Anda di halaman 1dari 6

1.

Sejarah Kerajaan Medang


Kerajaan Medang berdiri di Jawa Timur pada abad ke-10 dengan Ibu Kota Wantan
Mas yang terletak di kawasan sungai Brantas. Sebelumnya, Kerajaan Medang
berdiri di Jawa Tengah dengan nama Kerajaan Mataram.

Lokasi kerajaan harus pindah ke Jawa Timur karena letusan Gunung Merapi
menghancurkan Kerajaan Mataram. Berdasarkan Prasasti Mantyasih, raja pertama
Kerajaan Medang saat berada di Jawa Tengah adalah Rakai Mataram Sang Ratu
Sanjaya.

Puncak kejayaan terjadi pada tahun 898-910 masehi. Kala itu, Kerajaan Medang
dipimpin oleh Raja Balitung dan memiliki kekuasaan meliputi Bagelen di Jawa
Tengah hingga Malang di Jawa Timur.

Selain itu, ada juga yang menyebutkan puncak kejayaan Kerajaan Medang terjadi
pada masa Raja Airlangga. Hal itu tertulis dalam kitab Arjunawiwaha karya Mpu
Kanwa.

2. Raja Kerajaan Medang


Sistem pemerintahan Kerajaan Medang Kamulan adalah monarki atau sistem
pemerintahan kerajaan. Ada beberapa raja yang tertulis dalam sejarah kehidupan
politik Kerajaan Medang Kamulan setelah pindah ke Jawa Timur.

Raja pertama Kerajaan Medang di Jawa Timur bernama Mpu Sindok. Raja ini
memerintah bersama sang istri Sri Wardhani Pu Kbih selama lebih dari 20 tahun.

Ada banyak kebijakan yang dikeluarkan Mpu Sindok demi menjaga


keberlangsungan hidup Kerajaan Medang, misalnya membangun bendungan hingga
waduk.

Kemudian, Kerajaan Medang juga pernah dipimpin oleh Raja Dharmawangsa Teguh
yang merupakan cucu Mpu Sindok. Raja ini dikenal sangat peduli terhadap
rakyatnya.

Bahkah, Raja Dharmawangsa pernah menurunkan tentara guna merebut


perdagangan yang dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya. Sayang, pertempuran tersebut
nihil dan justru mengundang serangan balik.

Akibat serangan balik tersebut, Raja Dharmawangsa terbunuh. Kejadian ini dikenal
sebagai penyerangan Pralaya. Selepas dari itu, Kerajaan Medang dipimpin oleh
Raja Airlangga.

Raja Airlangga merupakan keponakan dari Raja Dharmawangsa. Ia merupakan


anak dari Raja Bali Udayana yang menikah dengan Mahendradatta atau saudara
dari Raja Dharmawangsa.

Terpilihnya Raja Airlangga karena seluruh keluarga Raja Dharmawangsa telah


terbunuh dalam penyerangan Pralaya. Sehingga Airlangga berusaha untuk
membalas dendam dan mengembalikkan kehormatan dari Kerajaan Medang.
Raja Airlangga berhasil memulihkan Kerajaan Medang dengan menaklukan raja-raja
di bawah Kerajaan Sriwijaya. Ia pun memindahkan Ibu Kota Kerajaan Medang ke
Kahuripan.

Baca juga:

Rahasia Candi Keboireng Makin Misterius dengan Ditemukannya Kepala


Kala

3. Keruntuhan Kerajaan Medang


Runtuhnya Kerajaan Medang Kamulan dimulai setelah dipimpin oleh Raja Airlangga.
Kerajaan tersebut terpaksa dibagi menjadi dua kerajaan, yakni Kerajaan Janggala
dan Kerajaan Kediri.

Keputusan tersebut dilakukan oleh Raja Airlangga guna mencegah terjadinya


perang saudara. Diketahui, sang putri dari permaisuri Raja Airlangga memutuskan
untuk tidak terlibat dalam kerajaan dan menjadi seorang petapa.

Akhirnya, Kerajaan Medang diberikan putra-putra dari selir Raja Airlangga. Sehingga
sejarah Kerajaan Medang berakhir di zaman pemerintahan ini.

4. Peninggalan
Ada banyak peninggalan Kerajaan Medang Kamulan yang tercatat oleh sejarah.
Pertama Prasasti Mpu Sindok yang menceritakan kehidupan politik Kerajaan
Medang Kamula di masa Mpu Sindok.

Kemudian, Prasasti Bangli yang menceritakan pembangunan candi sebagai tempat


peristirahatan sang mertua dari Mpu Sindok, Rakyan Bawang.

Selain prasasti, Kerajaan Medang juga memiliki peninggalan candi seperti, Candi
Prambanan, Candi Kalasan, dan Candi Ijo yang terletak di Jawa Tengah

Kerajaan Kediri merupakan salah satu kesultanan yang berdiri di Nusantara


pada zaman dulu. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1041 di Kediri, Jawa Timur
saat Airlangga mundur dari jabatannya sebagai raja Kahuripan.

Selama berdiri, kesultanan ini menjadi salah satu kerajaan yang sangat
berkembang pesat. Terlebih di sektor ekonomi karena perdagangan tak hanya
mengandalkan dari dalam negeri tetapi juga internasional.

1. Pecahan Kerajaan Kahuripan


Kerajaan Kediri berdiri dari pemecahan kerajaan Kahuripan pada tahun 1041.
Pemecahan ini sengaja dilakukan oleh Raja Airlangga demi menghindari
perebutan tahta antara kedua anaknya. Kerajaan Panjalu atau Kediri dipimpin
oleh Jayawangsa sementara Kerajaan Jenggala dipimpin oleh Jayengrana.

Kerajaan kediri sempat hilang dari panggung sejarah. Kemudian muncul


kembali pada tahun 1116 dipimpin Raja Bameswara. Adapun, kerajaan yang
terletak di dekat aliran sungai Brantas ini menjadi kerajaan yang berkembang
pesat karena perdagangannya yang maju. Raja-raja yang memimpin Kediri
diketahui mampu memindahkan perdagangan dari pelabuhan Hujung Galuh di
Kahuripan ke pelabuhan Canggu tempat kekuasaannya.

2. Raja
Setelah sempat hilang dari panggung sejarah, muncul nama Raja Bameswara
yang memimpin kerajaan ini pada tahun 1116. Pemerintahan Bameswara
berlangsung sampai 1134 yang kemudian dilanjutkan Raja Jayabaya.

Selain Jayengrana, ada dua raja yang dikenal akan prestasinya memimpin
kerajaan Kediri. Pertama, adalah Jayabaya yang memimpin pada tahun 1135
sampai 1157. Ia diketahui mampu menyatukan kerajaan Jenggala ke dalam
kekuasaan miliknya.

Selain itu, raja selanjutnya adalah Kameswara yang memimpin di tahun 1182
hingga tahun 1185. Ia dikenal akan kemampuannya mengembangkan
kesusastraan, di antaranya Smaradhana karya Mpu Dharmaja.

Selain itu, ada juga cerita Panji yang terkenal akan lika-liku percintaan Panji
Asmarabungun dengan istri yang bernama Galuh Candrakirana atau Dewi
Sekarjati.3. Masa Kejayaan

Masa kejayaan Kerajaan Kediri berhasil ditulis oleh Jayengrana. Pasalnya,


selain memiliki perdagangan yang hebat di masa ini mereka juga berhasil
meningkatkan perekonomian dari sisi pertanian.

Hal itu bahkan, tertulis dalam peninggalan Prasasti Sirah Keting yang
berangka tahun 1104 masehi. Tertulis di sana bahwa rakyat Kediri telah meraih
prestasi hebat sehingga memperoleh hadiah dari raja Jayengrana.

Kerajaan ini diketahui berakhir setelah terjadi perselisihan penguasa di


Tumapel. Akhirnya, kerajaan Kediri runtuh dan menjadi bagian dari Kerajaan
Singosari yang dipimpin oleh Ken Arok.

peninggalan Kerajaan Kediri,


1. Candi Tondowongso. ...
2. Candi Panataran. …
3. Candi Gurah. ...
Candi Mirigambar. ...
Candi Tuban. ...
Prasasti Kamulan. ...
Prasasti Galunggung. ...
Prasasti Jaring.

Kerajaan Singosari didirikan oleh Ken Arok dengan gelar Sri Rangga Rajasa Sang
Amurwabhumi. Puncak kejayaan Kerajaan Singosari ini terjadi pada masa pemerintahan Sri
Maharajadiraja Sri Kertanegara.

Singosari pun mengalami keruntuhan karena dua hal yaitu tekanan luar negeri dan
pemberontakan dalam negeri. Kerajaan Singosari adalah bagian sejarah yang penting dari
Kabupaten serta Kota Malang.

1. Lokasi

Kerajaan Singosari yang bercorak Hindu-Budha ini terletak di Tumapel sebelah timur
Gunung Kawi (sekarang daerah Singosari, Malang, Jawa Timur). Kerajaan Singosari
merupakan penyatuan wilayah Kediri dan Tumapel.

2. Berdiri Tahun 1222

Dalam wawancara detikTravel beberapa waktu lalu, Sejarahwan Universitas Negeri Malang
(UM) Dwi Cahyono mengatakan, pusat pemerintahan Kerajaan Singosari atau Tumapel
berdiri mulai tahun 1222 atau abad ke-13 sampai 1292 Masehi. Hal ini didapatkan dari
acuan dari Kitab Pararaton di mana disebutkan bahwa Kota Raja adalah pusat
pemerintahan masa awal Kerajaan Singosari yang dipimpin Ken Arok sampai Raja
Wisnuwardhana.

3. Jejak Peninggalan Sejarah

Bagi Traveler yang ingin melihat jejak peninggalan sejarah bisa menyusurinya di Kutho
Bedah. Tempat ini berada di Kelurahan Kotalama, Kecamatan Kedungkandang, Kota
Malang. Secara geografis Kutho Bedah ada di bagian Timur Kota Malang.

Kutho Bedah dulunya adalah sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Singosari yaitu secara
geo strategis atau sudut pandang pusat pemerintahan.

Dwi Cahyono juga menjelaskan, "Jadi Kutho Bedah dengan geografisnya memiliki fungsi
alamiah sebagai benteng sekaligus pusat pemerintahan di dalamnya. Bekas parit dan
reruntuhan bata dulu sebelum hadirnya pemukiman bisa ditemui. Begitu juga dengan
temuan arkeologis lain, seperti gerabah, pecahan keramik, arca, dan umpak."

4. Peninggalan Kerajaan Singosari

Beberapa waktu lalu situs purbakala ditemukan di Dusun Nanasan, Desa Ngawonggo,
Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang. Bentuknya seperti petirtaan (tempat pemandian
suci) dan diyakini ini adalah peninggalan Kerajaan Singosari atau Majapahit.

Selain itu, salah satu peninggalan yang tersisa adalah Prasasti Godang yang menjadi tanda
kekuasaan Singosari di Mojokerto. Batu prasasti ini ditemukan di sawah milik Atkim, Dusun
Rejoso, Desa/Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto.

- Kerajaan majapahit berada di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.


Kerajaan ini merupakan kerajaan Hindu terbesar yang menyatukan nusantara.

Banyaknya sisa-sisa peninggalan kerajaan majapahit, kini dijadikan sebagai daya


tarik wisata. Di Kecamatan Trowulan, terdapat candi yang memiliki nilai sejarah, dan
pendopo agung yang diperkirakan menjadi pusat kerajaan.

Tempat wisata yang menjadi daya tarik yakni di sekitar wilayah kerajaan Majapahit
seperti Candi Wringin Lawang, Museum Trowulan Mojokerto, dan Maha Vihara
Mojopahit. Semua tempat wisata tersebut wajib dikunjungi untuk memperdalam
mengenai sejarah Majapahit.

Baca juga: Kerajaan Demak, Sejarah, dan Peninggalan


Kerajaannya

Berikut Sejarah, Kejayaan, dan Raja-raja Kerajaan Majapahit:

Sejarah Singkat Kerajaan Majapahit

Kerajaan majapahit terlahir pada hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja. Raden
Wijaya bertahta pada 1293 hingga 1309 dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.

Awalnya, Majapahit berpusat di Mojokerto, Jawa Timur. Pada era Jayanegara (1309-
1328), ibu kota dipindahkan ke Trowulan sejak Girindrawardhana berkuasa dan
pusat Majapahit berpindah lagi ke Kediri.

Kejayaan Majapahit
Hayam Wuruk disebut Rajasanagara yang memerintah Majapahit pada 1350-1389.
Pada puncak kejayaan dibantu oleh mahapatihnya yakni di bawah perintah Gajah
Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.

Wilayah yang dikuasai mencakup seluruh nusantara yakni sampai seluruh


nusantara, Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Sulawesi. Adapun di Kepulauan
Nusa Tenggara, Maluku, dan papua, sekitar 98 kerajaan pada saat itu ada pada
genggaman Majapahit.

Baca juga: Menyusuri Jejak Islam di Sembalun Lombok


Timur

Raja-raja Majapahit

Para penguasa Majapahit merupakan penerus dari keluarga kerajaan Singhasari.


Berikut daftar penguasa Kerajaan Majapahit:

-Raden Wijaya (1293-1309)


-Kalagamet (1309-1328)
-Sri Gitaraja (1328-1350)
-Hayam Wuruk (1350-1389)
-Wikramawardhana (1389-1429)
-Suhita (1429-1447)
-Kertawijaya (1447-1451)
-Rajasawardhana (1451-1453)
-Purwawisesai atau Girishawardhana (1456-1466)
-Bhre Pandansalas atau Suraprabhawa (1466-1468)
-Bhre Kertabumi (1468-1478)
-Girindrawardhana (1478-1498)
-Patih Udara (1498-1518)
Berikut beberapa peninggalan kerajaan ini.
● Candi Cetho. Candi Cetho berada di Dusun Ceto Kec. Jenawi, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah. ...
● Kitab Negarakertagama dan Sutasoma. Kitab Negarakertagama dan
Sutasoma juga merupakan peninggalan kerajaan Majapahit.

Anda mungkin juga menyukai