Tolak peluru merupakan diantara dari banyak cabang olahraga atletik. Bola besi
yang berat harus dilemparkan oleh atlet tolak peluru dengan sejauh mungkin.
Peluru yang berbentuk bola besi ini adalah alat utama dalam bidang olahraga ini,
yakni sebuah besi bulat berbentuk bola.
Peluru besi berbentuk bola tersebut dilemparkan dengan cara di tolakkan ke arah
tujuan. Dalam melakukan tolakanya dapat menggunakan gaya menyamping atau
membelakangi sektor lemparan.
Contents
Lingkaran Tolak Peluru berkonstruksi terbuat dari besi, baja atau bahan lainya
yang sejenis untuk di lengkungkan. Pada bagian atasnya harus rata dengan muka
tanah luarnya. Bagian lingkaran dalam tolak terbuat dari semen, aspal dan bahan
lainya yang sejenis berbentuk padat namun tidak licin.
Peluru telah dipegang dengan baik sesuai cara diatas, maka selanjutnya peluru
ditempelkan di leher pada bawah rahang dan didukung dengan tangan. Peluru
bagian atas ditempelkan pada dagu dan siku pada 90 derajat.
1. Persiapan
Berdiri santai sambil mengangkang selebar bahu, dengan posisi menyamping pada
tolakan. Tangan kanan menggengam peluru lalu diletakan pada leher bagian
bawah rahang dan menempel pada bahu. Bagian siku tangan kiri dibengkokan
pada dada dengan pandangan ke arah tolakan.
2. Gerakan
Gerakanlah kaki yang terdekat dengan sektor lemparan untuk ayunan persiapan
menolak. Ketika kaki mengayun ke depan, putarlah pinggang mengarah ke sektor
lemparan, maka pinggul membantu untuk mendorong terhadap arah depat atas,
dan tubuh akan condong ke depan dengan pandangan tetap fokus ke arah tolakan.
3. Akhir
Gerakan kaki kanan ke depan untuk menggantik kaki kiri sebagai tumpuan.
Luruskan kaki kiri ke belakang dengan santai, lalu lutut kaki kanan agak sedikit
menekuk dan pastinya dengan pandangan yang tetap tertuju ke arah tolakan
Baca Juga :
Terdapat beberapa gerakan dan jenis gaya tolak peluru, diantaranya ialah :
Dari keempat macam dan gaya ini terbagi dua gaya yang akan dibahas, ialah gaya
samping dan gaya belakang.
1. Peluru siap dipegang pada tangan kanan lalu diletakkan dipangkal leher
seperti yang disebutkan diatas yakni cara memegang peluru pada tolak
peluru.
2. Sikap permulaan berdiri agak miring, arah tolakkan berada disebelah kiri
badan. Lutut kaki kanan ditekuk, kaki kiri diarahkan menjulur kebelakang
lurus namun tetap santai dan lemas lalu berpijak pada ujung kaki. Lengan
kiri diangkat santai hingga setinggi bahu atau lebih. sebagian besar berat
badan tertumpu pada kaki kanan, namun pandangan kedepan dan agak ke
bawah.
3. Sebelum meluncurkan kekiri, baiknya kaki kiri di angkat ke depan serta
melingkar ke sisi kiri dan kembali mempijakan ditempat semula. Ayunkan
kaki kiri ini untuk mendapat gerakkan pendahuluan, hanya untuk
mendapatkan pendahuluan (seperti kuda-kuda). Maka gerakkan
pendahuluanya untuk mendapatkan keseimbangan. lalu gerakan
pendahuluan tersebut cukup dilakukan 2 sampai 3 kali.
4. Setelah badan seimbang dan cukup kuat, maka pada ayunan kaki yang
terakhir, kaki kiri tersebut tidak harus diletakkan ditanah, namun lebih baik
lagi agak ditarik kekanan sehingga posisi pangkal betis kiri berada
dibelakang betis atau kaki kanan, bahkan lebih ke kanan lagi seperti
menyilang. Kaki kiri digoyangkan secara cepat kesisi kiri sambil
menolakan kaki kanan. Tolakan kaki kanan tersebut agak datar dan rendah,
bukan meloncat atau melambung. Akhir dari gerakkan meluncur ke kiri
ini, kaki kanan turun terlebih dulu kira-kira seperti pada pusat lingkaran,
bahkan kaki kiri terus dijulurkan jauh kesisi kiri, seperti saat mempijakan
ditanah ujung telapak kaki mendekati sedikit menyentuh bidang pada
balok penahan. Saat seperti itu sikap posisi menolak seperti yang telah
disebutkan diatas.
5. Dari posisi menolak ini, perlu segera di tolakkan dengan yang telah
diuraikan diatas.