanan Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia, berketinggian 47 meter, dibangun pada abad 9. Letaknya berada 17 km arah timur Yogyakarta di tepi jalan raya menuju Solo. Candi yang utama yaitu Candi Siwa(tengah), Candi Brahma (selatan), Candi Wisnu (utara). Didepannya terletak Candi Wahana (kendaraan) sebagai kendaraan Trimurti; Candi Angkasa adalah kendaraan Brahma (Dewa Penjaga), Candi Nandi (Kerbau) adalah kendaraan Siwa (Dewa Perusak) dan Candi Garuda adalah kendaraan Wisnu (Dewa Pencipta).
B.Relief Pada Candi Prambanan Pada dinding pagar langkan candi Siwa dan candi Brahma dipahatkan relief cerita Ramayana , sedangkan pada pagar langkah candi Wisnu dipahatkan relief Krisnayana. masuk candi Siwa dari arah timur belok ke kiri akan anda temukan relief cerita Ramayana tersebut searah jarum jam, relief cerita selanjutnya bersambung di candi Brahma. Bagian tepi candi dibatasi dengan pagar langkan, yang dihiasi dengan relief Ramayana yang dapat dinikmati bilamana kita berperadaksina (berjalan mengelilingi candi dengan pusat cansi selalu di sebelah kanan kita) melalui lorong itu. Cerita itu berlanjut pada pagar langkan candi Brahma yang terletak di sebelah kiri (sebelah selatan) candi induk. Sedang pada pagar langkan candi Wishnu yang terletak di sebelah kanan (sebelah utara) candi induk, terpahat relief cerita Kresnadipayana yang menggambarkan kisah masa kecil Prabu Kresna sebagai penjelmaan Dewa Wishnu dalam membasmi keangkaramurkaan yang hendak melanda dunia. Bilik candi induk yang menghadap ke arah utara berisi parung Durga, permaisuri Dewa Shiwa, tetapi umumnya masyarakat menyebutnya sebagai patung Roro Jonggrang, yang menurut legenda, patung batu itu sebelumnya adalah tubuh hidup dari putri cantik itu, yang dikutuk oleh ksatria Bandung Bondowoso, untuk melengkapi kesanggupannya menciptakan seribu buah patung dalam waktu satu malam. Candi Brahma dan candi Wishnu masing-masing memiliki satu buah bilik yang ditempati oleh patung dewa-dewa yang bersangkutan. Dihadapan ketiga candi dari Dewa Trimurti itu terdapat tiga buah candi yang berisi wahana (kendaraan) ketiga dewa tersebut. Ketiga candi itu kini sudah dipugar dan hanya candi yang ditengah ( di depan candi Shiwa) yang masih berisi patung seekor lembu yang bernama Nandi, kendaraan Dewa Shiwa. Patung angsa sebagai kendaraan Brahma dan patung garuda sebagai kendaraan Wishnu yang diperkirakan dahulu mengisi bilik-bilik candi yang terletak di hadapan candi kedua dewa itu kini telah dipugar. Keenam candi itu merupakan 2 kelompok yang saling berhadapan, terletak pada sebuah halaman berbentuk bujur sangkar, dengan sisi sepanjang 110 meter. Didalam halaman masih berdiri candi-candi lain, yaitu 2 buah candi pengapit dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri di sebelah utara dan yang lain berdiri di sebelah selatan, 4 buah candi kelir dan 4 buah candi sedut Halaman dalam yang dianggap masyarakat Hindu sebagai halaman paling sacral ini, terletak di tengah halaman tengah yang mempunyai sisi 222 meter, dan pada mulanya berisi candi-candi perwara sebanyak 224 buah berderet-deret mengelilingi halaman dalam 3 baris.
C. Tahap-tahap Pembangunan Candi Candi biasanya dibangun atas perintah dari seorang tokoh yang terpandang atau seorang raja. Seseorang yang memiliki keinginan untuk membangun candi disebut Yajamana (sponsor). Ia kemudian menghubungi kelompok Silpin (seniman sekaligus seorang pendeta) yang telah menjadi Acharryya. Menurut kitab Nanasara-Silpasastra (kitab pedoman membangun candi), kelompok silpin dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Sthapati, sang arsitek perencana, yang berperan penting dalam pelaksanaan pembangunan, 2. Sutragrahin ialah insinyur sipil atau ahli tekhnik sipil yang menjadi pemimpin umum, 3. Taksakha atau pemahat candi, dan 4. Vardhakin atau pengukir ornamen candi. Hal pertama yang dilakukan oleh silpin adalah mencari lokasi yang tepat untuk membangun candi atau kuil, dibantu dengan ahli-ahli yang dapat menunjukkan tempat yang dimaksud. Lokasi-lokasi yang dianggap paling baik adalah yang dekat dengan sumber mata air. Sebab didaerah tersebut dipercaya tempat bermainnya para dewa dari kahyangan. Berikut lokasi yang paling baik menurut mereka: Dekat dengan sumber mata air, Dekat tepian sungai, Berada di sekitar lereng gunung yang bermata air, dan
Lokasi terbaik dari yang terbaik adalah dekat dengan pertemuan 2 sungai. Namun ada juga lokasi-lokasi yang dijauhi karena dipercaya membawa sial atau lokasinya susah untuk didirikan sebuah candi atau kuil, lokasinya antara lain: Lahan tempat atau bekas pembakaran mayat, Lahan paya-paya atau rawa-rawa, dan Lahan berbatu-batu. Apabila telah ditemukan dan ditentukan tempat atau lahan yang dianggap cocok, hal kedua yang silpin lakukan adalah menguji kesuburan lahan (Bhupariksa) yang dilakukan bersama-sama ahli-ahlinya masing-masing. Ada 3 tahapan cara, yaitu: 1. Menguji kepadatan tanah, dilakukan 2 macam cara pengujian, yaitu: Tanah yang ditentukan, dikeruk atau digali sampai setinggi lutut. Kemudian tanah urukan itu dimasukkan lagi ke lubang tadi. Tanah yang dimasukkan harus rata kembali seperti sedia kala. Dengan demikian tanah tersebut memiliki kepadatan yang baik, cocok sebagai fondasi candi. Pengujian lainnya yaitu dengan menggunakan air. Pertama keruk tanah yang telah ditentukan. Kemudian isi air sampai penuh. Lihat keesokan harinya. Jika air tinggal setengah berarti baik. Tapi bila kurang atau lebih dari setengah berarti kurang baik. 2. Menguji uap tanah dari zat-zat berbahaya Cara pengujiannya gampang. Pada tanah yang telah ditentukan, taruhlah pelita yang terbuat dari tanah liat bakar. Perhatikan nyala apinya. Apabila api yang menyala tegak keatas, tidak bergoyang-goyang, berarti tanah tersebut bebas dari gas-gas berbahaya. Cocok untuk membangun candi atau kuil.
3. Mengetes kesuburan tanah Caranya sama bila kita ingin membajak sawah. Pada tempat yang diduga baik itu pertama dibajak, selanjutnya dicangkul terus diratakan dan tanam bibit tanaman yang cepat tumbuh, bibit toge atau padi contohnya, lalu terakhir diairi. Bila hanya dalam selang 1-2 hari telah tumbuh tunas, tempat tersebut baik untuk dibangun candi atau kuil.
HALAMAN PENGESAHAN Karya tulis yang berjudulStudy Tour Candi Prambanantelah disahkan Dan disetujui pada tanggal Wali Kelas Sevi Er Irawati, SE
Karyono, SE
KATA PENGANTAR
Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena penulis menyadari bahwa berkat rahmat dan hidayatnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul Study Tour Candi Prambanan. Karya tulis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan mengikuti ujian akhir nasional dan ujian akhir sekolah. Sehubung dengan tersusunnya karya tulis ini penulis dapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang membantu dan membimbing penulisan ini, secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada : Bapak Karyono, SE sebagai Kepala Sekolah SMA Putra Bangsa Depok. Ibu Nurkhoiryah dan Ibu Supri, Selaku pembimbing Penulisan. Rekan-rekan kami yang telah bekerja sama dalam penulisan karya tulis ini. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada kami. Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh ALLAH SWT, dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amien dan semoga karya tulis ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Penulis menyadari karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang.
1. 2. 3. 4.
Memasuki area Obyek Wisata Candi Prambanan, suasana taman sebagai jalan menuju ke area kompleks candi tidak banyak berubah. Fasilitas umum sudah tersedia secara lengkap dan terawat. Untuk menuju ke kompleks candi, pengunjung harus menempuh jarak sejauh 300 meter dari pintu masuk.
Pada tahun 1733, candi Prambanan ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda, kemudian pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. Tahun 1991 dicatat UNESCO sebagai warisan sejarah dunia yang harus dilindungi.
Dalam perjalanan menuju ke Kompleks Candi Prambanan, kami menemukan informasi berupa pertunjukan Sendratari Ramayana yang ceritanya diambil dari relief dinding Candi Siwa dalam Kompeks Candi Prambanan. Sendratari ini sudah terdapat jadwal pertunjukannya dan tidak setiap hari ada pertujukan, sehingga kita harus bertanya dahulu kepada pengelola kapan biasanya diadakan pertunjukan. Pada tragedi gempa yang melanda kota Yogyakarta pada tangga 27 Mei 2006, terjadi kerusakan di beberapa pilar Candi Prambanan. Saat ini telah dilakukan proses
penyusunan kembali batu yang lepas dari candi agar tidak membahayakan pengunjung dan kembali memasangnya kembali. Proses perbaikan ini berasal dari dana APBN dan sumbangan UNESCO.
Walaupun beberapa pilar masih rusak dan belum selesai diperbaiki, Candi Prambanan masih dibuka untuk para wisatawan. Wisatawan hanya boleh berada diluar pagar pembatas yang memotong sebagian area kompleks candi. Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut.
Memasuki kompleks kami hanya boleh memasuki salah satu Candi. Candi Siwa sebagai bangunan candi terbesar masih dalam proses perbaikan sehingga kami hanya bisa melihat bangunan candi dari luar pagar pembatas. Candi Siwa juga disebut Candi Rara Jonggrang karena didalamnya terdapat arca Rara Jonggang yang digambarkan sebagai Dewi Durga.
Kami hanya bisa memasuki Candi pendamping yang menghadap ke barat. Di dalam candi terdapat Arca Nandhini yang berbentuk lembu. Semoga proses rehabilitasi Candi Prambanan segera selesai supaya tidak membuat kecewa wisatawan yang berkunjung ke Candi Prambanan. Di dalam Obyek Wisata Candi Prambanan juga terdapat Candi Sewu dan Candi Lumbung. == Lokasi Perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dengan DIY (Jalan Raya Jogja Solo) == Tiket Masuk Senin-Minggu Rp19.000,-/orang == Info Sendratari Ramayana Phone/Fax: +62 274 496408
bagian candi prambanan tiket masuk candi Borobudur 2010 tarif masuk prambanan 2010 tiket masuk candi prambanan tahun 2010 candi prambanan setelah gempa tiket candi prambanan 2010 tiket masuk candi prambanan 2011 tarif candi prambanan menengok poto candi prambanan adalah sejarah ditemukannya candi prambanan penemuan candi prambanan Rehabilitasi candi prambanan candi yang berkaitan dengan candi prambanan rekonstruksi PT Taman wisata candi prambanan pengunjung candi prambanan rekonstruksi candi prambanan pasca gempa 26 mei 2006 pengunjung candi prambanan tahun 2005 gambar candi utama candi sewu cerita dewi durga harga tiket candi prambanan rekontruksi candi prambanan harga tiket masuk Candi Prambanan 2011
http://teamtouring.net/menengok-rekonstruksi-candi-prambanan.html
Preview
merupakan asset bangsa dengan arsitektur peninggalan kerajan Hindu merupakan cerminan nilai kekayaan bangsa di masa lampau. Nilai estetika ruang dapat berfungsi sebagai sarana rekreasi kota dan regional. Nilai social budaya, dari masyarakat dapat dipelajari nilai-nilai budaya yang terkandung dalam perwujudan Candi Prambanan. Nilai ekonomi, sebagai salah satu tujuan wisata nasional, memiliki potensi ekonomi yang tinggi sampai pada skala internasional sebagai sasarannya. b. Permasalahan Dalam kaitannya pengembangan kawasan wisata ini, terdapat sejumlah permasalahan fisik maupun non fisik yang menjadikan kegiatan pariwisata belum tersusun baik, antara lain : 1. Permasalahan Fisik Kurang terencananya elemen utban design dalam penataan kawasan Candi Prambanan. Fasade dan Komposisi bangunan yang tidak teratur. Space yang digunakan masih belum mampu mendukung fungsi dan peran kawasan. Identitas Kawasan belum jelas. Belum diwujudkannya penataan ruang yang memiliki nilai yang tinggi. Belum diterapkannya peraturan untuk bangunan seperti GSB secara benar. 2. Permasalahan non fisik Belum lengkapnya peraturan Pemerintah Daerah dalam hal penataan kawasan Candi Prambanan. PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN CANDI PRAMBANAN SEBAGAI LANGKAH STRATEGIS. Mendasarkan pada identifikasi potensi dan permasalahan tersebut, maka upaya pengembangan dalam bentuk penataan dan pembangunan kawasan Candi Prambanan merupakan langkah strategis dalam upaya meningkatkan akselerasi pembangunan kepariwisataan. Pengembangan memberikan orientasi sehingga mampu membantu distribusi dan pergerakan wisata lebih luas dan merata di kawasan disekitarnya. Mampu berfungsi efektif dalam sistem kepariwisataan local maupun regional sebagai gerbang pintu masuk Propinsi D.I. Yogyakarta, serta mampu menampilkan gubahan lingkungan baru yang menyatu dengan lingkungan dengan daya tarik tersendiri, maka diperlukan perencanaan dan perancangan yang cermat dan komperhensif. Atas dasar pemahaman inilah, maka perencanaan dan perancangan hotel resort di kawasan Candi Prambanan dilaksanakan. 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menggali, menelaah serta merumuskan masalah-masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Hotel Resort di Kawasan Candi Prambanan sebagai fasilitas pariwisata dan pemenuhan kebutuhan akomodasi hotel yang memiliki cirri khas dan mampu memberikan kualitas pelayanan terbaik. Sasaran dari pembahasan ini adalah menyusun Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Hotel Resort di Kawasan Candi Prambanan sebagai landasan konseptual bagi perencanaan fisik Hotel Resort di Kawasan Candi Prambanan. 1.3. Manfaat Manfaat subyektif adalah sebagai bekal studio grafis, sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh Tugas Akhir dan yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana teknik arsitektur. Sedangkan manfaat obyektif adalah dapat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan, baik bagi mahasiswa arsitektur dan pihak lain yang membutuhkan informasi mengenai bahasan karya ilmiah ini. 1.4. Lingkup Pembahasan Pembahasan dititik beratkan pada permasalahan yang dibatasi dan ditinjau dari disiplin ilmu arsitektur. Sedangkan pembahasan diluar ilmu arsitektur, sejauh masih sebagai factor perencanaan fisik, dilakukan dengan pendekatan logika dan asumsi dengan tanpa pembuktian mendalam. 1.5. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang dignakan adalah deskriptif dari hasil pengumpulan data primer dan sekunder untuk dianalisis dan kemudian merumuskan sebagai suatu kesimpulan sebagai dasar perencanaan dan perancangan, Pengumpulan data dilakukan dari observasi lapangan, studi literatur, internet, dan wawancara. 1.6. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dengan judul Hotel Resort di
Kawasan Candi Prambanan ini dijabarkan sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Membahas pendahuluan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup, metode serta sistematika pembahasan. Bab II : Tinjauan Teori, Peraturan dan Studi Banding Membahas tentang kepariwisataan dan peraturan yang mengatur, pengertian umum tentang hotel dan hotel resort khususnya dilengkapi dengan peraturan tentang usaha pengelolaannya, serta studi banding pada bangunan sejenis. Bab III : Tinjauan Hotel Resort di Kawasan Candi Prambanan Membahas tentang tinjauan kawasan Candi Prambanan termasuk aspek fisik dan non fisik, perspektif pengembangan kota kedepan dan beberapa potensi sebagai lokasi hotel resort. Bab IV : Kesimpulan, Batasan dan Anggapan Membahas tentang kesimpulan, batasan dan anggapan dalam perencanan dan perancangan suatu hotel resort di kawasan Candi Prambanan. Bab V : Pendekatan Program Dasar perencanaan dan Perancangan Membahas tentang penekanan desain dan aspek fungsional, arsitektural, kinerja, teknis dan kontekstual. Bab VI : Konsep dan Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Membahas konsep dasar perencanaan dan perancangan, rogram ruang hotel resort di kawasan Candi Prambanan. http://eprints.undip.ac.id/6922/