Anda di halaman 1dari 2

Samaratungga

Sri Maharaja Samarottungga atau disebut Samaratungga, adalah raja Kerajaan


Medang dari Wangsa Syailendra pada tahun 792-835. Pada masa pemerintahannya,
Samaratungga lebih mengedepankan pengembangan agama dan budaya.
Samaratungga menikahi Dewi Tara, putri Dharmasetu. Dan memiliki seorang putra
pewaris tahta, Balaputradewa, dan Pramodhawardhani yang menikah dengan Rakai
Pikatan, putra Sri Maharaja Rakai Garung, raja kelima Kerajaan Medang.
Dalam Prasasti Kayumwungan disebutkan bahwa, Samaratungga memiliki seorang
putri bernama Pramodhawardhani yang meresmikan sebuah jinalaya serta
bangunan bernama Wenuwana yang berarti hutan bambo. Wenuwana untuk
menempatkan abu jenazah raja mega sebutan untuk Dewa Indra. Prasasti ini
dianggap berhubungan dengan pembangunan Candi Borobudur.
Dalam prasasti Karangtengah dan Tri Tepusan disebutkan pula bahwa pendiri
Borobudur adalah raja mataram dari wangsa syailendra bernama Samaratungga.
Dalam prasasti Karangtengah juga disebutkan mengenai penganugrahan tanah
sima (tanah bebas pajak) pleh Sri Kahulunan (pramudawardhani) untuk memelihara
kamulan yang disebut bhumisambhara
Sejarawan De Casparis menganggap Mpu Tantular pada tahun 832 melepaskan diri
dari kekuasaan Samaratungga. Rakai Patapan Mpu pada tahun 824 masih menjadi
bawahan Samaratungga. Pada tahun 832 ia membangun kerajaan sendiri dan memakai
gelar Maharaja Rakai Garung. Putranya bernama Rakai Pikatan Mpu Manuku menikah
dengan Pramodawardhani putri Samaratungga sehingga bisa mewarisi takhta Kerajaan
Medang.
Teori De Casparis ini ditolak oleh Slamet Muljana. Dalam prasasti Munduan diketahui
yang menjabat sebagai Rakai Patapan pada tahun 807 adalah Mpu Manuku. Kemudian
pada prasasti Kayumwungan (824) dijabat oleh Mpu Palar. Namun, pada prasasti Tulang
Air (850) Mpu Manuku kembali memimpin daerah Patapan.
Mpu Manuku mula-mula menjabat sebagai Rakai Patapan. Kemudian ia diangkat oleh
Maharaja Samaratungga sebagai Rakai Pikatan, sehingga jabatannya digantikan oleh
Mpu Palar. Mpu Palar kemudian diangkat sebagai raja bawahan bergelarhaji. Rakai
Pikatan Mpu Manuku berhasil menikahi Pramodawardhani sang putri mahkota. Ia
bahkan berhasil menjadi raja Kerajaan Medang sepeninggal Samaratungga.
Berdasarkan Prasasti Nalanda, Balaputradewa adalah raja Swarnadwipa (Kerajaan
Sriwijaya) dan putra dari Samaragrawira. Sepeninggal Samaratungga, terjadi perang
saudara memperebutkan tahta antara Balaputradewa melawan Rakai Pikatan, suami
saudarinya, Pramodawardhani. Samaragrawira adalah ayah dua orang putra, yaitu
Samaratungga dan Balaputradewa.
Peresmian Candi Borobudur pada tahun 824 dilakukan oleh Pramodawardhani. Prasasti
Kahulunan tahun 842 menyebut adanya tokoh Sri Kahulunan yang telah menetapkan
beberapa desa sebagai daerah perdikan untuk merawat Kamulan
Bhumisambhara (nama asli Candi Borobudur). Pemerintahan Samaratungga
diperkirakan terjadi sebelum tahun 819 dan berakhir sebelum tahun 842.

Anda mungkin juga menyukai