Anda di halaman 1dari 9

Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik.

Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru: 1.1 Tolak Peluru Tolakan adalah suatu cerakan menyalurkan tenaga pada suatu benda yang menghasilkan kecepatan pada benda tersebut dan memiliki daya dorong kemuka yang kuat, perbedaan dengan melempar terletak pada saat melepaskan bendanya, pada menolak pergelangan tidak bergerak dan tenaga diperoleh dari gerakan meluruskan sikut (Djumidar, 2001). Jadi, yang terpenting dalam tolak peluru adalah peluru harus didorong keluar dengan kecepatan maksimal, dengan sudut kira-kira 40 derajat, dan pada saat posisiuntuk menolak harus bertumpu pada kaki yang paling kuat.

   

Untuk senior putra = 7.257 kg Untuk senior putri = 4 kg Untuk yunior putra = 5 kg Untuk yunior putri = 3 kg

A. Teknik Dasar Tolak Peluru Teknik Memegang Peluru Ada 3 teknik memegang peluru : Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Untuk orang yang berjari kuat dan panjang. Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru Biasa dipakai oleh para juara. Seperti cara di atas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru. Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil. Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan. Teknik Menolak Peluru Pengenalan peluru Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak membungkuk, kemudian

kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan Sikap awal akan menolak peluru Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula. Cara menolakkan peluru Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o. Sikap akhir setelah menolak peluru Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan. B. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru Cara memegang Awalan Gerakan Tolakan Sikap badan saat menolak Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru : - Menyentuh balok batas sebelah atas Menyentuh tanah di luar lingkaran - Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah - Dipangil selama 3 menit belum menolak - Peluru di taruh di belakang kepala - Peluru jatuh di luar sektor lingkaran - Menginjak garis lingkar lapangan - Keluar lewat depan garis lingkar - Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang - Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan Beberapa hal yang disarankan : Bawalah tungkai kiri merendah Dapatkan keseimbangan gerak dari kedia tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belekang Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri Beberapa hal yang harus dihindari : Tidak memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping Terlalu awal membuka badan Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan C. Peralatan Alat yang digunakan : - Rol Meter - Bendera Kecil - Kapur / Tali Rafia - Peluru a. Untuk senior putra = 7.257 kg b. Untuk senior putri = 4 kg c. Untuk yunior putra = 5 kg d. Untuk yunior putri = 3 kg - Obrient : gaya membelakangi arah tolakan - Ortodox : gaya menyamping D. Lapangan Tolak Peluru

Konstruksi : o Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari emen , aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. o Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. o Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih. o Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. o Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.

Adapun beberapa aturan keselamatan tersebut adalah:

a. Melakukan pemanasan yang cukup khususnya untuk lengan atas, lengan badan, pergelangan tangan dan tungkai; b. Peluru dalam keadaan baik dan siap digunakan untuk aktivitas ini; c. Kondisi lapangan tidak dalam keadaan becek atau basah atau membahayakan anak-anak. d. Ikuti setiap instruksi keselamatan yang datang dari Guru; e. Setiap anak yang akan melakukan tolak peluru harus masuk ke dalam tempat untuk melempar dan tidak boleh ada dua orang yang bersamaan; f. Ketika ada siswa yang melakukan tolak peluru, anak-anak yang lain harus berada di belakang yang melakukan tolakan dengan jarak yang cukup aman; g. Para siswa yang melakukan tolakan sudah memperoleh pengetahuan yang memadai cara atau teknik tolakan yang baik dan benar; h. Pada saat melakukan tolakan dan peluru terlepas dari pegangan tidak ada satupun anak yang berlari ke arah dimana peluru itu akan terjatuh;

i. Setelah peluru terjatuh ke tanah dan berhenti, maka peluru dapat di ambil dibawa ke pinggir dan di berikan kepada anak yang akan melakukan tolakan berikutnya dengan cara dipegang oleh kedua tangan dengan balk, kalaupun digelindingkan pastikan si anak slap menerimanya; j. Anak-anak melakukan aktivitas gerak pendinginan setelah melakukan aktivitas gerak melakukan tolakan. Tolakan Berdiri, Yang menggunakan tolakan dengan tangan kanan, posisinya sebagai berikut: Dagu, lutut dan ujung kaki kanan harus berada pada satu garis lurus vertical. Punggung jangan membungkuk Jarak antara kedua kaki adalah dua atau tiga kaki tergantung tingginya atlet dan ujung kiri sejajar dengan tumit kaki kanan Gerakan terakhir Badan diputar ke posisi semula waktu menolak. Selama gerakan ini harus ditekankan kecepatan panggul sebelah kanan, siku tetap di belakang peluru dan mengikutimya dengan gerak lengan yang cepat. Pundak kiri tidak boleh turun dalam gerakan ini. Teknik Dasar Tolak Peluru by on DECEMBER 8, 2011

Teknik dasar tolak peluru merupakan cara awal yang perlu dipelajari oleh seseorang ketika akan melakukan olahraga tolak peluru, tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil tolakan yang kuat dan sempurna. Teknik dasar tolak peluru ini

terdapat beberapa teknik, diantaranya : cara memegang paluru, meluncur, dan menolak. 1. Cara memegang peluru Cara memegang peluru ada tiga macam :


Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada disamping peluru, sedangkan ibu jari berada dalam sikap sewajarnya, Cara ini hanya sesuai bagi orang yang jari-jarinya kuat. jari-jari merapat ke belakang peluru dan ibu jari agak dibuka ke samping, cara ini biasanya dipakai oleh atlet-atlet yang mendapatkan juara. cara yang ketiga sama halnya seperti cara yang di atas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedang letak jari kelingking juga berada di belakang peluru, cara ini sangat cocok bagi orang yang tangannya agak kecil.

2. Cara meletakkan peluru di leher Teknik dasat tolak peluru ini adalah dengan cara meletakkan peluru dileher, pertama ambil peluru dan peganglah dengan memilih salah satu jenis pegangan di atas. kemudian letakkan peluru di leher bagian samping kanan depan dengan telapak tangan menghadap ke atas, untuk lebih meyakinkan letakkan ibu jarinya di atas tulang selangka, kemudian angkat siku sejajar dengan bahu, miringkan kepala ke arah peluru. sikap ini dapat membantu mengokohkan posisi peluru di leher. 3. Cara meluncur terdapat tiga gaya meluncur dalam teknik dasar tolak peluru, diantaranya : meluncur dengan gerakan menggeser kaki ke samping atau dikenal dengangaya menyamping dan meluncur dengan gerakan menggeser kaki ke belakang arah lemparan, gaya ini lebih dikenal dengan sebutan gaya membelakang..
4. D. Lapangan Tolak Peluru

5. 6. Konstruksi : o Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang cocok yang
dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari emen , aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. o Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. o Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih. o Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. o Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.

Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru:
   

Untuk senior putra = 7.257 kg Untuk senior putri = 4 kg Untuk yunior putra = 5 kg Untuk yunior putri = 3 kg

Tolak Peluru (Shot Put) Teknik-teknik yang perlu dipelajari dalam tolak peluru antara lain: A. Teknik Memegang Peluru Cara memegang peluru, yaitu: 1. Peluru diletakkan pada telapak tangan bagian atas 2. Jari-jari tangan direnggangkan atau dibuka, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk dipergunakan untuk menekan dan memegang peluru bagian belakang. Sedangkan jari kelingking dan ibu jari dipergunakan untuk memegang atau menahan peluru bagian samping agar tidak jatuh atau tergelincir. 3. Setelah peluru tersebut dipegang dengan baik, kemudian letakkan pada bahu dan menmpel (melekat) di leher. Siku diangkat ke samping, sedikit serong ke depan. 4. Pada waktu memegang dan meletakkan peluru pada bahu, usahakan agar seluruh badan dan tangan dalam keadaan lemas (rileks). Tangan dari lengan yang lain membantu menjaga keseimbangan. Perhatikan gambar peragaan di bawah ini! B. Teknik Sikap Badan pada Waktu akan Menolak Terdapat 2 teknik sikap badan pada waktu akan menolak, yaitu: a. Gaya ortodok (menyamping) Berdiri tegak menyamping kea rah tolakan, kedua kaki dibuka lebar (kangkang), kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dibengkokkan ke depan, sedikit serong ke samping kanan, berat badan berada pada kaki kanan, dan badan agak condong ke samping kanan. Tangan kanan memegang peluru pada bahu (pundak), tangan kiri dibengkokkan, berada di depan sedikit agak serong ke atas lemas. Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan. Pandangan diarahkan kea rah sasaran (tolakan). Perhatikan gambar peragaan di bawah ini! b. Gaya OBrien (membelakangi) Hal yang membedakan antara gaya ortodoks dan gaya OBrien adalah sikap awal. Pada gaya ortodoks sikap badan menyamping, sedangkan pada gaya OBrien membelakangi arah tolakan. C. Cara Mengambil Awalan (Ancang-Ancang) a. Cara menyamping (ortodoks) Bila menggunakan gaya ortodoks, sikap badan menyamping arah tolakan mulai dari sikap permulaan sampai dengan bergerak ke depan untuk menolakkan peluru. Perhatikan gambar peragaan di bawah ini!

b. Cara membelakangi lawan (OBrien) Bila menggunakan gaya OBrien, sikap badan membelakangi arah tolakan mulai dari sikap permulaan sampai dengan bergerak ke depan untuk menolakkan peluru. Gaya tolak peluru denagn membelakangi itu disebut juga gaya OBrien, karena orang yang pertama kali mempergunakan dan sekaligus memperkenalkan gaya tersebut bernama Parry OBrien. Gaya tersebut dipergunakan pada saat penyelenggaraan Olimpiade Helsinky pada tahun 1952. Perhatikan gambar peragaan di bawah ini! D. Teknik Setelah Gerakan Akhir Menolak Teknik setelah gerakan akhir menolak, yaitu: a. Setelah peluru lepas dari tangan, secepatnya kaki belakang diturunkan atau mendarat menempati tempat kaki depan/kaki tumpu dengan lutut agak dibengkokkan. b. Selanjutnya kaki tumpu diangkat ke belakang lururs dan lemas untuk membantu menjaga keseimbangan. c. Badan condong ke samping kiri depan, dagu diangkat, pandangan ke arah jatuhnya peluru. d. Tangan kanan dibengkokkan berada di depan sedikit agak ke bawah badan, tangan atau lengan kiri lemas lurus ke belakang untuk membantu menjaga keseimbangan. Perhatikan gambar peragaan di bawah ini! E. Hal-Hal yang Harus Dihindari dalam Tolak Peluru Awalan Membelakangi Hal-hal yang harus dihindari sebagai berikut: a. Sikap posisi awal tidak seimbang, kaki kanan melakukan gerakan lompatan. b. Tidak menarik kaki kanan cukup jauh ke bawah badan. c. Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang. d. Gerakan kaki terlalu ke samping kiri. e. Terlalu cepat menggerakkan badan. F. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Tolak Peluru Awalan Membelakangi Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut: a. Pelihara kaki selalu rendah dan bertahan kuat-kuat. b. Lakukan gerakan kaki kiri mendorong ke belakang c. Usahakan pinggang kiri dan bahu menghadap ke belakang jauh. d. Putarlah kaki kanan ke dalam selama meluncur. e. Usahakan lengan kiri dalam posisi tertutup.

G. Gambar atau Bentuk Lapangan Tolak Peluru B. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru : - Menyentuh balok batas sebelah atas - Menyentuh tanah di luar lingkaran - Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah - Dipangil selama 3 menit belum menolak - Peluru di taruh di belakang kepala - Peluru jatuh di luar sektor lingkaran - Menginjak garis lingkar lapangan - Keluar lewat depan garis lingkar - Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang - Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan Beberapa hal yang disarankan : Bawalah tungkai kiri merendah Dapatkan keseimbangan gerak dari kedia tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belekang Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri Beberapa hal yang harus dihindari : Tidak memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping Terlalu awal membuka badan Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan C. Peralatan Alat yang di gunakan : - Rol Meter - Bendera Kecil - Kapur / Tali Rafia - Peluru a. Untuk senior putra = 7.257 kg b. Untuk senior putri = 4 kg c. Untuk yunior putra = 5 kg d. Untuk yunior putri = 3 kg - Obrient : gaya membelakangi arah tolakan - Ortodox : gaya menyamping

7.

Anda mungkin juga menyukai