Anda di halaman 1dari 2

Pjok bab2

1. Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga lempar dalam atletik yang dilakukan
dengan cara menolak atau mendorong peluru atau bola yang terbuat dari logam
sejauh mungkin dari titik lempar menuju titik pendaratan menggunakan teknik
tertentu. Tidak seperti olahraga cabang lempar lainnya, yaitu lempar cakram, lempar
lembing, dan lempar martil, tolak peluru dapat dilakukan di
lapangan indoor maupun outdoor. Hal ini disebabkan tolak peluru tidak membutuhkan
area pendaratan yang luas, tidak lebih dari 25 meter.

Meski terlihat mudah dilakukan, tolak peluru tergolong olahraga berat yang tidak dapat
dilakukan sembarangan. Ada dua faktor yang menentukan dalam olahraga tolak peluru,
yaitu postur tubuh atlet dan penguasaan tekniknya.

2. Teknik memegang peluru dengan jari-jari renggang.


Teknik memegang peluru dengan jari-jari agak rapat.
Teknik memegang peluru dengan jari-jari agak renggang.

3. 1. Fase Persiapan
Mengambil posisi dengan membelakangi arah daerah lemparan dan berat badan berada di atas
tungkai kanan. Sambil merendahkan badan, angkatlah tumit dari tungkai penopang, sementara
tungkai belakang diangkat sedikit ke belakang atas. Selanjutnya tekuklah segera tungkai
penopang hingga kedua tungkai tertekuk dan posisi badan menjadi lebih rendah dan
membungkuk ke depan.

2. Fase meluncur
Luruskan tungkai kanan dengan cara menolak atau menghentakkan telapak kaki dan tumit ke
lantai dan bersamaan dengan gerakan ini, tungkai kiri ditendangkan dengan kuat ke arah balok
stop.

Gerakan persendian di atas dapat mempertahankan suatu keseimbangan tubuh, yang menandai
suatu luncuran kaki kanan meninggalkan lantai, seraya dengan cepat ditarik ke posisi bawah
badan, tepat di titik pusat lingkaran sambil tungkai kiri hampir serentak menjangkau lantai dekat
ke arah balok stop dan sedikit ke arah kiri garis lemparan.
Kedua kaki mendarat dengan telapak kaki sementara badan tetap membungkuk, sambil kedua
bahu dan kepala tetap membelakangi arah lemparan, sementara titik berat badan dipusatkan di
tungkai kanan.

3. Fase akhir
Dimulai dengan pemutaran kaki kanan dan lutut ke depan dan dilanjutkan dengan pelurusan
kedua tungkai. Pinggul digeser menyamping berat badan di antara kedua kaki. Bahu kiri dibuka
ke depan dan bahu kanan diangkat dan diputar ke kiri, badan dibawa ke atas sedikit membusur
dan gerakan ini didahului oleh gerakan putaran bagian bawah badan.

4. Tolakan
Sementara bahu dan lengan kanan mendorong peluru ke depan dan bahu kiri meneruskan
gerakannya ke depan sejauh mungkin.Tolakan diselesaikan ketika bertumpu di tungkai kiri dalam
keadaan lurus sambil tangan memberi dorongan terakhir pada peluru.

Pada saat ini pelempar menghentikan laju badan ke depan melalui pergantian kaki, tungkai kiri
bergerak ke belakang dan tungkai kanan bergerak ke depan, berat badan dipindahkan ke tungkai
kanan dan badan diturunkan ke arah bawah.
4. Untuk menangkis serangan lawan
Untuk melindungi diri dari pukulan lawan
5. Pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga seni bela diri yang dilakukan
dengan gerakan pukulan dan juga tendangan. Pencak silat sebagai salah satu seni
bela diri juga banyak dipelajari oleh masyarakat Indonesia sebagai cara untuk
membela diri dari serangan yang dapat membahayakan diri.
Seni bela diri ini juga termasuk ke dalam cabang olahraga yang ditandingkan
dalam pertandingan tingkat nasional yaitu PON atau Pekan Olahraga Nasional.
Bahkan pencak silat juga ditandingkan dalam pertandingan internasional yaitu
SEA Games atau Pesta Olahraga Asia Tenggara.
Dalam buku Martial Arts of the World: An Encyclopedia of History and
Innovation, Thomas A Green (2010: 324) seni bela diri pencak silat ini dikenal
secara luas di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina Selatan, dan
Thailand Selatan.

Anda mungkin juga menyukai