Anda di halaman 1dari 16

WANGSA ISYANA ( MEDANG

KAMULAN)

Anggota:
Feni Kurniawati
Alifa Cantika Dewi
Rizky Wahyudi
Nabila Maulidia
Ratu Rahma Safitri
I Made Yudha Wirawan
Asal Usul Wangsa Isyana

Isyana berasal dari nama Sri Isyana


Wikramadharmottunggadewa, yaitu gelar Mpu
Sindok setelah menjadi raja Medang (929-947).
Istilah Wangsa Isyana kita jumpai di dalam
prasasti Pucangan, di bagian yang berbahasa
Sansekerta. Prasasti ini dikeluarkan oleh raja
Airlangga pada tahun 963 Saka (1041 M.)
Sumber Berita

A. Luar Negeri
Berita asing tentang keberadaan dinasti Isyana terdapat
pada berita yang menyebutkan pada bulan ke-12 tahun
992 Raja Mu-lo-ca’a mengirim tiga utusan T’o-Chan,P’u
A Li dan Li-t’o-na-chia-teng membawa upeti yang terdiri
atas gading, mutiara, sutera disulam dengan bunga-
bungaan dengan benang emas, sutera dari berbagai warna,
kayu cendana, barang-barang dari katun dengan berbagai
warna sesudah perjalanan yang memakan waktu 60 hari
akhirnya tiba di kabupaten thing.
B. Dalam Negeri
1. Prasasti Turyan
2. Prasasti Linggasutan
3. Prasasti Gulung-Gulung
4. Prasasti Cunggrang
5. Prasasti Jru-Jru
6. Prasasti Waharu Prasasti Turyyan
Prasastii gulung-gulung
7. Prasasti Wulig
8. Prasasti Anjukladang

Prasasti Prasasti Jru Jru


Cunggrang
Silsilah Keluarga Wangsa Isyana

Seorang raja keturunan Mpu Sindok. Ia memiliki putri bernama


Sri Isyanatunggawijaya yang menikah dengan raja bali
bernama Sri Lokapala. Dari perkawinan itu lahirlah
Makutuwangsawardhana, yang kemudian memiliki putri
bernama Mahendradatta, yaitu ibu dari Airlangga .
 Daftar para raja Wangsa Isyana :

1. Mpu Sindok alias Maharaja Isyana

2. Sri Isyanatunggawijaya, memerintah berdampingan dengan


suaminys Sri Lokapa (sejak tahun 947)

3. Makutawangsawardhana (sebelum tahun 990-an)

4. Dharmawangsa Teguh memerintah di Jawa, Mahendradatta


memerintah di Bali (991-1007)

5. Airlangga, putra Mahendradatta menantu Dharmawangsa


(1009-1042)
Kehidupan Ekonomi

Perpindahan pusat pemerintahan dari Jawa Tengah ke


Jawa Timur membawa dampak yang menguntungkan
karena secara tidak langsung Jawa Timur dimasukkan
ke dalam jaring-jaring perdagangan yang membentang
dari Indonesia Timur hingga selat Malaka. Selain itu
wilayah di Jawa Timur dekat dua aliran sungai yaitu
sungai Brantas dan sungai Bengawan Solo yang
sangat penting artinya dalam jalur perdagangan.
Selain perdagangan masa pemerintahan Mpu Sindok
mengandalkan pertanian.
Kehidupan Sosial Budaya
Mpu Sindok adalah raja yang menaruh toleransi
tinggi kepada agama lain. Misalnya, ia
menganugerahkan desa Wanjang sebagai sima
swatantra kepada seorang pujangga bernama Sri
Sambhara Suryawar ana, yang telah berjasa
menuliskitab Budadha aliran Tantrayana, berjudul
Sang Hyang Kamahayanikan Pada masa Airlangga
banyak dihasilkan karya-karya sastra.
Kehidupan Agama
Agama yang dianut adalah Hindu aliran Siwa
dibuktikan Pada masa pemerintahan Mataram,
Malang Raya telah menjadi pemukiman warga yang
religius.
Kehidupan Politik
Wilayah kekuasaan meliputi Nganjuk disebelah barat,
Pasuruan sebelah Timur, Surabaya di utara dan
Malang di selatan. Ia memerintah dengan adil dan
bijaksana dengan melakukan berbagai usaha untuk
kemakmuran rakyat. Di antaranya membuat
bendungan- bendungan untuk perairan dan
memberikan tanah untuk pemeliharaan bangunan
suci.
Hasil Kebudayaan Wangsa Isyana

Di hasilkan karya-karya seniman yang termashur. Selain


itu juga berdirinya pusat literasi bagi masyarakat yaitu
suatu mandala di lereng gunung penanggungan. Begitu
pula seni wayang berkembang dengan baik, ceritanya
diambil dari karya sastra Mahabharata yang ditulis ulang
dan dipadukan dengan budaya Jawa. Selain pertunjukan
wayang kulit dan petilan wayang orang, ada lagi
pertunjukan lawak (mamirus dan mabanol).
1. Candi Lor
Candi Lor terletak di Desa Candirejo, Kecamatan Loceret, Kabupaten
Nganjuk. Di halaman candi Lor terdapat sebuah prasasti yaitu prasasti
Anjukladang yang berisi tentang bahwa candi Lor berdiri pada tahun 937 M.
2. Candi Belahan
Candi Belahan terletak pada ketinggian 700 mdpl yang merupakan
sebuah petirthaan dari masa Airlangga, terletak di sisi timur gunung
Penanggungan, tepatnya di wilayah Wonosonyo, Kecamatan Gempol,
Kabupaten Pasuruan.
3. Candi Gunung Gangsir
Candi Gunung Gangsir yang berada di Dusun Kebon Candi, Desa
Gunung Gangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan.
.
Candi Belahan

Candi Lor

Candi Gunung Gangsir


4. Candi Jalatunda
Candi Jalatunda yang biasanya dikenal sebagai petirthaan
Jalatunda, berlokasi di lereng sebelah barat gunung Penanggungan,
tepatnya berada di Dsn. Balekambang, Kel. Seloliman, Kec.
Trawas, Kab. Mojokerto. Pada masa lalu candi Jalatunda berfungsi
sebagai patirthan, atau sumber air keramat
5.Candi Songgoriti
Candi Songgoriti berlokasi di Dusun Songgoriti, Desa
Songgokerto, Kota Batu, tepatnya di lembah yang memisahkan
lereng gunung Arjuno dan lereng gunung Kawi. Candi Songgoriti
menurut sifat keagamaannya berlatar belakang Hindu Siva.
Candi Jalatunda

Candi Songgoriti
Penyebab Runtuhnya
Berdasarkan cerita rakyat, putri mahkota Airlangga menolak menjadi raja dan
memilih hidup sebagai pertapa bernama Dewi Kili Suci. Menurut Serat Calon
Arang, Airlangga kemudian bingung memilih pengganti karena kedua
putranya bersaing memperebutkan takhta. Mengingat dirinya juga putra raja
Bali, maka ia pun berniat menempatkan salah satu putranya di pulau itu.

Gurunya yang bernama Mpu Bharada berangkat ke Bali mengajukan niat


tersebut namun mengalami kegagalan. Perebutan tahta kerajaan terjadi antara
dua putra Airlangga dari selirnya. Kedua putranya adalah Samarawijaya dan
Panji Garasakan. Karena pertentangan inilah, akhirnya kerajaan Kahuripan
dibagi menjadi dua tahun 1041 M oleh Empu Barada. Kerajaan dibagi dua
dengan batas Sungai Brantas dan Gunung Kawi.

Anda mungkin juga menyukai