Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH EKONOMI

DISUSUN OLEH :
FERDIAN M ALVANDI
ROZI
PUTRI ENJELI NADIA
OKTAVIOLINA
NABILA. A. A BILQIS
ALYA NABILA

KELAS : X IPA III

GURU PEMBIMBING : FIRSTYA RAHMADANI, S.Pd

SMAN 1 2X11 ENAM LINGKUNG


TP. 2021/2022
SEJARAH KERAJAAN SINGASARI DAN KERAJAAN MAJAPAHIT

KERAJAAN SINGASARI

A. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Singosari


Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari atau Singosari, adalah sebuah
kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun Lokasi kerajaan ini
sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang Kerajaan Singasari ( ) adalah salah
satu kerajaan besar di Nusantara yang didirikan oleh Ken Arok. Sejarah Kerajaan Singasari
berawal dari daerah Tumapel, yang di kuasai oleh seorang akuwu (bupati). Letaknya di
daerah pegunungan yang subur di wilayah Malang dengan pelabuhan bernama Pasuruan.
1. Silsilah Raja
2. Raja Termasyur
Raja yang termasyur di Kerajaan Singasari adalah Kertanegara, karena: Kehidupan
rakyatnya mulai dari segi ekonomi, politik, budaya, dan agama mulai terjamin.
Kertanegara mempunyai sikap yang tegas, terutama dalam memperluas wilayah
kekuasaannya. Mempunyai ilmu yang tinggi terutama dalam bidang agama. Ia sebagai
pemimpin yang menghormati kebebasan beragama. Ia seorang ahli negara, ia mengatur
pemerintahan secara sistematis.
3. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosialnya terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas atas yang terdiri dari
raja,keluarganya, dan bangsawan lainnya. Kelas bawah yakni rakyat jelata dan
masyarakat umum. Para pejabat biasanya memiliki wilayah yang dapat dikenakan pajak
yang sebagian hasilnya dijadikan upeti untuk raja. Dibangunnya desa-desa mengikuti
hari raya pasaran jawa.
B. Kehidupan Budaya dan Agama
Pada masa kerajaan ini, hadir karya-karya Mpu Tanakung dan kitab Lubdhaka.
Kehidupan masyrakatnya dipengaruhi oleh kebudayaan india. Secara umum, masyarakat
kerajaan ini beragama hindu dan masyarakatnya pun berkesempatan mengenyam pendidikan.
Pada masa ini kebudayaan berkembang dengan pesat, misalnya wayang kulit,wayang
orang,dan seni pertunjukan lainnya.
1. Kehidupan Ekonomi Kehidupan masyarakat Singasari didominasi dengan bertani,
berdagang dan pengrajin. Kegiatan perdagangan nya dilakukan selama lima hari pasaran
yang berbeda. Pada masa itu, perdagangan antarpulau, antarwilayah, bahkan dengan
negara lain sudah terselenggara dengan baik.
2. Kehidupan Politik Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari
pelaksanaan politik dalam negeri dan luar negeri. 1. Politik Dalam Negeri: Mengadakan
pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani.
Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang
(Raja Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya. Memperkuat angkatan
perang.
3.Politik Luar Negeri: Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan
melayu serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka. Menguasai Bali.
Menguasai Jawa Barat. Menguasai Malaka dan Kalimantan.
C. Raja Yang Memerintah

1. Ken Arok (1222-1227 M) Merupakan Pendiri Kerajaan Singasari yang sekaligus


juga menjadi Raja Singasari yang pertama Bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang
Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai
munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra
(Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222-1227 M).
Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken
Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa-Buddha.
2. Anusapati memerintah selama 21 tahun.
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan
Anusapati. Anusapati memerintah selama 21 tahun. Anusapati tidak banyak
melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya
menyabung ayam. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga
ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Akhirnya Tohjoyo ingin membunuh
Anusapati, Tohjoyo membunuh Anusapati dengan Keris buatan Empu Gandring. Pada
Tahun 1248 M Anusapati meninggal yang kemudian jenazahnya didharmakan di
Candi Kidal.
3. Tohjoyo (1248 M) Dengan meninggalnya Anusapati maka tahta Kerajaan Singasari
dipegang oleh Tohjoyo. Merupakan raja yang waktu pemerintahannya paling singkat,
yaitu tidak sampai satu tahun. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak
lama sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian
ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni
berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana. Tohjoyo
meninggal di katang lumbang akibat melarikan diri saat perang melawan Ranggawuni.
4. Ranggawuni (1248-1268 M) Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun
1248 M dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari
Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar
Narasinghamurti. Pemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan
kesejahteran rakyat Singasari. Pada tahun 1254 M Wisnuwardana mengangkat
putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud
mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268
Wisnuwardanameninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai
Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
5. Kertanegara ( M) Bergelar Srimaharaja Sri Kartanegara Merupakan raja Singasari
yang terbesar. Tahun dikirimnya ekspedisi Pamalayu. Daerah-daerah yang
ditaklukkannya antara lain Bali, Pahang, Sunda, Bakulapura (Kalimantan Barat Daya)
dan Gurun (Maluku) serta mengadakan hubungan persahabatan dengan Jaya
Singawarman - Raja Campa. Tahun 1292 Kertanegara meninggal akibat di taklukan
oleh Jayakatwang dari Kediri. Jenazah Kertanegara didharmakan di Candi Jawi dan
Candi Singosari.
D. Peninggalan Kerajaan Singasari

Candi ini berlokasi di Kecamatan Singosari,Kabupaten Malang dan terletak pada lembah
di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna. 1. Candi Singosari Berdasarkan
penyebutannya pada Kitab Negarakertagama serta Prasasti Gajah Mada yang bertanggal 1351
M di halaman komplek candi, candi ini merupakan tempat "pendharmaan" bagi raja Singasari
terakhir, Sang Kertanegara, yang mangkat(meninggal) pada tahun 1292 akibat istana diserang
tentara Gelang-gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang. Kuat dugaan, candi ini tidak pernah
selesai dibangun.
1. Candi Jago.
Candi Jago merupakkan tempat pendharmaan Raja Ronggowuni. Arsitektur Candi
Jago disusun seperti teras punden berundak. Candi ini cukup unik, karena bagian atasnya
hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat karena tersambar petir. Relief-relief
Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi ini. Sengan keseluruhan bangunan
candi ini tersusun atas bahan batu andesit.
2. Candi Sumberawan
Candi Sumberawan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur.
Jaraknya sekitar 6 km dari Candi Singosari. Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan
Singasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu. Pemandangan di sekitar candi
ini sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya.
Keadaan inilah yang memberi nama Candi Rawan.
3. Candi Kidal
Candi Kidal adalah salah satu candi warisan dari kerajaan Singasari. Candi ini
merupakan tempat pendharmaan bagi Anusapati, raja kedua dari Singhasari, yang
memerintah selama 20 tahun ( ). Kematian Anusapati dibunuh oleh Panji Tohjaya sebagai
bagian dari perebutan kekuasaan Singhasari, juga diyakini sebagai bagian dari kutukan
Mpu Gandring.
4. Candi Jawi
Candi ini terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan -
Kecamatan Prigen dan Pringebukan. Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat pemujaan
atau tempat peribadatan Buddha, Namun sebenarnya merupakan tempat pedharmaan atau
penyimpanan abu dari raja terakhir Singhasari, Kertanegara. Sebagian dari abu tersebut
juga disimpan pada Candi Singhasari. Kedua candi ini ada hubungannya dengan Candi
Jago yang merupakan tempat peribadatan Raja Kertanegara.
5. Prasasti Manjusri
Prasasti Manjusri merupakan manuskrip yang dipahatkan pada bagian belakang
Arca Manjusri. Bertarikh 1343. Pada awalnya ditempatkan di Candi Jago dan sekarang
tersimpan di Museum Nasional Jakarta
6. Prasasti Mula Malurung
Prasasti Mula Malurung adalah piagam pengesahan penganugrahan desa Mula
dan desa Malurung untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini berupa lempengan-
lempengan tembaga yang diterbitkan Kertanagara pada tahun 1255 sebagai raja muda di
Kadiri, atas perintah ayahnya Wisnuwardhana raja Singhasari. Keseluruhan lempeng
prasasti saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.
7. Area Dwarapala
Area ini berbentuk Monster dengan ukuran yang sangat besar. Menurut penjaga
situs sejarah ini, area Dwarapala merupakan pertanda masuk ke wilayah kotaraja. Namun
hingga saat ini tidak ditemukan seeara pasti dimana letak kotaraja Singhasari.
8. Prasasti Wurare
Prasasti Wurare adalah sebuah prasasti yang isinya memperingati penobatan area
Mahaksobhya di sebuah tempat bernama Wurare (sehingga prasastinya disebut Prasasti
Wurare). Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sansekerta, dan bertarikh 1211 Saka atau 21
November 1289. Prasasti ini merupakan penghormatan dan perlambang bagi Raja
Kertanegara dari kerajaan Singhasari, yang dianggap oleh keturunannya telah meneapai
derajat Jina (Buddha Agung).Sedangkan tulisan prasastinya ditulis melingkar pada bagian
bawahnya.
9. Prasasti Singosari
Prasasti Singosari ditemukan di Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur dan
sekarang disimpan di Museum Gajah dan ditulis dengan Aksara Jawa. Prasasti Singosari,
bertarikh tahun 1351 M, Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah eaitya
atau eandi pemakaman yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada. Prasasti ini
merupakan pentarikhan tanggal yang sangat terperinei, termasuk pemaparan letak benda-
benda Prasasti ini juga sebagai pariwara pembangunan sebuah eaitya.
E. Kronologi Runtuhnya Kerajaan
Runtuhnya Kerajaan Singasari diakibatkan oleh adanya sengketa yang terjadi di
lingkup istana kerajaan yang kental dengan nuansa perebutan kkekuasaan. Pada Tahun 1292
M terjadi pemberontakan oleh Jayakatwang (bupati gelang-gelang) yang merupakan sepupu,
sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara sendiri. Dalam serangan itu, Kertanegara mati
terbunuh. Akhirnya Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kediri.
Riwayat Kerajaan Singosari pun berakhir.
KERAJAAN MAJAPAHIT

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu-Budha terakhir di Nusantara antara abad


ke-13 dan ke-16. Dalam sejarah, Majapahit dianggap sebagai salah satu kerajaan terbesar, dan
wilayahnya mencakup hampir seluruh nusantara. Kerajaan Majapahit didirikan pada tahun 1293
oleh Raden Wijaya, menantu Kertanegara, raja terakhir Kerajaan Singasari.
Puncak kesuksesan kerajaan itu pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, yang
memerintah dari tahun 1350 hingga 1389. Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit
berhasil menaklukkan Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan beberapa pulau Filipina.
Kerajaan juga memiliki hubungan dengan Kampa, Kamboja, Siam, Burma selatan,
Vietnam dan Cina. Sumber sejarah kerajaan Majapahit dapat ditemukan dalam kitab
Negarakertagama, Pararaton, kitab Kidung, prasasti dan berita Cina.
Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit
Meskipun sering memberontak pada tahap awal, kerajaan Majapahit tumbuh menjadi
kerajaan terbesar di Nusantara. Masa kejayaan kerajaan datang ketika dipimpin oleh Hayam
Wuruk (1350-1389 M). Kejayaan Majapahit tak luput dari peran Gajah Mada, sang mahapatih
yang berhasil menumpas segala pemberontakan dan bersumpah untuk menyatukan nusantara.
Selama 39 tahun berkuasa, Hayam Wuruk dan Gajah Mada telah berhasil membuat panji
Majapahit terlihat di seluruh nusantara bahkan semenanjung Malaka. Sumpah Palapa yang
dikeluarkan oleh Gajah Mada dilaksanakan, dengan wilayah Majapahit meliputi Sumatera,
Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, serta
Tumasik (Singapura) dan sebagian Kepulauan Filipina.
Selain itu, kerajaan juga menjalin hubungan dengan Campa (Thailand), Kamboja, Siam,
Burma selatan, Vietnam dan Cina. Majapahit juga memiliki armada laut yang tangguh di bawah
pimpinan Mpu Nala. Berkat kekuatan dan strategi militernya, Majapahit mampu menciptakan
stabilitas di wilayahnya. Dari segi ekonomi, Majapahit telah menjadi pusat perdagangan di Asia
Tenggara dengan ekspor lada, garam, dan lengkeng.
Raja-raja Kerajaan Majapahit

• Raden Wijaya (1293-1309 M)


• Sri Jayanagara (1309-1328 M)
• Tribhuwana Tunggadewi (1328-1350 M)
• Hayam Wuruk (1350-1389 M)
• Wikramawardhana (1389-1429 M)
• Dyah Ayu Kencana Wungu (1429-1447 M)
• Prabu Brawijaya I (1447-1451 M)
• Prabu Brawijaya II (1451-1453 M)
• Prabu Brawijaya III (1456-1466 M)
• Prabu Brawijaya IV (1466-1468 M)
• Prabu Brawijaya V (1468 -1478 M)
• Prabu Brawijaya VI (1478-1489 M)
Keruntuhan Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran setelah wafatnya Gajah Mada dan
Hayam Wuruk. Sejak saat itu, para penerusnya tidak ada yang cakap dalam mengelola luasnya
kekuasaan Majapahit. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang mendorong runtuhnya Kerajaan
Majapahit, di antaranya:
• Banyak wilayah taklukkan yang melepaskan diri
• Terdapat konflik perebutan takhta
• Meletusnya Perang Paregreg
• Semakin berkembangnya pengaruh Islam di Jawa Kekuasaan Kerajaan Majapahit
benar-benar berakhir pada 1527, setelah ditaklukkan oleh pasukan Sultan Trenggana dari
Kesultanan Demak. Sejak saat itu, wilayahnya yang tersisa diambil alih oleh Kesultanan
Demak.
Peninggalan Kerjaan Majapahit
Meski telah runtuh beberapa abad lalu, hingga kini masyarakat modern tetap dapat
menyaksikan sisa-sisa peninggalan kerajaan Majapahit. Saksi bisu kejayaan Majapahit muncul
dalam berbagai rupa seperti situs, candi, kitab, dan arsitektur.
Situs Trowulan :
Sebagai salah satu pusat pemerintahan, kerajaan Majapahit banyak meninggalkan
warisannya seperti prasasti Wurare, Kudadu, Sukamerta, Balawi, Prapancasapura, Parung,
Canggu, Biluluk, Karang Bogem, Katiden.
Candi :
Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, Candi Wringin Lawang, Candi Brahu, Candi Pari,
Candi Penataran, Candi Jabung, Candi Sukuh, Candi Cetho, Candi Wringin Branjang, Candi
Surawana Candi Minak Jinggo, Candi Rimbi, Candi Kedaton, dan Candi Sumberjati.
Prasasti :
Prasasti Kudadu, Prasasti Sukamerta, Prasasti Prapancasapura, Prasasti Wringin Pitu,
Prasasti Wurare, Prasasti Balawi, Prasasti Parung, Prasasti Biluluk, Prasasti Karang Bogem,
Prasasti Katiden, dan Prasasti Canggu Prasasti Jiwu.

Anda mungkin juga menyukai