Anda di halaman 1dari 18

Sejarah Kerajaan

Singasari
Kelompok 10

• Salman Rais
• M.Giga Widyatama
• Wajendra
Macam – Macam Kondisi Kerajaan Singasari

Kondisi
Politik,Ekonomi,S
01 osial,Dan Budaya 02 Jalannya Pemerintah
Kerajaan

03 Peninggalan
Kerajaan
01
Kondisi Politik, Ekonomi, Sosial Dan
Budaya
Kondisi Politik Kerajaan Singasari

• Kehidupan Politik Kerajaan Singasari dipenuhi dengan intrik perebutan


kekuasaan. Sejak Ken Angrok membunuh raja Kadiri Kertajaya di Ganter,
pergantian kekuasaan tidak pernah dilaksanakan dengan damai. Baru ketika
Wisnuwarddhana menggantikan Tohjaya yang tewas, ia mengalihkan tahta
kepada anaknya Kertanagara. Di bawah Kertanagara, panji politik Singasari
dikibarkan hingga ke Semenanjung Malaya, seluruh Jawa, Sumatera timur,
Kalimantan dan Sulawesi Selatan, Bali, serta kerajaan-kerajaan Asia Tenggara.
Ambisi politiknya sangat besar, namun juga sangat menghormati leluhurnya dari
Wangsa Rajasa. Singasari, seperti halnya Kadiri memiliki hubungan tarik ulur
dengan raja-raja daerah.
Kondisi Ekonomi Kerajaan Singasari

• Selanjutnya terdapat kehidupan ekonomi dalam sejarah di kerajaan Singasari.


Kehidupan ekonomi kerajaan Singasari berasal dari berita negeri asing, sumber
prasasti dan analisis para ilmuan. Menurutnya kerajaan Singasari berpusat di
sekitar Lembah Sungai Brantas dan rakyatnya banyak mengantungkan hidupnya
sebagai seorang petani. Perekonomian tersebut didukung oleh melimpahnya hasil
bumi. Dengan begitu Kertanegara banyak memperluas kekuasaannya untuk lintas
perdagangan. Bahkan Sungai Brantas digunakan untuk sarana jalur perdagangan
dari wilayah wilayah luar. Perkembangan perekonomian dalam kerajaan Singasari
juga didukung oleh jalur perdagangan.
Kondisi Sosial Budaya Kerajaan Singasari
• kehidupan sosial budaya dalam sejarah kerajaan Singasari. Kerajaan Singasari meninggalkan bukti kebudayaan
seperti patung, prasasti maupun candi. Peninggalan candi di kerajaan Singasari meliputi Candi Singasari, Candi
Jago, dan Candi Kidal. Kemudian adapula patung hasil peninggalan kerajaan Singasari seperti Patung Ken
Dedes yang disebut sebagai Dewi Prajnaparamita (dewi kesuburan) serta Patung Kertanegara disebut sebagai
Amoghapasa. Pasang surut yang terjadi dalam rakyat Singasari bermula dari pemerintahan Ken Arok hingga
Wisnuwardhana. Ketika pemerintahan Ken Arok, masyarakat hidup dengan makmur dan tentram.

• menurut sejarah latar belakang kerajaan Singasari, pemerintahan Anusapati banyak mengalami pengabaian
dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan oleh kegemarannya dalam menyabung ayam, bahkan
pembangunan kerajaannya sampai terlupakan. Kehidupan masyarakat kembali membaik ketika pemerintahan
Wisnuwardhana. Kemudian Kertangara membuat para rakyatnya hidup sejahtera dan aman. Ia juga ingin
menyatukan seluruh kerajaan Nusantara dengan naungan Singasari. Semua itu diwujudkan dengan kerja keras
dan usaha yang tiada henti walaupun pencapaiannya belum sempurna. Kertanegara berhasil menguasai daerah

Bali, Melayu, Jawa, Semenanjung Malaka, Nusa Tenggara, Maluku, Kalimantan, Sulawesi, dan Madura .
2
Jalannya Pemerintahan Kerajaan
Raja - Raja
• Ken Arok (1222 sampai 1227)
Sejarah kerajaan singasari didirikan oleh Ken Arok. Beliaulah raja Singasari
yang bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Kemunculan Ken
Arok sebagai raja pertama kerajaan Singsari tersebut menunjukkan dinasti
baru yaitu Dinasti Girindra atau Girindrawangsa dan Dinasti Rajasa atau
Rajasawangsa. Pemerintahan Ken Arok hanya berjalan selama 5 tahun yaitu
pada tahun 1222 sampai tahun 1227. Ken Arok terbunuh pada tahun 1227
oleh suruhan Anusapati dan dimakamkan di bangunan Siwa Buddha
Kegenengan. Anusapati merupakan anak tiri dari Ken Arok.
• Anusapati (1227 sampai 1248)
Raja kerajaan Singasari selanjutnya ialah raja Anusapati. Tahta kerajaan Singasari
diberikan kepada Anusapati setelah meninggalnya Ken Arok. Pemerintahan Anusapati
yang cukup lama tidak terjadi pembaharuan yang dilakukan. Hal tersebut karena
beliau terhanyut pada kesenangannya dalam menyabung ayam. Akhirnya kematian
Ken Arok terbongkar dan diketahui oleh Tohjoyo yaitu putra Ken Arok dengan Ken
Umang. Tohjoyo mengetahui kegemaran dari Anusapati yang suka menyabung ayam.
Ia kemudian mengundang Anusapati untuk berpesta sabung ayam di kediamannya
yaitu di Gedong Jiwa. Ketika Anusapati sedang asik dengan ayam jagoannya, Tohjoyo
menyabut keris Empu Gandring miliknya dan menusukkannya ke tubuh Anusapati.
Raja Anusapati meninggal dan didharmakan pada Candi Kidal. 
• Tohjoyo (1248)
Raja selanjutnya dalam sejarah kerajaan Singasari ialah raja Tohjoyo. Tahta
kerajaan Singasari diberikan kepada Tohjoyo setelah meninggalnya
Anusapati. Masa pemerintahan Tohjoyo tidak berlangsung lama. Hal ini
dikarenakan Ranggawuni (anak Anusapati) ingin membalas dendam atas
kematian ayahnya. Ranggawuni berhasil menggulingkan pemerintahan
Tohjoyo dan menduduki singgasananya atas bantuan dari Mahesa Cempaka
beserta pengikutnya
• Ranggawuni (1248 sampai 1268)
Raja kerajaan Singasari selanjutnya ialah raja Ranggawuni. Pada tahun 1248,
Ranggawuni dinobatkan sebagai raja kerajaan Singasari dan bergelar Sri Jaya
Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka. Mahesa Cempaka merupakan anak Mahesa
Wongateleng yang memiliki kedudukan ratu angabhaya dan memiliki gelar
Narasinghamurti. Pada saat pemerintahan Ranggawuni memberikan dampak baik bagi
rakyat yaitu kesejahteraan dan ketentraman. Kemudian Wisnuwardana mengangkat
anaknya sebagai raja muda Kertanegara pada tahun 1254. Pengangkatan ini bertujuan
untuk mempersiapkannya sebagai raja kerajaan Singasari kelak. Wisnuwardana
meninggal pada tahun 1268 serta didharmakan pada Candi Jago atau Jajaghu sebagai
Buddha Amogapasa serta di Candi Waleri sebagai Siwa. 
• Kertanagara (1268-1292)
Kertanegara merupakan raja terakhir sekaligus terbesar dalam sejarah Singasari. Ia melakukan
perluasan cakrawala mandala Singasari ke barat melalui Ekspedisi Pamalayu tahun 1275
M. Menaklukkan Melayu, Tumasik, dan Pahang. Dilanjutkan dengan mengalahkan Bali
pada tahun 1284 M. Seluruh pulau Jawa berada di bawah kekuasaan Singasari meskipun
tidak ditaklukkan secara militer. Kertanagara juga menjalin persekutuan dengan Kerajaan
Champa.

Kebesaran kekuasaan ini menarik perhatian Kaisar Mongol yang tengah mencapai masa
kejayaannya, ia mengirimkan perwakilan untuk meminta ketundukan Kertanagara terhadap
Mongol. Kertanagara menolak, memulangkan utusan dalam keadaan cacat sehingga
mengundang invasi Mongol ke Jawa. Namun sebelum pasukan tersebut datang,
Kertanagara diserbu oleh raja Kadiri, Jayakatwang. Serangan ini terjadi ketika Kertanagara
memperluas pengaruhnya ke berbagai tempat untuk menyaingi pengaruh Dinasti Yuan.
Jayakatwang adalah keturunan Kertajaya yang menyimpan dendam terhadap Rajasa,
sehingga ia menyerang ketika Singasari lengah dan menegakkan kembali Kadiri.
3
Peninggalan Sejarah
Peninggalan Sejarah
Candi Singasari ada di sebuah Desa bernama Desa
Candi Renggi, Kecamatan Singosari, Kabupaten
Malang yang juga dikenal dengan nama Candi
Menara dan Candi Cungkup yang mengartikan
Candi ini merupakan candi tertinggi pada
masanya. Menurut perkiraan, candi ini dibangun
pada tahun 1300 M sebagai cara untuk
menghormati Raja Kertanegara. Candi Singasari
Candi Singasari adalah Candi Syiwa yang dibangun pada bagian
tengah halaman dengan beberapa arca Syiwa di
sekeliling taman tersebut.
Nama candi Jago berasal dari kata Jajaghu
yang diambil dari Kitab Negarakertagama da
juga Pararaton. Candi ini dibangun saat
jaman Kerajaan Singhasari abad ke-13.
Jajaghu yang mengartikan keagungan ini
adalah istilah yang dipakai untuk
Candi Jago mengatakan sebuah tempat yang suci.
Peninggalan Kerajaan Singasari selanjutnya
adalah candi sumberawan. Candi
Sumberawan ini berbentuk stupa yang ada di
Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari,
Kabupaten Malang, Jawa Timur. Candi
Sumberawan terbuat dari material batu
Candi Sumberawan andhesit 
Arca Dwarapala adalah sebuah patung penjaga
gerbang dalam ajaran Siwa dan juga Buddha
dengan bentuk manusia terlihat seperti monster.
Dwarapala diletakkan pada bagian luar candi, kuil
atau bangunan lainnya sebagai pelindung dari
tempat suci. Dwarapala digambarkan sebagai
sesosok  makhluk seram dan jumlahnya bisa satu,
Arca Dwarapala sepasang atau terdiri dari beberapa kelompok. 
Sekian dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai