Anda di halaman 1dari 4

TOLAK PELURU

Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik dalam nomor lempar.
Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Peluru ini
merupakan peralatan utama dalam olahraga ini. Bentuknya bulat seperti bola dan
terbuat dari besi. Tolak peluru yaitu olahraga atletik dengan menggunakan peluru.
Peluru dilempar dengan cara ditolakkan ke arah sasaran. Dalam
melaksanakan tolakan, kamu dapat menggunakan gaya menyamping atau
membelakangi sektor lemparan.
1. Berat peluru disesuaikan dengan penggunanya, antara lain:
a. Untuk senior putra = 7,257 kg
b. Untuk senior putri = 4 kg
c. Untuk junior putra = 5 kg
d. Untuk junior putri = 3 kg
2. Lapangan Tolak Peluru

Konstruksi : Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain
yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan
tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen ,aspal atau bahan
lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar
antara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. Garis
lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada
kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam
lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan
harus di cat putih. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai
dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi
dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm,
panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.

3. Teknik tolak peluru


a. Cara memegang peluru
Supaya dalam menolak peluru dapat berhasil secara maksimal
dan tidak jatuh, maka perlu memperhatikan cara-cara memegang
peluru dengan benar. Adapun cara memegang peluru, sebagai berikut.
 Peluru diletakkan pada telapak tangan dan dipegang jari-jari tangan.
 Peluru diletakkan di atas jari telunjuk, tengah, dan jari manis. Sedang ibu
jari dan kelingking menahan peluru di samping.
 Peluru diletakkan di atas jari-jari, sedang ibu jari sebagai penahan.
b. Cara meletakkan peluru
Setelah peluru dipegang dengan benar, kemudian peluru ditempelkan
pada leher di bawah rahang dan didukung dengan tangan. Peluru bagian
atas menempel pada dagu dan siku tidak lebih dari 90 derajat.
c. Cara menolak
1) Persiapan
Berdiri kangkang, rileks selebar bahu, posisi menyamping arah
tolakan. Tangan kanan memegang peluru dan letakkan pada leher di
bawah rahang dan menempel bahu. Siku tangan kiri dibengkokkan di
depan dada. Pandangan ke arah tolakan.
2) Gerakan
Gunakan kaki yang terdekat dengan sektor lemparan sebagai kaki
ayun untuk persiapan menolak. Pada saat kaki ayun di depan, putar
pinggang ke arah sektor lemparan dan pinggul membantu untuk
mendorong ke arah depan atas, dan tubuh condong ke depan.
Pandangan tertuju ke arah tolakan
3) Akhir
Kaki kanan digerakkan ke depan menggantikan kaki kiri sebagai
tumpuan. Kaki kiri lurus ke belakang dengan rileks, lutut kaki kanan agak
ditekuk. Pandangan tertuju ke arah tolakan.
d. Gaya Tolakan
Dalam tolak peluru ada 2 gaya tolakan yang dapat dilakukan, yaitu :
1) Gaya ortodok/menyamping
Gaya ortodok adalah suatu gerakan menolak pada cabang tolak
peluru dan posisi tubuh menyampingi sector tolakan, gerakan ini juga
disebut gaya menyamping. Cara melakukan tolakan :
 Posisi tubuh berdiri ditengah lapangan tolak dan menyampingi sector
lemparan
 Tangan kanan keatas sambil membawa peluru
 Tangan ditekuk dan peluru diletakkan dileher tepatnya berada dibawah
telinga
 Kaki kanan dibuka selebar bahu
 Condongkan badan kedepan
 Ayunkan kaki kiri
 Kaki kanan lompat dan geser kekiri
 Lakukan tolakan dengan cara mendorong peluru (bukan lempar
peluru)
 Kaki kanan melangkah kedepan sebagai gerak lanjutan
2) Gaya o’bryan
Gaya o’bryan adalah suatu gerakan menolak pada cabang tolak
peluru dan posisi tubuh membelakangi sector tolakan, gaya ini sering
disebut sebagai gaya membelakangi. Cara melakukan tolakan :
 Posisi tubuh berdiri ditengah lapangan tolak peluru dan membelakangi
sector lemparan.
 Tangan kanan keatas sambil membawa peluru.
 Tangan ditekuk dan peluru diletakkan dileher tepatnya berada dibawah
telinga.
 Kaki kanan melangkah kedepan diikuti dengan condongan badan
kedepan.
 Ayun kaki kiri
 Kaki kanan digeser kebelakang
 Kemudian putar tubuh dan lakukan tolakan
 Kaki kanan melangkah kedepan sebagai gerak lanjutan.
3) Teknik Setelah Gerakan Akhir Menolak
Teknik setelah gerakan akhir menolak, yaitu:
 Setelah peluru lepas dari tangan, secepatnya kaki belakang diturunkan
atau mendarat menempati tempat kaki depan/kaki tumpu dengan lutut
agak dibengkokkan.
 Selanjutnya kaki tumpu diangkat ke belakang lururs dan lemas untuk
membantu menjaga keseimbangan.
 Badan condong ke samping kiri depan, dagu diangkat, pandangan ke
arah jatuhnya peluru.
 Tangan kanan dibengkokkan berada di depan sedikit agak ke bawah
badan, tangan atau lengan kiri lemas lurus ke belakang untuk
membantu menjaga keseimbangan.
e. Kegagalan Tolakan Peluru
1) Menyentuh balok batas sebelah atas,
2) Menyentuh tanah di luar lingkaran,
3) Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah,
4) Dipanggil selama 3 menit belum menolak,
5) Peluru ditaruh di belakang kepala,
6) Peluru jatuh di luar sektor lingkaran,
7) Menginjak garis lingkaran lapangan,
8) Keluar lewat depan garis lingkaran,
9) Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang,
10) Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan.

Anda mungkin juga menyukai